Laman

Kamis, 18 Juni 2015

Marhaban ya Ramadan.

Tak terasa, akhirnya kita kembali tiba di bulan Ramadan. Alhamdulillah...

Kali ini menyenangkan sekali seluruh umat muslim di Indonesia memulai Ramadan di hari yang sama.

Selamat menunaikan ibadah bulan Ramadan teman-teman. Semoga Allah SWT melimpahkan banyak berkah dan menganugerahi kesehatan.



Sambil menunggu waktu berbuka, bisa sambil membaca tiga novelku yang bertema Islami. Paaas banget deh ceritanya...

Ada "Tahajud Cinta di Kota New York" yang berkisah tentang gadis Indonesia bernama Dara Paramitha. Gadis fashionable yang justru mendapat hidayah di New York.

Ada "Hatiku Memilihmu", lanjutan kisah Dara Paramitha dan Brad Smith yang semakin seru dan menyejukkan.

Ada "Pertemuan Jingga" tentang Anthea yang berusaha keras beradaptasi berada di sebuah tempat yang jauh dari kota tempat ia biasa tinggal. Ia pun terpaksa bekerja tak sesuai dengan keahliannya sebelumnya. DI sebuah Pertanian cabai yang penuh misteri. Penuh hal mistis padahal berada di sebuah desa yang penduduknya rajin beibadah. Ada apa di tempat yang dijuluki Bukit Merah ini?

Di mana Islaminya? Yuuuuk baca dulu baru deh bisa merasakan sendiri .... ^_^


Sabtu, 13 Juni 2015

JURASSIC WORLD, film yang kutunggu-tunggu

Photo from https://en.wikipedia.org/wiki/Jurassic_World

Sejak tahun lalu, ketika tahu film ini akan dibuat, aku sudah nggak sabar ingin menontonnya. Saat menonton Jurassic Park pertama kali dulu, aku suka sekali dengan kisah hewan-hewan yang sudah punah lalu dihidupkan kembali ini. Rasanya menakjubkan membayangkan hewan-hewan besar dengan bentuk yang luar biasa ini pernah hidup di bumi ini.

Jurassic Park ke-2 aku rasakan sudah tidak seseru yang pertama walau masih bisa dinikmati. Tapi Jurassic Park ke-3, benar-benar tidak sesuai harapanku. Ide tentang T-Rex yang terdampar di New York terlalu dipaksakan dan jadi mirip Godzilla.

Sampai kemudian kisah tentang hewan-hewan yang sudah punah ini dibuat lagi. Saat melohat trailernya, aku sudah bisa merasakan kali ini lebih bagus dari Jurassic Park ke-2 dan ke-3.

Semula aku berniat akan menontonnya di hari pertama pemutarannya di Indonesia. Tapi karena suatu hal, akhirnya aku undur esok harinya, tanggal 11 Juni aku memutuskan ke mal memanjakan diriku sendiri. Mentraktir makan dan nonton diriku sendiri. Asyik lhom sesekali menikmati hal yang menyenangkan sendirian :)

Aku memilih menonton di jam pertama. Sebelumnya, aku makan siang Japanesse food kesukaanku. Rice bowl beef yakiniku dengan green tea hangat.

Makan siang favorit kalau lagi ke mal :)

Bukti kalau beneran nonton ^_^

Benar saja, Jurassic World memang seruuuu. Keadaan Isla Nublar 20 tahun kemudian menjadi lebih canggih. Sudah resmi dibuka dan bisa dikunjungi. Keamanan super ketat. Teknologi serba canggih. Wuiiih terbayang betapa menakjubkannya kalau memang benar-benar ada. Dan tentu betapa mahalnya harga tiketnya.

Kisah diawali dengan Gray, seorang anak laki-laki yang sepertinya masih usia sekolah dasar atau, yang sukaaa banget dengan hewan-hewan zaman jurassic. Dia pun diizinkan berkunjung ke Jurassic World. Ditemani kakaknya Zach yang sudah SMA yang sebenarnya nggak terlalu berminat, tapi tugas dari ibunya harus mengawasi adiknya. Ibu Zach dan Gray percaya kedua anaknya akan baik-baik saja karena ada tante mereka, Claire, yang bekerja sebagai manajer operasional di Jurassic World.

Ada kisah keluarga di sini tentang kakak yang semula cuek dan menemani adiknya hanya karena ditugaskan ibunya, tapi kemudian setelah melalui berbagai kejadian dia berusaha keras melindungi adiknya. Tentang seorang tante yang saking sibuknya, merasa cukup dengan memberi akses pengunjung VIP untuk dua keponakannya. Tapi akhirnya dia menyadari saat keadaan semakin tidak terkontrol, dia mengkhawatirkan kedua keponakannya.

Ada juga tokoh Owen Grady yang kereeen abis diperankan Chris Pratt, seorang pelatih velociraptor.

Situasi Jurassic World menjadi kacau gara-gara ada dinosaurus yang sudah dimodifikasi lebih besar, lebih pintar. Dinamakan Indominus Rex. (Namanya berbau2 nama Indonesia ya? :D). Ini asalnya T-rex yang digabung dengan beberapa DNA binatang purba lainnya, di antaranya DNA velociraptor. Bayangkan ada mahluk ganas yang besaaaar banget dan pintar. Bisa menjebak manusia. Bahkan bisa menyamar seperti bunglon. Ngeriiii. Susah banget dikalahkan.

Secara keseluruhan film ini sangaaat keren. Cuma ada satu hal yang agak mengganjal. Sepatu hak tinggi Claire. Kenapa mengganjal? Silakan tonton sendiri saja deh yaaa supaya nggak spoiler :D

Setelah selesai menonton, aku nggak sangka menemukan es krim Jeju di mal itu. Padahal sebelumnya aku cari-cari di mal lain nggak ada. Ketika aku duduk beristirahat di bangku yang tersedia di lobby bawah, voila! Es krim itu ada di depanku!

