Laman

Tampilkan postingan dengan label Tips dan Info Menulis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tips dan Info Menulis. Tampilkan semua postingan

Minggu, 20 Januari 2013

TIPS Menulis Novel

Ada beberapa teman yang bertanya, bagaimana cara menulis novel? Aku mulai menulis dari cerita-cerita pendek. Semakin sering menulis, aku pun mulai terbiasa menulis kisah panjang. Awalnya sulit, tetapi dengan ketekunan, ternyata menulis panjang bisa juga kuselesaikan.

Aku tidak punya resep khusus untuk menulis sebuah novel. Dari pengalamanku selama ini, ada beberapa tips yang bisa kubagikan kepada teman-teman yang mungkin juga berniat menulis kisah yang panjang. Silakan disimak yaa...

TIPS Menulis Novel

1. Tentukan ide utama cerita

Sebelum kita menulis kisah yang panjang, coba tentukan dahulu ide utama ceritamu. Ide cerita bisa jadi merupakan ide yang sudah sering ditulis, namun cara menulis setiap penulis pasti akan berbeda-beda. Di antaranya ide cerita tentang kisah persahabatan, kisah cinta sepasang kekasih, atau cinta adik dan kakak, ibu dan anak. Ada banyak hal yang bisa dijadikan ide cerita. Pilih salah satu, kemudian gali lebih detail. Ingin bercerita tentang kisah persahabatan yang bagaimana? Yang saling setia, atau saling berkhianat? Setelah menentukan ide besar cerita, barulah kita lanjutkan ke tahap berikutnya


2. Tentukan setting cerita

Setelah kita sudah punya ide cerita, kita tentukan di mana cerita kita itu akan terjadi? Apakah di kota tempat kita tinggal? Bila kamu tinggal di Jakarta, memang lebih mudah jika cerita yang kamu tulis juga terjadi di Jakarta. Tetapi bukan tidak mungkin memilih lokasi cerita di tempat lain yang belum pernah dikunjungi. Contohnya, jika kamu ingin menulis kisah yang terjadi di Kota Paris. Kita tidak harus benar-benar pernah ke Paris. Pengetahuan tentang kota Paris bisa kita dapatkan dengan mencari informasi tentang kota Paris, melalui buku yang kita baca atau searching via internet. Mengenal Kota Paris bisa juga kita dapatkan dengan membaca pengalaman orang-orang yang pernah berkunjung atau tinggal di Paris, menonton film Perancis dan berusaha menangkap suasana Kota Paris yang kita lihat dalam film, bisa juga suasana Kota Paris itu kita tangkap dari foto-foto yang menggambarkan suasana Kota Paris, misalnya suasana di sekeliling menara Eiffel dan lainnya. Tapi ingat ya, jangan sekali-sekali copy paste informasi tentang kota yang kamu pilih menjadi setting ceritamu dari internet. Ceritakan kembali dengan bahasamu sendiri. Aku mendapat tips jitu dari editorku untuk bisa menangkap suasana kota yang kita jadikan setting cerita walau pun kita belum pernah ke sana. Tonton video tentang kota itu, lalu kita ceritakan kembali dengan bahasa kita sendiri apa yang kita lihat dan rasakan.


3. Tentukan karakter-karakter tokoh dalam cerita

Setelah menentukan ide cerita dan lokasi cerita, kemudian mulailah memikirkan tokoh-tokoh yang akan kita ciptakan. Dalam sebuah cerita tentunya ada tokoh utama. Jumlah tokoh utama bisa satu karakter, bisa juga dua karakter atau lebih. Tokoh utama inilah yang akan mendominasi sebagian besar cerita kita. Lalu tentukan juga tokoh pendamping. Tokoh yang akan ikut memperkuat karakter tokoh utama, tapi harap diingat, jangan sampai tokoh pendamping lebih menonjol dari tokoh utama. Karakter tokoh utama harus paling menarik, yang akan mendapat perhatian paling banyak. Biasakan membuat karakter tokoh secara detail. Nama lengkapnya, nama panggilan, hobinya, kegiatannya, kebiasaannya, orangtuanya, apakah masih ada atau tidak, anak ke berapa, dan lainnya, semakin detail, pembaca akan semakin mudah memahami dan membayangkan tokoh utama dalam ceritamu.


