Laman

Senin, 14 September 2009

Menjaga Pintu



Ketika Nasruddin masih kanak-kanak, ibunya yang akan pergi ke pasar meminta Nasruddin untuk menjaga rumah. Sebelum pergi, sang ibu berpesan, :
“Nasruddin selama ibu pergi, jaga pintu rumah baik-baik! Jangan jauh-jauh dari pintu. Awasi terus sepanjang waktu. Jangan lepas pandanganmu dari pintu rumah. Akhir-akhir ini banyak maling berkeliaran. Jika pintu rumah tak kau jaga, mereka bisa masuk rumah dan mencuri barang-barang di rumah kita.”
“ Baik, bu!” janji Nasruddin.

Setelah sang ibu pergi, Nasruddin duduk di depan pintu rumahnya melaksanakan amanat dari ibunya. Sejam kemudian, datang paman Nasruddin.
“Nasruddin, di mana ibumu?” tanya pamannya.
“Oh, sedang pergi ke pasar, Paman!” jawab Nasruddin.
“Wah, apakah masih lama? Padahal banyak saudara kita yang akan datang berkunjung kemari sebentar lagi. Tolong cari ibumu dan katakan padanya agar segera pulang dan bersiap menyambut saudara-saudara kita yang akan berkunjung.” perintah Paman Nasruddin. Lalu sang paman pergi meninggalkan Nasruddin yang kebingungan sendiri. Nasruddin tak tahu apa yang harus dilakukannya. Sang ibu menyuruhnya menjaga pintu. Sedangkan pamannya menyuruhnya mencari ibunya. Jika ia pergi, siapa yang akan menggantikannya menjaga pintu?
Nasruddin mencoba berpikir mencari jalan keluar. Tak lama ia segera bangkit dengan wajah ceria.

“Aha! Aku tahu!” teriaknya kepada dirinya sendiri.
Nasruddin masuk ke dalam rumahnya mencari peralatan pertukangan lalu ia menjebol engsel-engsel pintu rumahnya. Setelah pintu rumahnya terlepas, ia segera membopong pintu rumahnya itu dan pergi ke pasar menyusul ibunya.
“Dengan begini, maka aku tetap melaksanakan perintah ibu untuk tak jauh-jauh dari pintu!” kata Nasruddin.

Sumber : Kisah si Pandir Nasruddin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar