Laman

Sabtu, 01 November 2014

UNFORGOTTEN DREAM, novel romantis Arumi E. terbaru

Welcome November ... Cepatnya waktu berlalu. Dua bulan lagi tahun 2014 akan berakhir.
Berita gembira di bulan ini, novel terbaruku akan terbit. Novel kedua yang terbit di penerbit Elex Media Komputindo.

Semoga menjadi awal yang baik di bulan November ini. Aamiin


Judul : Unforgotten Dream 
Penulis : Arumi E.
Penerbit : Elex Media Komputindo
Editor : Afrianty Pramika Pardede
Harga : 39.800
Tebal : 216 halaman


Book Trailer "Unforgotten Dream" versi 1


Book Trailer "Unforgotten Dream" versi 2


Sinopsis

Kasandra tak bisa lepas dari obsesi akan mimpi istimewa menjelang masa remajanya delapan tahun lalu. Dalam mimpinya itu ia bertemu seorang
pemuda menawan yang mengaku bernama Rana, pendamping hidupnya di masa depan. Mimpi itu bagai nyata, membuat Kasandra tak sengaja berjanji
setia.

Obsesinya untuk bertemu pemuda dalam mimpinya itu membuatnya mengabaikan banyak pemuda yang mendekatinya hanya karena namanya bukan Rana. Tak terkecuali Keanu, mahasiswa arsitektur yang ditemuinya secara ajaib. Namun semesta seolah mengarahkan Kasandra pada Keanu.

Sekeras apa pun Kasandra menolaknya, takdir selalu mempertemukannya kembali dengan Keanu. Bahkan setelah ia benar-benar bertemu sosok bernama Rana, Keanu terus mengusik hatinya.
Lalu siapakah yang akan ia pilih? Rana yang bernama sama dengan pemuda yang muncul dalam mimpinya dulu atau Keanu yang walau namanya bukan Rana namun keberadaannya semakin lama terasa semakin berarti?


Dapatkah kau melihat, 
tanda-tanda yang dibawa semesta?
Kau dan aku tanpa sadar,
melangkah ke satu titik yang sama


Buat teman-teman yang sudah baca "Unforgotten Dream" boleh nih kasih review dan ratingnya di Goodreads ^_^ https://www.goodreads.com/book/show/23551613-unforgotten-dream?ac=1





Berawal di suatu malam setelah Kasandra mendapati dirinya mulai beranjak remaja, di usianya yang ke 12. Perutnya melilit sakit sekali. Ternyata itu adalah hari pertama yang sangat penting dalam hidupnya sebagai seorang perempuan. Pertama kalinya ia mendapat menstruasi. Ibunya mengingatkan, sejak saat itu, ia harus semakin berhati-hati, karena ia telah menjadi seorang wanita yang akan tumbuh semakin matang.

Malam itu, Kasandra bermimpi, bertemu seorang pemuda rupawan, yang mengajaknya ke sebuah tempat indah dan mengaku sebagai pasangan hidupnya di masa  depan. Pemuda itu mengaku bernama Rana.

Bertahun-tahun kemudian, Kasandra tak bisa melupakan mimpi indahnya itu. Bahkan ia meyakini, pendamping hidupnya di masa depan memang benar-benar pemuda bernama Rana seperti yang muncul di dalam mimpinya dulu.

Hingga kemudian Kasandra bertemu pemuda bernama Keanu. Mulanya Kasandra tak peduli pada Keanu, ia masih fokus mencari pemuda bernama Rana. Namun berkali-kali Kasandra menghadapi peristiwa yang membuatnya terus menerus harus berhubungan dengan Keanu.

Keanu seorang mahasiswa jurusan arsitektur, sedangkan Kasandra mahasiswi jurusan interior. Walau jurusan mereka berbeda, namun jurusan keduanya saling mengisi dan melengkapi. Karena itulah Kasandra tak menolak bantuan Keanu untuk kerja praktek di tempat Keanu bekerja freelance sebagai arsitek. Walau masih kuliah, tetapi Keanu dipercaya untuk menangani beberapa proyek bangunan gedung bertingkat rendah.

Sampai kemudian Kasandra benar-benar bertemu pemuda bernama Rana, Kasandra masih saja mengabaikan segala perhatian Keanu, dan memilih Rana yang ia percayai sebagai pemuda yang dulu pernah muncul dalam mimpinya.

Apakah benar Rana Fabian adalah pemuda dalam mimpinya dulu itu? Dan sampai kapankah ia sanggup mengabaikan kebaikan hati Keanu hanya karena pemuda itu tidak bernama Rana?









Cuplikan dialog :

“Maaf, sebelumnya saya mau tanya. Kenapa Tante punya ide memberi nama anak Tante itu Keanu seperti nama aktor Hollywood?”

"Dulu, Tante memang ngefans berat sama dia, makanya saat melahirkan anak cowok, tante langsung usul sama suami tante, supaya menamakan anak pertama kami Keanu. Awalnya suami tante nggak setuju. Tapi setelah tante kasih tahu artinya dan dia boleh menambahkan nama pilihannya di belakang nama Keanu, akhirnya boleh juga.”

Kasandra tersenyum senang.

“Memangnya Keanu itu artinya apa, Tante?” tanyanya.

“Itu Bahasa Hawaii. Keanu Reeves kan keturunan Hawaii. Katanya sih artinya angin sejuk yang berembus di sela-sela pegunungan.”

oOo

Kasandra memilih duduk di rerumputan yang menghadap ke arah air kolam buatan. Keanu duduk di sampingnya, melirik sebentar kepada Kasandra yang masih memilih diam sambil memandangi air kolam yang tak bergerak.

“Boleh kupinjam bahumu sebentar?”

Ujung kedua alis Keanu bertaut, terkejut mendengar permintaan Kasandra yang tiba-tiba dan tidak biasanya itu.

“Boleh, silakan,” jawabnya dan dadanya berdebar sedikit lebih keras saat Kasandra menopangkan kepalanya ke bahunya sebelah kiri.

