Laman

Kamis, 24 September 2015

Idul Adha di Kuala Lumpur #27HaridiKualaLumpur

Selamat Hari Raya Idul Adha. Tak terasa sudah 22 hari aku di Kuala Lumpur. Pertama kali datang ke sini rasanya 27 hari akan berjalan lambat. Ternyata 22 hari telah berlalu dengan cepat.

Banyak yang kualami di sini. Kesan yang paling kurasakan adalah transportasi yang nyaman. Berharap suatu saat Jakarta bisa seperti di sini.

Aku bertekad sesampai di Jakarta akan menulis naskah untuk novelku selanjutnya ber-setting KL yang terinspirasi dari pengalamanku sendiri. Ditambah imajinasi tentunya.

Hari ini Idul Adha pertama aku tidak di rumah. Tak ada ketupat sayur dan tape ketan buatan ibuku. Begitu sederhana. Aku hanya memasak bola-bola daging bumbu teriyaki.

Di KL sangat berbeda dengan di Jakarta Barat rumahku. Di lingkungan tempat tinggalku, ada beberapa masjid kecil tak jauh dari rumah. Sehingga saat masuk waktu shalat, azan bersahut-sahutan. Apalagi jika esoknya hari raya. Semalaman akan terdengar takbir hingga subuh.

Tapi di KL yang mayoritas muslim pun tidak begitu. Masjid lumayan jauh dari apartemen ini. Azan hanya terdengar sayup-sayup. Malam takbiran pun tak terdengar kumandang takbir bersahutan. Tak nyana aku merindukan kampungku dan suara azannya. Ah, padahal ini masih di KL. Bagaimana saat aku tinggal di Adelaide ya? ^_^

Mungkin tidak di semua bagian KL azan hanya terdengar sayup-sayup. Yang dekat dengan masjid pasti akan dapat mendengar suara azan.

Oh iya satu lagi kebiasaan di sini yang berbeda dengan di rumahku. Pertama kali aku di KL, aku bangun pukul 5 pagi karena mendengar suara azan. Aku segera shalat. Tapi pukul 5: 50 terdengar lagi suara azan. Ternyata azan yang pukul 5 hanya sebagai tanda bersiap-siap menjelang subuh.

Kembali lagi ke hari ini. Tak ada keramaian hari raya yang terlihat.

Jalan-jalan di mal Great Eastern ada bazar buku di lobinya.


Aku tertarik melihat-lihat novel terbitan Malaysia. Umumnya tebal sekali. Mungkin sekitar 500-600 halaman. Wow!

Harganya kisaran 29-36 ringgit. Sedang ada diskon 15-20%.








Aku juga menemukan etalase menarik dari sebuah toko yang menjual barang-barang fancy dengan disain Inggris Victorian.











Rabu, 23 September 2015

Kuala Lumpur City Gallery #27HariDiKualaLumpur

Tanggal 20 kemarin adalah hari minggu ke-3 aku berada di kota ini. Aku memilih berkunjung ke lapangan merdeka.

Berangkat dari apartemen pukul 9:30 pagi waktu KL. Di sini perjalanan tidak menghabiskan waktu lama karena transportasinya sudah terintegrasi. Dari apartemen aku naik Rapid KL hanya 1 ringgit tiketnya, menuju Stasiun LRT Ampang Park. Lalu lanjut sampai Masjid Jamek.


Sesampai di stasiun Masjid Jamek, aku agak bingung karena pintu keluar banyak. Belum tau yang menuju Lapangan Merdeka pintu sebelah mana.

Akhirnya aku pakai feeling, nggak taunya yang kupilih menuju perkampungan India. Aiiih.. nyasaar itu asyik lho. Tapi aku bertahan tak bertanya pada siapa pun. Aku melihat peta, sadar harus jalan balik arah.

Benarlah ada sebuah lapangan luas, di bagian depan sedang ada food truck festival.















Setelah menyusuri Lapangan Medan Merdeka yang luaaas banget, di dekat bangunan perpustakaan yang besar, akhirnya sampai juga ke Museum Kualalumpur City Gallery.

Ngantri berfoto
Penasaran pengin lihat ikon KL yang sedang top. Tulisan bercat merah berbunyi : I ♡ KL. Agak kaget saat tahu untuk berfoto di ikon itu harus antri sampai ada pagar antriannya. Wow! Hebatnya pencipta ikon ini. Bisa bikin tren turis merasa wajib foto di sini.


Karena aku jalan2 ke sini cuma sendiri, jadi ga ada yang motretin. Cuma bisa selfie. Aaah, yang penting ada kenang-kenanganlah. Pernah ke sini.



Setelah foto selfie sebisanya, aku masuk ke dalam Museum Kuala Lumpur City Gallery. Museumnya nggak besar, tapi hebat bisa bikin turis tertarik datang ke sini.





Satu hal lagi yang menarik dari museum ini, toko suvenirnya. Barang2 yang dijual berkualitas dengan disain bagus. Motif batik menjadi andalan juga di Malaysia. Namanya pun tetap batik. Begitu juga desain tokoh wayang yang mirip wayang kulit Indonesia.


Oya masuk ke museum ini tiketnya 5 ringgit. Tiket itu nanti bisa untuk voucher saat beli suvenir. Aku beli yang paling terjangkau aja deh.





Aku beli beberapa suvenir original buat kenang2an.

