Laman

Rabu, 26 September 2012

Korean Story : SWEET SONATA...novel Korea terbaru Karumi Iyagi


Novel Korea Romance karyaku terbaru, telah terbit. Yang suka baca cerita Korea, yuuk, koleksi. Sudah tersedia di toko buku Gramedia ^_^


Judul : Sweet Sonata

Penulis : Karumi Iyagi (nama pena Arumi E untuk novel bergenre Korean Romance)

Penerbit : Zettu

Tebal : 223 halaman

Genre : Romance Korea

SINOPSIS


“Apa yang telah kau lakukan, Jungkyu!” ujar Shin Hye dengan mata membelalak.
“Aku melakukan apa yang ingin aku lakukan sejak dulu. Sejak saat aku melihatmu mengenakan gaun merah maroon. Saat itu aku ingin sekali menciummu. 사랑 해요 Saranghaeyo (aku cinta kamu), Shin Hye,” ucap Jungkyu lembut.
Lagi-lagi Shin Hye terkejut. Ia tak menyangka Jungkyu akan nekat berbuat seperti ini. Tetapi di hatinya yang terdalam ia senang mendengar pernyataan Jungkyu itu. Sesungguhnya ia juga menyukai Jungkyu…
“Jungkyu…” hanya itu yang bisa diucapkan Shin Hye.
“Shin Hye, saranghaejwoyo (cintailah aku juga),” lanjut Jungkyu.
Kali ini segala sikap dingin Shin Hye meleleh seketika. Ia balas menatap Jungkyu dan perlahan tatapannya berubah menghangat.
“Jungkyu, aku…aku sebenarnya…” ucap Shin Hye sedikit tergagap, tampak ragu menyelesaikan kalimatnya.
Jungkyu masih memandangi wajah Shin Hye lekat.
“Sebenarnya kau kenapa, Shin Hye?” tanya Jungkyu mulai tak sabar.
“Jungkyu, 나도 사랑 해요 Na-do saranghaeyo (aku juga mencintaimu),” ucap Shin Hye akhirnya. Ia menyerah, tak kuasa lagi memendam perasaannya.
“Kau tahu Shin Hye. Kau harus sering-sering tersenyum. Senyummu itu indah sekali. Bisa menghangatkan musim dingin, melelehkan es dan membuat bunga-bunga bermekaran,” ucap Jungkyu.


Bigbang inspirasiku menulis kisah ini.


Boyband BLAST vs girlband BLESS.
Jungkyu, leader BLAST tak menyangka setelah hampir tujuh tahun tak bertemu Seung Yi mantan kekasihnya masa sekolah dulu, ia kini harus kembali berhadapan dengan Seung Yi yang kini telah menjadi leader BLESS.
Seung Yi berharap dapat merajut kembali kisah cintanya dengan Jungkyu. Namun cinta lama itu telah terpendam jauh. Tak ada lagi rasa yang tersisa untuk Seung Yi.
Hati Jungkyu telah terpaut pada Shin Hye, seorang gadis anti boyband. Tak mudah menaklukkan hati Shin Hye. Jungkyu menuliskan syair lagu yang mengungkapkan perasaannya pada Shin Hye. Ia tak mau jatuh cinta sendirian, ia ingin menggugah hati Shin Hye, agar merasakan juga apa yang ia rasakan.
Di mana pun gadis pilihannya itu berada, Jungkyu berharap Shin Hye mendengarkan lagu ciptaannya, Dancing In Your Heart. Sonata manis itu adalah surat cinta Jungkyu untuk Shin Hye.

BLAST adalah boyband yang sedang popular di Korea Selatan. Terdiri dari lima pemuda menarik. Shin Jung Kyu, 23 tahun sebagai leader, tinggi, tampan, pandai menciptakan lagu dan memainkan alat musik. Park Ji Hyuk, 22 tahun jago nge-rap, Baek Hyun Jae 22 tahun, paling jago ngedance, street dance sampai breakdance. Kim Sung Hyun, 21 tahun, oleh fans-nya dianggap paling baby face. Sebagai maknae (anggota termuda) adalah Ha Doya, 19 tahun, sering menunjukkan keahlian sulapnya dalam aksi panggungnya. BLAST dapat berarti ledakan, filosofinya berharap kehadiran mereka akan meledak, juga berarti Be best until the last.

BLAST diminta untuk featuring dengan lagu terbaru BLESS girlband yang baru saja memulai debutnya. Terdiri dari lima gadis cantik. Yoon Seung Yi, 23 tahun sebagai leader, ia adalah anak pemilik Main Entertainment yang menaungi BLESS. Kim Bo Cha 22 tahun, jago ngerap dan agak tomboy. Geum Eun Ra 22 tahun, paling menarik dan fotogenik. Park Sun Hee 19 tahun, paling centil dan mudah bergaul. Cha Hyo Na 17 tahun, anggota termuda dan paling lugu.

Seung Yi senang sekali bisa bekerjasama dengan Jungkyu karena Jungkyu adalah mantan pacarnya saat di senior high school. Seung Yi berharap dapat merajut kembali hubungan cintanya dengan Jungkyu, tetapi Jungkyu sudah tidak mencintai Seung Yi lagi. Eun Ra juga jatuh cinta pada Jungkyu, ia beruntung karena mendapat tawaran bermain serial drama bersama Jungkyu berperan sebagai pasangan kekasih. Seung Yi cemburu sekali melihat Eun Ra bermain dalam drama yang sama dengan Jungkyu, apalagi gosip mereka terlibat cinta lokasi merebak.

Jungkyu mengklarifikasi berita itu dalam salah satu acara jumpa fans. Jungkyu menegaskan bahwa ia tak punya hubungan apa-apa dengan Eun Ra karena ia sudah punya kekasih yang sangat dicintainya yang masih ia rahasiakan identitasnya. Pernyataannya itu membuat Eun Ra patah hati. Jungkyu malah jatuh cinta pada Shin Hye, seorang gadis yang tidak suka boyband yang ditemuinya di kota kecil Chuncheon. Jungkyu penasaran sekali dengan sikap Shin Hye yang dingin padanya bahkan tidak mengenalnya. Ternyata Shin Hye adalah penata rias dan rambut yang ditugaskan untuk menggantikan penata rias dan rambut BLAST yang berhalangan datang ke Chuncheon karena kecelakaan. Hasil tata rambut Shin Hye bagus dan memuaskan semua personil BLAST, ia pun ditawari menjadi hair stylist tetap BLAST. Shin Hye menerima tawaran itu karena ia memang butuh pekerjaan setelah dipecat dari pekerjaannya sebelumnya.

Jungkyu yang awalnya hanya penasaran ingin menaklukan Shin Hye akhirnya juga sungguh-sungguh jatuh cinta pada Shin Hye.Jungkyu mengajak Shin Hye makan malam dan menantang Shin Hye untung merias dirinya secantik mungkin hingga membuatnya terpesona, karena selama ini Shin Hye ahli merias personil BLAST tapi tak pernah merias dirinya sendiri. Shin Hye berhasil memenuhi tantangan Jungkyu. Ia tampil cantik sekali hingga membuat Jungkyu terpesona. Tanpa sepengetahuan Jungkyu dan Shin Hye ada yang memotret mereka saat mereka makan malam berdua. Tiba-tiba saja dua bulan kemudian, foto mereka yang sedang berduaan itu terpampang di cover beberapa tabloid hiburan, disertai keterangan kekasih rahasia Jungkyu ternyata hair stylistnya sendiri. Shin Hye menjadi incaran para pemburu berita. Karena tak tahan dikejar awak media, Shin Hye memutuskan melarikan diri kembali ke Chuncheon.

Jungkyu ingin mengejar Shin Hye, tetapi manajernya melarangnya apalagi Jungkyu punya tanggungjawab pekerjaan yang banyak. Jungkyu hanya bisa menawarkan lagu ciptaannya Dancing In Your Heart yang terinspirasi dari rasa cintanya pada Shin Hye untuk dijadikan lagu terbaru BLAST. Jungkyu berharap, di mana pun Shin Hye berada, Shin Hye mendengarkan lagu ciptaannya itu. Karena sesungguhnya, lagu itu adalah surat cinta Jungkyu untuk Shin Hye.

Ini juga jadi inspirasi kisah ini ^_^


INTERMEZZO
Buat teman-teman yang membaca novel-novel Korea dengan nama penaku Karumi Iyagi dan butuh biografi penulis, ini biografi Karumi Iyagi alias Arumi Ekowati.

Biografi Karumi Iyagi

Nama pena : Karumi Iyagi, nama asli : Arumi E.
Lahir di Jakarta tanggal 6 Mei. Lulusan Arsitektur ini merasa lebih asyik menekuni hobinya melukis sepatu dan menulis cerita fiksi.

Beberapa cerpennya telah dimuat di Majalah Aneka Yess!, Kawanku, Hai, majalah Teen, tabloid Gaul, majalah Kreatif, majalah Say!, majalah STORY, majalah Bobo, majalah Girls dan Kompas Anak.
Beberapa buku antologi, diantaranya: Anak Kos Gokil, Dua Sisi Susi, Dark Stories.

Novel karyanya yang sudah terbit : Cinta Bersemi di Putih Abu-Abu, Saranghaeyo, Symphony Of Love, Four Seasons Of  Love, Sweet Sonata, Sakura Wish, Tahajud Cinta di Kota New York, Jojoba, Amsterdam Ik Hou Van Je, Longest Love Letter.

Juga menulis kisah G-Dragon dan Bigbang dalam comic book Swag With G-Dragon Bigbang

Bagi yang ingin menyapa, sila add : facebook.com/arumi.ekowati , follow twitternya @rumieko dan kunjungi blognya di www.arumi-stories.blogspot.com


NOTES
Novel ini bisa didapatkan di toko buku Gramedia

Bagi teman-teman yang menanyakan apakah novel ini ada e-booknya, novel ini tidak tersedia dalam bentuk e-book, hanya tersedia dalam versi novel yang dicetak. Yuk, yang mau baca novel ini, silakan dapatkan di toko buku Gramedia ya...Dijamin enggak nyesel deh bacanya, ceritanya seru, super romantis dan berasa banget Koreanya.

Buat teman-teman yang sudah pernah membacanya, boleh kasih testimoni di sini. Terima kasih... ^_^







Kamis, 13 September 2012

Tips menulis novel dengan setting Korea



Apakah mungkin kita menulis cerita dengan lokasi di Korea, lengkap dengan kebiasaan orang-orangnya tanpa pernah berkunjung ke Korea secara langsung? Jawabannya tentu saja bisa.

Aku mengalaminya sendiri. Saat pertama kali ditawari untuk menulis novel tentang cerita Korea, tokoh-tokoh orang Korea asli, berlokasi di Korea lengkap dengan empat musimnya, rasanya aku belum terbayang apa yang ingin kutulis. Tetapi untunglah saat itu aku sudah mulai menyukai menonton drama seri Korea. Menyukai apa yang ingin kita tulis adalah modal penting bagi seorang penulis untuk menuliskan kisahnya.

Ini beberapa tips yang mungkin bisa dicoba jika ada di antara teman-teman yang ingin menulis cerita Korea.


1. Gambaran tentang suasana Korea bisa kita dapatkan dari menonton film-filmnya dan drama-dramanya. Seperti yang kita ketahui, film adalah hasil dari budaya, dalam sebuah film, kita dapat mempelajari banyak hal, tempat film itu dibuat, kebiasaan orang-orangnya, makanannya dan sebagainya. Seperti kebiasaan masyarakat Korea yang saling menyapa annyeonghaseyo sembari saling menganggukkan kepala tanda saling menghormati. Kita bisa tahu orang Korea menyukai kimchi dan minum soju karena kedua makanan dan minuman khas Korea ini hampir selalu muncul dalam setiap film dan drama korea.

2. Informasi tentang Korea dan budayanya bisa juga kita dapatkan dari membaca buku-buku yang menceritakan tentang Korea atau membaca informasinya melalui internet. Banyak sekali informasi yang bisa kita eksplor untuk menggali segala pengetahuan kita tentang Korea. Tapi ingat, jangan sekali-kali meng-copy paste informasi tentang sebuah lokasi dari artikel yang sudah ada ya ... aku pernah mengalami kesalahan, kemudian diingatkan editor agar mengolah data referensi dengan bahasa kita sendiri, agar tidak sama dengan yang sudah ada di artikel mana pun. Supaya aman terhindar dari kemungkinan apa yang kita tulis mirip dengan artikel,  lebih baik melihat dari video atau foto suasana tempat yang kita pilih sebagai setting cerita, lalu tulis dengan bahasa kita sendiri bagaimana suasana dan keadaan lokasi tersebut sesuai dengan apa yang kita lihat dan rasakan saat melihat video dan fotonya.

3. Sekarang ini, jika teman-teman tinggal di Jakarta, teman-teman bisa berkunjung ke pusat budaya Korea di Jakarta. Lokasinya di gedung Equity Tower lantai 17, SCBD, Sudirman. Di sini ada perpustakaan, kita bisa menjadi anggotanya secara gratis. Banyak sekali buku-buku tentang Korea di sini yang bisa kita baca. Setiap hari Jumat minggu kedua dan keempat, ada acara Hanbok experience, kita bisa mencoba mengenakan pakaian tradisional Korea ini, Dijamin, setelah berfoto mengenakan hanbok, kamu akan merasa semangat Koreamu semakin terasa dan ide dalam menulis Korea pun menjadi semakin lancar.



4. Menulis cerita Korea, tentunya ada beberapa bahasa Korea yang kita kutip. Tak bisa berbahasa Korea. Tidak masalah, kita bisa menggunakan kata-kata bahasa Korea yang paling mudah dan sering diucapkan dalam percakapan sehari-hari. Bisa kita temukan dalam kamus bahasa Korea-Indonesia-Indonesia-Korea. Seperti kata annyeonghaseyo yang artinya "halo", gamsahamnida artinya "terima kasih", Mianhae yang artinya "maaf", atau saengil chukae hamnida yang artinya "selamat ulang tahun". Dan terpenting adalah kata saranghaeyo yang artinya "aku cinta kamu".

5. Perhatikan ciri-ciri cerita Korea yang biasanya romantis, tokoh wanita yang tegar dan berani, tokoh pria yang cool tapi penuh perhatian. Kisah percintaan yang penuh perjuangan tetapi diakhiri dengan kisah happy ending.

Demikianlah sedikit tips cara membuat cerita Korea. Contohnya bisa dibaca dari novel-novel genre roman Korea karyaku yang berjudul Saranghaeyo, Symphony of love, Four Seasons of Love, Sweet Sonata. Dan yang terbaru, novel cerita Korea karyaku yang baru terbit bulan September 2013, "Longest Love Letter"

Bagaimana dengan cerita Jepang? Tipsnya sama dengan cara membuat cerita Korea, hanya yang kita pelajari adalah budaya Jepang dan kota-kota Jepang. Contohnya bisa dibaca dalam novel bergenre Roman Jepang karyaku berjudul Sakura Wish.


Contoh Novel Korea karyaku "Longest Love Letter", yang aku buat tanpa perlu benar-benar berkunjung ke Korea.





Contoh Novel Korea karyaku "Symphony of Love"



Contoh Novel Korea karyaku "Four Seasons of Love"



Contoh novel genre Jepang karyaku "Sakura Wish" tanpa perlu benar-benar pernah berkunjung ke Jepang.

Novel Korea karyaku yang terbaru. Sudah tersedia di semua toko buku Gramedia.
"Longest Love Letter"


Bergaya ala Putri Korea di Korean Cultural Center Indonesia (KCCI)

Minggu, 09 September 2012

Teknik Menulis "Fast Paced"


Pernahkah mendengar teknik menulis cerita fiksi fast paced?

Ini definisinya :

(1) Novel dengan jalan cerita yg cepat. Maksud 'cepat' di sini bukan terburu2, tapi 'cepat' yg bisa bikin pembaca tertarik untuk terus membaca dan nggak bosan,

(2) Novel fast paced biasanya memunculkan pertanyaan dalam bab-bab untuk membuat pembaca penasaran dan mau membuka bab selanjutnya,

(3) Hindari keterangan berpanjang2, kalimat2 panjang tidak efektif, dan dialog basa-basi. dialog sebaiknya to the point dan berhubungan dengan masalah yg sedang diceritakan,

(4) Setiap 3-4 bab bikin action besar yang membuat pembaca seru/kaget/surprise,

(5) Setelah action besar, perlambat sedikit jalan cerita agar pembaca tidak ngos2an,

(6) Supaya lebih paham, baca langsung fast-paced novel seperti Hunger Games (Suzanne Collins), Percy Jackson (Rick Riordan), Da Vinci Code (Dan Brown), Kite Runner (Khaled Hosseini), genre thriller/misteri/action biasanya juga fast paced.

