Laman

Kamis, 31 Desember 2015

#YearEndHoliday part 2 : Pantai Indrayanti Wonosari, Gunungkidul. Pantai berpasir putih



Sejak sering membaca informasi tentang pantai berpasir putih ini, penasaran ingin tahu seperti apa. Ternyata perjalanan menuju pantai ini lumayan jauh.

Berliku-liku, naik turun, terkadang jalan yang dilalui menanjak agak curam, namun karena kanan-kiri disuguhi pemandangan indah, pepohonan, lembah hijau dan sawah terasering, perjalanan menuju pantai menjadi menyenangkan.

Pantai Indrayanti awalnya bernama Pantai Pulang Sawal. Tapi karena di dekat pantai ini ada Hotel Indrayanti, nama pantai ini pun lebih dikenal sebagai Pantai Indrayanti.

Tak menyangka, pantai ini ternyata penuuuuh sekali. Menjadi agak kurang nyaman. Sebenarnya pantainya bagus, tapi karena terlalu penuh orang, keindahannya jadi tertutupi.

Walau begitu, nggak menyesal datang ke pantai ini. Menyadarkan betapa Indonesia memang dikaruniai keindahan alam tiada tara. Begitu banyak pantai, gunung, gua, yang membuat hati senang saat mengunjunginya.


Pasir putih

Karena di sini panas sangat terik, disediakan payung-payung yang bisa disewa, dilengkapi tikar. Biayanya hanya 20.000 saja sampai sepuasnya.
Tiket masuk ke pantai ini cukup 10.000 saja.

Ada yang bilang, buat orang Jogja, tak usah jauh-jauh ke Bali jika ingin menikmati pantai berpasir putih. Cukup ke deretan pantai di Gunungkidul saja. Suasananya nggak jauh beda.

Yang sudah pernah ke sini, bagaimana pendapatnya? ^_^


Terik sekali di pantai ini. Pukul 10 pagi sudah serasa pukul 12 siang. Lalu kami ke bagian yang berada di pinggiran tebing karang yang menjorok ke laut. Agak teduh di sini. Bisa merendam kaki di antara batu-batu karang.

Pukul 11 lebih, ombak semakin tinggi dan ganas. Jilatan gelombang hampir mencapai tempat kami menyewa tikar dan payung. Saatnya untuk menyudahi kunjungan kami ke pantai ini.

Setelah membersihkan tubuh dari air laut yang lengket, istirahat sebentar, lalu kami kembali ke Kota Jogja. 

Kunjungan selanjutnya ke Keraton Jogjakarta. Waah, karena bertepatan dengan liburan akhir tahun, Kota Jogja penuuuuuuh banget. Dan begitu deh tempat wisata di Indonesia kalau penuh pengunjung. Jadi banyak sampah... sedih.


Bagian keraton yang boleh dikunjungi wisatawan sedang kosong. Nggak ada kereta kencana dan seperangkat gamelan yang biasanya dipajang. Katanya sih karena beberapa malam sebelumnya digunakan untuk acara sekatenan. Mungkin sedang dibersihkan.

Nggak lama di keraton, setelah berkeliling, perjalanan kami lanjutkan ke Taman Sari yang nggak jauh dari Keraton. Dulunya ini tempat pemandian calon-calon selir Raja.

Di sini pun penuuuuuuhnya bukan main. Jadi nggak bisa memotret keindahan bangunannya. Di mana-mana ada orang.




Kali ini aku berusaha menemukan Masjid masa lalu yang berada di bawah tanah. Dua tahun lalu nggak kesampaian mengunjunginya.

Aiiiih, ternyata di sini juga penuuuuuuh pengunjung. Susah deh pengin foto-foto ... mungkin lain waktu ke sini lagi saat suasana tidak sepenuh ini. Supaya bisa meng-eksplore tempat ini lebih detail. 

