Laman

Minggu, 29 Desember 2013

Pengalaman Membuat Paspor : Mudah atau Rumit? Mahal atau Murah?

Saat bertemu sepupuku Nany Rahayu di Jogja, ia bertanya padaku,

"Kamu mau ikut nggak ke Bangkok? Sebelum tanggal 6 Januari aku harus keluar Indonesia dulu, baru masuk lagi supaya visanya bisa nambah setengah bulan lagi."

Mbak Nany memang sudah dianggap sebagai warga negara Belanda.
Tentu saja tawaran itu tidak kusia-siakan. Padahal jelas-jelas aku tidak punya paspor. Aku hanya punya waktu singkat untuk membuat paspor. Aku terima saja tawaran Mbak Nany, dengan keyakinan aku pasti bisa mendapat paspor sebelum waktu keberangkatan.

Sesampai di Jakarta tanggal 17 Desember. Segera aku mengikuti saran adikku. mendaftar via online.seharian aku mencoba mendaftar. Ternyata pendaftaran via online sudah penuh.

Akhirnya keesokan harinya, aku mendatangi langsung imigrasi Jakarta Barat yang terletak di wilayah seputar kota tua. Aku memang memilih mengurus sendiri, bukan via agen atau calo. Aku datang ke kantor imigrasi benar-benar sebagai orang yang tidak tahu apa-apa.

Aku ikuti prosedurnya. Mengisi formulir. Menyerahkan berkas berisi fotocopy KTP, akta kelahiran dan kartu keluarga. Lalu aku mendapat informasi mengejutkan.

Imigrasi Jakarta Barat sudah menjadi percontohan untuk pelayanan pembuatan paspor one day service untuk yang ingin memperpanjang paspor dan elektrik paspor untuk permohonan baru.
Yang membuatku terkejut adalah, ternyata permohonan paspor baru di Imigrasi Jakarta Barat wajib e-paspor dan biayanya sebesar Rp 655.000,-

Aku terkejut, karena sebelumnya aku sudah bertanya pada beberapa teman, biaya pembuatan paspor hanya Rp 255.000,-

Ternyata e-paspor jauh lebih mahal dan di sana wajib e-paspor. Jika aku keberatan dengan e-paspor, aku dipersilahkan membuat paspor di imigras lainnya.

 Sudah terlanjur maka kulanjutkan saja proses permohonan pasporku.



Daftar biaya permohonan paspor di imigrasi Jakarta Barat


Aku mendapat penjelasan prosedur standar pembuatan paspor adalah 3x bolak balik ke imigrasi.
Inilah langkah-langkahnya :

1. Isi formulir, kemudian beserta berkas-berkas berupa fotocopy KTP, KK dan akta lahir, serahkan kepada petugas loket permohonan paspor. Petugas akan memberikan surat jumlah biaya yang harus dibayar ke Bank BNI sebagai bank rekanan imigrasi. Di surat itu juga tercantum kapan diminta kembali. Aku diminta dua hari lagi kembali. 

2. Di hari yang sudah ditentukan, aku datang lagi ke imigrasi menyerahkan bukti pembayaran via bank BNI. Setelah itu antri foto dan wawancara. Kemudian usai wawancara petugas imigrasi akan memberikan form untuk pengambilan paspor tiga hari kemudian.

3. Barulah datang kembali ke imigrasi untuk mengambil paspor

Harusnya hanya tiga kali aku bolak balik ke imigrasi. Tapi kenyataannya aku dipaksa harus 4 kali balik ke imigrasi hanya karena pihak bank tempat aku membayar belum standar sesuai dengan yang diminta imigrasi.

Bukti pembayaranku ditolak imigrasi. Karena aku hanya membawa satu lembar tanda bukti. Bendahara imigrasi bilang, seharusnya bukti pembayaran dari BNI ada 3 rangkap. Satu untuk pemohon, satu untuk pihak imigrasi dan satu lagi untuk pihak bank

Sedangkan BNI memang hanya memberikan bukti pembayaran satu lembar saja. 

Ada satu lagi kesalahan BNI cabang Taman Semanan Indah tempat aku membayar. Bukti pembayaran untuk pihak imigrasi seharusnya tidak dicantumkan biaya administrasi Rp 5000. Sehingga biaya total tetap Rp 655.000,-

Aku cukup kecewa mendapati ada kesalahan demikian, karena itu artinya aku harus mengurus soal bukti pembayaran ini di BNI dan esoknya aku harus kembali lagi ke imigrasi menyerahkan bukti pembayaran ke sana.