“Kamu mau curhat sekarang?” tanya Keanu.
“Jangan menuduh, aku cuma mau istirahat sebentar. Kepalaku pusing,” jawab Kasandra.
“Istirahat sambil curhat juga nggak apa-apa. Aku bersedia mendengarkan,” sahut Keanu.

“Kalau aku mau curhat, pasti aku curhat ke Queen. Queen pasti lebih tahu masalah kegalauan perempuan,” tukas Kasandra, padahal ia yakin, Queena sudah mulai bosan mendengar curhatannya dan sekarang ini Queena sedang lebih senang menghabiskan waktunya bersama Lionel.

“Aku juga tahu. Adikku kan perempuan. Dan dia sedang sering-seringnya merasa galau. Curhat bisa tiga kali seminggu. Dan gayanya saat curhat, persis seperti kamu sekarang ini. Numpang meletakkan kepala di bahuku.”


Nah, buat yang mau tau kisah lengkapnya, siap-siap baca yaa "Unforgotten Dream"^_^


Behind The Story

Aku mendapatkan ide untuk tulisanku bisa berasal dari banyak hal. Dari apa yang kubaca, dari film yang kutonton, dari musik yang kudengar, dari curhatan teman dan tetangga, bisa juga berasal dari apa yang kualami sendiri.

Ide awal kisah ini gabungan dari cerita teman dan dari pengalamanku sendiri. Dulu, saat usiaku baru 11 tahun, -masih imut banget ya aku- itu pertama kali aku mendapat menstruasi. Perutku sakitnya bukan main. Melilit, rasanya seperti dipilin-pilin, aku uring-uringan kesakitan. Saat itu aku sedang liburan di rumah Mbahku di Desa Janten, Jogjakarta.

Entah aku diberi obat apa oleh ibuku, kemudian aku tertidur. Aku tidur di kamar kakak sepupuku yang tinggal di sana. Dan saat tidur itu aku bermimpi sesuatu yang belum pernah kuimpikan sebelumnya. Bertemu seorang cowok yang aku nggak ingat wajahnya tapi aku ingat dia ganteng banget. Mimpinya romantis gitu deh. Jalan-jalan berdua, senang tapi tersipu. Mungkin itu sebagai pertanda aku sudah akil baliq kali ya. Aku sudah mulai remaja dan bakalan mulai naksir cowok.

Begitu aku bangun, mataku langsung tertuju ke poster artis idola kakak sepupuku. Sebenarnya, di dalam mimpi cowok keren yang muncul itu nggak nyebutin namanya. Tapi begitu bangun, aku langsung berpikir nama yang cocok buat dia adalah Ranadrian.

Selama masa remajaku, Ranadrian jadi cowok khayalan dan harapanku. Tapi sayangnya sampai sekarang aku nggak pernah ketemu cowok bernama Ranadrian. Hehehe, kasihan deh ya, mimpi yang tak pernah menjadi nyata. Namanya juga cuma mimpi ^_^

Pengalamanku itulah yang aku jadikan ide dasar cerita novelku kali ini. Ditambah cerita dari temanku tentang temannya yang bertemu jodoh setelah bertemu seorang cowok tiga kali beruntun dalam sehari di tempat yang berbeda-beda. Akhirnya mereka kenalan dan berjodoh deh. Terlalu banyak kebetulan? Percayalah, itu bukan kebetulan. Allah pasti sudah mengatur pertemuan-pertemuan itu. Begitulah takdir yang sudah ditetapkan untuk keduanya.

Cinta memang sering datang tanpa diduga, jodoh pun demikian. Biarkan waktu menuntunmu menuju pasangan yang tepat. Jangan mengelak, namun juga berhati-hatilah. Perhatikan bedanya jodoh dengan jebakan ^_^

Kemudian karena aku ngefans sama aktor Keanu Reeves, maka inilah saatnya bagiku mengabadikan namanya. Aku memang suka banget dengan nama berawalan huruf 'K'. Dan karena pasangan Keanu Revees di film yang paling kusuka Sandra Bullock, maka tokoh wanitanya kuberi nama Kasandra,




Mengenai latar belakang keduanya yang mahasiswa arsitektur dan mahasiswi desain interior, karena aku juga ingin mengabadikan jurusan kebanggaanku dulu.

Setelah melalui proses menulis dan revisi, kini hadirlah novel "Unforgotten Dream" ini, siap untuk dibaca.

Selamat membaca yaa ^_^










Buku-bukuku yang sudah terbit. Sudah punya semua belum? :)



Jumat, 31 Oktober 2014

Proses Editing dan Proses Terbit Sebuah Novel



Hari terakhir di bulan Oktober. Apa evaluasi bulan ini untuk kinerjaku?
Nggak ada naskah yang berhasil kuselesaikan. Tapi aku berhasil menyelesaikan beberapa proses editing naskah yang akan terbit.

Proses editing mengapa menjadi sesuatu yang penting? Karena editing dalam suatu naskah dapat memperbaiki struktur naskah dan menjadikan naskah semakin enak dibaca.

Aku merasakan sendiri bedanya novelku yang dibimbing dan diberi pengarahan oleh editor dengan novelku yang tanpa melalui proses editing oleh editor. Sangat berbeda sekali hasilnya.

Seorang editor yang baik, tahu persis bagaimana memperkaya sebuah naskah. Apa yang perlu ditambah dan diedit penulis agar hasil tulisannya semakin cemerlang. Saran-saran bernas tersebut akan disampaikan oleh editor kemudian penulis akan mengubahnya sendiri sampai akhirnya editor setuju dengan hasil revisi penulis. Peran editor cukup besar membuat cerita makin asyik diikuti. Karena itu sebisa mungkin aku nggak lupa mengucapkan terima kasih kepada editor-editor luar biasa yang menangani naskah-naskahku.

Jadi, tugas editor bukan hanya memperbaiki kesalahan ketik dan kesalahan EYD dalam sebuah naskah. Tapi juga membimbing penulis, memberi saran plot yang lebih seru, karakter yang lebih mantap dan setting yang lebih meyakinkan.