Di Amerika Serikat, penulis-penulis yang masuk kategori powerhouse (superbestseller dan superproduktif) biasanya menerapkan fast-paced dalam novel2nya. Contoh: James Patterson, Tom Clancy, Dean Koontz, Janet Evanovich, John Grisham

Yg perlu diingat:
Fast paced bukan berarti terburu-buru.
Fast paced bukan berarti jumlah halaman sedikit.
Fast paced bukan berarti full action non-stop, terlalu banyak action bisa-bisa malah membuat pembaca mabuk.
Fast paced bukan berarti harus ada kejar-kejaran antara si A dan B, pembunuhan, atau tonjok-tonjokan

INTI fast paced adalah: novel yg penuh pertanyaan-pertanyaan yg membuat penasaran pembaca sehingga ingin terus membaca sampai halaman terakkhir.

Konon katanya, kalau ingin jadi penulis powerhouse, tulislah novel fast paced ^_^


Sumber : Ernita Dietjeria, penulis cerita anak, tinggal di Iowa City




Jumat, 07 September 2012

Tips Menulis Cerpen Anak

Ada beberapa teman yang bertanya, bagaimana sih cara menulis cerita anak? Berdasarkan pengalamanku, ini beberapa tips menulis cerita anak yang biasa aku terapkan dalam cerpen-cerpen anak yang aku tulis. Mungkin bisa menjadi bahan masukan bagi teman-teman yang juga ingin mencoba menulis cerita anak.

1. Bahasa
Gunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak. Jika ada percakapan, ciptakan percakapan yang mengalir, gunakan bahasa sehari-hari yang biasa dipakai oleh anak-anak.

2. Tema cerita
Pilihlah tema yang sesuai untuk anak-anak, hindari adegan kekerasan dan kata-kata tidak sopan.Tema-sehari-hari yang biasa dialami anak-anak bisa menjadi pilihan. Seperti misalnya tentang perasaan seorang anak saat punya adik bayi, apakah dia merasa cemburu? Tema sederhana seperti ini bisa diolah menjadi sebuah cerita yang menarik.

3. Bentuk cerita
Bisa berupa cerita kehidupan nyata sehari-hari, bisa juga berupa dongeng. Dongeng pun bermacam-macam, bisa tentang dunia peri, tentang ilmu pengetahuan, dongeng fabel, menggunakan tokoh-tokoh hewan yang bisa berbicara, bisa juga menggunakan tokoh benda-benda yang bisa bicara, misalnya cerita tentang anak yang malas kamarnya selalu berantakan, bisa kita ceritakan tentang barang-barangnya yang mengeluh karena diletakkan sembarangan, mainan, buku, sepatu dan lain-lain.

4. Jangan batasi imajinasi.
Jangan remehkan imajinasi anak-anak. Anak-anak memiliki imajinasi yang luar biasa, yang terkadang belum sempat kita pikirkan. Coba amati apa biasanya yang dijadikan imajinasi oleh anak-anak. Bisa jadi peri tidak selalu bersayap, raksasa tidak selalu jahat dan sebagainya. Contoh cerita-cerita dengan imajinasi luar biasa adalah karya-karya Road Dahl.

5. Hindari gaya bercerita yang terkesan menggurui.
Buat alur cerita dengan menyisipkan pesan-pesan kebaikan sehalus mungkin sehingga anak yang membacanya tak sadar bahwa ia sedang dinasehati sesuatu. Anak bisa mengambil pelajaran dari suatu cerita tanpa merasa dipaksa.

6. Tentukan judul yang bisa menarik minat anak-anak untuk membacanya.

Setelah semua poin di atas terpenuhi, cobalah kirimkan karya yang telah kita tulis ke media cetak untuk anak. Di antaranya bisa kita kirim ke majalah Bobo, majalah Girls, majalah Bravo, Kompas Anak Minggu.



Salah satu contoh karya Road Dahl yang imajinatif.


Contoh dongeng peri karyaku yang dimuat di Majalah Bobo ^_^


Cerpen dongeng karyaku dimuat di Majalah Bobo, terinspirasi dari ulat 

Cerpen anak karyaku yang juga dimuat di Majalah Bobo
Terinspirasi pengalamanku saat dioperasi amandel ketika SD
Judulnya sederhana, gaya bercderita sesuai untuk usia anak-anak

Kumpulan cerpen anak karyaku yang pernah dimuat di berbagai majalah anak

Pengalaman pertama menulis cerpen dewasa, langsung dimuat di Majalah Sekar

Sudah lama aku menulis cerpen remaja, sudah sejak tahun 2005, kemudian aku lanjutkan dengan menulis cerpen anak dan mulai terpublikasi di majalah anak sekitar tahun 2009. Dan tahun ini barulah aku memutuskan ingin mencoba menulis cerpen dewasa. Cerpen dewasa yang kumaksud di sini adalah cerpen yang menceritakan tentang pernak-pernik kehidupan di atas usia 25 tahun. Walau pun aku sudah menulis lima novel bergenre teen romance dan romance untuk kategori usia yang lebih dewasa, tetapi baru kali ini aku akhirnya mencoba mengirim cerpen dewasa karyaku ke majalah wanita. Aku coba mengirim ke majalah Sekar.

Cerpen ini terinspirasi dari kisah seseorang, kuberi judul "Setelah Aku Menikah". Aku kirimkan saat bulan ramadhan. Sepertinya rejeki ramadhan masih terbawa pada karyaku ini, karena tak lama, tanggal 5 September 2011, cerpenku ini dimuat di majalah Sekar edisi 91/12.

Sungguh aku tak mengira akan secepat ini. Membuat semangatku semakin berkobar untuk membuat cerpen dewasa lainnya dan mengirimkannya lagi. Bagi kawan-kawan yang juga suka menulis cerpen untuk dewasa, jangan ragu untuk mengirimkannya ke media. Sungguh, terkadang kejutan manis datang begitu saja menyampaikan kabar gembira :)






Selasa, 14 Agustus 2012

Kumpulan Dongeng Bobo No.76

Alhamdulillah...Ramadan masih beberapa hari lagi, masih ada kesempatan beribadah bulan Ramadan, sebelum kita jelang hari nan fitri.

Ramadan berlimpah berkah, Cerpenku masuk Kumpulan Dongeng Bobo No.76

Percaya kan, kalau Ramadan selalu membawa keberkahan dan menebarkan rejeki. seperti yang kualami di Ramadan ini.

Aku hanya seorang penulis freelancer, yang mendapat penghasilan tidak tetap setiap bulan. Tidak seperti pegawai kantor yang berbahagia karena mendapat THR. Yang namanya THR, lewat deh. Kalau ingin merasakan THR, harus berusaha mendapatkannya sendiri.

Tetapi yang namanya rejeki, memang datangnya sering tak terduga. Alhamdulillah, walau bukan pegawai kantor, ikut juga merasakan THR.

Mendapat honor dari dua buku antologi, cerpenku yang pernah dimuat di majalah Bobo kini dimuat lagi dalam Kumpulan Dongeng Bobo terbaru. Yang paling membahagiakan, di bulan suci ini aku mendapat rejeki orderan menulis novel biografi seorang anak berprestasi.

Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah. Allah Maha Pengasih dan Penyayang.
Insya Allah tak lupa untuk berbagi.
Mari berkasih sayang, mumpung Ramadan masih berjalan.
Semoga kita sampai menuju hari fitri dan segala dosa terampuni. Aamiin...








Rabu, 25 Juli 2012

Profilku di Harian Analisa Medan


Profilku di Harian Analisa Medan, ditulis oleh Haya Aliya Zaki. Tentang pengalamanku menjadi penulis sekaligus pelukis sepatu kanvas.

Profil
Arumi Ekowati, Cinta Dunia Melukis dan Menulis

Bloggers, profil kita kali ini pembawaannya terlihat begitu tenang, santun, dan rendah hati. Padahal, wanita kelahiran Jakarta, 6 Mei ini, sarat akan segudang prestasi. Uniknya, ia tak cuma piawai menekuni satu bidang. Beberapa keahlian sekaligus, dikuasainya secara mumpuni. Dia adalah Arumi Ekowati (Arumi).

“Sejak kelas lima SD, saya sudah membuat komik sendiri. Teknik menggambar saya tentu masih sangat sederhana. Kegemaran membuat komik terus berlanjut hingga SMA. Alhamdulillah, saya selalu meraih nilai tertinggi untuk dua mata pelajaran sekolah yang mendukung hobi saya yakni bahasa Indonesia dan seni rupa,” terang Arumi yang mengaku semasa sekolah dulu juga menyenangi seni patung.