Setidaknya rasa penasaranku sudah terjawab, di mana letak tangga di atas sumur kering menuju empat penjuru yang sering jadi lokasi foto prewedding, juga sering muncul di acara tv dan ftv :)



#YearEndHoliday part 2 : Festival Lampion Taman Pelangi Monjali


28 Desember 2015

Museum Monumen Jogja Kembali sekarang dimanfaatkan untuk taman lampion di malam hari. Dimaksudkan untuk menarik pengunjung. Dan tampaknya usaha ini berhasil. Saat aku berkunjung ke tempat ini bertepatan dengan libur bersama akhir tahun,  memang penuh pengunjung.




Lampion-lampion dibentuk berbagai macam, ada bentuk naga, ikan-ikan dan mahluk laut berikut karang-karangnya, ada light forest, ada juga tema Korea dan pohon-pohon Sakura. Tempat hiburan plus tempat untuk berfoto narsis yang menarik. Tapi kalau mau foto-foto selfie jangan sampai merusak lingkungan taman yaaa ... ingat, ingat!








Lampion bunga sakura emas









Masih ditambah beragam permainan untuk anak-anak. Termasuk mobil yang dikayuh dipenuhi lampu di bagian luarnya.

Makanan pun tersedia macam-macam. Sungguh, lingkungan Monumen Jogja Kembali ini menjadi semarak di malam hari.

Yang jalan-jalan ke Jogja, bisa mampir ke sini dan memanfaatkan kesempatan buat yang mau ckrek-ckrek upload ;)

Tiket masuknya 20.000 untuk satu orang.





#YearEndHoliday part 2 : Perjalanan Jakarta-Jogja super panjang

Sempat ragu ingin ikut berlibur lagi. Tapi berkumpul bersama sepupu dan keponakan memang menggelitik membuat ingin datang lagi. Akhirnya di detik-detik terakhir memutuskan ikut. Kehabisan tiket tersisa bus. Siapa sangka, perjalanan kali ini menjadi perjalanan dari Jakarta ke Jogja terlama yang pernah kualami.

Berangkat kamis 24 Desember pukul 5 sore, sampai Kulon Progo Jogja Sabtu 26 Desember pukul 1 dini hari. Kurang lebih 30 jam. Bukan main macetnya ...


Sepupu dan bulikku berjaga menungguku dan adikku. Karena dari tempat turun bus menuju rumah bulikku, sekitar 1 km. Bisa saja sih aku jalan kaki. Tapi sepupuku nggak tega dan menjemputku di ujung jalan masuk dengan motor. Aku membonceng sepupuku, adikku membonceng suami sepupuku.

Sampai rumah bulikku langsung mandi, kemudian dipaksa makan. berhubung lumayan lapar, aku pun nggak menolak. Setelah itu langsung tiduuuuuur ....

Walau baru tidur pukul 2 dini hari lebih, tapi aku tetap bangun nggak jauh dari sesudah subuh. Lega sekali rasanya melihat mentari bersinar di Desa Janten yang nyaman ^_^


Menjelang sore, kami menuju alun-alun Purworejo untuk makan malam. Asyiknya di Desa Janten ini, dekat dengan perbatasan Jogjakarta-Purworejo. Jadi kami bisa jalan-jalan ke Jogja, atau ke pusat kota Purworejo.

Alun-alun ini di malam hari ramai sekali. kami makan malam ketupat bumbu sambal kacang mirip ketoprak Jakarta, tapi bumbunya lebih cair.

Lalu menyewa mobil kayuh mengelilingi alun-alun. Lumayan olahraga.






Kamis, 24 Desember 2015

Cara Kirim Naskah ke Penerbit Quanta Elex Media Komputindo

Kali ini aku ingin berbagi informasi dari salah satu editor Quanta, lini dari Penerbit Elex Media Komputindo, yang sudah dirangkum dalam sebuah gambar.

Semoga bisa menjawab bagi teman-teman yang bertanya cara mengirim naskah ke penerbit Elex Media.

Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan langsung hubungi salah satu email yang tertera di gambar ini yaa ... Semoga berhasil ^_^





Novelku yang diterbitkan Penerbit Elex Media :

"Cinta Valenia" terbit Mei 2014


"Unforgotten Dream" terbit November 2014