Laman

Senin, 21 Desember 2015

#YearEndHoliday : Jalan-jalan ke Taman Buah Mekarsari Bogor

Liburan masih berlanjut ... setelah kembali ke Jogja, liburan pindah ke ... Jakarta! Base camp di rumahku. 

Kali ini kami naik kereta ekonomi. Sekarang sudah nggak disubsidi, jadinya tiketnya sudah mahal. 200 ribu lebih karena hari minggu. Tapi jauuuh lebih nyaman dibanding dulu. Ber-AC, toiletnya bersih, semua penumpang kebagian duduk. Dan yang paliiiing penting, disediakan colokan listrik di samping setiap kursi. Jadi nggak perlu khawatir kalau HP lowbat, bisa langsung dicharge ^_^

Semula aku agak bingung juga, karena sepupu-sepupuku, bulik dan keponakanku bakal menjadi tamu di urmahku, maka akulah yang bertanggungjawab memandu sampai rumah. Kami ber-6 termasuk bayi. Tidak cukup naik taksi sedan. Itulah pertama kalinya aku mencoba order grabcar tipe mobil mvp. Ternyata mudaaaah banget. Tarifnya pun murah. Mobil cukup untuk banyak orang plus bawaan segambreng ^_^

Untunglah nggak jadi dilarang yaaa... jadi kapan-kapan kalau butuh lagi bisa order lagi.

Kami naik kereta pagi, sampai di Stasiun Pasar Senen hampir pukul 6 sore. Naik grabcar sampai rumahku di daerah Cengkareng pukul setengah 8. Itu termasuk cepat lho karena hari Minggu. Nggak terbayang deh kalau hari biasa. Wuiiih, pasti macetnya bukan main.

Sampai rumah, capek dan lapaar. Segera kami melahap hidangan yang sudah disiapkan ibuku. Keesokan harinya, sepupu-sepupuku, bulik dan keponakanku berkunjung ke rumah bude-bude yang lain, untuk bersilaturahim sekaligus menyampaikan oleh-oleh yang dibawa sepupuku dari Belanda. Coklat yang enak-enak banget. Tentu saja keluargaku juga kebagian dong. Alhamdulillah setiap akhir tahun bisa merasakan coklat asli dari Belanda.

Sisa coklat yang sempat difoto. Yang lainnya sudah keburu dimakan ^_^

Hari berikutnya, barulah kami merencanakan jalan-jalan ke tempat yang tak jauh dari Jakarta. Akhirnya kami sepakat berkunjung ke Taman Buah Mekarsari.

Karena peserta piknik bertambah 3 orang, bapak, ibu dan adikku, jadi total ada 9 orang termasuk si baby imut, maka kami menyewa mobil yang panjaang. Suzuki ELF kapasitas 19 orang. Asyiiik! Legaaaa banget ^_^

Perjalanan lancar karena bukan hari libur. Harga tiket masuk 25.000. Kami diharuskan memakai gelang selama di dalam area.

Harus pakai gelang ini selama di dalam

Patungnya dipagari, terletak di depan lobi

Sebagian lobi
Keponakanku yang masih bayi juga ikut lho ^_^
Stiker green land tour-nya harus ditempel di bagian depan ya

Ada beberapa pilihan, mau jalan-jalan sendiri tanpa pemandu ada mobil kereta gratis. Kami memilih paket green land tour. Dengan paket ini, kami akan diantar dengan kereta mobil dan ada pemandu yang akan menjelaskan pohon-pohon yang kita lewati. Paket ini seharga 55.000 per orang. Iya, bayar lagi. Jadi totalnya 80.000 per orang ^_^

Dengan paket ini, kami diantar mampir ke 3 pos. Pos pertama kebun melon. Kami mendapat jus gratis dan boleh icip-icip melonnya. Bisa beli juga langsung metik sendiri. Melonnya maniiiiiiis banget. Beneran beda dengan yang biasa kubeli di dekat rumah.


Ini dia kereta mobilnya

Perjalanan dilanjutkan sampai ke kebun salak. Di sini kami mendapat masing-masing satu kantong salak. Lumayan ...

Ada penjelasan proses terjadinya buah salak

Di sini juga dipajang buah-buah Indonesia yang sudah langka. Ini kufoto 3 buah yang baru pertama kali kulihat. Asam selong itu rasanya asaaaaam banget. Sampai nyengir-nyengir deh makannya.





