Laman

Sabtu, 12 September 2009

Pacarku Superhero


By : Arumi

Rama telat lagi. Nadia sudah menunggu lebih dari satu jam di depan twenty one. Padahal Nadia sudah berbaik hati tidak minta dijemput di rumah. Nadia tidak keberatan mereka langsung ketemu di bioskop. Tapi Rama benar-benar kelewatan. Film yang rencananya akan mereka tonton sudah mulai sejak empat puluh lima menit yang lalu.
Nadia menitikkan air mata. Ya, Nadia sudah tak tahan lagi. Selama ini Nadia selalu memaklumi kesalahan-kesalahan Rama. Padahal Nadia sudah mendapat nasihat dari teman-temannya. Nadia juga sudah sering membaca di beberapa majalah cewek yang membahas ciri-ciri cowok tidak sayang lagi sama ceweknya.
Tapi Nadia berusaha menepis kenyataan itu. Dan berusaha tetap yakin bahwa perasaan Rama kepadanya tetap tak berubah. Tetap seperti setahun yang lalu. Ketika dengan manis Rama menyatakan cintanya. Di bawah percikan kembang api. Di malam tahun baru. Nadia tak peduli walau diledek norak oleh teman-temannya ketika ia menceritakan kisahnya itu.
“Berasa sinetron banget nggak siyy…” komentar Sheri ketika itu. Tapi Nadia tak sependapat. Menurutnya, itu adalah peristiwa paling romantis di sepanjang hidupnya.
“Rama, tega banget sih kamu. Apa benar kamu sudah nggak sayang aku lagi?” tanya Nadia kepada dirinya, “ Rama, aku ingin kita seperti dulu.”
Dengan perasaan duka Nadia melangkah pulang. Sudah dua jam dia menunggu. Rama tak juga datang. Tidak memberi kabar pula. Kelewatan! Kali ini Nadia tak akan memaafkan. Tak ada alasan yang bisa diterimanya. Apa pun itu.

...to be continued

Dimuat di KaWanku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar