Laman

Tampilkan postingan dengan label Event. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Event. Tampilkan semua postingan

Selasa, 01 Maret 2016

Talkshow dan launching #AroundTheWorldWithLoveSeries


Welcome Maret!

Nggak berasa, sudah bulan ketiga tahun 2016. Waktu terus berjalan, bagai berlari. Lega, akhirnya aku berhasil mencapai tenggat waktu penyerahan naskah calon novelku berikutnya di akhir Februari.

Sehingga, kemarin, Senin 29 Februari 2016, aku bisa dengan tenang melaksanakan tugas mengisi acara talkshow bersama tiga penulis temanku dalam seri yang sama terbaru dari GPU #AroundTheWorldWithLove.

Suatu kehormatan diberi kesempatan oleh Gramedia Pustaka Utama untuk mendapat tempat istimewa di panggung utama Istora Bung Karno, berbagi cerita tentang novel terbaru kami yang terbit serentak tanggal 18 Februari 2016.

Acara dimulai pukul 14.30, dibawakan oleh Mbak Ika sebagai host yang memandu jalannya acara. Kemudian kami menjelaskan asal muasal terbitnya seri ini. Bagaimana kami punya misi mulia, memberi bacaan yang bukan hanya menghibur, tapi juga bermuatan kebaikan yang disampaikan secara halus, tidak menggurui. Aman dibaca oleh remaja dan anak muda. Semoga kisahnya bisa memberi motivasi, tentang pantang menyerah, kemanusiaan, toleransi dan menghargai orang lain.









Rabu, 23 Desember 2015

Giveaway #MerinduCahayadeAmstel

Ada yang mau novel gratis? Yuk, ikutan giveaway "Merindu Cahaya de Amstel".



 Boleh baca dulu review dari Mbak Atria Sartika yang saya copy paste dari link berikut : http://www.atriadanbuku.blogspot.co.id/2015/12/review-giveaway-merindu-cahaya-de-amstel.html

“Kalau kau sudah punya niat kuat ingin mewujudkan sesuatu, selalu ada jalan untuk mencapainya. It law of attraction namanya. Yakinlah dengan keinginanmu.” (Hal. 184)


Penulis: Arumi E
Editor: Donna Widjajanto
Tata letak isi: Fajarianto
Desain sampul: Shutterstock & Suprianto
Penerbit: Gramedia
Jumlah hal.: 271 halaman
ISBN: 978-602-03-2010-6

“Pekerjaanku adalah menangkap cahaya.”
Cahaya mentari sore menciptakan warna keemasan di permukaan Sungai Amstel. Mengingatkan Nicolaas Van Dijk, mahasiswa arsitektur yang juga fotografer, pada sosok gadis Belanda dengan nama tak biasa. Khadija Veenhoven. Gadis yang terekam kameranya dan menghasilkan sebuah foto “aneh”.

Rasa penasaran pada Khadija mengusik kenangan Nico akan ibu yang meninggalkannya sejak keci. Tak pernah terpikir olehnya untuk mencari sang ibu, sampai Khadija memperkenalkannya pada Mala, penari asal Yogya yang mendapat beasiswa di salah satu kampus seni di Amsterdam.
Ditemani Mala, Nico memulai pencariannya di tanah kelahiran sang ibu. Namun Pieter, dokter gigi yang terpikat pada Mala, tak membiarkan Nico dan Mala pergi tanpa dirinya. Dia menyusul dan menyelinap di antara keduanya.

Tatkala Nico memutuskan berdamai dengan masa lalu, seolah Tuhan belum mengizinkannya memeluk kebahagiaan. Dia didera kehilangan dan rasa kecewa itu dia lampiaskan pada Khadija yang telah mengajarinya menabur benih harapan.

Kembali Nico mencari jawaban. Hingga sinar yang memantul di permukaan Sungai Amstel menyadarkannya. Apa yang dicarinya ada di kota Amsterdam ini dan sejak awal sudah mengiriminya pertanda. Akankah kali ini Nico berhasil memeluk kebahagiaannya?

***

“Jangan menilai aku setinggi itu, Mala. Aku malu sama Allah. Allah tahu kesalahanku sebanyak apa. Tidak ada manusia suci. Manusia sering salah dan khilaf. Tapi, dari kesalahan kita belajar memperbaikin diri.” (Hal. 53)

Novel ini bercerita tentang kehidupan muslim di Eropa. Dalam novel ini ada 4 tokoh dengan porsi yang hampir sama banyak. Mereka adalah Khadija, Nico, Mala, dan Pieter. Namun Khadija dan Nico mendapat porsi yang sedikit lebih banyak.

Diceritakan bahwa Khadija Veenhoven adalah perempuan Belanda yang menjadi muallaf. Sejak memutuskan menjadi seorang muslimah, Khadija berusaha mengamalkan sebaik mungkin hal – hal yang sudah ia pelajari tentang Islam, termasuk dalam hal memakai hijab dan membatasi pergaulan dengan yang bukan mahram.

Di sisi lain, perkenalannya dengan Mala dan Nico membawa hal baru dalam hidupnya. Khadija merasa memiliki teman baik sejak berkenalan dengan Mala. Sedangkan dengan Nico, Khadija meras bingung harus bersikap seperti apa. Awalnya Khadija merasa terganggu dengan kehadiran pemuda itu di kehidupannya namun lama kelamaan ia mulai merasa nyaman dengan Nico.

Kemudian Khadija memperkenalkan Mala pada Nico yang kemudian jadi akrab. Nico bahkan ikut ke Indonesia saat Mala sedang ada kegiatan yang membuatnya harus kembali ke Indonesia selama beberapa waktu.

Di sisi lain, ada pula Pieter. Pieter ini sepupu Khadija yang mendadak tertarik dengan Islam. Selain itu, Pieter ternyata jatuh hati pada Mala setelah Khadija memperkenalkan mereka berdua. Sedangkan Mala malah tertarik pada Nico.

Bagaimanakah akhir dari kisah keempat orang ini?


“Aku tidak memaksamu menjalani hidup seperti aku, Mala. Karena yang akan menjalani hidupmu adalah kamu sendiri. Kamu yang paling tahu seperti apa cara hidup yang paling nyaman buatmu.” (Hal. 99)

***

“Soal dosa atau tidak dosa, cuma Allah yang berhak menilai.” (Hal. 100)

Novel ini sebenarnya bergenre novel religi, lebih tepatnya novel Islami. Kenapa? Karena di dalam novel ini banyak dibahas tentang Islam. Menariknya yang diketengahkan adalah cerita kehidupan Khadija sebagai muallaf.

Kehadiran Mala, mahasiswi Indonesia yang juga menggeluti seni tari menghadirkan warna tersendiri dalam hidup Khadija yang seorang muallaf. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim yang banyak. Meski bukan negara Islam, Indonesia identik dengan Islam. Namun Mala sendiri digambarkan masih sering lalai dalam menjalankan ibadahnya sebagai seorang muslim.

Selain itu, dihadirkannya sosok Nico yang terus berusaha memahami tentang agama. Ini karena ia tidak mengerti pilihan ibunya yang meninggalkan ia dan ayahnya karena alasan beda agama.

Selain itu, Arumi menghandirikan penggambaran yang tepat namun menyentil tentang beberapa hal yang berkembang di masyarakat. Seperti kisah di awal pertemuan Mala dan Khadija. Pikiran – pikiran Mala yang cenderung berburuk sangka pada Khadija memang banyak tejadi *dan saya pun sering mengalami hal serupa..hiks..* Entah kenapa ada sejumlah pandangan bahwa mereka yang “terlihat” memiliki penampilan yang lebih Islami (baju longgar, jilbab panjang dan lebar) punya “hobi” menceramahi orang lain. Ini membuat sejumlah orang merasa tidak nyaman. Mereka berpikir bahwa orang dengan penampilan seperti itu akan mudah men-judge orang lain kemudian sibuk menceramahi orang tersebut. Sayangnya, tidakkah mereka berpikir bahwa bisa jadi merekalah yang telah lebih dulu men-judge orang tersebut hanya karena penampilannya? Apa yang disampaikan oleh Arumi E dalam adegan perkenalan awal Mala dan Khadija ini cukup menyentil. Dan bisa jadi pemikiran yang menarik jika dicermati.

Selain itu di halaman 173, digambarkan ketertarikan Nico, laki-laki yang berasal dari Belanda, pada masyarakat Indonesia. Ia menyampaikan keheranannya pada sikap orang Indonesia yang seolah tidak merasa dendam pada orang Belanda padahal mereka tahu bahwa Indonesia punya sejarah buruk dengan Belanda. Orang Indonesia masih tetap ramah padanya.

Semua kondisi yang diketengahkan oleh Arumi E dalam novel ini adalah pelajaran yang menarik.

Salah satu bagian yang paling berkesan adegan di halaman 230. Saat diceritakan proses menjadi muallaf. Bagian dari proses ini menjadi “peringatan halus” bagi mereka yang menjadi muslim sejak kecil. 

Novel ini terasa sangat pas. Percakapannya menarik tanpa kesan menggurui namun memberi banyak pelajaran penting. Deskripsi tempatnya pun menarik. Porsiromance dalam novel ini pun pas, ada untuk memberi warna untuk cerita namun tidak terlalu banyak sehingga mengaburkan hal yang berusaha disampaikan oleh penulis melalui kehidupan tokoh – tokohnya.

Oiya, pilihan menggunakan POV 3 pun terasa lebih pas. Ini membuat semua sudut pandang jadi mendapat kesempatan untuk ditampilkan dan membuat pembaca memahami sikap dan karakter tokoh-tokohnya.

Yang terasa kurang adalah layout di dalam buku yang kaku. Terkesan monoton dan penuh. Sehingga bisa mengundang rasa bosan pembaca.

Namun kekurangan itu menjadi tidak begitu berarti karena cerita yang disuguhkan menarik dan cover bukunya manis. :)

“Semua butuh proses, Mala. Allah menilai proses yang kamu lalui. Yang penting kamu sudah berusaha menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.” (Hal. 100)

***

“Hidup memang sering kali terasa tidak adil. Manusia baru sadar hikmahnya setelah beberapa waktu kemudian.” (Hal. 198)

“Karena manusia memang diciptakan beragam. Tuhan bilang supaya kita saling mengenal. Manusia memang tidak akan bisa seragam, punya cara hidup dan keyakinan pilihan sendiri. Yang harus kita lakukan adalah saling menghargai pilihan masing – masing.” (Hal. 237)
***
“.... soal keyakinan adalah soal hati. Biarkan hatimu mencari sendiri apa yang paling nyaman untuk kamu jalani.” (Hal. 240)

Alhamdulillah ... "Merindu Cahaya de Amstel" menjadi salah satu dari 10 buku terlaris bulan November 2015 di toko buku onlie scoop.


Rabu, 28 Oktober 2015

Menghadiri Gala Premiere Ayah Menyayangi Tanpa Akhir MD Pictures

Tanggal 27 Oktober 2015 kemarin aku diundang hadir di gala premiere film "Ayah Menyayangi Tanpa Akhir" yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Mbak Kirana Kejora.




Film ini diproduksi MD Pictures yang juga meminang novelku "Tahajud Cinta di Kota New York" untuk diadaptasi menjadi film.

Selama ini aku mendapat undangan menonton premiere film Starvision. Ini yang pertama kali aku hadir di gala premiere film MD Pictures.

Ada beberapa perbedaan. Kali ini konferensi pers diadakan di dalam bioskop. Para pemain duduk di kursi berjajar di hadapannya ada meja. Waktu yang sangat mepet menyebabkan tanya jawab hanya singkat saja.



Menurut Pak Manoj, ini adalah film MD Pictures yang tidak diproduseri Pak Manoj sendiri, melainkan oleh Pak Hany R. Saputra sang sutradara.

Karena MD ingin mengembangkan usaha bukan hanya memproduksi film, tapi juga menjadi distributor.

Syuting film ini dilakukan saat bulan ramadhan kemarin, jadi lumayan deh tantangannya kata Fedi Nuril.



Nih, yang paling kiri Ihsan ^_^

Film ini berkisah tentang perjuangan seorang ayah bernama Arjuna yang harus merawat sendiri anak lelakinya bernama Mada sejak lahir, karena istrinya yang warganegara Jepang meninggal setelah melahirkan anak mereka. 

Cobaan buat Juna, masih ditambah dengan kenyataan Mada mengidap kanker otak. Juna ngotot ingin mengobati Mada lewat obat herbal tanpa operasi. Tapi Mada tak sanggup menahan sakit, akhirnya harus dioperasi.

Bagaimana kelanjutannya? Silakan saksikan sendiri ya. Filmnya mulai resmi tayang serentak besok 29 Oktober 2015. 

Selama film berjalan, aku hanya membayangkan, andaikan yang menjadi Juna adalah Reza Rahardian, hasil filmnya pasti beda. Mungkin bisa lebih bernyawa.

Ohiya, soundtrack film ini dinyanyikan Ihsan Tarore. Enak lagunya, suaranya mantap dan sosok Ihsan aslinya hm ... boleh juga.

Sempat foto bareng Mbak Kirana, seniorku dalam menulis. Semoga menyusul film yang diadaptasi dari novelku akan mengadakan gala premiere juga tahun depan. Aamiin.


Oh iya, ada satu kejutan di film ini saat disorot teh kepala djenggot dan Japanese Green tea latte minumanku sehari-hari. Waah, nggak sangka, ada juga yang minum teh hijau cap kepala djenggot. Semoga dengan rajin minum teh hijau jadi sehat, aamiin ^_^




Senin, 19 Oktober 2015

Kuis Berhadiah Novel Merindu Cahaya de Amstel periode ke-2

Halo... apa kabar teman-teman ...

Sudah tanggal 19 Oktober. Aaah, waktu cepat sekali ya jalannya. Apakah teman-teman senang membaca? Apalagi jika bukunya didapatkan gratis.

Yuk, ikutan kuis buku berhadiah novel "Merindu Cahaya de Amstel" masih ada nih, periode ke-2.

Kali ini dipandu oleh blogger Mas Dion Yulianto. Silakan baca review dan cara ikutan kuisnya di sini yaa ^_^

http://dionyulianto.blogspot.co.id/2015/10/review-and-giveaway-merindu-cahaya-de.html










Senin, 12 Oktober 2015

Mau Novel Gratis? #Blogtour MERINDU CAHAYA DE AMSTEL

Teman-teman yang mampir blog-ku ini mungkin ada yang hobi membaca buku selain senang menulis. Apakah ingin mendapatkan novel baruku gratis? Aku mengadakan blogtour untuk novel baruku "MERINDU CAHAYA DE AMSTEL"

Ada lima periode. Masing-masing periode lamanya satu minggu. Periode pertama dimulai hari ini. Silakan cek http://www.ketimpukbuku.blogspot.co.id/2015/10/blogtour-merindu-cahaya-de-amstel-arumi.html

Ada pertanyaan yang harus kamu jawab di sana jika ingin mendapat kesempatan kebagian 1 novel Merindu Cahaya de Amstel dan sebuah pin cantik.



Catat tanggal semua periode giveawaynya ini yaa :

1) 12-17 Oktober : ketimpukbuku.blogspot.co.id
2) 19-24 Oktober : dionyulianto.blogspot.com
3) 26-31 Oktober : rizkymirgawati.blogspot.co.id
4) 2-7 November : ridhodanbukunya.wordpress.com
5) 9-14 November : luckty.wordpress.com




Boleh nonton book trailernya dulu ^_^





Rabu, 26 Agustus 2015

Mini Gathering Elex Media : Nasib Buku di Toko Buku

Diundang acara gathering penerbit tentu tidak menolak. Karena pasti banyak manfaatnya. Selain dapat ilmu, silaturahim dengan rekan penulis dan editor, juga mendapat goodie bag. ^_^

Seperti undangan mini gathering dari Elex Media ini, Sabtu, 22 Agustus 2015.


Kenapa mini gathering? Karena yang diundang memang terbatas hanya 30 orang.
Masuk ke lobi Gedung Kompas Gramedia, ternyata sedang diadakan pameran seni rupa. bagus-bagus lho.

Salah satu seni instalasi yang dipamerkan
di lobi Gedung Kompas Gramedia

Tepat pukul 9 pagi, kami dipersilakan masuk ke kantor Elex Media di lantai 2. Mini gathering ini memang terkesan suasananya santai. Senangnya bertemu editor-editor Elex Media yang baik hati. Jadi ingat sudah lama belum kirim naskah lagi ... ^_^

Undangan yang datang rekan-rekan penulis Elex Media, ada juga blogger.