4. Tentukan alur/plot cerita

Cerita akan menarik jika alur ceritanya menarik. Rencanakan alur ceritamu dalam bentuk sinopsis global. Ringkasan kisah novelmu secara keseluruhan. Mulai dari awal, pertengahan hingga akhir. Pada bab pertama, sebaiknya tuliskan yang paling menarik dari keseluruhan cerita. Yang akan membuat pembaca penasaran dan ingin membaca bab-bab selanjutnya. Perlahan perkenalkan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita, kemudian paparkan masalah-masalah yang harus dihadapi semua tokoh. Jelaskan bagaimana cara sang tokoh menyelesaikan masalahnya. Ciptakan alur cerita yang tidak datar dan membosankan. Berikan kejutan-kejutan di setiap akhir bab yang akan membuat pembaca terus bertahan membaca kisah yang kamu sampaikan hingga halaman terakhir.


5. Buatlah sinopsis detail perbab (Outline)

Setelah ide cerita ada, setting cerita siap, tokoh-tokoh yang akan terlibat dalam cerita ditentukan, alur cerita sudah dibuat, kemudian mari kita buat sinopsis detail tiap babnya. Tentukan, pada bab 1 apa yang akan kita ceritakan? Usahakan berikan kisah paling menarik di bab awal, yang akan memikat pembaca dan membuat pembaca penasaran ingin tahu cerita selanjutnya. Lanjutkan sinopsis bab 2, bab 3 dan bab seterusnya sampai bab terakhir. Sinopsis detail setiap bab ini akan memudahkan kita dalam menjalin kisah dalam setiap babnya. Juga akan menjadi panduan kita agar cerita kita tidak melebar kemana-mana dan tetap fokus dengan ide besar cerita kita.


6. Menulislah dengan EYD yang benar

Terakhir, tentu saja dalam menulis sebuah novel atau pun cerita pendek, kita harus menguasai EYD, menulis yang baik dan benar dalam bahasa Indonesia yang juga benar. Jangan ada kata yang disingkat. Perletakan tanda baca juga harus tepat. Bentuk huruf, ukuran huruf, spasi dan cara mengatur tulisan kita juga harus dipelajari. Saranku, jika ingin menjadi penulis, maka banyak-banyaklah membaca. Dari membaca, kita akan terbiasa mengetahui mana kata-kata yang benar sesuai EYD dan mana yang salah. Dengan banyak membaca novel-novel yang sudah terbit, akan memperkaya bahasa serta ilmu mengenai struktur novel. Bagi kawan-kawan yang belum terbiasa menulis kisah yang panjang, bisa berlatih dulu menulis cerita pendek. Kemudian banyak-banyaklah menulis, dengan sendirinya, tulisan kita akan semakin terasah. Semakin sering menulis, kita akan semakin terbiasa menulis panjang.

Demikian sedikit tips dariku. Semoga bisa sedikit memberi gambaran bagi teman-teman penulis pemula yang ingin mulai menulis.

Tips terpenting adalah, banyak-banyaklah membaca dan banyak-banyaklah berlatih menulis. Semangat ya teman-teman….Ayo, kita terus menulis dan membaca ^_^


Novel-novel karyaku yang telah terbit



















Kamis, 13 September 2012

Tips menulis novel dengan setting Korea



Apakah mungkin kita menulis cerita dengan lokasi di Korea, lengkap dengan kebiasaan orang-orangnya tanpa pernah berkunjung ke Korea secara langsung? Jawabannya tentu saja bisa.

Aku mengalaminya sendiri. Saat pertama kali ditawari untuk menulis novel tentang cerita Korea, tokoh-tokoh orang Korea asli, berlokasi di Korea lengkap dengan empat musimnya, rasanya aku belum terbayang apa yang ingin kutulis. Tetapi untunglah saat itu aku sudah mulai menyukai menonton drama seri Korea. Menyukai apa yang ingin kita tulis adalah modal penting bagi seorang penulis untuk menuliskan kisahnya.