Sebelum sebuah buku terbit, banyak proses yang harus dilalui sebuah naskah. Kalau aku sarikan, kira-kira beginilah tahap yang dilalui sebuah buku sebelum dicetak dan hadir di toko buku

1. Self editing

Setelah seorang penulis menyelesaikan tulisannya, yang pertama dilakukan adalah mengedit sendiri naskahnya. Membaca ulang lagi dengan teliti, memperbaiki yang dirasa masih ada yang kurang sesuai, menambahkan yang masih kurang, memperbaiki kesalahan ketik yang kerap terjadi.

2. Kirim ke penerbit

Setelah yakin naskah sudah mencapai bentuk yang terbaik, kirimkanlah naskah itu ke penerbit pilihan.

3. Sabar menunggu kabar ACC

Proses menunggu kabar dari penerbit beragam, bagi pemula mungkin agak lama. Untukku sendiri, karena sudah sering menerbitkan buku, biasanya editorku akan menjawab secepatnya. Namun jangan khawatir, bagi pemula juga jangan putus asa. Sabarlah menunggu kabar dari penerbit. Jika naskah kamu memang menarik, pasti kamu akan mendapat kabar secepatnya.

4. Proses Review

Setelah naskah dinyatakan diterima oleh penerbit, biasanya naskah akan direview. Lamanya proses ini pun berbeda-beda. Ada yang cepat, ada yang lama. Sabar saja yaaa. Setelah direview, editor akan menyampaikan hasil review kepada penulis. Akan ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan penulis yang nantinya menjadi panduan merevisi naskah.

5. Proses Revisi 

Penulis akan diminta merevisi naskahnya mengikuti catatan editor, biasanya hanya dikasih waktu sebentar. Semakin cepat kamu menyelesaikan revisi, semakin cepat juga naskahmu menuju ke tahap selanjutnya.

6. Proses Revisi (lagi)

Proses revisi ini bisa beragam tergantung editor dan keadaan naskahmu. Pengalamanku, ada naskah yang sekali revisi langsung oke, ada juga yang harus direvisi berkali-kali. Salah satu contohnya naskahku yang berjudul Eleanor yang akan terbit di Gramedia Pustaka Utama, editorku untuk naskah ini sangat detail meneliti naskahku. Darinya aku mendapat banyak ilmu. Bimbingannya membuka mataku cara menulis yang lebih baik lagi. Membuatku nggak merasa berat walau harus melalui 4 kali revisi. Begitu juga editorku di Gagas Media, aku harus melalui tahap revisi sebanyak dua kali. Semua proses revisi itu aku nikmati dan kusyukuri, karena itu adalah kesempatan buatku mendapat banyak ilmu dari editor. Aku merasa beruntung jika ada editor yang memberi masukan mempertajam plot, memperdalam karakter, atau memperkuat setting. Aku sangat berterima kasih pada editor-editorku yang baik hati yang berkenan memoles naskahku sehingga menjadi semakin enak dibaca.

7. Desain Layout

Setelah proses revisi selesai, editor akan membawa naskah kita ke tahap selanjutnya. Memindahkannya ke layout novel. Biasanya berupa pdf. Biasanya penulis akan diperlihatkan hasil pdf untuk sekali lagi mengecek kesempurnaan naskah.

8. Proses Proofreading
Ini adalah proses mengecek sekali lagi naskah yang sudah dirapikan dalam bentuk layout novel. Penulis diberi kesempatan untuk mengecek sekali lagi, apakah semua sudah oke atau masih ada yang perlu diperbaiki. Dalam proses ini akan dilihat lagi, apakah masih ada kesalahan ketik dan kesalahan EYD.

9. Desain Cover

Setelah penulis setuju dengan hasil pdf, kemudian penerbit akan mengajukan contoh cover. Penulis dimintai pendapat apakah sudah setuju dengan cover yang diajukan ataukah punya masukan ide yang bisa membuat cover semakin menarik.

10. Persetujuan Akhir

Setelah pdf dan calon cover disetujui penulis, maka sampailah pada tahap menunggu proses cetak. Menunggu proses ini bisa lama, bisa juga cepat, tergantung berbagai faktor. Contoh yang kualami, novelku Unforgotten Dream tak perlu menunggu lama, hanya setengah bulan setelah pdf dan cover oke, novel siap dicetak. Sedangkan naskahku Pertemuan Jingga, walau saat ini pdf dan cover sudah oke, tapi baru akan dicetak bulan Januari 2015.

11. Penandatangan Surat Perjanjian Penerbitan Bersama

Setelah naskah dan cover siap dicetak, penerbit akan mengirimkan surat perjanjian penerbitan atau surat kontrak yang harus ditandatangani penulis di atas materai. Berisi pasal-pasal perjanjian yang disepakati bersama. Setelah ditandatangani dan dikembalikan ke penerbit, maka naskah pun siap dicetak.

12. Proses Cetak dan Distribusi

Setelah sebuah buku dicetak, masih ada lagi yang harus ditunggu sebelum sebuah buku berhasil tampil di sebuah toko buku. Yaitu pendistribusian buku tersebut ke seluruh pelosok Indonesia.


Demikian kira-kira gambaran proses sebuah naskah akhirnya menjadi sebuah buku yang terpajang di toko buku. Seluruh proses ini bisa memakan waktu yang tentunya tidak singkat. Semua tergantung kebijakan penerbit yang bersangkutan. Karena itulah seorang penulis juga dituntut memiliki kesabaran ekstra.

Jadi, nggak gampang juga kan perjalanan sebuah naskah? Setelah kamu menulis cerita hasil karyamu, kamu masih harus bekerja keras hingga akhirnya naskahmu itu  menjadi sebuah buku dan mejeng manis di toko buku kesayanganmu ^_^


Contoh draf cover bagian dalam yang dikirim ke aku, minta persetujuanku sebelum dicetak

Contoh layout isi novel yang dikirim ke aku sebelum novel dicetak


Draft cover Unforgotten Dream,  sebelum dicetak penulis diberi kesempatan untuk melihat

Draft cover Hatiku Memilihmu, sebelum dicetak, penulis dikasih lihat






Senin, 27 Oktober 2014

Tips Kirim Naskah



Buku solo karyaku yang telah terbit sejak tahun 2012

Hari ini katanya hari blogger nasional lho. Karena itu aku berusaha menulis sesuatu hari ini di blog-ku ini.