Berangkat dari minat menggambarnya yang besar, Arumi pun tak ragu menjejak langkah di Universitas Trisakti Jurusan Arsitektur. Ia berharap, ilmu yang bakal didapat di dunia perkuliahan nanti mampu membantu mengembangkan minatnya menjadi sesuatu yang menghasilkan dan bermanfaat. Namun, seiring berjalannya waktu, Arumi baru menyadari bahwa menggeluti utuh dunia pilihannya saat itu ternyata bukan perkara mudah. Seorang arsitek tidak hanya dituntut mahir menggambar, tapi juga harus memiliki pemahaman penuh soal menyusun konsep perancangan bangunan dan pengetahuan teknik struktur bangunan.

“Setelah hampir sepuluh tahun bekerja sebagai arsitek di sejumlah perusahaan konsultan desain arsitektur maupun kontraktor bangunan, saya memutuskan berhenti. Saya memberanikan diri terjun ke dunia wirausaha. Berdasarkan survei dan berbagai pertimbangan, saya mencoba menekuni bisnis sepatu lukis,” demikian tutur putri sulung pasangan Purwanto dan Sumirati ini.

Meski baru dipasarkan lewat dunia maya, sepatu lukis karya Arumi lumayan digandrungi konsumen. Pemesan tersebar di penjuru Indonesia, bahkan sampai ke mancanegara. Bisnis sepatu lukis Arumi mengandalkan kreativitas dan kualitas bahan sepatu. Demi menjamin kepuasan pelanggan, Arumi mengerjakan sendiri semua pesanan sepatu lukisnya. Terkadang, kalau sedang kewalahan karena membludaknya pesanan, selain didera lelah, Arumi juga sesekali terserang jenuh.

“Untuk mengatasinya, biasanya saya akan menjeda sejenak kegiatan melukis, lalu beralih ke kegiatan menulis,” Arumi berbagi kiat. Wah, betapa beruntungnya Arumi ya, Bloggers! Selain mencintai dunia melukis, rupanya ia juga kasmaran berat dengan dunia menulis. Aneka genre tulisan dikuasainya, suatu kenyataan yang mungkin sulit kita jumpai pada penulis lain. Kala lagi terjebak buntu menulis cerita remaja misalnya, wanita penggemar tokoh detektif Hercule Poirot dalam novel Agatha Christie ini, akan berputar haluan, menulis dongeng anak. Kala lagi tak mood merangkai cerita roman, Arumi akan mengotak-atik kisah horror komedi. Asyik bukan? Tak heran jika beberapa tulisannya bisa rampung dalam waktu hampir bersamaan!

Maka, sudah dipastikan, tulisan-tulisan Arumi gencar menghiasi media cetak. Majalah ternama seperti Aneka Yess!, Hai, Story, Kawanku, Teen, Say, Girls, Bobo dan Kompas Anak, pernah memajang karya-karyanya. Sejauh ini, buku-buku yang telah terbit memang masih berupa antologi, antara lain Kolase Pernik Kehidupan (Rumah Pena, 2010), Kolase Dari Balik Jendela (Rumah Pena, 2011), Anak Kos Gokil (Gradien Mediatama, 2010), dan Crazy Moment (Leutika, 2010). Tapi Arumi tetap bersemangat. Di sela kesibukannya melukis, Arumi berusaha menyelesaikan naskah-naskah novelnya.

“Bicara soal menulis, Bapak dan Ibu adalah pembaca setia tulisan-tulisan saya di majalah. Bapak mengoleksi semua majalah yang memuat tulisan saya. Saya selalu menangkap luapan bangga di wajah Bapak setiap kali beliau membagikan majalah-majalah itu kepada rekan kerjanya,” mata Arumi berkaca-kaca karena haru. Sungguh, wanita yang pernah terpilih menjadi salah satu dari “100 Perempuan Inspiratif Nova 2010” ini merasa berbesar hati. Suport orangtuanya kian memantapkan hati Arumi bahwa keputusan yang dipilihnya selama ini tidaklah salah. Arumi mematri janji, ia tidak akan mengecewakan mereka sampai kapan pun.

Berkat tulisan-tulisannya pula, Arumi mendapat kesempatan emas mewawancarai artis Fla Tofu dan Nirina untuk sebuah majalah. Tak cukup sampai di situ. Arumi diajak temannya membuat skenario acara sitkom. Dan tebak, siapakah tokoh di balik proyek ini? Deddy Mizwar! Walau akhirnya pembuatan sitkom ditunda untuk waktu yang belum ditentukan, hingga kini, Arumi masih sulit percaya bahwa ia pernah bekerja sama dengan aktor kaliber itu. Sekali lagi, bagi Arumi, inilah salah satu anugerah dunia menulis yang luar biasa.

Bloggers, Arumi memang tak bisa diam. Selain melukis dan menulis, belakangan ia ”nekad” berkecimpung di dunia yang sama sekali baru. Berawal dari pertemanan dengan seorang (yang kini menjadi) koordinator terjemahan di sebuah pelatihan talent scouting, Arumi mendapatkan pekerjaan sebagai penerjemah lepas film-film Amerika yang ditayangkan di televisi. Pekerjaan ini dikerjakan dari rumah, namun bukan berarti Arumi dapat berleha-leha. Justru ia mesti ekstra ketat mendisiplinkan diri. Bagaimana tidak? Hanya dalam waktu dua hari, Arumi harus menyelesaikan satu buah naskah terjemahan film yang berkisar 100 halaman!

”Pekerjaan yang menantang. Saya suka. Apalagi bayarannya lumayan,” tukas wanita penyuka minuman lemonade dan jus stroberi ini, terkekeh, ”Satu hal lagi yang saya suka. Sering, setelah menyelesaikan satu terjemahan, ide untuk menulis cerpen baru, meloncat-loncat ke luar tanpa sadar.”

Di akhir sua, Arumi berkata bahwa dengan melakoni ragam aktivitasnya sekarang, hari-harinya terasa begitu menggairahkan. Pencapaian demi pencapaian jangan malah meninabobokan. Untuk cita-cita, Arumi akan terus berjuang.

”Mari mengukir mimpi! Temukan minatmu, lalu asah sebaik-baiknya. Kendala pasti ada, itu biasa. Jangan berharap semua bisa instan. Nikmati saja proses menuju keberhasilan,” ucap Arumi, tersenyum.

Bloggers, bagi kalian yang ingin menjalin persahabatan dengan Arumi atau hendak melihat-lihat karyanya yang keren-keren, sila add alamat fesbuknya di: facebook.com/arumi.ekowati. Atau boleh juga jalan-jalan ke blog-nya di: www.paintedshoes-arumi.blogspot.com dan www.arumi-stories.blogspot.com *** Haya Aliya Zaki ~ tulisan ini pernah dimuat di Harian Analisan, Medan, 2011



Jumat, 20 Juli 2012

Jangan Jatuh Cinta Padanya



By Arumi Ekowati

Jangan jatuh cinta padanya
Ingat perihnya kisah terdahulu,
bagai sembilu bermata seribu,
mengiris halus jantung ranummu

Jangan jatuh cinta padanya
seperti yang sudah-sudah,
berakhir di sudut kamarmu,
dalam letupan sedu sedan tak berkesudahan

Jangan jatuh cinta padanya
indahnya hanya sekejap,
lalu kau ratapi kebodohanmu

Jangan jatuh cinta padanya
bekukan saja hatimu,
biarkan sedingin puncak gunung Himalaya

Jangan jatuh cinta padanya
kecuali kau yakin sanggup menanggung akibatnya!


Pondok Sambi,
00.30, 13 Juli 2010

NB : ini contoh puisi mbeling bukan ya? ^^

Kenangan di bukit cabai di Megamendung


Tahun 2005, aku mendapat kesempatan bekerja di sebuah pertanian cabai di salah satu bukit di Mega Mendung. Ada banyak kenangan di sana, yang tak lepas dari kerja keras, bukan hanya aku, tetapi semua rekan sekerja juga para petani. Mereka tak kenal lelah, terus bekerja sekeras apa pun untuk bertahan hidup. Ini sepenggal kisahnya...

Aku terdampar di hamparan luas sebuah bukit di Mega mendung. Tempat yang akan dijadikan pertanian cabai merah. Tugasku mengawasi para buruh tani mengolah tanah sebelum ditanami benih-benih cabai merah.