Sudah pernah nyoba es krim ini? Mmm.... enak juga. Rasa green tea dan yogurt


Kamis, 04 Juni 2015

Review Film : The Theory Of Everything

Photo from http://en.wikipedia.org/wiki/The_Theory_of_Everything_(2014_film)


Tak habis-habis merasa takjub melihat film yang diadaptasi dari kisah kehidupan Stephen Hawking, dari sebuah memoar yang ditulis mantan istrinya, Jane Wilde Hawking berjudul "Travelling to Infinity: My Life with Stephen.

Stephen adalah seorang jenius fisika yang sejak muda menderita penyakit yang menyerang sarafnya. Penyakit ini disebut motor neuron disease. Penyakit ini membuatnya lumpuh, tak bisa menggerakkan kaki, tangan, tak bisa bicara bahkan menelan.

Pertama kali dokter menjelaskan penyakitnya, ia divonis hanya akan hidup selama dua tahun lagi. Tapi Jane, seorang gadis yang baru ulai dekat dengannya tetap tak surut langkah walau Stephen sudah menjelaskan keadaannya, perlahan Stephen akan kehilangan kemampuannya berjalan, menggerakkan tangan, bahkan bicara. Jane tak peduli, ia tetap mau menikah dengan Stephen.

Mungkin cinta Jane, perhatian dan perawatannya, membuat Stephen mampu melewati batas hidup yang sudah divonis dokter. Stephen hidup hingga sekarang. Malah kemudian memiliki tiga orang anak.

Namun lama kelamaan, Jane merasa lelah juga. Dia harus mengerjakan semuanya. Merawat Stephen, dan merawat anak-anak mereka. Ibu Jane menyarankan Jane untuk ikut kegiatan di luar rumah agar ia tidak depresi. Ibu jane menyarankan Jane mengikuti paduan suara gereja. Di sanalah Jane bertemu dengan Jonathan, seorang pianis yang mengiringi paduan suara gereja.

Mulanya Jonathan sering datang ke rumah keluarga Hawking sekadar untuk membantu Jane mengurus Stephen. Namun terlalu sering bersama membuat Jane dan Jonathan mulai saling tertarik. Stephen pun sebenarnya memaklumi jika Jane meninggalkannya. Dia sadar dirinya tidak berdaya melindungi Jane, dia sangat bergantung Jane.

Keadaan Stephen semakin parah saat akhirnya ia kehilangan suara. Stephen bicara melalui komputer yang ia ketik setiap kata yang akan ia ucapkan.

Menonton film ini membuatku takjub, bagaimana Stephen masih terus berkarya, menghasilkan berbagai pemikiran, menerbitkan buku walau tubuhnya sudah tak bisa bergerak bahkan dia tak bisa bicara dengan pita suaranya sendiri.

Bagaimana Stephen Hawking telah membuktikan, tak ada yang tak mungkin jika seseorang ebanr-benar mau berjuang dalam hidupnya.

Dan Jane, betapa tangguhnya perempuan ini. Ia mau menerima Stephen apa pun keadaannya walau ia tahu risiko masa depannya seperti apa.

Walau akhirnya Jane dan Stephen berpisah, tapi Jane telah membuat Stephen bertahan hidup hingga hari ini. Bahkan bukan hanya sekadar bertahan hidup, tapi juga mengisi hidupnya dengan karya-karya spektakular yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan.

Eddie Redmayne berperan sebagai Stephen hawking dan mememangkan penghargaan Oscar 2015 sebagai best actor untuk aktingnya yang cemerlang.

Menonton film ini menyadarkan kita, bahwa tak ada manusia yang sempurna. namun yang etrpenting adalah bagaimana kita bisa melihat potensi diri dan kelebihan kita, dan menjadikannya sebagai sesuatu yang membuat hidup kita menjadi berarti.

Ayooo nonton ^_^

Minggu, 31 Mei 2015

Review Film : CORALINE

Photo from http://www.imdb.com/media/rm1274647808/tt0327597?ref_=tt_ov_i

Hati-hati dengan keinginanmu...

Film yang menarik, animated 3D dark fantasy film. Produksi tahun 2009. Diadaptasi dari novel karya Neil Gaiman.

Coraline Jones adalah seorang anak berusia 11 tahun yang baru saja pindah ke sebuah rumah yang konon katanya berusia seratus tahun lebih. Ayah ibu Coraline adalah penulis yang sibuuuuk sekali mengejar deadline. Sepanjang hari mengetik di depan laptop. Melupakan Coraline anak mereka yang sedang penuh rasa ingin tahu dan mudah bosan.

Ayah dan ibunya selalu menyuruh Coraline pergi bermain supaya tidak mengganggu pekerjaan mereka. Sampai akhirnya Coraline menemukan dunia lain, di mana dia menemukan copy ayah ibunya tapi dalam versi yang lebih menyenangkan dan perhatian. Membuatnya betah berada di dunia lain itu.

Hanya ada yang aneh dengan ibu dan ayahnya yang lain ini. Mata keduanya berupa kancing. Di duni yang lain ini, Coraline dimanjakan. Ibunya memasak makanan enak. sangat berbeda dengan ibu aslinya. Ayahnya yang bermata kancing ini senang berkebun dan menanam pepohonan dan bunga yang jika dilihat dari atas, membentuk wajah Coraline.

Namun semua hal yang menyenangkan di dunia yang berbeda itu ternyata hanya sebuah jebakan. Yang jika Coraline tidak segera sadar, dia akan terjebak selamanya di situ dan tidak akan bisa bertemu ayah ibunya yang asli lagi.

Aish, keren lah ceritanya. Cerita anak-anak yang menarik. Gambar yang juga menarik. Diselingi dialog-dialog cerdas dan lucu. Bikin penasaran. Apalagi ada horornya sedikit. Ada satu bagian yang agak mirip dengan salah satu novel Goosebumps yang pernah kubaca

Jumat, 22 Mei 2015

Review amore ELEANOR



Sudah baca novel terbaruku ELEANOR?