Kali ini aku ingin menjawab beberapa pertanyaan yang juga sering diajukan kepadaku. Sering banget deh ada yang bertanya melalui twitter atau email, bagaimanakah cara menerbitkan novel?

Ada beberapa tips mencari informasi cara mengirim naskah ke penerbit yang akan kubagikan berdasarkan pengalamanku sendiri.

1. Rajinlah berkunjung ke toko buku

Dulu, aku memulainya dengan rajin ke toko buku. Memperhatikan ada berapa banyak penerbit yang bukunya terpajang di toko buku. Ada beberapa penerbit yang di setiap halaman akhir novel mencantumkan cara mengirim naskah ke mereka. Aku beli novel itu. Pertama, karena ceritanya menarik. Kedua, karena aku ingin mempelajari cara penulisan novel itu. Ketiga karena aku ingin menyimpan informasi di halaman terakhirnya tentang cara mengirim naskah ke penerbit itu.

Karena itu sejujurnya aku heran kalau ada yang bertanya, "Bagaimana sih cara kirim naskah supaya diterbitkan? Aku nggak tau penerbit-penerbit apa aja ..."

Untuk pertanyaan seperti ini, jawabanku, coba deh ke toko buku. Seorang yang suka menulis, biasanya suka membaca juga. Dan kalau kamu punya cita-cita pengin naskahmu terbit menjadi novel dan terpajang di toko buku seharusnya kamu hobi ke toko buku. Berkunjung ke toko buku bukan berarti harus membeli buku. Bisa juga datang untuk memantau tema cerita apa yang sedang tren, tema seperti apa yang best seller. Perhatikan, ada berapa penerbit yang bukunya dipajang di toko buku. Begitu banyak informasi yang bisa kamu dapatkan kalau kamu mau usaha sedikit berkunjung ke toko buku.

Di toko buku, kamu juga bisa mencatat alamat-alamat berbagai penerbit. Pasti dicantumkan di bagian belakang sampul buku. Dengan ke toko buku, kamu juga bisa mengamati penerbit mana yang menerbitkan novel, mana yang menerbitkan non fiksi, dan sebagainya.

2. Kunjungi web penerbit

Jika ada yang beralasan,"Tapi rumah saya jauh dari toko buku." Semoga di sekitar rumahmu ada warnet ya. Melalui internet, kamu bisa mencari informasi apa saja. Kalau kamu ingin tahu daftar penerbit di Indonesia ada apa saja, kamu bisa searching. Kamu bisa melihat buku-buku apa saja yang sudah terbit di toko buku online. Dan yang terpenting, kamu bisa mencari informasi mengenai berbagai penerbit buku melalui web-nya. Zaman sekarang, umumnya semua penerbit memiliki web resmi. Dan di web masing-masing, beberapa penerbit mencantumkan cara mengirim naskah.

Contohnya web Gagas Media. Ada petunjuk kirim naskah. Kamu tinggal klik saja, langsung deh muncul cara mengirim naskah ke sana. Ini cara kirim naskah ke Gagas Media : http://gagasmedia.net/kirim-naskah

Novelku yang terbit di Gagas Media
Sinopsis "Monte Carlo" bisa dibaca di link ini :
Setiaptempatpunyacerita-monte-carlo-arumi.e

Untuk yang pengin kirim naskah ke Bukune, silakan baca di sini : http://www.bukune.com/kirim-naskah-ke-bukune

Buat yang berminat kirim naskah ke Elex Media, baca deh webnya ini : http://www.elexmedia.co.id/kontakkami

Sinopsis "Cinta Valenia" bisa dibaca di link ini :
Novel teenlit-arumi-e-cinta-valenia

Novelku yang diterbitkan Elex Media
Sinopsis "Unforgotten Dream" bisa dibaca di link ini :
Novel-young adult-arumi-e-unforgotten-dream.html
Buat yang punya naskah buku bertema religi atau naskah novel islami, silakan kirim ke slaah satu email yang tertera di sini. Kalau mau bertanya langsung ke email tersebut yaaa... jangan ke saya ^_^

ini juga penerbit Elex Media Komputindo untuk lini Islami ^_^



3. Mengikuti lomba menulis novel yang diadakan penerbit.

Dulu, aku mencoba menembus penerbit dengan mengikuti lomba-lomba antologi yang diadakan beberapa penerbit. Ini berguna untuk mengasah kualitas menulis kita. Aku juga nggak selalu berhasil lolos. Naskahku pernah lolos antologi Anak Kos Gokil yang kemudian diterbitkan oleh Gradien.



Tak lama setelah novelku terbit di Grasindo, aku juga ikut serta lomba yang diadakan Grasindo. Hadiahnya, naskah pemenang lomba diterbitkan. Ini juga bisa jadi jalan bagi kamu untuk menerbitkan karyamu. Beranikan diri mengikuti lomba yang diadakan penerbit. Cari tahu info lomba menulis di internet. Pasti ketemu.

Novelku yang menjadi salah satu pemenang
Publisher Searching Author (PSA) Grasindo
Sinopsis "Longest Love Letter" bisa dibaca di link ini :
Novel Korea-arumi.e-Longest Love Letter


4. Follow twitter penerbit dan like fanpage-nya. 

Dari twitter penerbit, selalu ada info-info menarik yang bisa menjadi jalan untuk kamu bisa menembus penerbit itu.

Contohnya, aku pernah ikut lelang menulis novel yang diadakan penerbit DeTeens imprint diva press. Waktu itu dilelang menulis novel dengan judul JOJOBA. Aku kirimkan CV. Setelah itu aku lolos seleksi untuk mengirim outline. Alhamdulillah outline-ku terpilih. Maka, order menulis novel berjudul JOJOBA itu pun diberikan untukku. Dengan deadline 2 bulan.

