Laman

Kamis, 10 September 2015

Undangan Tak Terduga #27HariDiKualaLumpur

September ... ah, karena beberapa hari sibuk jadi baru bisa posting hari ini.
September ceria, kata Vina Panduwinata. Dan ... yah benar, September ini
rasanya ceria sekali.

Novel baruku "Merindu Cahaya de Amstel" terbit di bulan ini. Selain itu, selama bulan September, tepatnya dari tanggal 3 sampai 29, aku akan tinggal di Kuala Lumpur. Di rumah seorang teman yang mengundangku berkunjung ke tempatnya bermukim sudah setahun ini.

27 hari. Selama itulah aku akan berada di sini. Tiket dan ongkos ditanggung. Plus dapat uang saku. Tempat tinggal dan makan juga disediakan. Tentu kuterima undangan ini. Karena kesempatan seperti ini belum tentu terulang dua kali. Bisa sepuasnya menjelajahi dan mengamati negri tetangga.

Walau bertepatan dengan terbitnya novel baruku, membuatku terpaksa tidak bisa bekejasama dengan salah satu toko buku online untuk mengadakan PO.

Ini kali kedua aku ke luar negeri. Yaaah, baru sedikit memang pengalamanku traveling ke luar negeri. Baru kali ini aku pergi ke luar negeri sendirian. Sempat nervous awalnya. Tapi aku berusaha membulatkan tekad berani bertualang. Selalu ada yang pertama untuk segala hal, kan? Sebelumnya aku sudah pernah ke Singapura tahun 2013 bersama 2 sepupuku. Tiket sudah diurus mereka, aku tinggal ikut. Kali ini aku harus berani sendiri dan mengurus semuanya sendiri. Pengalaman yang mendebarkan sekaligus menyenangkan.

Pesawat lepas landas pukul 1 siang. Berusaha tenang dalam pesawat. Tidak penuh penumpangnya. Aku beruntung dapat kursi dekat jendela dan kursi sebelahku kosong. Jadi aman nggak ada yang ngajak ngobrol, hehehe.

Sampai di Kuala Lumpur pukul 4 sore. Pertama kali sampai
aku baru sadar waktu di Malaysia dimajukan satu jam. Sehingga shalat magrib pukul 7.10 waktu setempat.
Pertama kali pergi ke luar negeri sendirian.
Deg-deg-an awalnya. Kemudian excited.

Bye bye Cengkareng ...




Di bandara aku dijemput oleh temanku. Kami baru sekali bertemu di Jakarta. Rasanya masih ajaib beliau percaya kepadaku dan memilih aku untuk diundang tinggal di Kuala Lumpur.

Di pintu keluar difoto dulu sama temanku.
Yeay, sampai juga di Kuala Kumpur.
Alhamdulillah...
Dari bandara KLIA menuju pusat kota Kuala Lumpur memakan waktu 1 jam. Lama juga ya. Berarti cukup jauh, karena tidak macet seperti Jakarta. Kami naik bus bandara menuju KL Sentral. Dari situ baru naik taksi menuju apartemen temanku.




Temanku tinggal di sebuah apartemen di lantai 7. Ada fasilitas kolam renang. Karena itu sejak dari Jakarta aku menyiapkan baju renang muslim. Terakhir aku berenang saat SMP, dan sejak berhijab aku tidak pernah lagi berenang. Dulu terakhir pun belum mahir. Tapi kali ini aku memang bertekad untuk berani mencoba apa pun. Termasuk berani nyasar menjelajahi Kuala Lumpur sendirian.

Hari pertama, aku sudah diajak keliling KL. Dikenalkan dengan transportasinya. Bagaimanacara naik busnya, LRT, dan kereta.

Kartu yang bisa dipakai untuk
naik bus, LRT dan monorel
Dikenalkan juga dengan mata uang ringgit. Ada uang kertas 100 ringgit, 50, 20, 10, 5 dan 1 ringgit. Lalu ada uang logam 50, 20, 10, dan 5 sen.

Mata uang ringgit Malaysia




Dinding subway LRT Ampang Park dihiasi lukisan
Di hari ke-5  aku mulai menjelajah, pagi-pagi sesudah subuh berjalan kaki sampai Stasiun Ampang. Bolak balik totalnya 4.6 km. Waw, lumayan kan olahraga? 

