Pukul setengah 4 pagi kami sudah bangun. Bersih-bersih badan, lalu siap-siap berangkat pukul setengah 5. Kami sarapan cepat hanya pisang dan roti seadanya.
Tuk-tuk sudah menunggu di depan hostel. Kami sepakat akan diantar mengelilingi Angkor Wat seharian dengan biaya $20 . Satu tuk-tuk pas muat untuk kami berempat.
Sesampai di gedung tempat pembelian tiket yang cukup besar, ada banyak loket dan sudah banyak turis yang mengantri membeli tiket. Ternyata banyak juga yang ingin menyaksikan matahari terbit di Angkor Wat yang legendaris.
Tiketnya seharga $20 per orang. Kami dipotret, lalu foto kami dicetak di tiketnya. Jadi, tiket itu benar-benar hanya bisa dipakai untuk yang membelinya.
Setelah membeli tiket, tuk-tuk mengantar kami ke candi pertama, Angkor Wat.
Sudah banyak sekali pengunjung yang bersiap mencari posisi terbaik mengabadikan detik-detik terbitnya matahari dari belakang candi Angkor Wat.
Sayangnya, hari itu langit agak berawan, sehingga tidak menampakkan semburat jingga saat matahari muncul. Namun kami sudah cukup puas bisa merasakan antusias turis yang sama-sama menunggu matahari terbit.
Pendapat saya tentang Angkor Wat ini ... bagus, tapi ya di Indoensia pun banyak candi seperti ini. Jadi aku sudah biasa melihat candi. Tapi tetap ada suasana yang berbeda, menambah ilmu dan wawasan, serta kenalan baru.
Yup, ini salah satu asyiknya backpackeran. Sesama backpacker kami saling bantu, kenalan deh sama backpacker asal Polandia.
Setelah puas menjelajahi Angkor Wat, kami menuju candi selanjutnya. Komplek Angkor Wat ini luas sekali. Kurang lebih 165 hektar. Sehingga kami perlu tuk-tuk untuk mengantar kami dari satu candi ke candi lain.
Aku tidak hapal semua nama candi-candinya. Tapi ada candi yang ujung atasnya ada pahatan wajah di keempat sisinya. Ini namanya Candi Bayon.
Ini lah candi bayon. Four face statue |
Setelah melihat-lihat Candi Bayon, kami pindah ke candi selanjutnya,
Aku lupa nama candi selanjutnya. Namun karena cuaca semakin panas, kami hanya memotret depannya. Setelah itu kami minta antar tuk-tuk mencari makan siang.
Ternyata susah mencari makanan halal di sini. Kami dibawa ke restoran tapi ada menu tidak halal di sini. Salah satu teman yang boleh menyantap makanan apa saja memilih makan siang, sementara kami bertiga yang muslim hanya menemani sambil ngadem dan memanfaatkan wifi gratis di restoran itu :D
Setelah makan siang, kami diantar ke Ta Phrom. Inilah candi yang ngetop karena ada di film Tomb Rider dan Indiana Jones.
Suhu saat itu panas sekali. Mencapai 40 derajat. Jalan menuju candi berupa tanah biasa yang menjadi penuh debu.
Setelah memotret spot paling top di sini, karena adegan Tomb Rider ada di sini, kami pun keluar dari candi itu. Sampai tuk-tuk kami, kami sudah dihadang anak-anak penjual cinderamata. Herannya, mereka semua menebak kami orang Malaysia. Setiap bertemu penduduk lokal, selalu saja ditebak sebagai orang Malaysia.
"Ringgit! Ringgit!" teriak mereka. Uuh, kenapa nggak ada yang kenal Indonesia sih?
Setelah itu kami memilih menunggu sore duduk di tuk-tuk. Kecuali dua temanku mau bersusah payah menelusuri candi yang menjadi salah satu candi tempat mendapatkan sunset terbaik.
Setelah mandi dan istirahat sejenak, kami makan malam di street food bersama backpacker asal Polandia dan Swedia. Seruuuu banget. Kami saling bertukar cerita, saling add facebook dan mereka berjanji, suatu saat akan traveling ke Indonesia.