Semakin siang, sengat sinar mentari semakin tajam, aku berteduh di bawah sebuah pohon rindang, mengawasi dari kejauhan buruh tani lelaki dengan wajah penuh peluh mencangkul tanah sekuat tenaga.

"Panasnya!" keluhku, hampir saja kuucap haus,tapi tak baik mengeluh begitu ketika sedang berpuasa.

Azan dzuhur berkumandang, para petani menuju tempat beristirahat. Tak ada yang merokok atau menyantap makan siang bekal dari rumah masing-masing seperti biasanya. Sebagian mengambil air wudhu dan sholat dzuhur berjamaah. Sementara lainnya menunggu giliran, duduk bersandar di dinding kayu bangunan kantor pertanian cabai ini.

"Bapak puasa?" tanyaku pada seorang petani setengah baya yang sedang duduk mengistirahatkan tubuh penatnya sejenak.

"Tentu saja, Neng! Puasa itu wajib."jawabnya.

"Bapak nggak capek? Mencangkul ketika berpuasa, bukankah melelahkan?" tanyaku lagi.

"Jika sudah niat berpuasa, Insya Allah semua terasa ringan." jawabnya.

Aku tertegun, malu pada diriku sendiri, lihatlah mereka tak kenal lelah. Waktu istirahat selesai, mereka kembali melanjutkan pekerjaan mencangkul tanah pertanian. Aku tak lagi bersembunyi di bawah pohon rindang.

Semangat Ramadan mereka, telah menular kepadaku.


Kamis, 19 Juli 2012

Salah Sambung (bukan Arumi seleb)



Saya pernah mendapat telepon dari nomor yang tidak saya kenal. Tapi tetap saya terima. Karena mungkin saja itu telepon dari seseorang yang ingin menyampaikan informasi penting.

Penelepon
(suara wanita) : Halo, ini bener Arumi ya?

Saya : Iya bener, ini siapa ya?

Penelepon : Ini Arumi yang artis itu kan?

Saya : (berpikir sejenak, artis?????) Oooh, bukan, saya bukan Arumi artis, saya Arumi biasa aja

Penelepon : Ah, bohong nih, saya serius mbak, ini Arumi yang artis sinetron itu kan?

Saya : Maksudnya Arumi Bachin? Bukan Mbak, sumpah, saya juga serius, saya bukan Arumi Bachin, saya Arumi Ekowati tukang nulis cerpen dan tukang bikin sepatu lukis

Penelepon : Ooooh....

Telepon mendadak putus. Untunglah akhirnya dia percaya kalau dia telah salah sambung, sehingga saya nggak perlu sumpah pocong segala untuk meyakinkannya...^^

NB : True story, ini benar2 terjadi, saya heran bagaimana mbak tadi bisa dapat no. hp saya dan mengira no. hp Arumi Bachin


Konspirasi Otak dan Hati


By Arumi Ekowati

Rasa itu datang tanpa permisi
Menelusup masuk perlahan namun pasti
mencemari hati nan perawan

Mengubah si lugu
menjadi mahir bermuslihat
mencipta beribu alasan
untuk sekedar menyapanya

"Selamat pagi, pagi ini jalanan macet sekali."
basa basi basi

"Selamat siang, mari makan siang."
basa basi basi

"Selamat sore, jangan lupa sholat ashar."
basa basi yang kali ini tidak basi

"Selamat malam, jangan tidur terlalu malam."
basa basi bermakna harap
sekelumit bayangku mampir dalam mimpinya

Otak memutar otak
Hati bergejolak
Berkonspirasi mencari-cari alasan
untuk sekedar menyapanya

"Selamat ulang tahun, semoga sehat selalu, panjang umur, banyak rejeki dan cepat dapat jodoh."
Ini sungguh bukan basa basi

"Terima kasih."
hanya itu jawabnya
basa basi basi

Otak dan hati kehabisan akal
Lelah berkonspirasi, enggan berbasa basi lagi

Pondok Sambi,
14 Juli 2010

NB: puisi mbeling...ling...ling...(apakah ini bisa disebut puisi?)

Jadi admin fanbase itu enggak gampang...


Oleh: Arumi Ekowati

Catcher : “Aku paling suka semua adengan ciuman dan pelukan dalam film drama serinya,” kata gadis berusia sebelas tahun itu santai tanpa beban.

“Saya mau melamar jadi admin. Nama saya Florencia. Umur sebelas tahun. Kelas enam SD.”
Bbm itu mengejutkan aku. Gadis ini baru berusia sebelas tahun, tetapi dengan penuh rasa percaya diri ia mengajukan lamaran sebagai admin sebuah akun twitter fanbase seorang aktor Korea berusia tiga puluh lima tahun di Indonesia. Wow, luar biasa! Bagaimana bisa gadis sekecil ini menyukai lelaki yang jauh lebih tua dari usianya?
“Kamu masih terlalu imut untuk menjadi admin, Sayang,” jawabku sambil tersenyum simpul.

Aku masih takjub tak mengira aktor Korea yang menjadi favoritku ini digemari juga oleh gadis yang masih sangat belia. Jangan-jangan usia ayahnya sama dengan usia aktor yang disukainya. Aktor Korea favoritku ini di Indonesia mungkin memang belum setenar Rain atau Won Bin. Juga tidak seperti boyband Super Junior yang jelas sekali digilai banyak gadis-gadis remaja. Namanya Kang Ji Hwan. Aku mengenalnya sejak tahun lalu setelah aku menonton serial drama yang dibintanginya melalui dvd yang dipinjamkan teman, seorang Korean drama freak yang tak kenal lelah berusaha menularkan virus Korean wave. Anehnya, aku langsung menyukai Kang Ji Hwan saat melihatnya. Aku yang semula anti drama Korea menjadi berbalik seratus delapan puluh derajat. Tergila-gila pada aktor Korea yang satu ini bahkan sampai kemudian tak keberatan diangkat menjadi salah satu admin fanbase-nya di Indonesia.

Tapi sejak drama serinya “Lie To Me” itu ditayangkan di salah satu stasiun televisi Nasional mulai tanggal 4 April lalu, tiba-tiba saja menjadi banyak wanita yang juga menggemarinya. Tidak hanya yang berusia dewasa, bahkan ada yang baru berusia sembilan belas tahun, empat belas tahun dan inilah yang paling membuatku terhenyak, Florencia, sebelas tahun.
“Kenapa kamu suka Kang Ji Hwan? Dia kan aktor yang sudah dewasa sekali?”
“Karena dia keren, ganteng, baik, romantis dan lucu,” jawabnya santai.
Sungguh tak bisa dipercaya gadis berusia sebelas tahun bisa menilai kualitas seorang lelaki seperti itu.
“Kenapa kamu nggak suka sama Justin Bieber atau Greyson Chance aja? Kan sama imutnya dengan kamu?” tanyaku lagi.
“Aku biasa-biasa aja sama Justin Bieber. Aku sukanya sama Kang Ji Hwan,” jawabnya mantap.

Kemudian aku sadar, drama dan film yang diperani Kang Ji Hwan semuanya dikategorikan sebagai tontonan untuk usia di atas dua puluh satu tahun. Mengapa Florencia ini bisa sampai ikut menonton juga?
“Aku paling suka semua adegan ciuman dan pelukan dalam film drama serinya.”
Ini salah satu testimoni Florencia setelah menonton film Kang Ji Hwan. Oh, Tuhan! Ini benar-benar salah kaprah. Anak ini telah menonton film yang sebenarnya belum boleh ia tonton.

Seperti penggemar Kang Ji Hwan lainnya, gadis belia ini juga dengan gencar mencari semua info tentang Kang Ji Hwan serta menonton semua filmnya. Padahal aku tahu ada salah satu filmnya yang benar-benar mengandung adegan yang belum boleh ditonton anak berusia sebelas tahun. Sementara teknologi yang semakin canggih sekarang ini seolah sulit untuk diredam lajunya, tak mudah menyaring informasi global bagi anak seusianya. Anak jaman sekarang mudah sekali mempelajari sesuatu, sehingga tak sulit baginya untuk mengakses internet dan dengan bebas bisa menonton film apa saja yang ia mau. Apalagi Florencia ini mengaku dibekali beragam gadget canggih oleh orangtuanya.
“Aku punya iPod touch, iPod mp3, iMac, psp 2000 dan blackberry bold,” pamernya pada anggota fanbase yang lainnya.