Seperti di Singapura, moda transportasi di sini sudah terintegrasi. Dengan satu kartu bisa untuk naik bus dan LRT sekaligus. Mirip di Jakarta sebenarnya. Di Jakarta pun satu kartu bisa untuk naik trans Jakarta dan commuter line. Tapi di sini bus semacam trans Jakarta dirancang dengan sistim lebih praktis. Haltenya halte biasa, sama dengan bus reguler. Pembayaran dilakukan di samping pak supir. Bisa menempelkan kartu rapid KL ke mesin, atau bayar cash dengan memasukkan selembar uang kertas senilai 1 ringgit ke dalam box uang lalu akan keluar tiket. Harus uang pas ya. 

Suasana dalam bus rapid KL


Hari ke-6, masih menjelajahi seputar wilayah apartemen tempatku tinggal. Mengumpulkan kesan dan ide untuk ceritaku selanjutnya. Menemukan ada restoran unik ini. Cukup mudah beradaptasi di sini, karena masih serumpun mungkin. Kalau aku nggak bicara, nggak beda deh penampilanku dengan wanita Malaysia. Kalau ngomong baru deh ketahuan orang Indonesia, hehehe.


Hari ke-7, masih rajin jalan kaki sesudah subuh di seputaran apartemen. Hitung-hitung olahraga. 

Walau serumpun dan bahasa resmi di sini bahasa Melayu, tapi untuk warga non Melayu umumnya menggunakan bahasa Inggris saat bicara dengan orang lain yang tidak bisa bahasa daerahnya. Seperti di Supermarket di mal seberang apartemen, aku perhatikan pegawai yang orang India bicara bahasa India dengan sesama temannya yang keturunan India. Pegawai kasir menurut perkiraanku keturunan Thailand atau Philiphine. Ada 2 petugas kasir perempuan, saat mereka ngobrol pakai bahasa daerah mereka. Saat melayaniku pakai bahasa Inggris.

Di KL memang multi ras. Ada Melayu, India, China, Eropa. Di apartemen tempatku tinggal, saat berenang ada keluarga Jepang dan diajak ngobrol penghuni berasal dari Mesir.
Seru juga. Menambah wawasan. Bedanya dengan Indonesia, Indonesia pun beragam penduduknya, tapi banyak penduduk asli daerah Indonesia. Dan kami semua sepakat menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi. Jadi makin kagum dengan founding father Indonesia. Hebatnya mereka bisa menyatukan penduduk Indonesia yang sangat beragam.

Menurutku negeri kita juga cukup maju kok dibanding Malaysia. Jakarta nggak kalah canggihnya. Apalagi kalau nanti LRT sudah jadi, pamukiman kumuh sudah dipindah semua ke rusun yang bagus dan keren, sungai sudah direvitalisasi, pinggiran rel juga dibenahi tak ada lagi pemukiman kumuh, warganya makin sadar tidak buang sampah sembarangan. Bakal makin mentereng deh Jakarta nggak kalah keren dengan Kuala Lumpur.

Ohya, penduduk Malaysia cuma 30-an juta jiwa lho. Bandingkan dengan Indonesia yang hampir 300 jiwa. Jadi tantangan untuk Indonesia memang lebih besar. Wilayahnya lebih luas, penduduknya lebih beragam. Tapi bisa kompak semua bisa bahasa Indonesia. Keren, kan? ^_^

"Merindu Cahaya de Amstel" mejeng dulu di Stasiun Ampang

Papan informasi. Nggak bakal nyasar deh

Hari ke-8. Kali ini mencoba jalan kaki ke arah berbeda dari apartemen hingga sampai ke stasiun subway terdekat, Jelatek. Dari sini menara kembar terlihat lebih jelas. Memang tidak begitu jauh dari sini. Apartemen tempatku tinggal sangat strategis deh posisinya. Alhamdulillah .... ^_^

Aku menikmati berada di tempat baru ini. Senang sekali wawasanku jadi bertambah. Tapi aku juga nggak sabaaaar pengin lihat wujud novel terbaruku "Merindu Cahaya de Amstel".



