Laman

Sabtu, 14 Mei 2016

Backpacker stories part 1 : Jalan-jalan ke Ho Chi Minh, Vietnam

Aku memang nekat. sejak dulu memang punya mimpi jalan-jalan ke luar negeri. Tapi selama ini aku berpikir biaya traveling ke luar negeri itu mahal. Nggak bakal terjangkau.

Siapa menduga, temanku yang seorang backpacker menawarkan ikut dengannya traveling ke 3 negara sekaligus. Vietnam, Kamboja dan Malaysia. Semula aku menolak, terbayang pasti butuh biaya besar. Temanku meyakinkan bahwa perjalanan ini low budget. Di bawah 6 juta sudah bisa jalan-jalan ke 3 negara selama 7 malam 8 hari. Ah, mungkinkah?

Aku percaya saja dengan temanku yang sudah berpengalaman backpackeran itu. Kami berangkat dari Jakarta berlima. Naik pesawat Air Asia pukul 8 malam, sampai di Kuala Lumpur pukul 11 malam. Lalu kami bermalam di bandara KLIA, keesokannya pukul 6 pagi, perjalanan berlanjut langsung ke Ho Chi Minh City.

Backpackeran tapi bawanya koper :D
Cukup koper kecil yang muat di kabin

Siap-siap berangkat

Tersedia air minum langsung dari keran di ruang
boarding terminal 3

Menginjakkan kaki di KL lagi ...

Love in Sydney mejeng dulu di KLIA ^_^
Sekitar setengah sembilan pagi kami sudah sampai di Ho Chi Minh, Vietnam. Wah, negara ke-3 yang aku kunjungi. Masih wilayah Asia Tenggara.


Sampai juga di Ho Chi Minh



Dari bandara, kami memilih cara hemat lagi. Naik bus menuju hostel. Ya, kami sudah booking hostel. Bukan hotel yaa ... hostel ini satu kamar terdiri dari 6 tempat tidur. Berupa 3 tempat tidur bertingkat. Harga sewanya sangat terjangkau. Satu orang $6.5 sudah termasuk sarapan.


Sepanjang jalan menuju hostel, banyak terpasang bendera lambang palu arit. Ya, karena Vietnam memang negara komunis. Tapi ternyata, banyak lho wisatawan berhijab yang datang. Aku duga berasal dari Malaysia dari logat bicaranya. Berarti aku punya banyak teman sesama muslimah berhijab di sini, yang artinya semoga mudah dalam mencari makanan halal di kota ini.

Agak berliku menemukan hostel kami. Setelah turun di terminal bus, kami berputar-putar dan baru pukul 12 siang kami menemukannya! Setelah melepas lelah, pukul 4 sore kami mandi, lalu bersiap mulai berkeliling Ho Chi Minh. Dan ternyata, terminal bus tempat kami datang tadi nggak jauh dari hostel! cuma sekitar 600 meter. Wuaaah, ternyata tadi kami berputar-putar jauh sekali.


Hostelnya seperti rumah biasa, tapi nyaman banget dan bersih
Sewanya per orang pun murah masih ditambah sarapan



Setelah istirahat sebentar di hostel, lalu mandi, sekitar pukul 4 sore kami keluar hostel. Kami akan menjelahi kota dengan berjalan kaki. Pertama, ke Ben Thanh Market.



Kendaraan tradisional Vietnam yang sudah dilarang beroperasi, hanya sebagai pajangan


Lalu lintasnya padat juga, nyamain Jakarta
Kami menukar uang ke mata uang dong di toko emas yang banyak terdapat di daerah ini.



Sebelum jalan-jalan, kami mencari makan dulu. karena sejak sampai di kota ini kami belum sempat makan lho. Tak jauh dekat Ben Thanh Market kami menemukan satu jalan yang dipenuhi dengan restoran muslim di kanan kiri jalan. Bahkan ada toko yang menjual pakaian muslim. Dari bahasanya, kami menebak pemiliknya berasal dari Malaysia.









Di Vietnam, tapi milih menunya mie Thailand ^_^







Selesai makan, kami melanjutkan perjalanan, mencari balai kota dan patung presiden yang menjadi salah dua dari ikon wisata di Ho Chi Minh.

Berhenti dulu di depan Ben Thanh Market. Cukup indah berhias lampu-lampu di malam hari.


Mejeng dulu di seberang Ben Thanh Market
Baru sadar, saat itu malam minggu. Pantas saja lalu lintas sangat padat. Di sini, menyeberang jalan itu butuh keberanian. Lampu lalu lintas sepertinya tidak terlalu berlaku. Selama di sini, kami malah tidak melihat polisi lalu lintas. Jadi, tak mungkin menunggu jalanan kosong untuk menyeberang. Kami harus nekat, memberi tanda akan menyeberang dengan tangan, lalu kami berjalan beriringan perlahan.




Kami terus berjalan mencari alun-alun kota. Patokannya gedung tertinggi yang terlihat puncaknya. Hingga akhinya kami sampai di ujung jalan tepat pukul sepuluh malam. Ternyata itu adalah sungai. Kami beristirahat sebentar meluruskan kaki, menikmati angin semilir sambil memandangi sungai yang gelap.


Jalan kaki entah berapa kilometer. Jauuuh, hingga sampai di sungai ini. Istirahat sebentar,
 sebelum lanjut jalan kaki lagi ke alun-alun kota.

Setelah istirahat beberapa menit, kami melanjutkan perjalanan. Rencananya ingin pulang lewat jalan lain, ternyata jalan itu menuju alun-alun kota yang sejak tadi kami cari.

Nggak sangka, lewat jam sepuluh malam, alun-alun kota masih dipenuhi warga. Di sinilah kami melihat bagian modern dari Ho Chi Minh City.

Di alun-alun luas itu yang hanya diperbolehkan untuk pejalan kaki, ada beberapa kerumunan yang ternyata adalah anak-anak muda Vietnam yang mempertunjukkan kebolehannya battle dance. Gaya mereka sudah sangat modern. Rambut dicat pirang, pakaian ala hip hop.

Jam sepuluh lewat masih ramai begini jalanan Ho Chi Minh City

Patung Presiden


Balai kota

Alun-alun kota yang ramai banget

Video perjalananku ke 3 negara ini ^_^

Jumat, 06 Mei 2016

Novel roman Islami terbaru : LOVE IN SYDNEY

Selamat bulan Mei ... hari ini tanggal 6 ... hari di mana usiaku bertambah.

Setelah akhir bulan lalu dan awal bulan ini melalui perjalanan menakjubkan ke Malaysia, Vietnam dan Kamboja, kini bersiap berkarya lagi. Nanti bakal aku share deh pengalamanku traveling ala backpacker yang seruuuuu banget!

Untuk saat ini, aku ingin menyampaikan kabar gembira. Segera terbit novelku terbaru "LOVE IN SYDNEY". Ini merupakan lanjutan dari #Lovein Adelaide. Buat yang penasaran pengin tahu kisah Zach Mayers selanjutnya, yuuuuk diserbu yaaa ^_^




Seri ke-2 Around the World with Love.

LOVE IN SYDNEY

Zach Mayers memutuskan memulai hidup baru di Sydney, meninggalkan keluarganya di Adelaide, membangun karier baru sambil menyembuhkan rasa kecewa.

Maura Tafana melarikan diri ke Sydney, meninggalkan nama besar dan hidup mapannya di Indonesia, bersembunyi di balik topi lebar dan kacamata hitam.

Keduanya bertemu dalam suatu perjalanan sehabis hujan. Meninggalkan kesan mendalam yang mengantarkan pada pertemuan-pertemuan selanjutnya.

Maura yang aneh tampak ketakutan tiap kali bertemu orang dari Indonesia, membuat Zach curiga ada sesuatu yang dirahasiakan gadis itu. Keanehan ini juga yang membuat Zach terkena masalah. Lalu muncul gadis lain berwajah mirip Maura, Maghali Tifana, yang terlihat lebih masuk akal. Dua gadis kembar dengan penampilan dan sifat berbeda ini menjerat Zach dalam dilema cinta segitiga.

Pertanyaan besar pun menuntut jawab: mana yang patut Zach perjuangkan; Maura atau Maghali? Sanggupkah yang tak terpilih merelakan keadaan?

*Ukuran: 13,5 x 20 cm
*Tebal: 240 halaman
*No. Produk: 616202026
*ISBN: 978-602-03-2857-7
*Harga: Rp58.000,00

Book trailer Love in Sydney

Buat yang mau pesan langsung ke aku silakan email saja ke rumieko@yahoo.com yaaa. Ada diskon 15% dan bonus pin cantik untuk 30 pembeli pertama :)



Sabtu, 23 April 2016

Product Knowledge, memperkenalkan novel karya sendiri ke toko buku Gramedia

Sudah sejak dua minggu sebelumnya editor kami menyarankan kami untuk melakukan product knowledge. Apa itu? Yaitu mempresentasikan novel karya kami kepada staf toko buku Gramedia saat toko buku itu belum dibuka.

Karena itu kami harus sudah sampai Gedung Kompas Gramedia pukul 7.30 pagi.

Sesudah subuh siap-siap berangkat ke stasiun kereta. Harus sampai di Gedung Kompas Gramedia pukul 7:30 WIB. Pertama kali naik commuter line di jam sibuk. Ternyata memang penuh. Tapi masih penuh yang normal.

Eleanor narsis dulu dalam kereta menuju Stasiun Palmerah

Baru tahu, kereta dari Stasiun Rawabuaya yang jadwal pukul 6:30 langsung menuju Manggarai. Aku nggak perlu turun di Duri, cukup menunggu sebentar, kereta lanjut menuju Stasiun Tanah Abang. Jelas lebih cepat daripada naik bus. Pukul 7:05 sudah sampai Stasiun Palmerah. Tinggal jalan sedikit, sampailah di Gedung Kompas Gramedia.

Sarapan bubur ayam, lalu berangkat ke Gramedia Central Park sebelum dibuka untuk pengunjung.

Ada briefing di setiap toko buku Gramedia sebelum dibuka. Pada saat itulah dua minggu sekali ada kesempatan bagi penulis memperkenalkan karyanya.

Agar staf toko buku tersebut mengenal novel kami, kemudian membantu tampilannya di rak. Untuk novel seri #AroundTheWorldWithLove diminta dipajang berjajar sebagai satu seri. Pengunjung buku pun diharapkan akan teralihkan perhatiannya ke seri ini.

Aturan cara menata seri Around the world with love



Kemudian ada sesi tanya jawab. Bagi yang bertanya, mendapat hadiah buku-buku kami. Senang sekali bisa berkenalan langsung dengan staf dan pimpinan Gramedia Central Park.

Lalu kami belanja beberapa barang mumpung mendapat diskon menyenangkan.








Setelah itu makan siang bareng sambil mendiskusikan rencana-rencana kami selanjutnya. Senangnya bertukar pikiran demi kemajuan kami selanjutnya.

Makan siangku pancake plus es krim coklat dengan taburan kacang almond dan kacang mede. Enaak. 😊

#AroundTheWorldWithLoveSeries




Minggu, 17 April 2016

Commuter Line, transportasi umum massal di Jakarta yang makin nyaman

Dulu, aku tidak berani mencoba naik commuter line. Walau rumahku tak terlalu jauh dari Stasiun Rawa Buaya. Hanya sekitar 1 km. Buatku, jalan kaki sejauh itu biasa. Stasiun ini dekat sekali dengan perumahan Semanan Indah. Di belakang deretan pertokoan dan bank. Tempat yang seringkali kusambangi.

Bermula di awal tahun ini saat pulang dari Jogja naik kereta ekonomi turun di Stasiun Senen. Lalu aku pun mencoba melanjutkan perjalanan dengan naik commuter line. Ternyata cepat dan praktis. Akhirnya aku malah ketagihan naik commuter line. Karena beberapa kali memang terbukti hemat waktu dan biaya.

Perjalanan di awali di Stasiun Rawabuaya


Selalu ada novel karya sendiri yang dibawa buat narsis ^_^

Selasa lalu, aku pun mencoba tur ke beberapa stasiun commuter line. Berawal dari Stasiun Rawabuaya, transit Stasiun Duri, transit Stasiun Tanah Abang, lanjut Stasiun Palmerah. Santai sesaat di stasiun ini. Duduk-duduk, baca novel sendiri.

Setelah mengamati keadaan stasiun dua lantai ini, aku kembali ke Stasiun Tanah Abang. Stasiun ini cukup besar dan luas. Menjadi stasiun transit yang penting. Dari berbagai tempat turun di sini untuk berganti kereta melanjutkan ke tujuan berikutnya. Namun fisik stasiun sudah lama. Tidak sekinclong Stasiun Palmerah. Banyak sekali orang yang transit di sini.

Tujuan selanjutnya aku ingin melihat stasiun transit Manggarai. Stasiun ini pun merupakan stasiun transit dengan bangunan fisik yang sudah lama. Luas dan penuh orang. Ada banyak jalur. Jika masih kurang paham membaca petunjuk, bisa bertanya pada petugas yang banyak berjaga.

Kemudian aku melanjutkan perjalanan ke Stasiun Kota. Setelah menunggu agak lama, datang juga kereta dari Bekasi tujuan Kota. Ternyata banyak sekali penumpangnya. Aku harus berdiri tapi tidak berdesak-desakan. Keadaan dalam kereta masih normal.