Yang belum baca boleh nih baca review dari seorang pustakawati keren Mbak Luckty Giyan Sukarno.

Semoga jadi tertarik membacanya ya ^_^


“Jangan buang-buang waktu mencari yang tak perlu dicari.” (hlm. 15)

ELEANOR SAPTAJINGGA. Lahir tujuh Mei menjelang matahari terbit. Karena itulah ia dinamai “Sapta” yang berarti tujuh dan “Jingga” sesuai warna langit saat ia lahir. Eleanor percaya, berada di bawah nanungan zodiak Taurus membuatnya kreatif dan jiwa seninya tinggi. Sejak sekolah dasar dulu, ia menyukai kegiatan menggambar, kini kemampuannya itu sangat berguna saat ia harus menuangkan ide-ide desain pakaiannya melalui sketsa-sketsa gambarnya. Ia lulus dengan nilai terbaik dari kampus tempatnya belajar mode selama tiga tahun. Kemudian ia mengajukan lamaran untuk bekerja magang di sebuah butik di London. Ia tuangkan ide terbaiknya dalam contoh sketsa rancangan busa yang ia kirimkan.

Impian Eleanor terwujud. Ia diterima. Nantinya selama setahun ia akan tinggal di London selama setahun. Sebenarnya bukan hanya cita-citanya yang ingin ia wujudkan di sana. Ada seseorang yang ingin ia temui. Sesosok laki-laki yang telah memenuhi benaknya selama bertahun-tahun; papanya.
Dulu ibunya terlibat cinta dengan sesosok pemuda Inggris berambut pirang dengan sepasang mata biru yang dulu telah membuatnya mabuk kepayang, membuatnya lupa menjaga diri. Hingga akhirnya tengelam dalam hubungan cinta kelewat batas. Saat ia sadar telah melakukan kesalahan, semuanya sudah terlambat. Di rahimnya terlanjur tumbuh benih cintanya bersama Alan.

Klise. Tapi kenyataannya demikian, orangtua Alan tidak setuju Alan menikahinya. Ia kembali ke Indonesia dalam keadaan mengandung, berkeras mempertahankan bayinya hingga lahir. Saat putrinya berusia seminggu, Alan Stevens datang ke Jakarta hanya untuk memberi nama anaknya nama, Eleanor.

Eleanor mendengar sejarah kelahirannya itu setelah ia berusia sebelas tahun. Sejak mengetahui ia separuh Inggris, Eleanor mulai terobsesi segala sesuatu tentang Inggris. Betapa inginnya ia suatu saat nanti menginjakkan kaki ke tanah kelahiran ayahnya.

Dari ibunya, Eleanor tahu ayahnya sangat menyukai grup musik The Beatles, berharap dapat mengenali sang ayah dengan mengetahui hal-hal yang ayahnya sukai. Sampai akhirnya ia juga menyukai The Beatles.

Kesukaannya pada The Beatles membuatnya dianggap ketinggalan zaman dan berselera kuno. Ia tak peduli, sudah biasa dirinya menjadi bahan pergunjingan. Ia tahu bagaimana orang-orang memandang curiga melihat dirinya hanya hidup berdua dengan sang ibu. Apalagi perbedaan fisik mereka sangat mencolok.

“Sekarang, fokuslah dengan tugas-tugasmu di Deluxe. Bukan berarti kamu harus berhenti mencari papamu.aku tetap akan membantumu. Tapi jangan terlalu terpuruk saat kamu gagal apalagi sampai mempengaruhi semangat kerjamu.” (hlm. 79)



Eleanor, dari namanya saja langsung mengingatkan salah satu judul lagunya The Beatles, grup yang paling melegenda. Membahas The Beatles, sebelumnya saya pernah membahas novel teenlit yang bertema The Beatles yang berjudul The Lonely Hearts Club ditulis oleh Elizabeth Eulberg. Saya baca versi terjemahannya yang diterbitkan oleh Bentang Belia. Buku-buku ini memiliki kesamaan; beraroma The Beatles. Tapi tenang saja, ceritanya beda jauh. Yang ngaku garis keras sebagai penggemar The Beatles wajib baca buku ini :D

Buku ini memiliki rumus yang sama dengan Hatiku Memilihmu, buku yang ditulis Mbak Arumi sebelumnya; setting luar negeri dan tokoh utama perempuan yang memiliki perasaan di persimpangan karena hatinya terpaut diantara dua laki-laki.

Beberapa sindiran halus dalam buku ini:
Jangan diri baik-baik. Jangan mudah terpikat rayuan pemuda. (hlm. 16)
Belanja! Semua wanita pasti senang belanja, kan? (hlm. 59)
Jangan menangis saat sedang berjalan. Bahaya. Kamu bisa menabrak atau tertabrak orang lain. (hlm. 69)
Zaman sekarang semakin langka orang yang menyukai buku-buku tua. (hlm. 78)
Kamu boleh menangis. Tapi jangan lama-lama. (hlm. 79)
Jangan bicara kasar seperti itu. Papamu mengajarimu bersikap sopan pada orang lain, terutama yang lebih dewasa darimu. (hlm. 183)
Pesan moral dari buku ini adalah masa lalu tetaplah masa lalu. Masa lalu biarkan menjadi masa lalu. Masa lalu boleh saja suram, tapi jangan sampai membayangi masa depan. Karena hidup memang harus berjalan ke depan, bukan ke belakang.



Keterangan Buku:
Judul                                     : Eleanor
Penulis                                 : Arumi E.
Desain cover                      : Marcel A. W.
Proofreader                       : Ashma M. M.
Penerbit                              : PT. Gramedia Pustaka Utama
Terbit                                    : 2015
Tebal                                     : 264 hlm.
ISBN                                      : 978-602-03-1325-2

Link asli review Mbak Luckty Giyan Sukarno : https://www.facebook.com/notes/luckty-giyan-sukarno/review-eleanor/10152710378037693?pnref=story

Minggu, 17 Mei 2015

Selamat hari Buku Nasional



Tahukah teman, hari ini diperingati sebagai HARI BUKU NASIONAL? Waaaah, keren ya. Kamu pasti suka baca buku, kan?

Aku sekarang ini suka menulis awalnya dulu karena suka membaca. Menerbitkan buku itu tidak mudah. Setelah proses yang panjang dan setelah buku terbit, sekarang ini penulis juga dituntut untuk maksimal membantu mempromosikan buku karyanya.

Karena itulah aku membuat fanpage di facebook untuk informasi mengenai buku-buku karyaku. Kalau berkenan silakan di like- di link ini ya ^_^ https://www.facebook.com/arumibooks

Ini tampilan muka fp novel-novel karyaku. Like yuk ^_^

Sabtu, 16 Mei 2015

Review Film : The Odd Life of Timothy Green

Photo from : http://en.wikipedia.org/wiki/The_Odd_Life_of_Timothy_Green
Film keluarga yang menarik. Produksi tahun 2012. merupakan film dengan genre fantasy comedy drama film.

Film ini bercerita tentang suami istri Jim dan Cindy Green yang sedih karena divonis dokter mereka tidak akan memiliki anak. Cindy bekerja di museum lokal, Jim bekerja di pabrik pencil di kota kecil tempat mereka tinggal. Cindy dan Jim menuliskan karakter anak yang mereka harapkan di sehelai kertas kecil, lalu memasukkannya ke kotak kayu dan menguburkannya di halaman. Tiba-tiba saja turun hujan deras disertai badai. Tapi anehnya hanya terjadi di rumah dan halaman suami istri Green. Setelah itu, tiba-tiba saja masuk ke dalam rumah mereka seorang anak laki-laki berusia 10 tahun mengaku bernama Timothy.

 Timothy seperti layaknya anak normal biasa, hanya ada satu kejanggalan, pergelangan kakinya ditumbuhi daun. Pasangan Jim dan Cindy itu sudah lama sekali mendambakan anak, segera saja mereka menganggap Timothy sebagai anak mereka. Apa pun mereka lakukan demi kebahagiaan Timothy.

Kehadiran Timothy walau hanya semusim, tapi mampu menyadarkan beberapa orang dari kebiasaan buruk yang sebaiknya diubah. Ayah Jim yang semula tak peduli padanya, menjadi lebih peduli. Bos Cindy yang super jutek nggak pernah senyum, karena dilukis Timothy dengan jujur menyadari selama ini dia memiliki sifat yang tidak menyenangkan. Pelatih sepak bola Timothy yang semula meremehkan kemampuan Timothy bermain bola, justru bangga dengan gol yang diciptakan Timothy walau ke gawang sendiri. Kehadiran Timothy membuat beberapa orang menyadari ada yang harus diperbaiki dari sikap mereka.

Sayang, setelah tugasnya usai, daun-daun di kaki Timothy gugur dan itu artinya dia harus pergi.

Benar kata The Beatles. All you need is love. Dimulai dari saling peduli dan menghargai lalu muncul rasa menyayangi.

Film yang penuh makna, yang setelah selesai menonton membuat kita menarik napas lega dan tersenyum.

Sabtu, 25 April 2015

Resensi Novel "Pertemuan Jingga" dari Mbak Rena Puspa

Untuk memeriahkan acara talkshow "Geliat Novel Islami" Gramedia Pustaka Utama tanggal 6 Maret 2015 lalu, Gramedia mengadakan lomba review novel-novel Islami GPU. Salah satunya novel "Pertemuan Jingga".

Dan inilah review pemenang yang terpilih. Review yang dibuat Mbak Rena Puspa, penulis buku "Bahagia Ketika Ikhlas".

Baca yuuuk, review-nya. Siapa tahu setelah membacanya jadi tertarik mau beli dan baca juga ^_^



Judul                    : Pertemuan Jingga
Penulis                 : Arumi E.
Editor                   : Donna Widjajanto
Tata letak isi         : Shutterstock
Desain sampul      : Suprianto
Penerbit                : Gramedia Pustaka Utama
Terbit                   : 2014
Tebal                    : 250 hlm.
ISBN                    : 978-602-03-1194-4


Cover :

Dominansi warna jingga pada cover bagian belakang dengan sebaran hijaunya rerumputan di atas 2 pasang kaki pada cover bagian depan, seolah menegaskan gambaran umum isi novel ini, yaitu berkisah tentang sepasang manusia yang bertemu dan disatukan oleh indahnya cahaya jingga, dimana hijaunya area rerumputan seolah mewakili tempat pertama kali mereka bertemu yaitu di pertanian cabai.

Sinopsis : 

Novel ini berkisah tentang Anthea seorang gadis berusia 24 tahun yang berprofesi sebagai arsitek yang masih junior. Namun terpaksa harus terdampar di sebuah tempat yang jauh sekali dari profesi aslinya, yaitu di kawasan pertanian cabai, dengan posisi barunya sebagai pengawas lapangan pertanian. Sejuknya hawa pegunungan wilayah Megamendung yang menjadi lokasi pertanian cabai tersebut, ternyata tidak serta merta menunjukkan bahwa bekerja di kawasan itu menjanjikan aura ketenangan, karena Anthea harus menghadapi kerasnya kehidupan dibalik pemandangan indah lokasi pertanian yang selintas tampak memanjakan mata. Begitu banyak intrik yang harus ditemui Anthea saat harus berjuang menekuni profesi barunya, terutama saat harus berhadapan dengan masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi pertanian. Betapa kemampuan leadership Anthea mendadak terasah maksimal, agar perkembangan lokasi pertanian dapat bersinergi dengan kebutuhan masyarakat sekitar. Disamping itu jeritan nuraninya yang merasa posisi barunya, jauh sekali dari passion dia sebagai arsitek, seolah membuat perjuangan yang ada semakin tidak mudah.

Di tempat yang sama, Anthea memiliki rekan kerja bernama Bastian, dengan basic pendidikan sebagai insinyur pertanian. Seorang pemuda berusia 26 tahun, dengan pembawaan lugas dan apa adanya sering terlibat debat dengan Anthea. Meski dia memiliki pembawaan selalu ingin melindungi Anthea, namun komentar-komentar yang dikeluarkan seringkali terasa terlalu apa adanya, sehingga membuat Anthea berkali-kali tersinggung, lalu akhirnya mereka bertengkar. Namun percikan-percikan itu ternyata yang menjadi asal mulanya benih-benih cinta mulai tumbuh di hati keduanya.

Selain Bastian, ada Niken yang juga menemani Anthea bekerja di lokasi yang sama. Kisah persahabatan Anthea dengan Niken yang dipaparkan dalam novel ini juga seolah menunjukkan, persahabatan sejati tidak selalu dibangun dengan jalan yang mudah, karena ada kalanya pergesekan harus dilalui justru untuk semakin mengokohkan ikatan persahabatan yang ada.


Review :

Walaupun tidak ada "bandrol" novel islami pada bagian covernya, namun muatan yang terdapat dalam novel ini sarat dengan nilai-nilai islami. Salut dengan penulisnya yang mampu membuat muatan nilai Islam yang mungkin begitu berat saat harus tersaji dalam bentuk teori semata, namun bisa begitu ringan saat tersaji dalam kisah fiksi yang tidak menggurui. Dari alur cerita yang disuguhkan begitu terasa kehati-hatian penulis saat terus konsisten memasukkan nilai-nilai Islami dalam setiap adegan cerita. Mengapa saya sebut hati-hati ??, karena penulis seolah menginginkan nilai-nilai tersebut tidak muncul sebagai dogma yang terkesan "mengajari" pembacanya apa itu benar dan salah, namun nilai-nilai itu sanggup melebur dengan harmonisasi yang pas pada tokoh-tokohnya sekaligus rentetan kisah yang dipaparkannya. Dan berbeda dengan kebanyakan novel bergenre islami lainnya yang sarat dengan atribut simbol-simbol islamnya, novel ini justru memberikan warna lain. Penulis seolah ingin menegaskan nilai islam itu rahmat bagi semesta, namun juga tidak menabrak batas-batas yang ada. Karena sering saya temui tulisan yang seolah ingin menunjukkan Islam adalah agama yang toleran, namun toleransinya terasa berlebihan sehingga seperti sedang membiaskan nilai islamnya sendiri pada sebuah standar yang tidak jelas. Dan penulis novel ini pun terasa sekali kehati-hatiannya untuk tidak "terjebak" pada kondisi tersebut, batasan nilai yang diusungnya sangat jelas dan tegas. Dapat dilihat pada kutipan berikut "Janganlah takut kepada selain Allah, percayalah... Allah pemelihara mahlukNya" (halaman149), saat tokoh Anthea berjuang membuktikan bahwa mitos hantu itu tidak ada, lalu pada bagian terakhir penulis juga ingin menegaskan tidak ada hubungan pacaran sebelum menikah dalam islam, seperti terbaca pada kutipannya sebagai berikut :

"Laki-laki baik tidak akan menggantung perempuan yang disukainya dengan status tidak jelas. Itu sama saja dengan tidak menghargai. Laki-laki pemberani harus menghadapi orangtua perempuan yang disukainya untuk meminang perempuan yang dia yakini terbaik untuk pendamping hidupnya. Dan aku berani bilang, aku adalah laki-laki yang baik dan pemberani" jawab Bastian disertai seulas senyum. (halaman 248).

Selain sarat dengan muatan nilai islamnya, novel ini juga mengajarkan pembaca untuk gigih dalam berusaha saat harus mengejar cita-cita. Bagaimana seorang Anthea yang memiliki profesi sebagai arsitek ternyata tidak sungkan untuk terjun dalam beratnya dunia pertanian, merelakan tangannya menjadi kotor karena harus berdekatan dengan tanah hampir setiap hari, dan dia juga sanggup meninggalkan gemerlap ibukota untuk pindah ke daerah terpencil di pegunungan demi mendapatkan segudang pengalaman yang dia yakini sanggup menjadi bekal untuk meraih cita-citanya semula sebagai arsitek profesional.

Adapun tema cinta yang menjadi bagian penting dari novel ini tersaji sangat apik, jauh dari kesan picisan. Pembaca dibuat larut dalam kisah yang dipaparkan, namun tidak terjebak pada situasi "termehek-mehek" seperti umumnya novel cinta yang ada. Komposisinya begitu pas, betapa cinta memang selalu menjadi unsur universal yang mampu membuat semua perbedaan dapat bersatu.  Dunia Anthea yang selalu berhubungan dengan pembangunan gedung dimana didalamnya seringkali harus merusak tanaman, ternyata justru harus jatuh cinta pada Bastian seseorang yang begitu mencintai tanaman, dimana cinta lah yang menjadi pemersatu diantara keduanya.

Sebuah novel yang layak dibaca, karena tidak hanya menghibur, namun juga memberi semangat tentang bagaimana gigihnya perjuangan meraih cita-cita, sekaligus menjadi panutan tentang adab pergaulan antara lawan jenis yang ideal itu harus seperti apa.


Sumber aslinya bisa dibaca di sini yaaa : https://www.facebook.com/notes/rena-puspa/resensi-novel-pertemuan-jingga/875258579203200?pnref=lhc

Selasa, 14 April 2015

Review Film : BOYHOOD

Photo from http://en.wikipedia.org/wiki/Boyhood_(film)


Durasi film ini lumayan lama. Menceritakan kisah kehidupan seorang anak lelaki dengan kakak perempuannya, dan kedua orangtuanya yang sudah berpisah. Mulai dari anak bernama Mason itu masih SD sampai lulus SMA.