Book trailer "Merindu Cahaya de Amstel"


Kata adikku, novel baruku "Merindu Cahaya de Amstel" sudah sampai rumah. Tapi buat yang order edisi bertandatangan nunggu 1 Oktober baru bisa kukirim. Ada bonus pin cantik untuk 15 pemesan pertama ^_^





Pin cantik untuk 15 pemesan pertama






Sabtu, 29 Agustus 2015

Novel Islami GPU "Merindu Cahaya de Amstel" by Arumi E.

Alhamdulillah ... akhirnya terbit novelku terbaru. Kali ini kembali bergenre romance Islami. Buat yang suka Tahajud Cinta di Kota New York, kemungkinan bakal suka ini juga ^_^




 "Merindu Cahaya de Amstel" ‪#‎NovelGPU‬

Penulis : Arumi E.
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Harga : 66.000

Buat yang mau pesan edisi bertandatangan boleh lho. Ada diskon 10% jadi 59.000


Ide seringkali datang dari hal sederhana. Seperti kisahku kali ini. Bermula dari melihat seorang gadis Belanda berkerudung panjang, cantik dan murah senyum. Lalu di dalam kepalaku mengalir sebuah cerita rekaanku sendiri. Bagaimana jika gadis itu dipertemukan dengan seorang pemuda blasteran Jawa-Belanda yang tidak percaya dengan segala hal yang gaib?

Kembali bersetting Amsterdam-Yogya, ditambah Salatiga, mampir ke Jakarta dan Bali. Kali ini aku mengolah setting dengan hati-hati, hasil gemblengan editor-editorku yang super keren. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Mbak Fialita Widjanarko dan Mbak Donna Widjajanto. Dibantu kakak sepupuku yang baik hati Sis Darah Biru dan Mbak Agatha Dewi yang sudah berkenan berbagi informasi mengenai kehidupan di Belanda dan kebiasaan-kebiasaan warganya. Serta Mbak Dian Wulandhari Sasmita yang sudah memberi saran profesi Nico van Dijk. Ditambah menekuni buku Belajar Bahasa Belanda Dasar, maka kisah ini pun bergulir. Mungkin belum sempurna, tapi berharap lebih baik dari sebelum-sebelumnya. Karena sampai kapan pun aku akan terus belajar menulis lebih baik lagi. Walau aku belum pernah ke Belanda, tapi apa yang kutulis ini semoga bisa menjadi law attraction, suatu hari nanti aku bisa menjejakkan kaki ke negeri kincir angin.


Buat yang ingin tahu gambaran kisah novel ini, boleh lihat book trailernya ^_^





Sinopsis :

Cahaya mentari sore menciptakan warna keemasan di permukaan Sungai Amstel. Mengingatkan Nicolaas van Dijk pada sosok gadis Belanda dengan nama tak biasa, Khadija Veenhoven. Gadis yang terekam oleh kameranya dan menghasilkan sebuah foto “aneh”.

Rasa penasarannya pada Khadija mengusik kenangan Nico akan ibu yang meninggalkannya saat kecil. Tak pernah terpikir olehnya mencari ibunya, sampai Khadija memperkenalkannya pada Mala, penari asal Yogya yang mendapat beasiswa di salah satu kampus seni di Amsterdam.

Ditemani Mala, Nico memulai pencariannya di tanah kelahiran sang ibu. Namun Pieter, dokter gigi yang terpikat pada Mala tak membiarkan Nico dan Mala pergi tanpa dirinya. Dia menyusul dan menyelinap di antara keduanya.

Tatkala Nico memutuskan berdamai dengan masa lalu, seolah Tuhan belum mengizinkannya memeluk kebahagiaan. Dia didera kehilangan dan rasa kecewa itu dia lampiaskan pada Khadija karena telah mengajarinya menabur benih harapan.

Kembali Nico mencari jawaban. Hingga sinar yang memantul di permukaan Sungai Amstel menyadarkannya. Apa yang dicarinya ada di sebuah tempat di Kota Amsterdam ini. Terpancar dari sepasang mata hijau jernih yang sejak awal sudah mengiriminya pertanda.

Cuplikan :

Nico terdiam, kembali ada rasa haru menelusup perlahan dalam hatinya.
“Dan kini harapanku berbeda. Suatu saat aku berharap bisa menjadi pangeran baik hati untuk seorang gadis yang mencintaiku dan aku cintai.”
Khadija tersentak halus. Nico tidak menyebut nama, namun menatap mata Khadija dalam-dalam saat menyebut kata ‘gadis’. Susah payah Khadija menahan rasa tersipu. Dia tak ingin salah mengira, dia akan menyimpan perasaannya dalam-dalam sampai saatnya tiba Nico menyatakan sesuatu yang benar-benar jelas kepadanya.
“Sekarang kamu mulai berpikir romantis ya? Setelah kemarin-kemarin menjadi lelaki super dingin.”
Nico tersenyum penuh arti.











Jumat, 28 Agustus 2015

Daftar Novel karya Arumi E.

Pengin tahu daftar buku karyaku apa saja? Ini dia daftarnya. ^_^

Daftar novel karya Arumi E.

1. Saranghaeyo (dengan nama pena Karumi Iyagi)
2. Four Seasons of Love (dengan nama pena Karumi Iyagi)
3. Symphony of Love (dengan nama pena Karumi Iyagi)
4. Sweet Sonata (dengan nama pena Karumi Iyagi)
5. Sakura Wish (dengan nama pena Harumi Kawaii)
6. Cinta Bersemi di Putih Abu-Abu
7. Zara Sang Detektif Cilik (kumcer anak)
8. Cinta Yang Sempurna (nove duet) -->Zettu
9. Tahajud Cinta di Kota NewYork --> Zettu
10. Jojoba --> DeTeens/ Diva Press
11. Amsterdam Ik Hou Van Je --> Grasindo
12. Longest Love Letter --> Grasindo
13. Heart Latte (kumcer dewasa) --> Salang Publisher
14. Hatiku Memilihmu --> GPU
15. Cinta Valenia --> Elex Media
16. Monte Carlo --> Gagas Media
17. Unforgotten Dream --> Elex Media
18. Pertemuan Jingga --> GPU
19. Eleanor --> GPU
20. Merindu Cahaya de Amstel --> GPU
21. Love in Adelaide --> GPU
22. Love in Sydney --> GPU
23. Love in Montreal --> GPU
24. Road To Your Heart
25. Teror Diari Tua --> GPU
26. Listen To My Heartbeat --> Bentang Pustaka
27. Sepertiga Malam di Manhattan --> GPU
28. Replace --> Falcon Publishing
29. Aku Tahu Kapan Kamu Mati --> Loveable

Keterangan :

Tanda --> artinya diterbitkan oleh

Arumi E. juga pernah menerbitkan buku tentang Kpop Bigbang dan G Dragon.
Pernah juga menerbitkan novel duet berjudul "Cinta Yang Sempurna".
Menulis juga buku biografi karateka cilik "Bhagas dan Jurus-jurus Meraih Mimpi"



















Kamis, 27 Agustus 2015

Premiere Film Gangster

Alhamdulillah, masih mendapat undangan dari Starvision untuk menghadiri premiere film terbarunya. Kali ini berjudul "GANGSTER".

Yang menarik, ada Hamish Daud. Pengin tahu saja sih, seperti apa ya orang langsungnya ^_^

Undangannya unik yaa ^_^

Seperti biasa, premiere dimulai pukul 7 malam di Epicentrum XXI, Kuningan.


Lumayan, bisa lihat pemain-pemainnya langsung ^_^



Mm.. kaget ada Dian Sastro walau cuma sebentar dan berperan sebagai tokoh yang 'cuma' disebut 'pacar si jangkung'. Hamish Daud jadi bule ndeso jago beladiri bernama Jamroni. Dwi Sasono dan Agus Kuncoro seperti biasa aktingnya sudah matang.

Ceritanya ... nonton aja sendiri deh yaaa. Ada beberapa adegan yang bikin tertawa. Jadi ini sepertinya action yang diselipi humor di beberapa bagian. Hamish Daud nya lumayan deh buat dipandang2.

Setting adegan perkelahiannya boleh juga, di antara gerbong-gerbong kereta.

Yuk, nonton film Indonesia.
‪#‎gangster‬ ‪#‎indonesianmovie‬ ‪#‎premiere‬ ‪#‎starvision‬ ‪#‎hamishdaud‬ ‪#‎diansastro‬

Action dulu ...

Siap-siap nonton

Setelah keluar dari teater, pasti dikasih suvenir seperti ini

Rabu, 26 Agustus 2015

Mini Gathering Elex Media : Nasib Buku di Toko Buku

Diundang acara gathering penerbit tentu tidak menolak. Karena pasti banyak manfaatnya. Selain dapat ilmu, silaturahim dengan rekan penulis dan editor, juga mendapat goodie bag. ^_^

Seperti undangan mini gathering dari Elex Media ini, Sabtu, 22 Agustus 2015.


Kenapa mini gathering? Karena yang diundang memang terbatas hanya 30 orang.
Masuk ke lobi Gedung Kompas Gramedia, ternyata sedang diadakan pameran seni rupa. bagus-bagus lho.

Salah satu seni instalasi yang dipamerkan
di lobi Gedung Kompas Gramedia

Tepat pukul 9 pagi, kami dipersilakan masuk ke kantor Elex Media di lantai 2. Mini gathering ini memang terkesan suasananya santai. Senangnya bertemu editor-editor Elex Media yang baik hati. Jadi ingat sudah lama belum kirim naskah lagi ... ^_^

Undangan yang datang rekan-rekan penulis Elex Media, ada juga blogger.


Acara dibuka oleh host kece Mbak Intan ditemani editorku yang juga kece Mbak Afri. Seru deh kalau keduanya memandu acara. Belum apa-apa kami sudah dibuat deg-deg an karena dilempari boneka beruang lembut. Buat yang mendapat lemparan boneka beruang, harus memperkenalkan diri kepada undangan lain. Untunglah aku ga kebagian giliran ... ahahah. Selamat, selamat. ^_^

Mbak Intan dan Mbak Afri. Nyantai banget kaaan? ^_^

Ini siapa ya? Ada yang bisa nebak? ^_^
Gathering kali ini menjelaskan nasib buku di toko buku. Dimulai ketika buku baru datang di toko buku. Di rak new arrival, biasanya buku mendapat jatah terpajang selama 1 bulan saja. Setelah itu baru deh diletakkan di rak biasa. Untuk buku yang banyak pembelinya, bisa diletakkan di rak recommended, bahkan kalau lakuuuu banget bakal diletakkan di rak best seller. Buku punya jatah terpajang di rak selama 1 sampai 3 bulan.

Ooooh, persaingan semakin ketat sekarang. Jika dalam 3 bulan buku tidak banyak terjual .. nah ini yang menyedihkan, buku terpaksa akan dikembalikan ke penerbit karena dianggap tidak laku. Hiksss ...

Bagaimana setelah kembali ke gudang penerbit? Apakah masih bisa kembali ke toko buku kalau mendadak promonya gencar lagi dan banyak yang cari? Ternyata tidak bisa, teman-teman. Buku yang sudah dikembalikan ke gudang penerbit tidak akan bisa kembali ke toko buku lagi.

Menurut Pak Bagus, di gudang Elex Media saja, buku yang dikembalikan dari toko buku Gramedia mencapai senilai 1 M setiap tahunnya. Penerbit harus memutar otak dan menyiapkan berbagai program agar buku yang ada di gudang bisa dijual lagi. Sebagian dikirim ke toko buku selain Gramedia, ada juga ke toko buku online. Bisa juga dibuat program promosi beli dua dapat tiga novel misalnya. Atau dapat diskon.

Apabila harga buku sudah turun akibat diobral, maka royalti yang didapat penulis hanya 10% dari harga buku yang sudah diobral. Bisa bayangin ya teman-teman makin kecil saja deh royalti yang diterima penulis.

Ada kenyataan yang lebih menyedihkan lagi. Rekan penulis jangan syok ya? Buku yang belum terjual setelah setahun akan dibakar karena sudah tidak ada tempat lagi di gudang penerbit. Sedih banget yaaaa... :(



Serius mendengarkan  ...

Intinya, sekarang ini banyak sekali buku baru terbit setiap bulannya. Konon katanya ada ribuan buku masuk ke toko buku tiap bulan. Banyak banget yaaaa ... Demikian pula novel. Persaingan antar novel bertahan di rak buku semakin ketat. Penulis dituntut untuk aktif mempromosikan bukunya. Masa promosi paling menentukan adalah 3 bulan pertama sesudah buku terbit. Saat inilah penulis harus habis-habisan mempromosikan bukunya agar terjual cukup banyak.