“Jadi, bagaimana admin? Boleh kan saya melamar jadi admin fanbase Kang Ji Hwan Indonesia? Kalau cuma ngetweet sih, gampang,” tanyanya sekali lagi meminta penegasanku.
Duh, gayanya sungguh jauh lebih dewasa dari usianya sebenarnya.
“Maaf sayang, kamu masih terlalu kecil untuk menjadi admin. Karena film dan drama Kang Ji Hwan semuanya untuk orang dewasa di atas 21 tahun. Nanti saja ya, kalau kamu sudah cukup umur,” jawabku kalem disertai senyum dikulum.

NB : sekarang aku sudah bukan admin Jihwanesia(fanbase Kang Ji Hwan Indonesia) lagi. Karena ternyata menjadi admin fanbase butuh komitmen lebih, loyalitas dan waktu luang. Lagipula, perasaanku sama Ji Hwan sekarang tidak sekuat dulu lagi, hehehehe

Kenangan saat menjadi admin fanbase aktor Korea bersama dua teman, Fridha dan Ara

Hasil editanku, plesetan dari poster film Kang Ji Hwan berjudul: My Girlfriend is An Agent

Foto hasil editanku sebagai ucapan ultah untuk aktor Korea Kang Ji Hwan

Bersama Jihwanesia sibuk membuat ucapan saengil chukae hamnida

Jihwanesia mejeng di Monas

Waktu itu sukaaa banget sama aktor yang satu ini, sampai dibela-belain melukis wajahnya di sepatu, tapi sepatunya sudah kukasih Ara ^_^

Yang ini pesanan Fridha, dilukis dari pose Kang Ji Hwan di film "Hong Gil Dong" dan "Lie To Me"

Rabu, 18 Juli 2012

Once Upon A Dream

Sejak kecil, aku senang berkhayal. Aku bisa berkhayal apa saja. Jika ibuku memasak lauk sederhana, aku berkhayal sedang makan di warteg. Jika ibuku memasak makanan sedikit istimewa, aku membayangkan sedang makan di restoran. Seringkali dahulu hobi berkhayalku itu menyebabkan aku celaka. Aku pernah berkhayal menjadi Spiderman, saat itu aku masih berusia delapan tahun, aku memanjat dinding bata rumahku yang belum diplester semen. Tentu saja aku jatuh, karena kenyataannya aku tak punya kekuatan super mampu memanjat dinding. Ketika ibuku membelikan aku gaun dengan rok lebar berenda, aku berkhayal menjadi putri ala Cinderella. Aku berputar-putar hingga rokku mengembang, sampai kemudian aku kehilangan keseimbangan dan terjatuh, membentur dinding rumahku yang belum diplester semen. Kali itu kepalaku terbentur ujung batu kali yang menonjol hingga terluka dan mengeluarkan darah. Namun kejadian itu tidak membuatku kapok berkhayal.

Aku ingat, saat aku kelas empat SD, ibuku membelikan aku sebuah novel berjudul “Karang Setan” karya Enid Blyton. Itu adalah novel pertama yang kubaca setelah sebelumnya aku hanya membaca majalah Bobo dan Donal Bebek. Seusai membaca novel itu, mulailah aku sering berkhayal menjadi detektif cilik. Rasanya menyenangkan membayangkan tinggal di mercusuar, lalu piknik membawa roti lapis daging asap dan limun jahe. Persis seperti kisah Georgina Kirrin dan kawan-kawannya dalam petulangan Lima Sekawan. Kisah mereka begitu membekas dalam benakku, membuatku kemudian berkhayal menjadi detektif cilik bersama dua orang sahabatku. Kemudian aku mendapat ide menuliskan semua khayalanku dalam sebuah buku. Aku siapkan satu buku tulis, lalu kutulis dengan tangan kisah petualangan yang aku khayalkan. Kunamakan tim detektif cilik rekaanku itu “Tiga Serangkai” yang artinya pemberani. Kuberi judul kisahku itu, “Misteri Hilangnya Patung Abstrak”.

Setiap hari sepulang sekolah, aku melanjutkan menulis kisah khayalanku itu. Bahkan aku lebih memilih mendahulukan menulis cerita rekaanku daripada mengerjakan tugas sekolah. Setiap kali aku mendapatkan ide, segera kutuliskan di bukuku itu. Layaknya novel yang kubaca, saat itu aku juga membuat bab-bab dan aku beri judul setiap sub bab-nya. Karena aku bisa menggambar, aku lengkapi juga buku cerita karyaku itu dengan gambar-gambar ilustrasi yang kugambar sendiri. Beberapa kali ibuku memergoki aku menulis cerita khayalan dan menggambar di saat aku seharusnya mengerjakan tugas sekolah. Ibu selalu menegurku, tidak melarang, hanya mengingatkan agar aku mendahulukan mengerjakan tugas sekolahku.

Semasa SD dulu, aku seringkali mendapat ide cemerlang. Melihat tumpukan majalah Bobo dan Donal Bebek serta berbagai macam novel, aku punya ide menyewakannya. Sepulang sekolah kususun majalah-majalah dan buku-bukuku di teras rumah. Teman-temanku yang tinggal di sekitar rumahku senang sekali menyewa majalah-majalah koleksiku itu, karena di masa itu, di komplek rumahku baru aku saja yang berlangganan majalah Bobo dan Donal Bebek. Ide mendapat penghasilan tambahan bukan hanya dari menyewakan majalah. Karena sejak kecil aku sudah berbakat menggambar, kupadukan bakatku itu dengan kemampuan berimajinasi hingga menghasilkan komik buatanku sendiri. Tak kusia-siakan kesempatan saat seorang teman sekelasku tertarik melihat komik yang aku buat. Aku menawarkan membuatkan komik untuknya dengan cerita yang bisa ia pilih sendiri. Cukup hanya dengan menyediakan sebuah buku dan pensil serta membayar sebesar Rp 150,-. Komik itu kugambar secara manual tanpa diberi warna. Ketika teman-temanku yang lain melihat komik buatanku itu, mereka pun ikut memesan.

Tulisan dan ilustrasi yang aku buat saat kelas 5 SD dulu.


Sayangnya, memasuki SMP aku tidak melanjutkan hobi menulisku. Hobi menulisku baru tersalurkan kembali ketika aku SMA. Aku ikut bergabung dalam tim redaksi majalah sekolahku, AKSARA. Selain ikut bertanggung jawab menulis artikel dan cerpen, aku juga ikut menyusun majalah dinding sekolah. Termasuk juga ikut dalam tim penyusun buku tahunan siswa. Sejak dahulu, kegiatan menulis membuat aku senang. Bagiku, menulis adalah sarana refresing dari tugas-tugas sekolah di jurusan Fisika yang cukup rumit.

Semasa kuliah, aku kembali vakum menulis. Tugas-tugas kuliah yang semakin berat membuatku tak sempat lagi melanjutkan hobi menulisku. Bertahun-tahun kemudian, setelah aku bekerja, aku kembali melirik hobi menulisku. Bermula dari mengikuti pelatihan jurnalistik Riska (Remaja Islam Sunda Kelapa), lalu sempat nimbrung di divisi jurnalistik Riska. Selain menulis artikel dan cerpen untuk majalah Riska (MERIS), aku juga menikmati kegiatan menjadi reporter untuk MERIS. Bermodal pengalaman menjadi reporter di MERIS, kemudian aku nekat melamar sebagai reporter freelance di sebuah majalah wanita muslimah, SURGA. Pekerjaan itu aku lakukan di sela-sela pekerjaanku sebagai arsitek.

Majalah SMA dan majalah remaja masjid Sunda Kelapa tempat aku bergabung dulu


Di hari libur atau jika tak ada lembur, aku datang ke kantor redaksi majalah itu. Karena freelance, maka aku tak perlu datang setiap hari. Aku beruntung sempat bergabung sebagai kontributor freelance selama empat bulan sampai akhirnya majalah tersebut bangkrut sebelum berkembang. Tapi dari situlah aku mengenal Mbak Asma Nadia, karena pernah mendapat tugas mewawancarai beliau dan dari beliaulah aku mengenal FLP (Forum Lingkar Pena). Dengan antusias aku mendaftarkan diri mengikuti pelatihan menulis di FLP. Di sana aku mendapatkan banyak ilmu bagaimana cara menulis yang baik agar mendapat peluang dimuat di media. Aku mulai menulis cerita-cerita pendek dan rajin berkonsultasi mengenai karya-karyaku kepada beberapa seniorku di FLP. Mereka membantu mengoreksi agar cerpenku menjadi lebih baik. Setelah aku yakin tulisanku semakin baik, kuberanikan diri mengirimkannya ke berbagai media. Mulanya aku mengirim cerita pendek bertema remaja.

majalah Surga yang kini sudah tidak terbit lagi.