Ini beberapa tips yang mungkin bisa dicoba jika ada di antara teman-teman yang ingin menulis cerita Korea.


1. Gambaran tentang suasana Korea bisa kita dapatkan dari menonton film-filmnya dan drama-dramanya. Seperti yang kita ketahui, film adalah hasil dari budaya, dalam sebuah film, kita dapat mempelajari banyak hal, tempat film itu dibuat, kebiasaan orang-orangnya, makanannya dan sebagainya. Seperti kebiasaan masyarakat Korea yang saling menyapa annyeonghaseyo sembari saling menganggukkan kepala tanda saling menghormati. Kita bisa tahu orang Korea menyukai kimchi dan minum soju karena kedua makanan dan minuman khas Korea ini hampir selalu muncul dalam setiap film dan drama korea.

2. Informasi tentang Korea dan budayanya bisa juga kita dapatkan dari membaca buku-buku yang menceritakan tentang Korea atau membaca informasinya melalui internet. Banyak sekali informasi yang bisa kita eksplor untuk menggali segala pengetahuan kita tentang Korea. Tapi ingat, jangan sekali-kali meng-copy paste informasi tentang sebuah lokasi dari artikel yang sudah ada ya ... aku pernah mengalami kesalahan, kemudian diingatkan editor agar mengolah data referensi dengan bahasa kita sendiri, agar tidak sama dengan yang sudah ada di artikel mana pun. Supaya aman terhindar dari kemungkinan apa yang kita tulis mirip dengan artikel,  lebih baik melihat dari video atau foto suasana tempat yang kita pilih sebagai setting cerita, lalu tulis dengan bahasa kita sendiri bagaimana suasana dan keadaan lokasi tersebut sesuai dengan apa yang kita lihat dan rasakan saat melihat video dan fotonya.

3. Sekarang ini, jika teman-teman tinggal di Jakarta, teman-teman bisa berkunjung ke pusat budaya Korea di Jakarta. Lokasinya di gedung Equity Tower lantai 17, SCBD, Sudirman. Di sini ada perpustakaan, kita bisa menjadi anggotanya secara gratis. Banyak sekali buku-buku tentang Korea di sini yang bisa kita baca. Setiap hari Jumat minggu kedua dan keempat, ada acara Hanbok experience, kita bisa mencoba mengenakan pakaian tradisional Korea ini, Dijamin, setelah berfoto mengenakan hanbok, kamu akan merasa semangat Koreamu semakin terasa dan ide dalam menulis Korea pun menjadi semakin lancar.



4. Menulis cerita Korea, tentunya ada beberapa bahasa Korea yang kita kutip. Tak bisa berbahasa Korea. Tidak masalah, kita bisa menggunakan kata-kata bahasa Korea yang paling mudah dan sering diucapkan dalam percakapan sehari-hari. Bisa kita temukan dalam kamus bahasa Korea-Indonesia-Indonesia-Korea. Seperti kata annyeonghaseyo yang artinya "halo", gamsahamnida artinya "terima kasih", Mianhae yang artinya "maaf", atau saengil chukae hamnida yang artinya "selamat ulang tahun". Dan terpenting adalah kata saranghaeyo yang artinya "aku cinta kamu".

5. Perhatikan ciri-ciri cerita Korea yang biasanya romantis, tokoh wanita yang tegar dan berani, tokoh pria yang cool tapi penuh perhatian. Kisah percintaan yang penuh perjuangan tetapi diakhiri dengan kisah happy ending.

Demikianlah sedikit tips cara membuat cerita Korea. Contohnya bisa dibaca dari novel-novel genre roman Korea karyaku yang berjudul Saranghaeyo, Symphony of love, Four Seasons of Love, Sweet Sonata. Dan yang terbaru, novel cerita Korea karyaku yang baru terbit bulan September 2013, "Longest Love Letter"

Bagaimana dengan cerita Jepang? Tipsnya sama dengan cara membuat cerita Korea, hanya yang kita pelajari adalah budaya Jepang dan kota-kota Jepang. Contohnya bisa dibaca dalam novel bergenre Roman Jepang karyaku berjudul Sakura Wish.