Berbagai cara bisa dilakukan penulis untuk mengenalkan karyanya. Melalui berbagai akun medsos. Perlu dipelajari juga apa keunggulan masing-masing medsos. Misalnya lewat twitter, harus diperhatikan waktu yang paling banyak pengguna twitter sedang aktif. Biasanya pukul 6 sore sampai 9 malam. Di waktu inilah saat tepat mempromosikan buku.

Penulis juga harus aktif menjalin komunikasi dengan pembaca bukunya. Bisa mengadakan kuis untuk memperluas pengenalan bukunya, bisa juga mengadakan talk show di toko buku atau promo lewat radio. Lebih bagus lagi kalau bisa mengadakan road show, biasanya untuk promo seperti ini didukung penerbit. Tapi biasanya penerbit mengadakan road show untuk penulis-penulisnya yang potensial. Mau bikin road show sendiri? Bisa juga. Tentunya lebih melelahkan karena harus mengurus sendiri dan biaya sendiri.

Selanjutnya manajer toko buku Gramedia cabang Pondok Gede dan Aeon Mal berbagi tips agar buku seorang penulis bisa bertahan lama di toko buku.

Menurut keduanya, buku yang best seller itu sebagai berikut :
1. Penulis yang punya basic fans banyak. Misal seleb twit, seleb facebook atau seleb youtube.
2. Penulisnya sudah dikenal karena sudah banyak buku yang ditulis contohnya Asma Nadia, Tere Liye
3. Buku penulis itu yang sebelumnya best seller, sehingga penulisnya sudah dikenal, karenanya buku selanjutnya sudah ditunggu pembaca bukunya yang best seller itu. Contohnya Andrea Hirata.
4. Buku yang diadaptasi menjadi film, biasanya akan mendongkrak angka penjualan.
5. Buku yang memang bagus ceritanya dan banyak yang suka.

Bagaimana dengan penulis yang belum terkenal seperti aku misalnya? Hikkssss .... yah ... harus berjuang lebih keras lagi mempromosikan buku-bukuku. Karena itulah aku sangat berterima kasih pada pembaca-pembaca novelku yang sudah berkenan membeli novelku. Makasih yaaaa ... ^_^

Aiiih, ada "Cinta Valenia"di slide-nya ^_^
Untunglah sekarang ini ada alternatif lain bagi penulis agar bukunya bisa tetap terpajang di toko buku yaitu melalui toko buku online Gramedia.com.  Soal ini dijelaskan di sesi berikutnya. Di toko buku online ini tidak ada istilah retur. Buku penulis akan terus terpajang di sini sampai stoknya habis. Penulis juga bisa bekerja sama untuk membuat PO novel yang akan terbit dengan Gramedia.com.

Contoh PO yang sukses adalah Critical Eleven Ika Natassa yang terjual 300an buku hanya dalam 5 menit. Rahasia suksesnya adalah selain Ika Natassa memang sudah punya basic fans yang kuat, Ika juga aktif mempromosikan bukunya yang akan terbit sejak jauh-jauh hari. Bikin pembacanya penasaran dan nggak sabar ingin membeli.

Seusai mendapat informasi lika liku perjuangan buku di toko buku, Elex Media membagikan 6 hadiah untuk 6 twit live terbanyak. Alhamdulillah aku kebagian .



Sesi selanjutnya, Elex Media menjelaskan lagi tentang portal www.elexmedia.id yang bisa dimanfaatkan penulis untuk mempromosikan bukunya. Bisa juga untuk komunikasi penulis dan pembacanya. Buat umum juga boleh loh ikutan aktif di portal ini. Bakal ada poin yang bisa ditukarkan dengan hadiah buku buat yang aktif posting tulisan di sini. Ayooo ikutan daftar ^_^

Terakhir setelah makan siang lalu ngobrol-ngobrol dengan teman-teman penulis dan editor, kami foto bersama. Wajib deh ini ^_^


Seperti biasa. endingnya pasti foto bareng ^_^

Undangan yang datang tentu saja tidak pulang dengan tangan hampa. Ada goodie bag berisi buku-buku asyik terbitan Elex Media.