Setelah dari kebun salak, perjalanan dilanjutkan ke kebun belimbing. Di sini pun kami mendapat buah belimbing. Aku membeli buah yang bernama abiu ...rasanya unik, seperti buah kelapa, tapi buahnya kecil-kecil berkulit tipis mirip sawo. Sayang lupa difoto ^_^

Dalam perjalanan melewati kebun pohon nangka, kami diberitahu ada nangka yang unik. Nangka ini tanpa kulit. Jadi tiap satuan buah nangkanya dibungkus kulit masing-masing. baru pertama kali ini juga aku melihatnya. Takjub banget!


Nangkanya berkulit masing-masing buah

Terakhir kami dapat bonus diantar ke kebun duren. Bisa makan langsung duren kalau mau, atau beli buat dibawa pulang. Nyobain deh dikit. Enak sih, tapi mahaaaal yaaaa... :D

Kemudian, dari kebun duren, perjalanan dilanjutkan menuju danau. Di sekitar danau ada banyak lapangan berumput dengan berbagai kegiatan. flying fox dan lain-lain. Bisa juga menggelar tikar duduk-duduk tak jauh dari danau. Didekat tempat itu banyak tersedia warung-warung yang menjual minuman dan snack. Juga kaos dan suvenir.

Pemandu Green land tour hanya mengantar sampai tempat ini. Kami boleh duduk-duduk sampai berapa jam semau kami, lalu untuk kembali ke lobi utama, tinggal menunggu kereta mobil yang akan datang tiap sepuluh menit sekali. Gratis.


Kalau mau beli buah atau suvenir bisa juga di sini, di belakang lobi utama

Akhirnya ...selesailah tur kami keliling Taman Buah Mekarsari. Menjelang pintu keluar, kami masih mendapat gratis masing-masing satu bibit tanaman. Jadi totalnya ada 8 bibit tanaman! Waw!. Ada bibit pohon belimbing, jambu air, jeruk limau, dan sirsak.

Setelah itu saatnya pulang ... di gerbang menuju keluar unik, diberi tulisan ucapan terima kasih dalam berbagai bahasa.




Yang mau jalan-jalan ke sini, silakan yaaa ... tempatnya luaaaas banget. Ohiya, mau menginap juga boleh lho. Bisa di rumah pohon di pinggiran kebun buah, di kabin tepi danau, atau berkemah.

Selamat liburaaan ... Dari Jakarta, liburan akan dilanjutkan kembali ke Jogja. Tunggu liputan selanjutnya yaa... Happy holiday ^_^




Minggu, 20 Desember 2015

#YearEndHoliday : Jadi Tour Guide di Kuala Lumpur

Tahun ini memang tahun luar biasa. Dua kali berkesempatan mengunjungi Kuala Lumpur.

Setelah bulan September aku diundang tinggal selama 27 hari di rumah temanku di Kuala Lumpur, akhir tahun ini aku kembali mendapat tawaran ikut jalan-jalan ke KL selama 3 hari sekalian jadi pemandu wisata buat kedua sepupuku.

Nggak sia-sia tinggal 27 hari di KL, aku sedikit paham seluk beluk kota di negeri tetangga itu. Maka, awal bulan Desember aku kembali ke KL. Kali ini berangkat dari bandara Adisucipto Jogjakarta.


Alhamdulillah

Background-ku itu ikon khas Jogja

Narsis dulu sebelum naik ^_^

Keponakanku yang baru 6 bulan ikutan lho. Berani yaa ^_^

Bye bye sebentar Adisucipto ...

Alhamdulillah perjalanan lancar. Keponakanku yang baru 6 bulan nggak rewel. Tidur sepanjang perjalanan, sampai KLIA 2 baru bangun. Epic ya ^_^

Sesampai bandara KLIA 2, langsung menukar beberapa ringgit Malaysia lalu memesan taksi yang akan mengantar kami ke hotel di daerah Bukit Bintang. Petugas tiketnya menanyakan jumlah penumpang dan barang bawaannya seberapa banyak untuk estimasi kira-kira cocoknya naik taksi model sedan atau mvp. Lalu petugas tiket menyarankan naik taksi yang jenis mvp. Biayanya 75 ringgit saja. Wuaaah, termasuk murah lho, padahal jarak bandara ke hotel yang berada di pusat kota KL sekitar 65 km dan butuh waktu 1 jam dengan taksi.

Menjelang masuk pusat kota KL, hujan deraaaaaas banget. Untungnya setelah mendekati hotel hujan mereda. Kami menginap di hotel yang tidak jauh dari Jalan Alor. Jalan ini kalau malam kanan kirinya dipenuhi deretan restoran yang memasang kursi dan meja di pinggir jalan. Umumnya restoran Cina, Thailand dan Vietnam.