Yang istimewa, film ini dibuat selama 12 tahun! Dari tahun 2002 sampai tahun 2014. Pemain ciliknya benar-benar tumbuh alami sejak mereka masih kecil sampai akhirnya remaja. Awalnya aku sempat bingung kenapa pemeran anak-anaknya wajahnya tidak berubah tetapi badannya tambah tinggi. ternyata memang pemainnya itu-itu saja. Perubahan orangtuanya pun natural banget. patricia Arquette yang berperan sebagai ibu Mason awalnya langsing dan muda, kemudian perlahan berubah seiring bertambahnya usia.

Perubahan Mason dari SD sampai SMA
Photo from http://wae.blogs.starnewsonline.com/45305/new-cinematique-movies/

Ethan Hawk berperan sebagai ayah Mason yang sudah bercerai dengan ibu Mason. Pekerjaan ayahnya tidak jelas, apa saja dikerjakan. Kemudian ibu Mason kuliah dan menikah lagi dengan duda beranak dua, lelaki dan perempuan. Mereka menjadi keluarga besar. Mason jadi punya saudara laki-laki sepantar dirinya, sedangkan kakaknya juga jadi punya saudara perempuan yang berusia sebaya.

Awalnya, ayah tiri Mason baik. Tapi lama kelamaan ketahuan karakter aslinya yang temperamen, ibu Mason menjadi korban kekerasan suami barunya, hingga akhirnya tak tahan lagi dan membawa Mason dan kakaknya pergi meninggalkan ayah tiri mereka.

Aku salut dengan produser film ini yang bisa mengikat pemeran-pemerannya selama 12 tahun. Patricia Arquette mendapat Oscar lantaran aktingnya yang ciamik di film ini.

Minggu, 12 April 2015

Review Film : The Imitation Game

Halo April. Waah, sudah lama banget nggak posting di sini. Kali ini mau posting review-ku untuk film Imitation Game.

Photo from
www.filmmusicnotes.com/oscar-nominees-the-imitation-game

Terkadang, seorang yang tak terduga, mampu melakukan hal yang tak terduga.
 ~Alan Turing.


Rasanya sulit percaya film ini berdasarkan kisah nyata. Penuh dengan konflik, intrik, aaah, betapa karakter utama tak diberi kesempatan menyicipi kebahagiaan. Mungkin ada sedikit, saat akhirnya Alan bisa memecahkan kode enigma. Tapi ... ini contoh kisah yang tegaaa banget sama pemeran utamanya. Dan ini bukan fiksi, ini nyata. 

Diperankan Benedict Cumberbatch, salah satu alasan aku pengin banget menonton film ini. Sudah kepincut dengan aktingnya sejak menontonnya dalam film "SHERLOCK".

Berkisah tentang perjalanan hidup Alan Turing saat mencoba mendaftarkan diri masuk ke dalam tim pemecah kode rahasia untuk pemerintah Inggris.

Alan Turing adalah seorang super jenius, menjadi profesor matematika saat baru berusia 24 tahun. Msa kecilnya agak kelam, kerap menjadi korban bully teman-temannya di sekolah karena terlalu pintar. Hal ini yang kemudian membuatnya tumbuh menjadi seorang pemuda kaku yang tidak tahu bagaimana cara bersikap agar disukai banyak teman.

Tim pemecah kode rahasia terdiri dari 6 orang pemecah kode rahasia terbaik di Inggris. Tapi teknik Alan yang beda sendiri dengan teman-temannya, belum lagi sikapnya yang kaku, membuatnya kurang disukai teman-temannya. Saat yang lain mencoba memecahkan kode rahasia tentara Jerman secara manual, Alan malah sibuk membuat mesin. Dia bersikeras minta dana untuk membuat mesin pemecah kode rahasia Jerman yang disebut enigma.

Awalnya, Alan tak bisa membuktikan mesinnya mampu menghasilkan. Tapi dia tak menyerah walau banyak yang menentang dan meremehkan idenya, dia teru menunggu mesinnya menunjukkan hasil. Sempat hampir dihentikan pemerintah Inggris mesinnya itu, tapi Alan berjuang agar mesinnya bisa terus berjalan, dibantu teman-teman satu timnya yang mulai mendukungnya. Akhirnya dia berhasil, mesin ciptaannya bisa membaca kode rahasia tentara Jerman. Kemudian mengantarkan Inggris memenangkan perang atas Jerman.

Banyak quotes bagus di film ini. Salah satunya, penemuan hebat biasanya dihasilkan oleh orang yang tidak normal, orang yang sangat unik, extraordinary. Betapa beratnya usaha seseorang untuk mewujudkan pemikirannya yang luar biasa, awalnya banyak yang meragukan dan tidak percaya. Namun ternyata, penemuannya itu memberi jasa besar dalam kehidupan manusia hingga saat ini dan kemudian menjadi cikal bakal komputer yang kita gunakan sekarang. 

Kisah yang sangat sangat inspiratif.

Senin, 23 Maret 2015

Sunday Meeting Gagas Media, Bukune, Maxima Pictures

Minggu, 22 Maret ada acara seruuu banget. Sunday Meeting yang diadakan Agromedia Grup.



Siap-siap berangkat

Kali ini membicarakan tentang "Adaptasi Buku ke Film, Kolaborasi Dunia Penerbitan dan Film".

Seru banget kan tema yang dibahas. Dari uraian Mas Haqi penulis skenario film yang sudah menulis 10 naskah film, sebagai seorang penulis novel, fokuslah menulis novel yang baik. Seorang penulis novel kalau saat menulis naskahnya sudah membayangkan naskahnya difilmkan, hasilnya malah kurang maksimal.



Setiap novel itu ada takdirnya masing-masing. Jika memang novelnya banyak yang suka, pasti akan ada produser yang datang meminang naskah novelmu untuk diadaptasi menjadi film.

Sementara Pak Yoen, produser Maxima Pictures mengatakan, proses pembuatan film adalah proses kompromi dari banyak pihak. Apalagi untuk naskah yang diangkat dari sebuah novel. Seorang penulis yang naskahnya diadaptasi menjadi film, harus rela kalau nanti yang diangkat ke layar lebar, tidak sama persis dengan apa yang ada di dalam novelnya. Karena bahasa tulisan sangat berbeda dengan bahasa film.