Cukup lama aku menunggu, kurang lebih enam bulan, sampai kemudian kesabaranku berbuah manis. Pertengahan tahun 2005 cerpenku yang berjudul “Kucing Misterius” dimuat di majalah remaja Aneka Yes. Ah, bahagianya bukan main. Itu adalah cerpen pertamaku yang dimuat di majalah. Aku semakin bersemangat dan terpacu untuk menghasilkan karya yang lebih baik. Setelah keberhasilan pertamaku itu, selanjutnya menjadi sedikit lebih mudah, walau tetap harus sabar menunggu giliran hasil karyaku dimuat. Aku pun semakin menikmati hobi menulisku.

Kemudian aku mulai tertarik membuat cerita anak. Aku kembali teringat pada majalah Bobo. Ingin sekali aku merasakan cerpen karyaku dimuat di majalah favoritku saat SD itu. Kuberanikan diri mengikuti lomba cerpen anak Bobo. Bermodal nekat, kukirimkan sembilan cerita anak sekaligus. Tapi tak ada satu pun yang lolos sebagai pemenang. Sembilan bulan kemudian, aku senang sekali salah satu dongeng anak yang telah kuikutsertakan dalam lomba itu walau pun tidak menang, tetapi terpilih untuk dimuat di majalah Bobo. Aku kirimkan lagi cerita anak karyaku yang lain. Aku pernah merasakan keberuntungan cerita anak karyaku dimuat empat minggu berturut-turut di majalah Bobo.

Aku semakin bersemangat dan mulai melirik media lain. Kompas Anak Minggu adalah tergetku selanjutnya. Ternyata butuh perjuangan yang lebih sulit dan benar-benar menantang ketangguhan mental untuk bisa dimuat di media yang satu ini. Sungguh tidak mudah, aku menerima kurang lebih sepuluh surat penolakan dengan berbagai alasan. Ceritaku dianggap terlalu sederhana, dianggap terlalu dewasa, atau tema yang kubuat dianggap sudah pernah ada. Tapi kata-kata di akhir semua surat penolakan itu: Kami nantikan karya anda selanjutnya, membuatku pantang menyerah untuk kembali mengirimkan cerita anak hasil karyaku yang lebih baik.

Aku tetap semangat mengirimkan karyaku yang lain. Kirim dan lupakan, itulah motto-ku. Sembilan bulan kemudian, aku tercengang saat membaca Kompas anak di suatu hari Minggu bulan November tahun 2009, kulihat ada cerpenku terpajang di sana, beserta namaku sebagai penulisnya. Wuah, rasanya seperti baru saja memenangkan lotere milyaran rupiah. Ini tidak berlebihan, sungguh aku sangat gembira, hingga tanpa sadar melonjak-lonjak seperti anak kecil. Jerih payahku sekian lama akhirnya membuahkan hasil. Kerja keras dan kesabaranku tak sia-sia. Sampai saat ini, sudah tiga kali cerita anak karyaku dan dua kali resensi buku yang aku buat dimuat di Kompas Anak. Keberhasilan ini membuatku semakin semangat untuk terus menghasilkan karya lain yang lebih baik.

Sepanjang tahun 2010-2011, aku masih aktif mengikuti berbagai audisi menulis antologi. Aku tidak selalu berhasil lolos, pernah juga merasakan gagal terpilih, tetapi aku tak putus asa untuk terus mencoba. Di antara yang berhasil, karyaku terpilih masuk dalam antologi cerpen misteri Dua Sisi Susi dan dibukukan oleh penerbit Universal Nikko. Kisah pengalamanku membangun usaha mandiri lolos dalam audisi menulis “Bye-Bye Office” kemudian dibukukan oleh penerbit MIC Publishing serta memperoleh juara kedua dan mendapat hadiah uang dengan jumlah sangat lumayan.

Aku tipe orang yang tak keberatan melalui proses trial and error. Memulai sesuatu dari yang paling kecil dan mungkin dianggap remeh oleh sebagian orang. Tetapi bagiku, aku perlu melewati semua itu. Berharap semua pengalaman itu akan memperkaya wawasanku. Dalam kerja kerasku, sering sekali aku merasakan jatuh bangun. Aku nikmati semua prosesnya, aku coba semua yang perlu dicoba. Tentu saja sekarang ini aku masih bukan siapa-siapa, karya-karyaku masih sederhana. Namun aku tak akan berhenti, aku akan terus menulis, berusaha menghasilkan karya yang semakin baik. Sedikit demi sedikit aku memperbaiki diri dan meningkatkan mimpiku. Di tahun 2011, aku masih terus menulis cerpen dan mengikuti beberapa kompetisi antologi yang menarik minatku, sembari diam-diam memupuk keinginan suatu hari nanti bisa menerbitkan novel.

Awal tahun 2012, jalan itu terbuka. Seiring dengan Korean Wave yang melanda negeri ini, aku mendapat tawaran untuk mencoba membuat novel dengan setting Korea. Aku terima tawaran itu sebagai tantangan. Aku juga tipe yang selalu ingin mencoba. Selama ini aku sudah membuat cerita dengan berbagai genre, teenlit, cerita anak, komedi dan misteri. Tak ada salahnya jika aku mencoba menulis cerita bergenre romantis dewasa bersetting negeri Korea. Syukurlah, aku berhasil memenuhi tantangan ini.



Empat judul novel cerita Korea karyaku telah terbit berturut-turut. Kemudian aku juga menerima tawaran menulis novel dengan setting Jepang. Sebuah novel cerita Jepang karyaku juga telah terbit.
Aku tak lantas berpuas diri. Masih panjang perjuangan yang harus aku tempuh, masih banyak mimpi yang belum terwujud. Bagiku ini bagian dari proses belajar yang akan kujalani dengan senang hati. Aku akan terus berusaha menghasilkan karya lebih baik lagi.


Hingga menjelang akhir tahun 2013 ini, tak terasa ternyata sudah cukup banyak karya novel yang kuhasilkan. Awalnya mungkin masih sederhana, namun aku berusaha tiap karyaku yang baru menampilakan tulisan yang lebih baik dari sebelum-sebelumnya.

Walau banyak cobaan dalam dunia menulis, kritik yang datang padaku, semua kuterima dengan besar hati sebagai bahan masukan agar karyaku bisa menjdai lebih baik lagi.

Ini di antaranya karya novelku yang sudah terbit.







Dan... sampai tahun 2014 ini, aku tidak berhenti berkarya. bahkan karyaku di tahun 2013, "Tahajud Cinta di Kota New York", cukup fenomenal, akhirnya menarik minat MD Pictures untuk mengangkatnya menjadi film. Saat ini sedang dalam tahap persiapan.

Tahun 2014 aku berusaha meningkatkan diri dengan menerbitkan novel-novelku di penerbit-penerbit besar, idaman banyak penulis, yaitu Gramedia Pustaka Utama dan Gagas Media. Selain terbit juga di Elex Media. Ini dia, "Hatiku Memilihmu", "Monte Carlo" dan "Cinta Valenia".

Benar kan? Nggak ada mimpi yang nggak mungkin terwujud jika kita sungguh-sungguh bekerja keras mewujudkannya. yuk, berani bermimpi! ^_^















Kumcer Bobo No. 76


Koleksi Pustaka Ola
Terbit bulan Mei 2012


Cerpen hasil karyaku yang berjudul Marianka, terangkum dalam kumpulan cerita anak Bobo nomor 76. Pernah dimuat di Majalah Bobo. Menjadi tambahan koleksi untuk bukuku. Yuk, koleksi juga. Ceritanya seru-seru. ^_^

Selasa, 17 Juli 2012

90 Days, Time to Love







Resensi Drama Korea


90 Days, Time to Love


By: Arumi E


Hyun Ji-seok (Kang Ji Hwan) berada di puncak kehidupannya. Di usianya yang ke-31 tahun, hidupnya terasa sempurna. Mempunyai karir yang baik sebagai dosen arsitektur di sebuah perguruan tinggi, menikah dengan Park Jung-ran (Jung Hye Young) yang cantik dan berasal dari keluarga berada walau sesungguhnya bukan cinta sejatinya. Hidupnya semakin sempurna karena ia telah dikaruniai seorang anak perempuan berusia 8 tahun.