Novelku yang terbit di DeTeens imprint Diva Press
Sinopsis JOJOBA bisa dibaca di link ini :
Novel-arumi-e-jojoba-im-single

Coba deh kamu searching nama penerbit di google, pasti akan muncul web, fanpage atau twitternya. Informasi cara kirim naskah juga ada yang dicantumkan di bio twitter penerbit.

Salah satunya follow saja penerbit https://twitter.com/grasindo_id
Di bio-nya disebutkan alamat email untuk mengirim naskah.

Novelku yang terbit di Grasindo

5. Datang ke pameran buku

Beberapa penerbit rutin mengikuti pameran buku dan mengadakan konsultasi menulis di pameran buku. Kamu bisa datang membawa naskahmu dan konsultasi langsung dengan editor penerbit.

Nah, kan? Ada banyak cara bagi kamu untuk bisa tahu bagaimana cara mengirim naskah ke penerbit tanpa harus bertanya ke seorang penulis. Silakan membiasakan diri untuk aktif mencari sendiri informasi yang kamu butuhkan.

Oya, ada lagi 3 pertanyaan yang sering banget ditanyakan padaku. Dalam kesempatan ini aku akan menjawabnya

1. Apa sih tips dan trik supaya bisa nembus penerbit MAYOR yang keren-keren itu?

Jawabanku, mudah saja, kamu tulis naskah yang menarik, kirim ke penerbit yang kamu incar, sabar menunggu kabar. Kalau naskah kamu dianggap menarik dan layak oleh penerbit yang bersangkutan, pasti diterima dan diterbitkan. Itulah yang aku lakukan, menulis sebaik mungkin semampuku. Dan buatku nggak ada jalan lain untuk menguji apakah naskahku sudah cukup menarik kecuali langsung mengirimkannya ke penerbit idamanku. Kalau diterima, berarti naskahku itu dianggap layak terbit. Karena nggak ada penerbit MAYOR yang mau menerbitkan naskah yang nggak menarik dan nggak layak terbit kan?

Pengalamanku selama ini, jawaban penerbit berupa penilaian poin-poin dari naskah kita. Jika ditolak, akan dijelaskan apa saja kekurangan naskah kita dan jika diterima akan diberitahu apa kekuatan naskah kita. Biasanya diterima pun bukan berarti mulus tanpa revisi. Editor pasti akan memberi masukan bagian-bagian dari naskah kita yang harus direvisi agar naskah kita itu menjadi semakin bagus.

2. Apa kriteria menarik buat penerbit?

Kalau kamu ingin tahu seperti apa naskah yang dianggap menarik oleh penerbit incaranmu, gampang banget. Kamu tinggal membaca novel-novel yang diterbitkan penerbit incaranmu itu. Dari novel-novel terbitan mereka, kamu bisa mempelajari seperti apa naskah yang mereka sukai. Jika kamu ingin menjadi penulis dengan karya baik, banyak-banyaklah membaca. Karena itulah yang kulakukan, aku membaca novel-novel terbitan penerbit incaranku untuk mempelajari naskah seperti apa yang diinginkan penerbit yang bersangkutan.

3. Apakah menerbitkan buku itu bayar?

Kujawab dengan tegas, menerbitkan buku di penerbit besar dan profesional itu GRATIS, tidak dipungut biaya sedikit pun. Kamu malah dibayar. Untuk penerbit kesayanganku seperti Gagas Media, Bukune, Elex Media, Gramedia Pustaka Utama, aku malah mendapat uang muka begitu bukuku terbit. Langsung ditransfer. Asyik kan? Kecuali kalau kamu menerbitkan buku di penerbit indie, barulah kamu harus bayar, karena kamu sendiri yang harus membiayai proses cetaknya dan kelak kamu harus usaha menjualnya sendiri juga.

Untuk pertanyaan mengenai cover dll siapa yang membuat, silakan baca link ini :
Proses editing dan terbit sebuah novel

Untuk pertanyaan bagaimana konsisten menulis, silakan baca link ini :
1. Inspirasi-menulis-yakin dengan kemampuan diri
2. Berani-ambil-resiko

Untuk pertanyaan yang masih takut juga menulis, ini ada sharing pengalaman perjuanganku menulis, telah melalui berbagai hal, sampai akhirnya bisa seperti sekarang, silakan baca di sini :
Menulis Itu Nggak Gampang

Untuk pertanyaan bagaimana cara menulis novel, silakan baca di link ini :
Tips Menulis Novel

Untuk pertanyaan berapa lama waktu menunggu kabar dari penerbit tentang naskah yang dikirim silakan baca sharing saya ini : Berapa lama proses seleksi naskah di penerbit?

Untuk mengetahui informasi nasib buku di toko buku yang penuh perjuangan dan tips promosi efektif, silakan klik diMini gathering Elex Media-nasib buku di toko buku

Buat yang mau mengetahui tips-tips lainnya tentang menulis, silakan baca semua postingan saya di kategori : Tips dan Info Menulis.

Mohon sebelum bertanya, baca dulu semua link yang saya berikan, supaya kamu nggak lagi menanyakan hal-hal yang sudah saya jelaskan atau sudah saya posting di blog saya. Kalau masih ada pertanyaan yang sama, mohon maaf, saya tidak akan menjawabnya, karena saya tidak punya banyak waktu luang untuk menjawab pertanyaan yang itu-itu saja. Saya ingin mengajak teman-teman yang memang berniat menjadi penulis sungguhan, untuk membiasakan rajin membaca, jangan hanya mau jawaban praktis. 

Syarat menjadi penulis adalah kamu harus tangguh dan mau banyak membaca. Deal yaaa ^_^


Kemudian setelah mengirim naskah, berapa lama menunggu kabar?
Bagaimana kalau tidak diterima?

Saat kita sudah memutuskan bercita-cita ingin punya buku hasil karya kita yang terpajang di toko buku, kita harus siap dengan segala risikonya. Sabar menunggu kabar, sabar saat ditolak.