Acara dibuka oleh host kece Mbak Intan ditemani editorku yang juga kece Mbak Afri. Seru deh kalau keduanya memandu acara. Belum apa-apa kami sudah dibuat deg-deg an karena dilempari boneka beruang lembut. Buat yang mendapat lemparan boneka beruang, harus memperkenalkan diri kepada undangan lain. Untunglah aku ga kebagian giliran ... ahahah. Selamat, selamat. ^_^

Mbak Intan dan Mbak Afri. Nyantai banget kaaan? ^_^

Ini siapa ya? Ada yang bisa nebak? ^_^
Gathering kali ini menjelaskan nasib buku di toko buku. Dimulai ketika buku baru datang di toko buku. Di rak new arrival, biasanya buku mendapat jatah terpajang selama 1 bulan saja. Setelah itu baru deh diletakkan di rak biasa. Untuk buku yang banyak pembelinya, bisa diletakkan di rak recommended, bahkan kalau lakuuuu banget bakal diletakkan di rak best seller. Buku punya jatah terpajang di rak selama 1 sampai 3 bulan.

Ooooh, persaingan semakin ketat sekarang. Jika dalam 3 bulan buku tidak banyak terjual .. nah ini yang menyedihkan, buku terpaksa akan dikembalikan ke penerbit karena dianggap tidak laku. Hiksss ...

Bagaimana setelah kembali ke gudang penerbit? Apakah masih bisa kembali ke toko buku kalau mendadak promonya gencar lagi dan banyak yang cari? Ternyata tidak bisa, teman-teman. Buku yang sudah dikembalikan ke gudang penerbit tidak akan bisa kembali ke toko buku lagi.

Menurut Pak Bagus, di gudang Elex Media saja, buku yang dikembalikan dari toko buku Gramedia mencapai senilai 1 M setiap tahunnya. Penerbit harus memutar otak dan menyiapkan berbagai program agar buku yang ada di gudang bisa dijual lagi. Sebagian dikirim ke toko buku selain Gramedia, ada juga ke toko buku online. Bisa juga dibuat program promosi beli dua dapat tiga novel misalnya. Atau dapat diskon.

Apabila harga buku sudah turun akibat diobral, maka royalti yang didapat penulis hanya 10% dari harga buku yang sudah diobral. Bisa bayangin ya teman-teman makin kecil saja deh royalti yang diterima penulis.

Ada kenyataan yang lebih menyedihkan lagi. Rekan penulis jangan syok ya? Buku yang belum terjual setelah setahun akan dibakar karena sudah tidak ada tempat lagi di gudang penerbit. Sedih banget yaaaa... :(



Serius mendengarkan  ...

Intinya, sekarang ini banyak sekali buku baru terbit setiap bulannya. Konon katanya ada ribuan buku masuk ke toko buku tiap bulan. Banyak banget yaaaa ... Demikian pula novel. Persaingan antar novel bertahan di rak buku semakin ketat. Penulis dituntut untuk aktif mempromosikan bukunya. Masa promosi paling menentukan adalah 3 bulan pertama sesudah buku terbit. Saat inilah penulis harus habis-habisan mempromosikan bukunya agar terjual cukup banyak.

Berbagai cara bisa dilakukan penulis untuk mengenalkan karyanya. Melalui berbagai akun medsos. Perlu dipelajari juga apa keunggulan masing-masing medsos. Misalnya lewat twitter, harus diperhatikan waktu yang paling banyak pengguna twitter sedang aktif. Biasanya pukul 6 sore sampai 9 malam. Di waktu inilah saat tepat mempromosikan buku.

Penulis juga harus aktif menjalin komunikasi dengan pembaca bukunya. Bisa mengadakan kuis untuk memperluas pengenalan bukunya, bisa juga mengadakan talk show di toko buku atau promo lewat radio. Lebih bagus lagi kalau bisa mengadakan road show, biasanya untuk promo seperti ini didukung penerbit. Tapi biasanya penerbit mengadakan road show untuk penulis-penulisnya yang potensial. Mau bikin road show sendiri? Bisa juga. Tentunya lebih melelahkan karena harus mengurus sendiri dan biaya sendiri.

Selanjutnya manajer toko buku Gramedia cabang Pondok Gede dan Aeon Mal berbagi tips agar buku seorang penulis bisa bertahan lama di toko buku.

Menurut keduanya, buku yang best seller itu sebagai berikut :
1. Penulis yang punya basic fans banyak. Misal seleb twit, seleb facebook atau seleb youtube.
2. Penulisnya sudah dikenal karena sudah banyak buku yang ditulis contohnya Asma Nadia, Tere Liye
3. Buku penulis itu yang sebelumnya best seller, sehingga penulisnya sudah dikenal, karenanya buku selanjutnya sudah ditunggu pembaca bukunya yang best seller itu. Contohnya Andrea Hirata.
4. Buku yang diadaptasi menjadi film, biasanya akan mendongkrak angka penjualan.
5. Buku yang memang bagus ceritanya dan banyak yang suka.