Suvenir untuk peserta gathering


Senin, 17 Agustus 2015

Dirgahayu Republik Indonesia ke-70 tahun

Waktu berjalan sangat cepat. Tak terasa sudah tanggal 17 Agustus 2015. Hari ke-22 dari tantangan #30HariMenulisNovel.

Sudah sampai di mana kemajuan penulisan naskah novelku? Ya ya ya ... aku masih kesulitan lepas dari belenggu writer's block. Oh ... sepertinya karena aku kurang keras berusaha dan tidak disiplin dengan deadline yang kubuat sendiri.

Tak apalah, karena hari ini hari istimewa. Hari bangsa Indonesia mengenang detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Bagaimana perayaan HUT RI di lingkungan tempat kamu tinggal? Semoga masih antusias mengisi dengan kegiatan penuh kegembiraan, sebagai rasa syukur telah 70 tahun dianugerahi kemerdekaan.

Semoga Indonesia semakin baik. Bersama-sama kita isi dengan berkarya sesuai keahlisn masing. Tanamkan rasa optimisme dan nasionalisme. Mari bersatu membangun negeri. Katanya saat ini Indonesia sedang dipenuhi rakyat usia peoduktif.

Hm, jadi ingat ... aku harus semangat menyelesaikan tulisaku.

Mari bersatu saling menghargai.

Ayo kerja!


Selasa, 11 Agustus 2015

Hari ke-16 #30HariMenulisNovel

Sudah hari ke-16? Sudah sampai di mana perkembangan naskahku?
 Baru 39 halaman. Ya, masih jauh dari selesai. Ah, ternyata menulis sebuah naskah novel tidak mudah. Memecahkan writer's blog tidak semudah teori.

Walau target sudah ditetapkan, jika target itu bukan dari editor, ternyata berat juga. Ada banyak faktor yang membuat semangat menulis hilang entah ke mana.

Royalti. Laporan penjualan buku.

Entah kenapa, dahulu menulis terasa lebih mudah. Novelku bisa terbit saja rasanya senang bukan main. Tapi semakin ke sini, aku semakin sadar. Tantangan penulis bukan hanya bagaimana caranya naskahnya bisa diterima dan diterbitkan penerbit top.

Tapi laporan penjualan buku menjadi sesuatu yang cukup menyita pikiran.

Tentunya seorang penulis ingin karyanya dibaca banyak orang, dikenal luas dan mendapat sambutan baik. Tapi itu tidak mudah.

Karena itulah, kiriman foto dari pembaca yang telah membaca novelku, selalu menjadi penyemangat, bahwa ternyata masih ada yang menyukai tulisanku. karena itulah aku harus menulis kisah-kisah selanjutnya.

Ya, untuk hari ini aku cukup puas sudah menambah 3 halaman. Memang tidak banyak. Pelan-pelan menumbuhkan semangat dan terlibat dalam kisah yang kutulis kali ini ^_^




Kiriman foto dari Zahfira yang bikin semangat. Katanya gara-gara dia baca #HeartLatte jadi pengin tahu tulisanku yang lain. Maka belilah dia #Eleanor.

Asyiiik ^_^

Senin, 03 Agustus 2015

Hari ke-8 #30HariMenulisNovel

Waaaah sudah hari ke-8!

Ooh.... sampai di mana kemajuan penulisan naskah novelku terbaru?

Belum banyaak... memang benar-benar tidak mudah keluar dari jerat writer's block ... Aku malah penasaran membuat book trailer yang lebih baik di youtube.

Tapi hari ini ada kemajuan. Aku merangkai beberapa ide tulisan yang sempat kuketik di ponsel.
Ya, ini salah satu menangkap ide dengan cepat. Buru-buru mengetiknya di ponsel. Simpan, lalu kirim ke email kita sendiri.

Setelah cukup banyak, bisa kita rangkai dan disempurnakan ke naskah kita di word. Cara ini lumayan efektif mempercepat proses penulisan.




Sabtu, 01 Agustus 2015

Hari ke-6 #30HariMenulisNovel

Selamat hari pertama bulan Agustus!

Wah aku ketinggalan tidak posting sesuatu selama 3 hari. Padahal aku berencana akan posting tulisan apa saja untuk mendukung proses penulisan naskah novelku selama 30 hari.

Hm ... sudah sampai mana kemajuan tulisanku?