Ada lagi penjelasan dari Mas Aditya Mulya. Beliau penulis Gagas Media top, sudah 4 novelnya yang diadaptasi menjadi film. Menurut beliau, seorang penulis novel menjadi penentu nasib tokoh-tokoh dalam tulisannya, tapi saat novelnya diadaptasi menjadi film, dia tidak lagi menjadi penentu. Dia harus merelakan nasib tokoh-tokohnya berubah setelah difilmkan,

Pak Yoen juga memberi bocoran, saat ini memang sedang tren membuat film yang diadaptasi dari novel. Bisa dibilang dari 5 film yang tayang di Indonesia, 1 di antaranya adalah adaptasi dari novel. Tren lainnya adalah sekarang ini sedang disukai cerita dengan setting luar negeri. Menurut Pak Yoen, sebuah film dianggap akan naik value-nya jika settingnya ada yang di luar negeri.

Ouuuwh, novelku juga di luar negeri lho settingnyaaaa. ^_^ *ada harapan.

Sepertinya memang benar yang dibilang Pak Yoen. Karena novelku "Tahajud Cinta di Kota New York" juga akan diangkat menjadi film, mungkin karena settingnya di New York. Berharap segera diproduksi, aamiin.

Pak Yoen sekali lagi bilang, kerja pembuatan film itu adalah hasil diskusi dan kesepakatan bersama antara penulis novel, penulis skenario, produser dan sutradara. Semua kompromi bersama itu diperlukan untuk mencapai hasil yang terbaik.

Seru banget deh pembahasan kali ini. Intinya, menulis saja naskah sebaik mungkin. Kelak jika naskah kita memang bagus, dia akan menemukan takdirnya sendiri.

Dengerin sambil senyum.
Di belakangku itu Mbak Hapsari sedang serius banget ^_^
Photo by Mbak Indria Salim 

Setelah penjelasan dari ketiga nara sumber, para pengunjung yang hadir diberi kesempatan bertanya. Waah, ramai banget deh yang nanya, karena topiknya memang seruuuu.

Ada yang bertanya, selain setting luar negeri, apalagi sih tema yang sekarang sedang tren dan dicari produser? Pak Yoen bilang, tren cerita selalu berubah. Biasanya kalau sudah ada yang memelopori sebuah tema lalu sukses, akan banyak pengekornya. Tapi biasanya pengekornya tidak akan sesukses pendahulunya.

Yang perlu diperhatikan juga buat para penulis novel, hati-hati memilih produser yang akan mengadaptasi cerita novelnya menjadi film. Karena ditangan produser dan PH yang tepat, sebuah film yang diangkat dari sebuah novel bisa meraup kesuksesan dan itu akan berimbas positif untuk penulisnya. Novelnya menjadi semakin laku dan novel-novel selanjutnya bakal jadi rebutan banyak PH. Tapi jika salah pilih produser dan filmnya gagal, kemungkinan malah akan tenggelam.

Mas Haqi juga berserita, sekarang ini banyak sekali penulis yang karena melihat banyak novel penulis lain diadaptasi menjadi film, mereka pun ingin juga novelnya dijadikan film. Mas Haqi sering sekali mendapat mention dari penulis yang minta dikenalkan dengan produser atau menitipkan novelnya minta disampaikan ke produser. Tapi Mas Haqi bilang, percayalah, dia tidak akan pernah mau menjadi agen antara penulis novel ke produser. Bukannya dia sombong, hanya saja dia tidak mau terlibat masalah seandainya nanti ada kerjasama yang tidak beres antara penulis dan produser yang dia perkenalkan. Mas Haqi memilih fokus saja dengan pekerjaannya sebagai penulis skenario film remaja populer dan dia selalu aktif mempromosikan film yang skenarionya dia tulis.

Dapat bocoran juga lho, apa saja novel terbitan Gagas Media yang saat ini sedang dalam proses adaptasi menjadi film oleh Maxima Pictures. Mau tau? Tunggu aja deh yaaa kabar selanjutnya. Berharap Monte Carlo juga bakal mendapat giliran, aamiin. Tidak berhenti berharap. ^_^

Selesai acara, saatnya deh foto-foto narsis bareng teman-teman penulis.

Ketemu teman penulis, Mbak Indria Salim 

Bareng editor imuut ^_^
Photo by Mbak Indria Salim
Bareng penulis-penulis keren, Syefryana Khairil, Mbak Hapsari Hanggarini, Mbak Nunik Utami, Ninna Rosmina


Paling senang hadir dalam acara seperti ini. Selain mendapat ilmu, bisa bertemu teman-teman penulis yang hebat-hebat dan bertemu editor-editor. Daaan, yang asyiknya, ditodong editor dimintai naskah. Asyik kaaan? ^_^

Setelah selesai dan pamitan, aku keliling-keliling Gramedia Matraman mengecek keberadaan buku-bukuku.

Awalnya jiper lihat novel banyaaaaak banget, persaingan antar buku ketat banget. Tapi nggak sangka menemukan 3 novelku ada di rak buku laris, ‪#‎MonteCarlo‬, ‪#‎PertemuanJingga‬ dan ‪#‎TahajudCintaDiKotaNewYork‬. Semoga laris sungguhan. Aamiin.

Dan menemukan ‪#‎CintaValenia‬ baru ditambah stoknya banyaak. ‪#‎UnforgottenDream‬ juga mejeng manis. ‪#‎Eleanor‬ nongkrong di rak buku baru. ‪#‎HatikuMemilihmu‬ tinggal satu, hiks. Harus laporan ke editor.

Eleanoooorrr

Cinta Valenia stoknya baru diisi nih
Unforgotten Dream masih ada ^_^

Monte Carlo juga masih eksis di sini ^_^

Waw, Pertemuan Jingga masuk rak buku laris

Tahajud Cinta di Kota New York juga nih


Kamis, 12 Maret 2015

Talkshow "Geliat Novel Islami" Gramedia, Islamic Book Fair 2015

 Late post ... baru sempat nulis laporannya hari ini.