Bagaimana dengan penulis yang belum terkenal seperti aku misalnya? Hikkssss .... yah ... harus berjuang lebih keras lagi mempromosikan buku-bukuku. Karena itulah aku sangat berterima kasih pada pembaca-pembaca novelku yang sudah berkenan membeli novelku. Makasih yaaaa ... ^_^

Aiiih, ada "Cinta Valenia"di slide-nya ^_^
Untunglah sekarang ini ada alternatif lain bagi penulis agar bukunya bisa tetap terpajang di toko buku yaitu melalui toko buku online Gramedia.com.  Soal ini dijelaskan di sesi berikutnya. Di toko buku online ini tidak ada istilah retur. Buku penulis akan terus terpajang di sini sampai stoknya habis. Penulis juga bisa bekerja sama untuk membuat PO novel yang akan terbit dengan Gramedia.com.

Contoh PO yang sukses adalah Critical Eleven Ika Natassa yang terjual 300an buku hanya dalam 5 menit. Rahasia suksesnya adalah selain Ika Natassa memang sudah punya basic fans yang kuat, Ika juga aktif mempromosikan bukunya yang akan terbit sejak jauh-jauh hari. Bikin pembacanya penasaran dan nggak sabar ingin membeli.

Seusai mendapat informasi lika liku perjuangan buku di toko buku, Elex Media membagikan 6 hadiah untuk 6 twit live terbanyak. Alhamdulillah aku kebagian .



Sesi selanjutnya, Elex Media menjelaskan lagi tentang portal www.elexmedia.id yang bisa dimanfaatkan penulis untuk mempromosikan bukunya. Bisa juga untuk komunikasi penulis dan pembacanya. Buat umum juga boleh loh ikutan aktif di portal ini. Bakal ada poin yang bisa ditukarkan dengan hadiah buku buat yang aktif posting tulisan di sini. Ayooo ikutan daftar ^_^

Terakhir setelah makan siang lalu ngobrol-ngobrol dengan teman-teman penulis dan editor, kami foto bersama. Wajib deh ini ^_^


Seperti biasa. endingnya pasti foto bareng ^_^

Undangan yang datang tentu saja tidak pulang dengan tangan hampa. Ada goodie bag berisi buku-buku asyik terbitan Elex Media.

Suvenir untuk peserta gathering


Senin, 17 Agustus 2015

Dirgahayu Republik Indonesia ke-70 tahun

Waktu berjalan sangat cepat. Tak terasa sudah tanggal 17 Agustus 2015. Hari ke-22 dari tantangan #30HariMenulisNovel.

Sudah sampai di mana kemajuan penulisan naskah novelku? Ya ya ya ... aku masih kesulitan lepas dari belenggu writer's block. Oh ... sepertinya karena aku kurang keras berusaha dan tidak disiplin dengan deadline yang kubuat sendiri.

Tak apalah, karena hari ini hari istimewa. Hari bangsa Indonesia mengenang detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Bagaimana perayaan HUT RI di lingkungan tempat kamu tinggal? Semoga masih antusias mengisi dengan kegiatan penuh kegembiraan, sebagai rasa syukur telah 70 tahun dianugerahi kemerdekaan.

Semoga Indonesia semakin baik. Bersama-sama kita isi dengan berkarya sesuai keahlisn masing. Tanamkan rasa optimisme dan nasionalisme. Mari bersatu membangun negeri. Katanya saat ini Indonesia sedang dipenuhi rakyat usia peoduktif.

Hm, jadi ingat ... aku harus semangat menyelesaikan tulisaku.

Mari bersatu saling menghargai.

Ayo kerja!


Selasa, 11 Agustus 2015

Hari ke-16 #30HariMenulisNovel

Sudah hari ke-16? Sudah sampai di mana perkembangan naskahku?
 Baru 39 halaman. Ya, masih jauh dari selesai. Ah, ternyata menulis sebuah naskah novel tidak mudah. Memecahkan writer's blog tidak semudah teori.

Walau target sudah ditetapkan, jika target itu bukan dari editor, ternyata berat juga. Ada banyak faktor yang membuat semangat menulis hilang entah ke mana.

Royalti. Laporan penjualan buku.