Sepulang dari imigrasi, aku mampir ke BNI dekat rumahku, cabang Taman Srmanan Indah. Aku jelaskan apa yang diinginkan imigrasi. Tapi sungguh jawaban teller BNI mengejutkanku. Mereka bilang standar mereka memang bukti pembayaran hanya satu lembar untuk customer.

Aku sudah jelaskan, pihak imigrasi minta bukti pembayaran untuk mereka. Tapi hanya diberikan foto copy. Aku pun pergi dari BNI dengan emosi meluap karena merasa dipermainkan sistem yang belum standar. Dan mereka hanya bisa menyalahkan aturan itu masih baru diterapkan, baru sebulan.

Baru separuh jalan menuju rumah, aku ingat, fotocopy bukti pembayaran itu tidak kuat. Aku kembali berbalik ke BNI dan meminta fotocopy bukti itu distempel, dan ditandatangani agar memang jelas berasal dari BNI, bukan hasil fotocopy-ku sendiri.

Keesokan harinya aku kembali ke imigasi. was-was bukti fotocopy itu masih ditolak imigrasi. Untunglah akhirnya diterima, sang petugas imigrasi lalu melapor ke BNI pusat menyampaikan BNI cabang Taman Semanan Indah belum mengikuti standar untuk pembayaran paspor yang mengharuskan bukti 3 rangkap.

Ooh, sungguh! Membuat paspor sendiri itu gampang-gampang susah. Karena terpotong libur dua hari, tgl 25-26, maka pasporku baru jadi tanggal 27.

Aku berangkat lagi ke imigrasi tanggal 27. kubayangkan aku akan mengantri lama untuk mengambil paspor. Ternyata tidak ada antrian. Dalam waktu singkat, aku sudah mendapatkan pasporku yang begitu susah payah mengurusnya sendiri.



Ternyata hanya berupa buku bersampul hijau seperti biasanya. Lalu, di mana letak perbedaan paspor itu sebagai e-paspor dengan paspor biasa? Setelah aku tanya, katanya di lembar terakhir terpasang chip yang memuat segala informasi bisa dilihat secara elektrik di bandara.

Huft! Demikianlah lika-likuku membuat paspor. Aku berharap paspor ini akan menjadi pembuka jalan bagiku untuk berkunjung ke banyak negeri di luar Indonesia. Siapa tahu aku bisa ke New York, seperti setting dalam novelku "Tahajud Cinta di Kota New York" . Aamiin ... ^_^

Kemudian ... Mbak Nany mengabarkan....

"Kita nggak jadi ke Bangkok. Ke Singapur aja ya? Di Bangkok lagi banyak demonstrasi anti pemerintahan. Takut nanti ada kerusuhan."

Yaaah, buatku, mau ke mana pun tak masalah. Bagiku ini rezeki tak terkira, akhirnya aku mendapat kesempatan berkunjung ke negara lain. ^_^ 

Maka, nikmat Tuhanmu yang mana yang kau dustakan?
Maha suci Allah yang telah melimpahkan rezeki untukku.
Selain mendapat kesempatan ke Singapura gratis,
masih ditambah adikku memberikan sisa uang dolar Singapura miliknya yang tersisa.
Alhamdulillah ^_^






4 kali bolak balik ke kantor imigrasi Jakarta Barat, sekalian saja kumanfaatkan 
untuk melihat-lihat suasana sekeliling Museum Fatahillah yang sedang direnovasi.
 Ternyata di hari biasa pun cukup ramai.

Ah, sekalian ingin mengabarkan ... novel terbaruku denganb Gramedia Pustaka Utama telah terbit ^_^ Semakin memantapkanku untuk berkarir sebagai penulis. Aku senang sekali setiap kali mendapat respon dari pembaca yang menyukai tulisanku. Buat yang hobi membaca kisah romantis, yuuuuk, koleksi novel terbaruku : 
"HATIKU MEMILIHMU"



Koleksi buku-buku karyaku ^_^

2 komentar:

  1. Ternyata cukup mahal juga ya? Jadi terbang ke Bangkok nih,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Ika, permohonan paspor baru jadinya mahal. Kata petugas imigrasi tahun 2015 semua paspor akan diubah menjadi e-paspor. Oya, tadi tulisanku belum selesai. sekarang sudah kuselesaikan. Akhirnya nggak ke Bangkok, berubah tujuan jadi ke Singapura ^_^

      Hapus