Masih mengumpulkan informasi soal setting... ^_^

Sambil membuat book trailer ELEANOR. Yeaaah, walau sudah terbit sejak Februari, tapi aku baru mood membuatnya sekarang.

Entah apakah bisa disebut book trailer. Aku membuatnya sangat sederhana. Sekumpulan slide foto yang aku unggah di youtube.

Kalau berkenan, boleh ditonton ... ^_^







Selasa, 28 Juli 2015

Hari ke-2 #30HariMenulisNovel

Hm ... apa yang sudah kutulis hari ini? Siang ini aku ke kantor pos lagi mengirimkan pesanan buku dari pembaca yang memesan buku sebagai hadiah ulang tahun. Senang sekali jika ada yang memesan buku sebagai hadiah ulang tahun.


Hari ini aku masih mengumpulkan hasil riset. Kali ini tentang daerah Gunung Kidul Jogjajarta. Tertarik dengan wisata Gua Pindul dan ingin memasukkan beberapa adegan dengan setting tempat wisata ini. 

Ooh... ada juga adegan mendaki Gunung Merapi. Yaah hari ini tidak banyak yang ditulis. Tapi aku usahakan menulis setiap hari.

Ayooo semangat ... 

Senin, 27 Juli 2015

Hari pertama #30HariMenulisNovel

Memang ini bukan tanggal 1. Tapi aku sengaja memulai proyek 30 hari menulis novel ini di hari ini, bersamaan dengan dimulainya sekolah setelah libur lebaran yang lumayan panjang. Mumpung sama-sama semangat bekerja dan berkarya lagi.

Apa yang sudah kulakukan di hari pertama memenuhi tantangan yang kubuat sendiri?

Melihat-lihat lagi apa yang sudah kutulis. Aku punya kebiasaan tidak biasa. Menulis melompat-lompat, tidak berurutan, tergantung dari ide yang tiba-tiba muncul di kepalaku.

Karena itu, aku sudah menulis di bab 1, 2, 3, 5 dan 6, tapi satu pun belum ada yang tuntas selesai masing-masing bab.

Biasanya aku membiarkan ide di kepalaku berkembang semaunya. Terkadang bab akhir lebih dulu selesai dibanding konflik.

Setelah nanti semua bab terisi, barulah aku sempurnakan.

Aku juga sudah mengumpulkan bahan riset mengenai setting.  Setting yang kupakai adalah Jogja. Walau aku cukup mengenal Jogja, tapi ada beberapa informasi yang perlu aku ketahui untuk memperkuat setting dan cerita.

Demikianlah, untuk hari pertama, aku masih menyimak apa saja yang sudah kutulis. Kutambah sedikit-sedikit bila ada yang perlu ditambahkan.

Perjalanan naskah ini masih jauh. Tapi aku bertekad akan menyelesaikan kisah ini 😊


Minggu, 26 Juli 2015

Mengatasi Writer's Block



Sudah bulan ke tujuh di tahun 2015. Terakhir aku menyelesaikan tulisan bulan Februari. Saru outline-ku diterima salah seorang editorku sejak bulan Mei. Tapi sampai hari ini aku baru menulis sampai bab 2.

Yup. Aku terserang writer's block. Penghalang yang sering dialami penulis dalam berkreasi.
Ada banyak teori mengenai cara mengatasi writer's block. Tapi suatu cara belum tentu cocok untuk semua penulis. Lalu apa yang harus kulakukan supaya kembali produktif menulis?

Menonton banyak film, sudah. Membaca beberapa novel, sudah. Mencari inspirasi dengan berjalan-jalan juga sudah. Apa yang salah? Kenapa aku masih belum bisa fokus menyelesaikan outline yang sudah kususun?

Malas. Sepertinya itu satu-satunya alasan paling pas. Aku masih malas memaksa diriku untuk fokus pada calon naskah. Karena itu, aku akan mengadakan percobaan.

Aku akan menantang diriku sendiri menyelesaikan naskahku ini dalam 30 hari.

Aku akan mencoba membuat laporan singkat kemajuan tulisanku setiap hari.

Yaaa ... ini memang terinspirasi novel yang pernah kubaca. Yang berkisah tentang usaha seorang penulis melawan writer's block.

#30HariMenulisNovel