Contoh Novel Korea karyaku "Longest Love Letter", yang aku buat tanpa perlu benar-benar berkunjung ke Korea.





Contoh Novel Korea karyaku "Symphony of Love"



Contoh Novel Korea karyaku "Four Seasons of Love"



Contoh novel genre Jepang karyaku "Sakura Wish" tanpa perlu benar-benar pernah berkunjung ke Jepang.

Novel Korea karyaku yang terbaru. Sudah tersedia di semua toko buku Gramedia.
"Longest Love Letter"


Bergaya ala Putri Korea di Korean Cultural Center Indonesia (KCCI)

Minggu, 09 September 2012

Teknik Menulis "Fast Paced"


Pernahkah mendengar teknik menulis cerita fiksi fast paced?

Ini definisinya :

(1) Novel dengan jalan cerita yg cepat. Maksud 'cepat' di sini bukan terburu2, tapi 'cepat' yg bisa bikin pembaca tertarik untuk terus membaca dan nggak bosan,

(2) Novel fast paced biasanya memunculkan pertanyaan dalam bab-bab untuk membuat pembaca penasaran dan mau membuka bab selanjutnya,

(3) Hindari keterangan berpanjang2, kalimat2 panjang tidak efektif, dan dialog basa-basi. dialog sebaiknya to the point dan berhubungan dengan masalah yg sedang diceritakan,

(4) Setiap 3-4 bab bikin action besar yang membuat pembaca seru/kaget/surprise,

(5) Setelah action besar, perlambat sedikit jalan cerita agar pembaca tidak ngos2an,

(6) Supaya lebih paham, baca langsung fast-paced novel seperti Hunger Games (Suzanne Collins), Percy Jackson (Rick Riordan), Da Vinci Code (Dan Brown), Kite Runner (Khaled Hosseini), genre thriller/misteri/action biasanya juga fast paced.

Di Amerika Serikat, penulis-penulis yang masuk kategori powerhouse (superbestseller dan superproduktif) biasanya menerapkan fast-paced dalam novel2nya. Contoh: James Patterson, Tom Clancy, Dean Koontz, Janet Evanovich, John Grisham

Yg perlu diingat:
Fast paced bukan berarti terburu-buru.
Fast paced bukan berarti jumlah halaman sedikit.
Fast paced bukan berarti full action non-stop, terlalu banyak action bisa-bisa malah membuat pembaca mabuk.
Fast paced bukan berarti harus ada kejar-kejaran antara si A dan B, pembunuhan, atau tonjok-tonjokan

INTI fast paced adalah: novel yg penuh pertanyaan-pertanyaan yg membuat penasaran pembaca sehingga ingin terus membaca sampai halaman terakkhir.

Konon katanya, kalau ingin jadi penulis powerhouse, tulislah novel fast paced ^_^


Sumber : Ernita Dietjeria, penulis cerita anak, tinggal di Iowa City




Jumat, 07 September 2012

Tips Menulis Cerpen Anak

Ada beberapa teman yang bertanya, bagaimana sih cara menulis cerita anak? Berdasarkan pengalamanku, ini beberapa tips menulis cerita anak yang biasa aku terapkan dalam cerpen-cerpen anak yang aku tulis. Mungkin bisa menjadi bahan masukan bagi teman-teman yang juga ingin mencoba menulis cerita anak.

1. Bahasa
Gunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak. Jika ada percakapan, ciptakan percakapan yang mengalir, gunakan bahasa sehari-hari yang biasa dipakai oleh anak-anak.

2. Tema cerita
Pilihlah tema yang sesuai untuk anak-anak, hindari adegan kekerasan dan kata-kata tidak sopan.Tema-sehari-hari yang biasa dialami anak-anak bisa menjadi pilihan. Seperti misalnya tentang perasaan seorang anak saat punya adik bayi, apakah dia merasa cemburu? Tema sederhana seperti ini bisa diolah menjadi sebuah cerita yang menarik.