Intinya, jika kamu punya niat besar menerbitkan buku hasil karyamu, aktiflah mencari informasi lewat internet. Manfaatkan kecanggihan teknologi masa kini. Buka wawasanmu. Kalau kamu jeli, selalu ada informasi kesempatan menerbitkan buku yang tak boleh kamu sia-siakan.

Pada awalnya dulu, aku juga pernah merasakan ditolak. Tiga kali di tiga penerbit berbeda. Tapi aku nggak putus asa. Terus mencoba dan mencoba. Tapi memang aku tidak mengirim lagi naskah ke penerbit sebelumnya yang menolakku. Aku mencari cara lain untuk bisa menerbitkan karyaku. Berbagai jalan aku coba dan aku berani menanggung risikonya. Risiko yang kumaksud di sini adalah, saat ternyata kerjasama dengan sebuah penerbit tidak semulus yang kuharapkan. Tak apa, awal kita memulai tentunya belum mulus, tapi itu akan menjadi pengalaman berharga bagi kita untuk berhati-hati dan memilih-milih penerbit mana yang menawarkan kerjasama paling sesuai dengan apa yang kita harapkan.

Tidak mudah tentu saja, kesulitan di awal perjuangan memberi banyak pelajaran padaku. Dari kerjasama dengan beberapa penerbit, akhirnya aku pun bisa tahu, kerjasama mana yang bagiku paling nyaman, itulah yang aku lanjutkan.

Terkadang memang, menunggu kabar yang cukup lama menguji kekuatan mental dan kesabaran kita, tapi sabar saja, teruslah berusaha melewati berbagai jalan.

Kelak jika sekali saja kamu berhasil menembus sebuah penerbit, berikutnya naskahmu akan diminta. Semakin banyak karyamu yang terbit, maka penerbit yang mencarimu dan meminta naskahmu. Jadi, jangan dikira menerbitkan buku itu mudah. Janganlah kamu ingin serba instan. Minta email penerbit dengan mudahnya. Cobalah untuk mandiri, berusaha mencari sendiri informasi yang kamu butuhkan.

Kalau kamu mengaku ingin jadi penulis, tentunya harus suka membaca. Kalau suka membaca, tentunya suka berkunjung ke toko buku. Kamu catat saja semua penerbit yang ada di toko buku. Catat alamat redaksinya, atau akun medsosnya. Kirimlah naskah unggulanmu ke alamat redaksi yang menarik minatmu. Lalu tunggulah. Proses menunggu pun butuh kesabaran. Biasanya jawaban baru diberikan dalam 3- 6 bulan.

Nah, ternyata nggak gampang kan menerbitkan buku di penerbit MAYOR yang profesional? Tapi segala kerja keras pantang menyerah itu akan menjadi tak ada artinya saat kamu merasakan kegembiraan akhirnya kamu bisa memiliki buku hasil karyamu yang diterbitkan penerbit idamanmu.

Selamat berusaha yaa. Good luck ^_^

~ oOo ~

Berikut ini aku sampaikan informasi cara mengrim naskah ke Penerbit Gramedia Pustaka Utama dari sumber link berikut :

http://gramedia.tumblr.com/ketentuan-pengiriman-naskah-gramedia-pustaka-utama


KETENTUAN PENGIRIMAN NASKAH GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA

Kami menerima naskah dari penulis untuk diterbitkan, bila naskah tersebut memenuhi standar penerbitan.

KETENTUAN UMUM:

1. Tebal naskah 100 s.d. 200 halaman.
2. Untuk buku anak, lengkapi dengan contoh ilustrasi dan konsep cerita, terutama untuk buku berseri.
3. Ukuran font 12pt, dengan spasi 1,5.
4. Tema naskah bebas, tidak menyinggung SARA dan tidak vulgar.

PILIH SALAH SATU CARA PENGIRIMAN NASKAH DI BAWAH INI:
Printout:

1. Ukuran kertas A4 atau folio.
2. Naskah sudah dijilid.
3. Sertakan ringkasan cerita/sinopsis.
4. Sertakan data diri singkat (nama, alamat, nomor telepon, alamat e-mail).
5. Setelah naskah masuk akan dipertimbangkan oleh tim editor paling lambat 3 bulan. Naskah yang tidak lolos seleksi tidak akan dikembalikan dan akan dimusnahkan.
6. Untuk memudahkan proses seleksi/pengategorian, cantumkan jenis naskah di sudut kiri atas, seperti:
-Fiksi
-Nonfiksi
-Remaja
-Dewasa
-dll.

E-mail:
Kirimkan naskah dan data diri melalui e-mail ke fiksi@gramediapublishers.com atau nonfiksi@gramediapublishers.com dengan subject Naskah: JUDUL.

Gramedia Writing Project:
Buat akun di situs resmi Gramedia Writing Project, lalu unggah sebagian naskah dan sinopsis.
________________________________________
Kami tidak memungut bayaran apa pun dari penulis.

Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi Redaksi Gramedia Pustaka Utama 53650110 ext. 3511/3512 atau via e-mail: fiksi@gramediapublishers.com atau nonfiksi@gramediapublishers.com


Sinopsis "Pertemuan Jingga" Pertemuan-jingga-novel-romance 


Sinopsis "Hatiku Memilihmu" silakan baca di link ini : Novel-islami-terbaru-arumi.e-Hatiku-Memilihmu



Novelku ke-3 yang terbit di Gramedia Pustaka Utama, 19 Februari 2015. Berjudul "ELEANOR".
Seri amore GPU. Sinopsis ELEANOR ada di link ini : Novel-romance-terbaru-arumi-e-eleanor




Novel terbaru Arumi E. "Merindu Cahaya de Amstel" terbit September 2015





Yuk, jika berkenan koleksi novel-novelku ^_^

Rabu, 22 Oktober 2014

Inspirasi Menulis : Yakin dengan kemampuan diri, disiplin dan berani


Dear friends ...