Sesampai di kamar hotel, kami rebahan dulu sebentar, lalu mandi. Barulah sesudah isya kami keluar mencari makan malam. Pilihan kami masakan Thailand dan Vietnam. Masakan Thailand-nya enaaak banget. Dan salah satu pegawainya ada yang berasal dari Tasikmalaya. Tapi lama kerja di Malaysia membuat logat bicaranya menjadi logat Melayu.

Harga makanannya kalau dikurs ke rupiah nggak beda jauh kok dengan harga di Indonesia. Masih okelah, nggak semahal harga makanan di Singapura. Tapi kalau tarif hotel memang berasa lebih mahal daripada tarif hotel di Indonesia.

Deretan restoran di sepanjang Jalan Alor, Bukit Bintang

Karena ada bayi bersama kami, malam itu kami tidak jalan-jalan ke mana-mana. Hanya menikmati suasana meriah Jalan Alor dan mencicipi makanan-makanan kecil. Mulai dari cheese cake, sampai ubi rebus dan kacang kulit rebus ^_^

Keesokan paginya barulah petualangan keliling KL dimulai. Aku mengajak naik free bus Go KL. Tapi karena kunjunganku sebelumnya di KL di rumah temanku yang lumayan jauh dari daerah Bukit Bintang, aku kurang paham jalan dari hotel menuju halte bus. Akhirnya kami jalan kaki terus dan terus, tujuannya ingin menemukan bus yang ke arah Lapangan Merdeka. Alhasil kami jalan kaki sampai Lapangan Merdeka. Wow! Benar-benar olahraga pagi! ^_^

Sampai Lapangan Merdeka, tentu saja berfoto di ikon "I Love KL". Akhirnyaaaa setelah sebelumnya aku cuma bisa selfie, kali ini aku bisa minta tolong sepupuku memotretku full di depan ikon merah menyala itu.


Setelah itu kami mampir ke Museum Musik yang letaknya tepat bersebelahan dengan Museum Kuala Lumpur City Gallery. Waaah, ternyata di Museum Musik ada patung pemusik legendaris Malaysia, P. Ramlee. Itu lho yang salah satu lagu ciptaannya berjudul "Madu Tiga"


Patung P. Ramlee di Museum Musik Malaysia

Setelah itu aku memandu kedua sepupuku ke Pasar Seni untuk berburu suvenir oleh-oleh. Dari Pasar Seni barulah kami naik bus Go KL menuju Bukit Bintang. Gratis lho. Lumayan kan? Sepupuku yang kupandu senang hemat ongkos ;)

Di hotel kami istirahat sebentar. Pukul 4 sore, kami keluar hotel lagi menuju KLCC, Menara Kembar Petronas. Wajib banget deh berfoto di sini. Lagi-lagi akhirnya aku bisa berfoto di salah satu ikon paling top KL ini full. Senangnyaaa ^_^



Sepulang dari KLCC, kami memilih makan malam di Jalan Alor lagi. Dan karena sudah terlanjur suka dengan masakan Thailand yang sebelumnya kami coba, kami makan di restoran itu lagi. Kali ini menunya tomyam seafood yang kuahnya pedaaaas banget tapi enak. Dan salad mangganya yang segaaaar. Lalu ada nasi goreng seafood Thailand. Wuiiih enak banget deeeh. 

Makan malam di restoran Thailand lagi ^_^

Katanya sih, restoran di sepanjang Jalan Alor ini buka sampai lewat tengah malam. Tapi kami nggak sampai tengah malam di sini. Karena ada baby yang harus istirahat. Baby-nya sudah kecapean ^_^

Hanya singkat saja sih, kunjungan kami di KL. Besoknya kami sudah kembali ke bandara. jalan-jalan keliling mal bandara sambil menunggu pesawat yang akan membawa kami kembali ke Jogja siap berangkat.

Pukul empat sore kami sudah berada di Jogja lagi. Perjalanan yang singkat tapi berkesan banget. Apalagi jalan-jalan sama sepupu. Seruuuuuuu. Banyak yang kami obrolin.

Liburan kami masih panjang lho... tunggu lanjutannya ya ^_^


Sabtu, 19 Desember 2015

#YearEndHoliday : Pantai Glagah dan Museum Trick Eye De Mata Jogja

Wuaaaah .... sudah lama banget nggak nulis di blog. Sudah melewati pertengahan Desember. Dikarenakan berbagai macam kesibukan. Mulai dari mengedit naskah yang akan terbit Februari 2016 nanti, lalu langsung dilanjutkan dengan liburan ke Jogja.

Siap traveling berbekal novel karya sendiri


Selalu saja menyenangkan tiap kali menjelang akhir tahun. Itu artinya, aku, adikku, sepupu-sepupuku, bulikku, keponakanku akan berkumpul bersama di base camp Martodijoyo Family di Desa Janten, Kulon Progo, Jogjakarta.