Entah kenapa, dahulu menulis terasa lebih mudah. Novelku bisa terbit saja rasanya senang bukan main. Tapi semakin ke sini, aku semakin sadar. Tantangan penulis bukan hanya bagaimana caranya naskahnya bisa diterima dan diterbitkan penerbit top.

Tapi laporan penjualan buku menjadi sesuatu yang cukup menyita pikiran.

Tentunya seorang penulis ingin karyanya dibaca banyak orang, dikenal luas dan mendapat sambutan baik. Tapi itu tidak mudah.

Karena itulah, kiriman foto dari pembaca yang telah membaca novelku, selalu menjadi penyemangat, bahwa ternyata masih ada yang menyukai tulisanku. karena itulah aku harus menulis kisah-kisah selanjutnya.

Ya, untuk hari ini aku cukup puas sudah menambah 3 halaman. Memang tidak banyak. Pelan-pelan menumbuhkan semangat dan terlibat dalam kisah yang kutulis kali ini ^_^




Kiriman foto dari Zahfira yang bikin semangat. Katanya gara-gara dia baca #HeartLatte jadi pengin tahu tulisanku yang lain. Maka belilah dia #Eleanor.

Asyiiik ^_^

Senin, 03 Agustus 2015

Hari ke-8 #30HariMenulisNovel

Waaaah sudah hari ke-8!

Ooh.... sampai di mana kemajuan penulisan naskah novelku terbaru?

Belum banyaak... memang benar-benar tidak mudah keluar dari jerat writer's block ... Aku malah penasaran membuat book trailer yang lebih baik di youtube.

Tapi hari ini ada kemajuan. Aku merangkai beberapa ide tulisan yang sempat kuketik di ponsel.
Ya, ini salah satu menangkap ide dengan cepat. Buru-buru mengetiknya di ponsel. Simpan, lalu kirim ke email kita sendiri.

Setelah cukup banyak, bisa kita rangkai dan disempurnakan ke naskah kita di word. Cara ini lumayan efektif mempercepat proses penulisan.




Sabtu, 01 Agustus 2015

Hari ke-6 #30HariMenulisNovel

Selamat hari pertama bulan Agustus!

Wah aku ketinggalan tidak posting sesuatu selama 3 hari. Padahal aku berencana akan posting tulisan apa saja untuk mendukung proses penulisan naskah novelku selama 30 hari.

Hm ... sudah sampai mana kemajuan tulisanku?

Masih mengumpulkan informasi soal setting... ^_^

Sambil membuat book trailer ELEANOR. Yeaaah, walau sudah terbit sejak Februari, tapi aku baru mood membuatnya sekarang.

Entah apakah bisa disebut book trailer. Aku membuatnya sangat sederhana. Sekumpulan slide foto yang aku unggah di youtube.

Kalau berkenan, boleh ditonton ... ^_^







Selasa, 28 Juli 2015

Hari ke-2 #30HariMenulisNovel

Hm ... apa yang sudah kutulis hari ini? Siang ini aku ke kantor pos lagi mengirimkan pesanan buku dari pembaca yang memesan buku sebagai hadiah ulang tahun. Senang sekali jika ada yang memesan buku sebagai hadiah ulang tahun.


Hari ini aku masih mengumpulkan hasil riset. Kali ini tentang daerah Gunung Kidul Jogjajarta. Tertarik dengan wisata Gua Pindul dan ingin memasukkan beberapa adegan dengan setting tempat wisata ini. 

Ooh... ada juga adegan mendaki Gunung Merapi. Yaah hari ini tidak banyak yang ditulis. Tapi aku usahakan menulis setiap hari.

Ayooo semangat ... 

Senin, 27 Juli 2015

Hari pertama #30HariMenulisNovel

Memang ini bukan tanggal 1. Tapi aku sengaja memulai proyek 30 hari menulis novel ini di hari ini, bersamaan dengan dimulainya sekolah setelah libur lebaran yang lumayan panjang. Mumpung sama-sama semangat bekerja dan berkarya lagi.

Apa yang sudah kulakukan di hari pertama memenuhi tantangan yang kubuat sendiri?

Melihat-lihat lagi apa yang sudah kutulis. Aku punya kebiasaan tidak biasa. Menulis melompat-lompat, tidak berurutan, tergantung dari ide yang tiba-tiba muncul di kepalaku.

Karena itu, aku sudah menulis di bab 1, 2, 3, 5 dan 6, tapi satu pun belum ada yang tuntas selesai masing-masing bab.