3. Bentuk cerita
Bisa berupa cerita kehidupan nyata sehari-hari, bisa juga berupa dongeng. Dongeng pun bermacam-macam, bisa tentang dunia peri, tentang ilmu pengetahuan, dongeng fabel, menggunakan tokoh-tokoh hewan yang bisa berbicara, bisa juga menggunakan tokoh benda-benda yang bisa bicara, misalnya cerita tentang anak yang malas kamarnya selalu berantakan, bisa kita ceritakan tentang barang-barangnya yang mengeluh karena diletakkan sembarangan, mainan, buku, sepatu dan lain-lain.

4. Jangan batasi imajinasi.
Jangan remehkan imajinasi anak-anak. Anak-anak memiliki imajinasi yang luar biasa, yang terkadang belum sempat kita pikirkan. Coba amati apa biasanya yang dijadikan imajinasi oleh anak-anak. Bisa jadi peri tidak selalu bersayap, raksasa tidak selalu jahat dan sebagainya. Contoh cerita-cerita dengan imajinasi luar biasa adalah karya-karya Road Dahl.

5. Hindari gaya bercerita yang terkesan menggurui.
Buat alur cerita dengan menyisipkan pesan-pesan kebaikan sehalus mungkin sehingga anak yang membacanya tak sadar bahwa ia sedang dinasehati sesuatu. Anak bisa mengambil pelajaran dari suatu cerita tanpa merasa dipaksa.

6. Tentukan judul yang bisa menarik minat anak-anak untuk membacanya.

Setelah semua poin di atas terpenuhi, cobalah kirimkan karya yang telah kita tulis ke media cetak untuk anak. Di antaranya bisa kita kirim ke majalah Bobo, majalah Girls, majalah Bravo, Kompas Anak Minggu.



Salah satu contoh karya Road Dahl yang imajinatif.


Contoh dongeng peri karyaku yang dimuat di Majalah Bobo ^_^


Cerpen dongeng karyaku dimuat di Majalah Bobo, terinspirasi dari ulat 

Cerpen anak karyaku yang juga dimuat di Majalah Bobo
Terinspirasi pengalamanku saat dioperasi amandel ketika SD
Judulnya sederhana, gaya bercderita sesuai untuk usia anak-anak

Kumpulan cerpen anak karyaku yang pernah dimuat di berbagai majalah anak

Rabu, 18 Juli 2012

Once Upon A Dream

Sejak kecil, aku senang berkhayal. Aku bisa berkhayal apa saja. Jika ibuku memasak lauk sederhana, aku berkhayal sedang makan di warteg. Jika ibuku memasak makanan sedikit istimewa, aku membayangkan sedang makan di restoran. Seringkali dahulu hobi berkhayalku itu menyebabkan aku celaka. Aku pernah berkhayal menjadi Spiderman, saat itu aku masih berusia delapan tahun, aku memanjat dinding bata rumahku yang belum diplester semen. Tentu saja aku jatuh, karena kenyataannya aku tak punya kekuatan super mampu memanjat dinding. Ketika ibuku membelikan aku gaun dengan rok lebar berenda, aku berkhayal menjadi putri ala Cinderella. Aku berputar-putar hingga rokku mengembang, sampai kemudian aku kehilangan keseimbangan dan terjatuh, membentur dinding rumahku yang belum diplester semen. Kali itu kepalaku terbentur ujung batu kali yang menonjol hingga terluka dan mengeluarkan darah. Namun kejadian itu tidak membuatku kapok berkhayal.

Aku ingat, saat aku kelas empat SD, ibuku membelikan aku sebuah novel berjudul “Karang Setan” karya Enid Blyton. Itu adalah novel pertama yang kubaca setelah sebelumnya aku hanya membaca majalah Bobo dan Donal Bebek. Seusai membaca novel itu, mulailah aku sering berkhayal menjadi detektif cilik. Rasanya menyenangkan membayangkan tinggal di mercusuar, lalu piknik membawa roti lapis daging asap dan limun jahe. Persis seperti kisah Georgina Kirrin dan kawan-kawannya dalam petulangan Lima Sekawan. Kisah mereka begitu membekas dalam benakku, membuatku kemudian berkhayal menjadi detektif cilik bersama dua orang sahabatku. Kemudian aku mendapat ide menuliskan semua khayalanku dalam sebuah buku. Aku siapkan satu buku tulis, lalu kutulis dengan tangan kisah petualangan yang aku khayalkan. Kunamakan tim detektif cilik rekaanku itu “Tiga Serangkai” yang artinya pemberani. Kuberi judul kisahku itu, “Misteri Hilangnya Patung Abstrak”.