Pulang ke kampung seolah ada beban kepenatan yang terurai, tatkala menghirup udara segar, sawah membentang, hijau pepohonan.




Ada berita menyenangkan, Kulon Progo yang relatif tenang, tak jauh dari perbatasan Purworejo, sekarang ini sedang disiapkan menjadi wilayah yang akan berkembang pesat, karena akan dibangun Bandara Internasional Congot.

Semoga walau pun kelak wilayah sekitarnya akan semarak dan berkembang, masih ada sawah dan pepohonan yang disisakan sebagai lahan hijau dan sumber udara segar.

Hari pertama datang, menjelang sore aku langsung diajak sepupu dan keponakanku untuk bersantai di Pantai Glagah, tak jauh dari rumah. Lumayan ... menyegarkan pikiran. Menikmati sunset dan angin laut.




Hari ke-2 di Jogja, aku diajak ke museum baru, museum trick eye yang sedang tren, namanya Museum De Mata. Lokasinya berada di bekas terminal Umbul Harjo. Tiketnya 40 ribu untuk satu orang. Cukup menghibur, terutama buat yang suka berfoto narsis.

Aku pun tentu nggak mau kalah, berfoto juga bersama sepupu, bulik dan keponakan :)

Don't kill me, pleasee...

Beraksi bagai naik karpet terbang bersama keponakanku ^_^

Kiss me, Spidy!

Naik gondola dulu di Venesia


Sepupuku bisa melayang ^_^

Dikasih bunga sama Raja Jogja

Sepupuku ... bagai berada di gedung tinggi

Mengendalikan naga



Menyelam

Hujan uaang ^_^

Piknik di Belanda


Rabu, 28 Oktober 2015

Menghadiri Gala Premiere Ayah Menyayangi Tanpa Akhir MD Pictures

Tanggal 27 Oktober 2015 kemarin aku diundang hadir di gala premiere film "Ayah Menyayangi Tanpa Akhir" yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Mbak Kirana Kejora.




Film ini diproduksi MD Pictures yang juga meminang novelku "Tahajud Cinta di Kota New York" untuk diadaptasi menjadi film.

Selama ini aku mendapat undangan menonton premiere film Starvision. Ini yang pertama kali aku hadir di gala premiere film MD Pictures.

Ada beberapa perbedaan. Kali ini konferensi pers diadakan di dalam bioskop. Para pemain duduk di kursi berjajar di hadapannya ada meja. Waktu yang sangat mepet menyebabkan tanya jawab hanya singkat saja.



Menurut Pak Manoj, ini adalah film MD Pictures yang tidak diproduseri Pak Manoj sendiri, melainkan oleh Pak Hany R. Saputra sang sutradara.

Karena MD ingin mengembangkan usaha bukan hanya memproduksi film, tapi juga menjadi distributor.

Syuting film ini dilakukan saat bulan ramadhan kemarin, jadi lumayan deh tantangannya kata Fedi Nuril.



Nih, yang paling kiri Ihsan ^_^

Film ini berkisah tentang perjuangan seorang ayah bernama Arjuna yang harus merawat sendiri anak lelakinya bernama Mada sejak lahir, karena istrinya yang warganegara Jepang meninggal setelah melahirkan anak mereka. 

Cobaan buat Juna, masih ditambah dengan kenyataan Mada mengidap kanker otak. Juna ngotot ingin mengobati Mada lewat obat herbal tanpa operasi. Tapi Mada tak sanggup menahan sakit, akhirnya harus dioperasi.

Bagaimana kelanjutannya? Silakan saksikan sendiri ya. Filmnya mulai resmi tayang serentak besok 29 Oktober 2015. 

Selama film berjalan, aku hanya membayangkan, andaikan yang menjadi Juna adalah Reza Rahardian, hasil filmnya pasti beda. Mungkin bisa lebih bernyawa.

Ohiya, soundtrack film ini dinyanyikan Ihsan Tarore. Enak lagunya, suaranya mantap dan sosok Ihsan aslinya hm ... boleh juga.

Sempat foto bareng Mbak Kirana, seniorku dalam menulis. Semoga menyusul film yang diadaptasi dari novelku akan mengadakan gala premiere juga tahun depan. Aamiin.


Oh iya, ada satu kejutan di film ini saat disorot teh kepala djenggot dan Japanese Green tea latte minumanku sehari-hari. Waah, nggak sangka, ada juga yang minum teh hijau cap kepala djenggot. Semoga dengan rajin minum teh hijau jadi sehat, aamiin ^_^