Melewati Stasiun Cikini dan Gondangdia membuatku teringat lagu keroncong Kemayoran.

Lalalala lalalalaaaa...
Laju laju perahu laju.
Jiwa manis indung disayang...

Cikini, si Gondangdia ...

ah, lupa bagaimana tepatnya liriknya :D


Stasiun Palmerah


Stasiun Palmerah ini bagus, masih baru dan fasilitas lengkap

Disediakan ruang untuk menyusui bayi lho 

Bersiiiiiiih

Nyaman karena nggak banyak orang




Namun setelah Stasiun Cikini, cukup banyak yang turun. Akhirnya aku dapat duduk. Makin nyaman menikmati kereta.

Tak lama sampai di Stasiun Kota. Stasiun peninggalan zaman Belanda ini masih kokoh. Interior antiknya masih dipertahankan. Makin banyak orang yang ada di sini. Stasiun ini juga dilengkapi dengan toko-toko, restoran dan bank. Aku tidak keluar dari stasiun ini. Setelah melihat-lihat dan memotret beberapa sudut, aku kembali naik kereta menuju stasiun transit Manggarai.

Menyenangkan sekali tur hari itu. Melihat sekeliling, merekam peristiwa, mengamati. Wawasan bertambah. Stasiun Palmerah mengesankan. Baru, bersih dan bagus. Masih banyak stasiun yang perlu dibenahi. Salah satunya Stadiun Duri. Ini stasiun penting karena menjadi stasiun transit. Sayangnya bangunannya kecil. Hanya sedikit yang diberi atap. Jika hujan pasti terkena tampias air hujan. Padahal banyak orang menunggu kereta di sini. Aku menduga saat malam sekeliling stasiun menjadi pasar. Karena banyak sampah sisa-sisa sayuran.

Sementara Stasiun Kota masih menampakkan keantikannya. Muter-muter sampai puas naik kereta cuma kena biaya 2000.

Stasiun Kota. Ramai bangeeet

Love in Adelaide mejeng dengan latar belakang interior Stasiun Kota era kolonial.
Jamnya antik ^_^

Kapan-kapan aku ingin mencoba ke Bogor naik commuter line. Mencoba kuliner sana, lalu kembali pulang. Sepertinya bakal menjadi perjalanan yang asyik murah meriah 😊

Karena nggak penuh, lantainya dipel lho, jadi kinclong dan wangi ^_^
Ini kereta dari Stasiun Kota menuju Manggarai




Kereta berhenti di Stasiun Gambir, tapi pintu tidak dibuka. Menunggu kereta lain lewat.
Monas terlihat dari sini, diabadikan deh :)

Hari biasa jam 12 siang kereta tidak penuh. Dan aman karena ada penjaga di setiap gerbong

Kereta khusus wanita

Mencoba beberapa kali naik commuter line di jam tidak sibuk, memang terasa nyaman. Kebetulan pula tiap aku naik kereta ini perjalanan selalu lancar.

Cerita dari adikku  yang setiap hari naik CL, ada kalanya perjalanan kereta terkendala berbagai sebab. Jika sudah begitu, perjalanan pun terhambat. Apalagi kalau terhenti di Stasiun Duri. Stasiun ini jauh dari jalan besar. Jika terjebak di sini, agak sulit mencari transportasi alternatif lain.

Kisah dari temanku yang rutin pulang pergi kerja naik CL, itu artinya temanku ini naik di jam sibuk dan di jalur-jalur padat, perlu perjuangan ekstra keras hanya untuk berdiri tegap. Kereta penuuuh sekali. Dan perjuangan di kereta khusus wanita justru lebih berat dibanding gerbong umum.

Namun perbaikan ke arah lebih baik memang butuh waktu dan akan berjalan bertahap. Setidaknya sekarang ini sudah jauh lebih nyaman. Ada petugas keamanan di tiap gerbong, rutin dibersihkan, tak ada lagi penumpang yang naik di atap atau bergelantungan di pintu.

Semoga ke depannya nanti, pelayanan commuter line bisa lebih baik lagi. Aku menunggu rute commuter line menuju bandara. Waaah, bakal makin mudah buatku kalau perlu ke Bandara Soekarno Hatta ^_^

‪#‎LoveinAdelaide‬ ‪#‎book‬ ‪#‎books‬ ‪#‎bookstagram‬ ‪#‎bookworm‬ ‪#‎commuterline‬ ‪#‎train‬ ‪#‎railway‬ ‪#‎railwaystation‬