Biasanya aku membiarkan ide di kepalaku berkembang semaunya. Terkadang bab akhir lebih dulu selesai dibanding konflik.

Setelah nanti semua bab terisi, barulah aku sempurnakan.

Aku juga sudah mengumpulkan bahan riset mengenai setting.  Setting yang kupakai adalah Jogja. Walau aku cukup mengenal Jogja, tapi ada beberapa informasi yang perlu aku ketahui untuk memperkuat setting dan cerita.

Demikianlah, untuk hari pertama, aku masih menyimak apa saja yang sudah kutulis. Kutambah sedikit-sedikit bila ada yang perlu ditambahkan.

Perjalanan naskah ini masih jauh. Tapi aku bertekad akan menyelesaikan kisah ini 😊


Senin, 20 Juli 2015

Selamat Idul Fitri 1436 H

Tak terasa... ramadan tahun ini telah berakhir. Berganti Syawal. Alhamdulillah, tahun berlimpah berkah sehat. Bapak semakin membaik. Bahkan berpuasa full lagi ramadan ini. Teringat tahun lalu Bapak masih dalam masa pengobatan.

Selain itu, ada banyak hal lainnya yang patut disyukuri. Kebersamaan, dan walau hidup tak berlimpah tapi cukup.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1436 H ya teman-teman semua. Mohon maaf lahir batin ☺😊




Hari pertama Idul Fitri seperti biasa seusai bersilaturahim dengan tetangga, kami menuju rumah kakek. Banyak saudara yang juga sudah berkumpul di sana. Namun karena bapak belum bisa bepergian terlalu lama, setelah asar bapak dan ibu oulang, srmentara aku dan adikku lanjut ke rumah Pakde dan Bude. Bertemu sepupu dan keponakan. Pulang hampir pukul 9 malam.

Esok harinya, berganti sepupu-sepupuku yang datang ke rumah untuk bertemu bapak dan ibuku. Ah, selalu senang tiap kali ada tamu datang ke rumah.










Sabtu, 20 Juni 2015

Buka Bersama penulis dan editor Elex Media

Momen paling menyenangkan itu berbuka bersama di bulan Ramadan. Merasakan indahnya silaturahim. Teman-teman yang selama ini hanya bersua via media sosial bertemu muka dalam kesempatan ini.

Mejeng sebelum acara mulai ^_^
Seperti kemarin dalam acara buka bersama penulis dan editor Elex Media. Wuaaah bahagia sekali bertemu teman-teman penulis, bertukar kabar, menyapa editor-editor, berfoto bersama.

Foto bareng editorku yang kece ^_^

Dalam kesempatan ini juga mendengarkan penjelasan Bapak Wandi Subrata Direktur Elex Media Komputindo, mengenai perkembangan perbukuan di indonesia. Memberi semangat kepada penulis untuk terus semangat menulis. Pak Wandi juga mengatakan, seorang penulis harus percaya diri dan tidak malu mempromosikan dan memperkenalkan karyanya kepada siapa saja.

Hendaknya ke mana pun pergi, seorang penulis harus membawa buku karyanya. Kemudian pura-puralah membaca buku karya sendiri itu, agar orang di sekeliling melihat buku yang sedang dibaca.

Di masa sekarang ini, penulis juga harus belajar ilmu marketing untuk mempromosikan buku karyanya sendiri. Hm, makin berat saja ya tantangan seorang penulis. Tapi yaaa memang harus dilalui jika ingin menjadi penulis eksis dan sukses.

Pada kesempatan ini juga Elex Media meluncurkan web yang akan menjadi ajang memperkenalkan produk-produk Elex Media dan menjadi sarana bagi penulis Elex Media untuk mempromosikan karya dan profil diri.



Hidangan berbuka yang disediakan enak-enak semua. Alhamdulillah. Setelah berbuka dan salat Magrib, kami pun berfoto bersama.



Photo from Media Elex Komputindo

Photo from Media Elex Komputindo

Sesampai di rumah, baru deh membongkar isi goody bag yang diberikan untuk penulis. Wuiiih banyak. Selain ada kurma, sebotol aqua, soyjoy, tisu, 3 buah buku, sebuah sajadah dan sebuah kaos. sebuah pulpen. Hmm. benar-benar buka bersama yang menyenangkan. Alhamdulillah :)


Isi goodie bag-nya ^_^