Seringkali aku ditanya, bagaimana cara mengobarkan motivasi menulis? Bagaimana cara produktif menulis? dan sebagainya dan sebagainya ...

Karena itu, di sini aku berbagi jawaban-jawabanku saat ditanya Mbak Arimbi Bimoseno, seorang penulis juga. Ini termuat di kompasiana, tapi aku sempurnakan lagi jawaban-jawabanku agar lebih detail.

Inilah hasil wawancaraku dengan Mbak Arimbi Bimoseno. Simak yuk ^_^

Novel Arumi ada yang untuk remaja SMA, ada anak kuliahan, ada juga dewasa muda yang baru lulusa kuliah dan mulai bekerja. 16 judul novel itu (dari yang pertama sampai yang terbaru) adalah :

Tahun 2012 :

- Saranghaeyo, Four Seasons of Love, Symphony of Love, Sweet Sonata, (novel cerita Korea dengan nama pena Karumi Iyagi, diterbitkan Zettu),
- Sakura Wish (novel cerita Jepang dengan nama pena Harumi Kawaii penerbit Zettu

Tahun 2013 :

- Cinta Bersemi di Putih Abu-abu, Tahajud Cinta Di Kota New York ( dengan nama asli Arumi E, penerbit Zettu.)
- Amsterdam Ik Hou Van Je, dengan nama asli Arumi E., penerbit Grasindo
- Longest Love Letter, dengan nama asli Arumi E., penerbit Grasindo
- Jojoba, dengan nama asli Arumi E., penerbit DeTeens imprint Diva Press.

Tahun 2014

- Hatiku Memilihmu dan Pertemuan Jingga, dengan nama asli Arumi E, penerbit Gramedia Pustaka Utama
- Monte Carlo, dengan nama asli Arumi E., penerbit Gagas Media.
- Cinta Valenia dan Unforgotten Dream, dengan nama asli Arumi E., penerbit Elex Media.

Tahun 2015

Terbit Februari, ELEANOR, penerbit Gramedia Pustaka Utama


Di tahun 2012, novel-novelnya yang terbit adalah cerita Korea dan Jepang yang saat itu sedang booming. Nama pena Karumi Iyagi untuk novel cerita Korea dan Harumi Kawaii untuk novel cerita Jepang. Memakai nama pena karena adanya permintaan penerbit. Namun sejak tahun 2013, Arumi hanya memakai nama asli Arumi E.

Di antara 16 novel itu, sejauh ini yang paling best seller adalah Tahajud Cinta Di Kota New York (416 halaman) karena terbit sejak April 2013 dan masih terpajang di toko buku hingga sekarang. Novel ini pun akan diadaptasi menjadi film oleh MD Pictures. Hatiku Memilihmu, Monte Carlo dan Cinta Valenia juga menyusul semakin meningkat angka penjualannya.

Sebelum sampai pada pembuatan novel, Arumi sempat melewati tahapan menulis cerpen yang dimuat di beberapa majalah nasional, kemudian menulis buku antologi keroyokan, lalu menerbitkan kumpulan cerpen solo : Heart Latte dan Zara Detektif Cilik. Ada juga satu buku komik Grup boyband asal Korea, Bigbang dan G Dragon.





BINCANG-BINCANG DENGAN ARUMI (hasil wawancara dengan Mbak Arimbi Bimoseno)

-

Siapa kamu, Arumi?

Aku tadinya arsitek. Terakhir berhenti bekerja jadi arsitek tahun 2010. Karena kantorku bermasalah dan kolaps, lalu aku malas cari kerja lagi, selain aku mulai jenuh jadi pegawai. Selama masa bekerja, aku sudah menulis cerpen dan sering dimuat di berbagai majalah remaja dan majalah anak. Kira-kira sudah ada 60 cerpenku yang dimuat. Akhir tahun 2011 aku dapat tantangan membuat novel cerita Korea. Itulah mulanya aku bikin novel. Novel pertamaku itu berjudul Saranghaeyo, terbit awal tahun 2012. Setelah itu beruntun aku menulis novel-novel lainnya. Ternyata makin lama aku keasyikan menulis novel. Akhirnya aku memutuskan fokus menjadi penulis novel. Aku mulai jarang menulis cerpen dan sudah berhenti melukis sepatu, pekerjaan dan hobi yang sempat aku lakukan setelah berhenti jadi pegawai. Sekarang ini order menulis selalu ada, jadi aku nggak kehabisan kerjaan menulis. Selalu saja ada yang harus kutulis. Biasanya aku sudah punya jadwal dalam setahun akan membuat berapa novel dan akan kuberikan ke penerbit mana.

Bagaimana cara kerja kamu?

Aku menetapkan jadwal seperti orang kerja kantoran. Jadi, mau tidak mau harus menghasilkan tulisan setiap hari.

Saat ini karena sudah terbit di beberapa penerbit, editor-editor yang menunggu aku kirim naskah. Karena itu aku harus menulis setiap hari. Editor ada yang kasih deadline, ada yang kasih kelonggaran. Ada yang deadline-nya sebulan, ada yang dua bulan.

Aku bikin jadwal seperti orang kerja umumnya. Mulai standby di depan laptop jam 9 pagi. Jam 12 sampai jam setengah 2 istirahat, lalu lanjut lagi sampai jam 5 sore. Malamnya tergantung mood, kalau lagi banyak ide aku lanjutkan, kalau nggak ya nggak usah. Terkadang kalau deadline tinggal 2-3 hari lagi dan cerita yang kutulis belum selesai, barulah aku begadang. Terus menulis dari pagi sampai pagi lagi.

Aku mendisiplinkan diri, jam yang wajib diisi dengan menulis mulai pukul 9 pagi sampai pukul 5 sore. Saat  malam bukan keharusan, kecuali memang butuh begadang untuk mengejar target selesai atau saat kepala dipenuhi banyak ide yang tak bisa menunggu hingga esok pagi.