Namun mendadak hidupnya yang sangat sempurna itu berubah seratus delapan puluh derajat saat ia divonis dokter menderita penyakit kanker dan masa hidupnya hanya tersisa 90 hari lagi. Awalnya Ji-seok tak percaya ia menderita kanker. Ia merasa sehat-sehat saja, kecuali beberapa kali ia memang seringkali merasakan sakit di perutnya yang ternyata disebabkan kanker pankreas.



Dalam kekalutan, tiba-tiba saja dia teringat kembali dengan cinta pertamanya. Satu-satunya keinginannya adalah menghabiskan sisa hidupnya yang hanya 90 hari itu bersama cinta sejatinya, Mi-yeon (Kim Ha Neul) yang telah ditinggalkannya 9 tahun lalu. Ia takut jika harus mati tanpa Mi-yeon di sisinya. Mungkinkah keinginan terakhir Hyun Ji-seok itu bisa terpenuhi? Apalagi kenyataannya Mi-yeon dan Hyun Ji-seok sudah sama-sama menikah. Apakah mereka berani melanggar norma demi mengenang kembali cinta pertama mereka dulu? Juga melawan pertentangan dari pasangan masing-masing?

Sebelumnya, Hyun Ji-seok dan Mi-yeon adalah pasangan kekasih yang saling jatuh cinta sejak masa SMA. Hubungan mereka terpaksa harus diakhiri karena mereka harus menghadapi kenyataan bahwa ternyata mereka adalah saudara sepupu. Dalam tradisi keluarga mereka, adalah terlarang saudara sepupu menjalin hubungan kasih.



Semula mereka memutuskan berpisah, tetapi rasa cinta di antara mereka terlalu kuat, mereka pun kembali bersama lagi. Hampir saja mereka memutuskan kawin lari dan kabur ke San Fransisco, tetapi sehari sebelum mereka berangkat, Ji-seok harus menghadapi kenyataan kematian ayahnya karena kecelakaan. Kematian ayahnya itu membuat rencanaya awalnya kawin lari bersama Mi-yeon harus ditangguhkan. Ia harus menjadi tulang punggung keluarganya, menafkahi ibu dan seorang adiknya, karena ayahnya meninggalkan hutang yang tidak sedikit. Tak ada pilihan lain bagi Ji-seok kecuali meninggalkan Mi-yeon dan menikah dengan Park Jun-ran, wanita yang dijodohkan dengannya sejak awal untuk menyelamatkan keuangan keluarganya.



Mi-yeon patah hati dan merana ditinggalkan Hyun Ji-seok tanpa alasan jelas. Mi-yeon tidak tahu bahwa Ji-seok meninggalkannya karena terpaksa. Sembilan tahun berlalu, tiba-tiba saja Ji-seok datang menemui Mi-yeon dan memintanya tinggal bersama selama 90 hari. Bagaimana mungkin, Mi-yeon yang hatinya pernah disakiti Ji-seok bisa menerimanya? Apalagi dia telah memiliki suami, sementara Ji-seok juga telah memiliki istri. Tapi lagi-lagi tak ada yang bisa melawan kekuatan cinta pertama. Berbagai halangan mereka terjang untuk bisa kembali bersama, dan menikmati tiap detik kebersamaan mereka yang hanya tersisa 90 hari.

Nice movie, tentang cinta pertama yang tak kesampaian karena masing-masing telah memiliki cinta kedua. Mereka hanya memiliki waktu 90 hari untuk kembali mengenang cinta pertama mereka, sebelum kematian memisahkan mereka berdua untuk selamanya...
Akting para pemainnya cukup maksimal. Walau drama ini menceritakan kisah sedih dan memilukan, tetapi tak banyak air mata yang diumbar. Masing-masing karakter lebih banyak bermain emosi yang tidak melulu diperlihatkan melalui deraian air mata, tetapi ditunjukkan lebih mendalam melalui kegelisahan mereka, bahasa tubuh, tatapan mata dan ekspresi wajah.

Ini soundtrack-nya benar-benar menyayat hati

Seperti biasa, Kang Ji Hwan bermain total dalam perannya ini. Perubahan sikapnya tampak jelas, dari yang semula penuh rasa percaya diri menjadi kehilangan harapan hidup dan kemudian diam-diam sesungguhnya menyimpan ketakutan karena harus meninggalkan semua yang disayanginya di dunia ini. Ia seolah masuk ke dalam perannya sebagai Hyun Ji-seok yang hampir putus asa berharap bisa menghabiskan hari-hari terakhirnya bersama cinta pertamanya. Kabarnya, kang Ji Hwan sengaja tidak makan malam hanya minum soju selama berhari-hari agar ia merasakan sakit sungguhan. Dan usahanya itu berhasil, karena ia memang tampak seperti sungguh-sungguh seorang yang sedang sakit parah dan sekarat.

Jung Hye-young yang berperan sebagai istri Hyun Ji Seok juga bermain apik memerankan tokoh seorang istri yang sedih karena sebentar lagi akan kehilangan suami, apalagi setelah ia tahu ternyata selama Sembilan tahun menikah, suaminya tidak benar-benar mencintainya. Ada perempuan lain di hati suaminya dan yang justru diinginkan suaminya menemani saat-saat terakhirnya. Walau kemudian suaminya menuntut bercerai karena tak ingin menyakiti perasaan sang istri, tetapi ia menolak dan memilih terus mempertahankan suaminya agar tetap berada di sisinya.

Sementara Yun Hee-seok yang berperan sebagai Kim Tae-hun suami Mi-yeon juga bermain sangat bagus, memerankan karakter suami yang sangat menyayangi istrinya, hingga ia merelakan istrinya menghabiskan waktu bersama mantan kekasihnya, walau hatinya harus menahan perih dan rasa tak rela. Emosi semua pemain ter-explore dengan baik masuk ke dalam karakter masing-masing peran.



Film ini menampilkan gambar-gambar indah panorama Pulau Jeju yang eksotis terutama pada adegan-adegan awal dan menjelang akhir. Suasana sendu dan melankolis semakin kuat terasa dengan hiasan alunan soundtrack lagu-lagu romantik sepanjang film, di antaranya lagu Smoke Get in Your Eyes, San Fransisco, Sarang Eun Gan Da dinyanyikan oleh J.M , Ha Roo Man Keum dinyanyikan Jung Jae Wook dan lagu yang paling menyayat hati, Yoo Suh dinyanyikan Jung Jae Wook.


Cinta pertama memang sulit dilupakan... *siapin saputangan sebelum nonton ya...

Tato Pak Tito

Cerpen anak karyaku yang dimuat di majalah anak "Irfan" volume 2, November 2011

Apa benar Pak Tito punya tato? Mana boleh, Pak Tito kan guru...Sandi pun penasaran, dan nekat menyelidiki rahasia di balik lengan panjang baju Pak Tito...

Ada guru baru di kelas Sandi. Pak guru muda itu memperkenalkan diri sebagai Pak Tito, guru olahraga baru menggantikan Pak Soni yang pindah tugas ke sekolah lain.
Pak Tito berpakaian rapi. Memakai kemeja biru berlengan panjang. Sepertinya Pak Tito belum mendapat seragam kaos olahraga.
"Hari ini teori dulu ya, bapak akan menjelaskan tentang asal usul Olimpiade." kata Pak Tito.
Segera saja Sandi dan teman-teman satu kelasnya menyukai Pak Tito. Pak Tito ramah dan akrab. Setelah hampir sebulan Pak Tito mengajar, Sandi merasa ada yang aneh dengan Pak Tito.
"Aneh nggak sih, Pak Tito selalu memakai baju lengan panjang. Aku jadi penasaran, ada apa ya dibalik lengan panjang baju Pak Tito?" bisik Sandi pada sahabat-sahabatnya Dika, Reyza dan Aida.
"Aneh kenapa?" Dika balik bertanya
"Dulu lengan kaos olahraga Pak Soni pendek. Tapi kenapa Pak Tito memakai kaos olahraga berlengan panjang? Kamu ingat nggak Dik, saat kemarin seluruh baju Pak Tito basah karena mengambil bola yang jatuh ke dalam kolam ikan hias di belakang sekolah, Pak Tito tidak menggulung lengan kaos olahraganya, padahal Pak Tito menggulung celana panjangnya." kata Sandi.
"Memangnya apa yang disembunyikan Pak Tito?" tanya Reyza heran dengan keheranan Sandi.
"Jangan-jangan lengan Pak Tito penuh tato. Karena itulah Pak Tito selalu memakai baju lengan panjang." ucap Sandi pelan.


To be continued...