Setiap hari sepulang sekolah, aku melanjutkan menulis kisah khayalanku itu. Bahkan aku lebih memilih mendahulukan menulis cerita rekaanku daripada mengerjakan tugas sekolah. Setiap kali aku mendapatkan ide, segera kutuliskan di bukuku itu. Layaknya novel yang kubaca, saat itu aku juga membuat bab-bab dan aku beri judul setiap sub bab-nya. Karena aku bisa menggambar, aku lengkapi juga buku cerita karyaku itu dengan gambar-gambar ilustrasi yang kugambar sendiri. Beberapa kali ibuku memergoki aku menulis cerita khayalan dan menggambar di saat aku seharusnya mengerjakan tugas sekolah. Ibu selalu menegurku, tidak melarang, hanya mengingatkan agar aku mendahulukan mengerjakan tugas sekolahku.

Semasa SD dulu, aku seringkali mendapat ide cemerlang. Melihat tumpukan majalah Bobo dan Donal Bebek serta berbagai macam novel, aku punya ide menyewakannya. Sepulang sekolah kususun majalah-majalah dan buku-bukuku di teras rumah. Teman-temanku yang tinggal di sekitar rumahku senang sekali menyewa majalah-majalah koleksiku itu, karena di masa itu, di komplek rumahku baru aku saja yang berlangganan majalah Bobo dan Donal Bebek. Ide mendapat penghasilan tambahan bukan hanya dari menyewakan majalah. Karena sejak kecil aku sudah berbakat menggambar, kupadukan bakatku itu dengan kemampuan berimajinasi hingga menghasilkan komik buatanku sendiri. Tak kusia-siakan kesempatan saat seorang teman sekelasku tertarik melihat komik yang aku buat. Aku menawarkan membuatkan komik untuknya dengan cerita yang bisa ia pilih sendiri. Cukup hanya dengan menyediakan sebuah buku dan pensil serta membayar sebesar Rp 150,-. Komik itu kugambar secara manual tanpa diberi warna. Ketika teman-temanku yang lain melihat komik buatanku itu, mereka pun ikut memesan.

Tulisan dan ilustrasi yang aku buat saat kelas 5 SD dulu.


Sayangnya, memasuki SMP aku tidak melanjutkan hobi menulisku. Hobi menulisku baru tersalurkan kembali ketika aku SMA. Aku ikut bergabung dalam tim redaksi majalah sekolahku, AKSARA. Selain ikut bertanggung jawab menulis artikel dan cerpen, aku juga ikut menyusun majalah dinding sekolah. Termasuk juga ikut dalam tim penyusun buku tahunan siswa. Sejak dahulu, kegiatan menulis membuat aku senang. Bagiku, menulis adalah sarana refresing dari tugas-tugas sekolah di jurusan Fisika yang cukup rumit.

Semasa kuliah, aku kembali vakum menulis. Tugas-tugas kuliah yang semakin berat membuatku tak sempat lagi melanjutkan hobi menulisku. Bertahun-tahun kemudian, setelah aku bekerja, aku kembali melirik hobi menulisku. Bermula dari mengikuti pelatihan jurnalistik Riska (Remaja Islam Sunda Kelapa), lalu sempat nimbrung di divisi jurnalistik Riska. Selain menulis artikel dan cerpen untuk majalah Riska (MERIS), aku juga menikmati kegiatan menjadi reporter untuk MERIS. Bermodal pengalaman menjadi reporter di MERIS, kemudian aku nekat melamar sebagai reporter freelance di sebuah majalah wanita muslimah, SURGA. Pekerjaan itu aku lakukan di sela-sela pekerjaanku sebagai arsitek.