Suvenir original dari Arch design. Keren-keren, harganya juga lumayan, hehe





Peta sebesar dinding


Booklet, brosur informasi tentang Malaysia boleh diambil gratis
Aku ambil semua, siapa tau bisa nambah informasi untuk nulis setting Kuala Lumpur di tulisan selanjutnya.


Ada pertunjukan film sejarah Malaysia. Tapi aku nggak nonton. Cukup melihat-lihat, beli suvenir, lalu keluar deh.

Pertemuan Jingga mejeng depan pintu masuk




Jumat, 18 September 2015

Wajib Berfoto di Twin Towers Petronas #27HaridiKualaLumpur

Nah, ini dia ikon Kuala Lumpur paling top. Belum sah kr KL deh kayaknya kalau belum berfoto dengan latar belakang Menara Petronas atau lebih dikenal dengan sebutan Twin Towers.

Dari apartemen tempatku tinggal, menara kembar tergolong dekat. Bisa terlihat dari balkon. Naik bus hanya sekitar 10 menit saja. Sejak hari ke-2 di KL, alu sudah diajak melihat-lihat twin towers oleh temsnku, tapi baru di hari ke-16 aku sempat berfoto dengan latar belakang dua gedung paling terkenal di sini

Cuma bisa selfie
bareng pin
Merindu Cahaya de Amstel
Berhubung aku jalan-jalan sendirian, jadinya cuma bisa berfoto selfie. Segan minta tolong difoto pengunjung lain. Belum tentu hasilnya sesuai dengan yang kita harapkan.


Bergilir mempromosikan novelku. Kali ini "ELEANOR" ^_^
Di bagian belakang tersedia tempat bagi pengunjung untuk berfoto-foto. Ada hamparan plaza luas, dengan kolam lebar berair mancur. Katanya jika malam, air mancur itu akan mrnari-nari sambil disorot lampu. Sayangnya aku enggan datang ke sini malam hari. Mungkin lain kali saja saat aku datang ke sini benar-benar dalam rangka liburan.

Dilengkapi hutan kota, jogging track, kolam

Di sini juga tersedia jogging track. Waah, kalau rumahku dekat sini mungkin aku bakal rajin jogging. Jogging track itu mengelilingi hutan yang tertata rapi. Kolam yang jernih airnya. dDisediskan juga air keran yang airnya bisa langsung di minum. Jadi kalau usai jogging haus, bisa minum di situ.

Disediakan air minum bersih tinggal minum

Peta petunjuk spot terbaik untuk memotret menara

Katanya kalau malam berhias lampu 


Di siang hari air mancurnya menari. Tapi saat malam katanya menarinya lebih heboh dihiasi lampu warna warni.

Pin "Merindu Cahaya de Amstel" nggak ketinggalan
narsis juga dengan latar belang Twin Towers



Melihat tema Suria KCC bulan ini, membuatku tersenyum. 
Bulan September ini memang paass banget, memang ceria.










Minggu, 13 September 2015

Jalan-jalan Sendirian ke Batu Caves #27HaridiKualaLumpur

Hari ke-11 di Kuala Lumpur.

Weekend! Akhirnya bisa liburaaaaan ^_^
Sabtu aku sudah bisa santai, diajak nonton bioskop. Hm, nggak nolak dong. Pengin tahu bioskop di sini seperti apa.

Seru juga pengalaman nonton bioskop di Malaysia. Sebelum film mulai, diperdengarkan lagu kebangsaan Malaysia dan para penonon diminta berdiri. Padahal filmnya Maze Runner!






Di sini juga ternyata nggak penuh yang nonton film ini. Antrian nggak panjang. Padahal di Jakarta katanya antriannya panjaaang banget. Aku nonton di Suria KLCC. Yang ada menara kembarnya itu lho.

Nontonnya di sini


Kemudian esoknya hari Minggu, aku melanjutkan penjelajahanku menikmati Kuala Lumpur. Kali ini disarankan ke Batu Caves. Dari apartemen aku naik bus rapid KL menuju Ampang Stasiun. Lalu naik LRT menuju KL Sentral. Sampai sana lanjut lagi dengan KTM, kereta menuju Batu Caves.




Yang mau masuk gerbong khusus wanita nunggunya di sini




Tiketnya nih


Nggak lama sampai juga di Batu caves. Pemberhentian terakhir kereta ini. Begitu keluar stasiun langsung menuju pintu gerbang Batu Caves. Masuknya gratis lho.

Melewati pintu gerbang

Batu Caves ini ternyata merupakan kuil Hindu India yang berada di dalam gua. Secara alami gua ini terbentuk indah.



Tangganya tinggi banget

Untuk masuk ke dalam gua, pengunjung harus mendaki tangga dulu. Tinggi banget... tapi aku suka. Sekalian olahraga.









Ini salah satu tempat sembahyang
umat Hindu di dalam gua


Sengaja bawa buku ke sana. Supaya bisa ikutan narsis. Kali ini "Hatiku Memilihmu" dan "Merindu Cahaya de Amstel".


Ohya, hati-hati di sini banyak monyet. Setelah aku keluar, aku iseng beli snack yang di jajakan sepanjang menuju pintu keluar. Dapat 5 kue campur seharga 4 RM. Malangnya, belum sempat kumakan keburu dirampas monyet .... hikss.

Bukan monyet ini yang merampas kueku
Takjub saja lihat induk monyet ini gendong anaknya

Banyak burung dara juga. Hati-hati ...