Bagaimana cara mencari inspirasi?
Inspirasi bisa didapatkan dari mana saja. Dari apa yang saya dengar, yang saya baca dan yang saya alami. Semua tentu butuh latihan. Karena saya sudah sering sekali menulis, satu kata pun bagi saya bisa jadi sumber inspirasi. Asah kepekaan, peduli sekeliling, memperhatikan hal-hal yang saya lihat dan saya temui. Selalu ada ide yang bisa diambil dari sana.

Menulis kemudian dikirim ke penerbit, atau menulis atas permintaan penerbit?

Sekarang ini aku sudah dikenal beberapa editor. Biasanya aku kirim outline ke mereka, kalau disetujui baru aku selesaikan. Ada juga tema tulisan yang diorder khusus oleh editor.

Adakah gangguan dalam menulis novel?

Biasanya kalau semua kelengkapan apa yang ingin aku tulis sudah lengkap, nggak ada gangguan. Selama ini aku selalu bisa memenuhi deadline. Kecuali kalau ada urusan keluarga yang bikin kerjaan agak tertunda, baru agak terlambat. Misalnya saat bapakku sakit.

Media sosial tidak mengganggu, karena aku disiplin mengatur waktu kapan menulis dan kapan bermedia sosial. Tidak ada masalah. Lagipula, media sosial aku manfaatkan untuk berkomunikasi dengan pembaca karya-karyaku atau mempromosikan karya-karyaku, bukan untuk curhat masalah pribadi ^_^

Bagaimana menciptakan tokoh dan karakter?

Aku membayangkan karakternya kemudian kutuliskan ciri-ciri fisiknya, sifat-sifatnya, hobinya, kebiasaan-kebiasaannya. Bagaimana hubungan si tokoh dengan keluarga, teman-teman dan lingkungannya. Itu yang nantinya jadi pegangan sepanjang cerita.

Bagaimana mengatur plot?

Plotnya mengalir begitu saja. Biasanya ide itu muncul dalam kepala lalu aku tulis dan aku atur sedemikian rupa.

Membuat outline tiap kali mau menulis novel?

Awalnya tidak, tapi sekarang ini aku biasakan membuat outline. Ternyata itu memudahkan proses menulis.

Bagaimana pendekatan Arumi ke penerbit?

Setelah Tahajud Cinta di Kota New York, alhamdulillah beberapa editor menghubungiku dan memintaku menulis naskah untuk mereka. Menurut pengalamanku, seorang penulis sebaiknya memiliki blog. Karena biasanya editor yang mencari penulis, mereka juga melihat-lihat blog penulis. Di blog bisa dibaca contoh tulisan dan kontak ke penulis. Sebagai penulis, selain membina hubungan baik dengan penerbit, juga hendaknya membina hubungan baik dengan sesama penulis. Order menulis terkadang aku dapatkan karena aku direkomendasikan teman. Tentunya teman tidak sembarangan merekomendasikan kita kepada seorang editor. Kinerja kita harus sudah jelas. Disiplin memenuhi deadline, produktif menulis dan hasilnya tidak mengecewakan. Setelah tugas diberikan, harus bisa membuktikan, mampu menyelesaikan tugas dengan baik. Karya yang sudah terbit pun tanpa sadar dipantau oleh penerbit-penerbit. Jika ada yang merasa cocok, editor penerbit itu akan menghubungi. Karena itu berkarya saja sebaik-baiknya, setelah banyak hasil karya yang bermunculan, penerbit dengan sendirinya akan menghubungi penulis.

Bagaimana menjaga hubungan baik dengan penerbit?

Rutin menjalin komunikasi. Selalu datang jika ada undangan acara dari penerbit. Sesekali menyapa editor-editorku. Terkadang main ke kantor penerbit untuk membicarakan ide-ide aku.

Bagaimana dengan royalti? Apakah menggembirakan?

Berdasarkan pengalaman, untuk penerbit yang sudah dikenal profesionalitasnya, royaltinya memang tidak mengecewakan. Selalu dibayar tepat waktu dan laporan royalti selalu dikirimkan. Tapi pernah juga pengalaman dengan penerbit yang lama membayar royalti dan harus ditagih berkali-kali. Akhirnya aku yang kemudian menyeleksi penerbit. Saat ini aku memilih hanya bekerja sama dengan penerbit yang bekerja secara profesional. Termasuk profesional dalam membayar royalti penulis.

Pernah mengalami writer block? Bagaimana mengatasinya?

Pernah. Biasanya aku mencari inspirasi dengan jalan-jalan, menonton film dan membaca.

Motivasi utama Arumi dalam menulis novel?

Ingin menulis lebih baik dan lebih baik terus. Karena dari satu naskah yang sudah terbit, biasanya ada pelajaran yang bisa aku petik yang nantinya bisa memperbaiki tulisan selanjutnya. Selain itu rasanya bahagia bukan main jika ada pembaca yang senang dengan tulisanku, bikin semangat menulis cerita yang lainnya lagi.

Novelis yang kamu suka?

Aku suka cara Tere Liye bertutur. Novelis luar, aku suka karya Agatha Christie.

Mimpi terbesar Arumi di dunia kepenulisan?

Pengin bukuku banyak yang baca, banyak yang merasa terhibur, syukur-syukur jika ada yang terinspirasi

Arumi punya blog? Mungkin ada yang ingin mengenal lebih dekat.

www.arumi-stories.blogspot.com . Sebenarnya gaya menulisku biasa-biasa aja sih, bukan tipe yang tulisannya bagus banget dan kaya diksi, hehehe…. Masih kalah jauh kelasnya dengan Tere Liye atau Dee Lestari. Tapi tiap gaya menulis sepertinya punya penggemar tersendiri. Setiap penulis punya gaya menulis sendiri. Jadi, tetaplah percaya diri dengan kemampuan sendiri. Dengan rasa percaya diri, maka kita akan mudah meneruskan langkah berikutnya.

*Catatan :

Hasil wawancara di sini sudah aku edit dan tambah.

Hasil wawancara asli ada di link ini : http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2014/10/19/inspirasi-menulis-arumi-e-saputra-3-tahun-menerbitkan-14-novel-681200.html