Majalah SMA dan majalah remaja masjid Sunda Kelapa tempat aku bergabung dulu


Di hari libur atau jika tak ada lembur, aku datang ke kantor redaksi majalah itu. Karena freelance, maka aku tak perlu datang setiap hari. Aku beruntung sempat bergabung sebagai kontributor freelance selama empat bulan sampai akhirnya majalah tersebut bangkrut sebelum berkembang. Tapi dari situlah aku mengenal Mbak Asma Nadia, karena pernah mendapat tugas mewawancarai beliau dan dari beliaulah aku mengenal FLP (Forum Lingkar Pena). Dengan antusias aku mendaftarkan diri mengikuti pelatihan menulis di FLP. Di sana aku mendapatkan banyak ilmu bagaimana cara menulis yang baik agar mendapat peluang dimuat di media. Aku mulai menulis cerita-cerita pendek dan rajin berkonsultasi mengenai karya-karyaku kepada beberapa seniorku di FLP. Mereka membantu mengoreksi agar cerpenku menjadi lebih baik. Setelah aku yakin tulisanku semakin baik, kuberanikan diri mengirimkannya ke berbagai media. Mulanya aku mengirim cerita pendek bertema remaja.

majalah Surga yang kini sudah tidak terbit lagi.

Cukup lama aku menunggu, kurang lebih enam bulan, sampai kemudian kesabaranku berbuah manis. Pertengahan tahun 2005 cerpenku yang berjudul “Kucing Misterius” dimuat di majalah remaja Aneka Yes. Ah, bahagianya bukan main. Itu adalah cerpen pertamaku yang dimuat di majalah. Aku semakin bersemangat dan terpacu untuk menghasilkan karya yang lebih baik. Setelah keberhasilan pertamaku itu, selanjutnya menjadi sedikit lebih mudah, walau tetap harus sabar menunggu giliran hasil karyaku dimuat. Aku pun semakin menikmati hobi menulisku.

Kemudian aku mulai tertarik membuat cerita anak. Aku kembali teringat pada majalah Bobo. Ingin sekali aku merasakan cerpen karyaku dimuat di majalah favoritku saat SD itu. Kuberanikan diri mengikuti lomba cerpen anak Bobo. Bermodal nekat, kukirimkan sembilan cerita anak sekaligus. Tapi tak ada satu pun yang lolos sebagai pemenang. Sembilan bulan kemudian, aku senang sekali salah satu dongeng anak yang telah kuikutsertakan dalam lomba itu walau pun tidak menang, tetapi terpilih untuk dimuat di majalah Bobo. Aku kirimkan lagi cerita anak karyaku yang lain. Aku pernah merasakan keberuntungan cerita anak karyaku dimuat empat minggu berturut-turut di majalah Bobo.

Aku semakin bersemangat dan mulai melirik media lain. Kompas Anak Minggu adalah tergetku selanjutnya. Ternyata butuh perjuangan yang lebih sulit dan benar-benar menantang ketangguhan mental untuk bisa dimuat di media yang satu ini. Sungguh tidak mudah, aku menerima kurang lebih sepuluh surat penolakan dengan berbagai alasan. Ceritaku dianggap terlalu sederhana, dianggap terlalu dewasa, atau tema yang kubuat dianggap sudah pernah ada. Tapi kata-kata di akhir semua surat penolakan itu: Kami nantikan karya anda selanjutnya, membuatku pantang menyerah untuk kembali mengirimkan cerita anak hasil karyaku yang lebih baik.

Aku tetap semangat mengirimkan karyaku yang lain. Kirim dan lupakan, itulah motto-ku. Sembilan bulan kemudian, aku tercengang saat membaca Kompas anak di suatu hari Minggu bulan November tahun 2009, kulihat ada cerpenku terpajang di sana, beserta namaku sebagai penulisnya. Wuah, rasanya seperti baru saja memenangkan lotere milyaran rupiah. Ini tidak berlebihan, sungguh aku sangat gembira, hingga tanpa sadar melonjak-lonjak seperti anak kecil. Jerih payahku sekian lama akhirnya membuahkan hasil. Kerja keras dan kesabaranku tak sia-sia. Sampai saat ini, sudah tiga kali cerita anak karyaku dan dua kali resensi buku yang aku buat dimuat di Kompas Anak. Keberhasilan ini membuatku semakin semangat untuk terus menghasilkan karya lain yang lebih baik.

