Laman

Jumat, 22 Mei 2015

Review amore ELEANOR



Sudah baca novel terbaruku ELEANOR?

Yang belum baca boleh nih baca review dari seorang pustakawati keren Mbak Luckty Giyan Sukarno.

Semoga jadi tertarik membacanya ya ^_^


“Jangan buang-buang waktu mencari yang tak perlu dicari.” (hlm. 15)

ELEANOR SAPTAJINGGA. Lahir tujuh Mei menjelang matahari terbit. Karena itulah ia dinamai “Sapta” yang berarti tujuh dan “Jingga” sesuai warna langit saat ia lahir. Eleanor percaya, berada di bawah nanungan zodiak Taurus membuatnya kreatif dan jiwa seninya tinggi. Sejak sekolah dasar dulu, ia menyukai kegiatan menggambar, kini kemampuannya itu sangat berguna saat ia harus menuangkan ide-ide desain pakaiannya melalui sketsa-sketsa gambarnya. Ia lulus dengan nilai terbaik dari kampus tempatnya belajar mode selama tiga tahun. Kemudian ia mengajukan lamaran untuk bekerja magang di sebuah butik di London. Ia tuangkan ide terbaiknya dalam contoh sketsa rancangan busa yang ia kirimkan.

Impian Eleanor terwujud. Ia diterima. Nantinya selama setahun ia akan tinggal di London selama setahun. Sebenarnya bukan hanya cita-citanya yang ingin ia wujudkan di sana. Ada seseorang yang ingin ia temui. Sesosok laki-laki yang telah memenuhi benaknya selama bertahun-tahun; papanya.
Dulu ibunya terlibat cinta dengan sesosok pemuda Inggris berambut pirang dengan sepasang mata biru yang dulu telah membuatnya mabuk kepayang, membuatnya lupa menjaga diri. Hingga akhirnya tengelam dalam hubungan cinta kelewat batas. Saat ia sadar telah melakukan kesalahan, semuanya sudah terlambat. Di rahimnya terlanjur tumbuh benih cintanya bersama Alan.

Klise. Tapi kenyataannya demikian, orangtua Alan tidak setuju Alan menikahinya. Ia kembali ke Indonesia dalam keadaan mengandung, berkeras mempertahankan bayinya hingga lahir. Saat putrinya berusia seminggu, Alan Stevens datang ke Jakarta hanya untuk memberi nama anaknya nama, Eleanor.

Eleanor mendengar sejarah kelahirannya itu setelah ia berusia sebelas tahun. Sejak mengetahui ia separuh Inggris, Eleanor mulai terobsesi segala sesuatu tentang Inggris. Betapa inginnya ia suatu saat nanti menginjakkan kaki ke tanah kelahiran ayahnya.

Dari ibunya, Eleanor tahu ayahnya sangat menyukai grup musik The Beatles, berharap dapat mengenali sang ayah dengan mengetahui hal-hal yang ayahnya sukai. Sampai akhirnya ia juga menyukai The Beatles.

Kesukaannya pada The Beatles membuatnya dianggap ketinggalan zaman dan berselera kuno. Ia tak peduli, sudah biasa dirinya menjadi bahan pergunjingan. Ia tahu bagaimana orang-orang memandang curiga melihat dirinya hanya hidup berdua dengan sang ibu. Apalagi perbedaan fisik mereka sangat mencolok.

“Sekarang, fokuslah dengan tugas-tugasmu di Deluxe. Bukan berarti kamu harus berhenti mencari papamu.aku tetap akan membantumu. Tapi jangan terlalu terpuruk saat kamu gagal apalagi sampai mempengaruhi semangat kerjamu.” (hlm. 79)



Eleanor, dari namanya saja langsung mengingatkan salah satu judul lagunya The Beatles, grup yang paling melegenda. Membahas The Beatles, sebelumnya saya pernah membahas novel teenlit yang bertema The Beatles yang berjudul The Lonely Hearts Club ditulis oleh Elizabeth Eulberg. Saya baca versi terjemahannya yang diterbitkan oleh Bentang Belia. Buku-buku ini memiliki kesamaan; beraroma The Beatles. Tapi tenang saja, ceritanya beda jauh. Yang ngaku garis keras sebagai penggemar The Beatles wajib baca buku ini :D

Buku ini memiliki rumus yang sama dengan Hatiku Memilihmu, buku yang ditulis Mbak Arumi sebelumnya; setting luar negeri dan tokoh utama perempuan yang memiliki perasaan di persimpangan karena hatinya terpaut diantara dua laki-laki.

Beberapa sindiran halus dalam buku ini:
Jangan diri baik-baik. Jangan mudah terpikat rayuan pemuda. (hlm. 16)
Belanja! Semua wanita pasti senang belanja, kan? (hlm. 59)
Jangan menangis saat sedang berjalan. Bahaya. Kamu bisa menabrak atau tertabrak orang lain. (hlm. 69)
Zaman sekarang semakin langka orang yang menyukai buku-buku tua. (hlm. 78)
Kamu boleh menangis. Tapi jangan lama-lama. (hlm. 79)
Jangan bicara kasar seperti itu. Papamu mengajarimu bersikap sopan pada orang lain, terutama yang lebih dewasa darimu. (hlm. 183)
Pesan moral dari buku ini adalah masa lalu tetaplah masa lalu. Masa lalu biarkan menjadi masa lalu. Masa lalu boleh saja suram, tapi jangan sampai membayangi masa depan. Karena hidup memang harus berjalan ke depan, bukan ke belakang.



Keterangan Buku:
Judul                                     : Eleanor
Penulis                                 : Arumi E.
Desain cover                      : Marcel A. W.
Proofreader                       : Ashma M. M.
Penerbit                              : PT. Gramedia Pustaka Utama
Terbit                                    : 2015
Tebal                                     : 264 hlm.
ISBN                                      : 978-602-03-1325-2

Link asli review Mbak Luckty Giyan Sukarno : https://www.facebook.com/notes/luckty-giyan-sukarno/review-eleanor/10152710378037693?pnref=story

Tidak ada komentar:

Posting Komentar