Waktu yang ditunggu-tunggu ... Aku sudah siaaap. Karena dress code-nya sesuai warna cover novel masing-masing, jadilah aku memakai serba oranye, sesuai dengan judul novelku "Pertemuan Jingga".


Akhirnya ... kami berhasil menjalani tugas mengisi acara talkshow "Geliat Novel Islami" Gramedia Pustaka Utama di acara Islamic Book Fair, Jumat, 6 Maret kemarin.


Acara agak mundur beberapa menit dari pukul 19.00. Tapi nggak mengurangi kemeriahan acara. Legaaa karena yang datang lumayan banyak. Ada teman-teman kami yang dibela-belain datang sepulang kerja, padahal Jakarta lagi cute banget macetnya lho. Jumat malam gituuu.
Ada juga pengunjung pameran buku yang tahu adanya acara ini ikut mampir.

Semua tampil feminin malam itu. Mbak Indah Hanaco bikin pangling. ^_^
Acara dipandu host kocak Bang Jensen. Ini ketiga kalinya aku mengisi acara dan Bang Jensen yang menjadi host-nya. Seru banget deh. Host-nya jago banget bikin suasana jadi ramai dan membuat yang hadir tertawa termasuk semua pengisi acara.




Mbak editor juga kebagian menjelaskan ^_^

Satu persatu penulis menjelaskan novel karyanya masing-masing. Aku tentang novelku "Pertemuan Jingga" dan "Hatiku Memilihmu", Mbak Irene Dyah tentang novelnya"Tiga Cara Mencinta" dan "Dua Cinta Negeri Sakura", Mbak Indah Hanaco tentang novelnya "Cinta Sehangat Pagi" dan Nadia tentang novelnya "Bintang Jatuh". Terinspirasi dari mana, apa pesan yang ingin disampaikan, bercerita tentang apa.

Wah, semua cerita menarik banget. Wajib dikoleksi deh. Menambah pengetahuan dan menghibur.

Seusai penulis menjelaskan isi novel masing-masing, giliran yang hadir diberi kesempatan bertanya. Bagi yang bertanya, diberikan hadiah keren dengan kemasan cantik.



Seru banget kan hadiah buat yang bertanya ^_^

Setelah selesai, para penulis foto bareng deh. Dapat bingkisan macam-macam. Senangnyaaaa.

Para penulis tersenyum bahagia, lega saat acara usai ^_*

Terakhir, foto bareng semua penulis, editor dan pembawa acara ^_^

Senangnya ada pembaca yang dibela-belain datang ke sini ^_^
Hasna, yang sudah membaca novel Mbak Indah Hanaco dan novelku.
Makasih ya Hasna fotonya :)


Suvenir dari panitia dan sponsor

Kamis, 05 Maret 2015

Yuk, ke acara talkshow "Geliat Novel Islami" Gramedia di Islamic Book Fair Jakarta

Nggak terasa, besok lho acara talkshow "Geliat Novel Islami" yang akan diselenggarakan di arena Islamic Book Fair, Istora Senayan, Ruang Anggrek.

Datang yaa teman-teman. Karena bakal banyak hadiah buat pengunjung yang berhasil menjawab pertanyaan dari kami. Cantik-cantik banget hadiahnya. Selain ada hadiah buku juga :)

Di sini kamu bisa bertanya apa saja tentang novel "Hatiku Memilihmu", "Pertemuan Jingga", "Cinta Sehangat Pagi", "Tiga Cara Mencinta", "Bintang Jatuh", "Ayat Suci Yang Menari" dan "Sujudku Yang Tersembunyi" langsung ke penulisnya.

Nanti usai tanya jawab, gantian penulis yang memberi pertanyaan untuk pengunjung yang hadir. Jawaban yang tepat bakal mendapat hadiah-hadiah cantik ini. Mau kaaan? ^_^

Teman-teman juga bisa membeli novel-novel ini langsung di acara ini plus dapat tandatangan penulisnya dan foto bareng. Asyik yaaaa ... ^_^




Dan ,... ini beberapa hadiah yang disiapkan untuk pengunjung yang berhasil menjawab pertanyaan ...

Tas cantik, pin Pertemuan Jingga dan gantungan kunci Hatiku Memilihmu

Uuuh, apa ya ini? Cantik banget. Beruntungnya dapat hadiah ini ^_^

Tampak lain ... ^_^

Dan ada hadiah bantalan cinta dari Mbak Irene ^_^


Ini baru beberapa di antaranya lho... Bakal ada hadiah buku-buku keren dari Gramedia. Yuuuk, datang. Yang nggak datang rugi nih ^_^

Senin, 02 Maret 2015

Lomba Resensi Novel Pertemuan Jingga

Halo teman-teman ... Nggak terasa sudah bulan Maret ...

Dan ... aku lupa mau mengabarkan ada lomba keren banget nih buat yang sudah baca "Pertemuan Jingga".

Untuk memeriahkan acara Islamic Book Fair di Istora Senayan yang berlangsung sejak tanggal 27 Maret kemarin, Gramedia Pustaka Utama akan mengadakan acara talkshow novel-novel Islami terbitan Gramedia. Salah satunya "Pertemuan Jingga".

Dan ada juga lomba resensinya. hadiahnya asyik banget lho. Ikutan yuk! Buat resensi novel Pertemuan Jingga, bisa kamu ketik di blog kamu atau di note FB. Lalu mention link resesnsi yang kamu buat ke @Gramedia. Sertakan hastag #ResensiNovelIBF.

Yuuuk ikutaaan, terakhir sampai tanggal 4 Maret yaaa ^_^

Datang juga yuuuuk ke acara talkshownya :

Tempat : Ruang Anggrek, Istora Senayan
Hari : Jumat, 6 Maret 2015 
Pukul : 19.00-20.30 WIB

Banyak kuis berhadiah kereeeeen ^_^