Sepanjang tahun 2010-2011, aku masih aktif mengikuti berbagai audisi menulis antologi. Aku tidak selalu berhasil lolos, pernah juga merasakan gagal terpilih, tetapi aku tak putus asa untuk terus mencoba. Di antara yang berhasil, karyaku terpilih masuk dalam antologi cerpen misteri Dua Sisi Susi dan dibukukan oleh penerbit Universal Nikko. Kisah pengalamanku membangun usaha mandiri lolos dalam audisi menulis “Bye-Bye Office” kemudian dibukukan oleh penerbit MIC Publishing serta memperoleh juara kedua dan mendapat hadiah uang dengan jumlah sangat lumayan.

Aku tipe orang yang tak keberatan melalui proses trial and error. Memulai sesuatu dari yang paling kecil dan mungkin dianggap remeh oleh sebagian orang. Tetapi bagiku, aku perlu melewati semua itu. Berharap semua pengalaman itu akan memperkaya wawasanku. Dalam kerja kerasku, sering sekali aku merasakan jatuh bangun. Aku nikmati semua prosesnya, aku coba semua yang perlu dicoba. Tentu saja sekarang ini aku masih bukan siapa-siapa, karya-karyaku masih sederhana. Namun aku tak akan berhenti, aku akan terus menulis, berusaha menghasilkan karya yang semakin baik. Sedikit demi sedikit aku memperbaiki diri dan meningkatkan mimpiku. Di tahun 2011, aku masih terus menulis cerpen dan mengikuti beberapa kompetisi antologi yang menarik minatku, sembari diam-diam memupuk keinginan suatu hari nanti bisa menerbitkan novel.

Awal tahun 2012, jalan itu terbuka. Seiring dengan Korean Wave yang melanda negeri ini, aku mendapat tawaran untuk mencoba membuat novel dengan setting Korea. Aku terima tawaran itu sebagai tantangan. Aku juga tipe yang selalu ingin mencoba. Selama ini aku sudah membuat cerita dengan berbagai genre, teenlit, cerita anak, komedi dan misteri. Tak ada salahnya jika aku mencoba menulis cerita bergenre romantis dewasa bersetting negeri Korea. Syukurlah, aku berhasil memenuhi tantangan ini.



Empat judul novel cerita Korea karyaku telah terbit berturut-turut. Kemudian aku juga menerima tawaran menulis novel dengan setting Jepang. Sebuah novel cerita Jepang karyaku juga telah terbit.
Aku tak lantas berpuas diri. Masih panjang perjuangan yang harus aku tempuh, masih banyak mimpi yang belum terwujud. Bagiku ini bagian dari proses belajar yang akan kujalani dengan senang hati. Aku akan terus berusaha menghasilkan karya lebih baik lagi.


Hingga menjelang akhir tahun 2013 ini, tak terasa ternyata sudah cukup banyak karya novel yang kuhasilkan. Awalnya mungkin masih sederhana, namun aku berusaha tiap karyaku yang baru menampilakan tulisan yang lebih baik dari sebelum-sebelumnya.

Walau banyak cobaan dalam dunia menulis, kritik yang datang padaku, semua kuterima dengan besar hati sebagai bahan masukan agar karyaku bisa menjdai lebih baik lagi.

Ini di antaranya karya novelku yang sudah terbit.







Dan... sampai tahun 2014 ini, aku tidak berhenti berkarya. bahkan karyaku di tahun 2013, "Tahajud Cinta di Kota New York", cukup fenomenal, akhirnya menarik minat MD Pictures untuk mengangkatnya menjadi film. Saat ini sedang dalam tahap persiapan.

Tahun 2014 aku berusaha meningkatkan diri dengan menerbitkan novel-novelku di penerbit-penerbit besar, idaman banyak penulis, yaitu Gramedia Pustaka Utama dan Gagas Media. Selain terbit juga di Elex Media. Ini dia, "Hatiku Memilihmu", "Monte Carlo" dan "Cinta Valenia".

Benar kan? Nggak ada mimpi yang nggak mungkin terwujud jika kita sungguh-sungguh bekerja keras mewujudkannya. yuk, berani bermimpi! ^_^