Laman

Minggu, 27 Juni 2010

Interview With Pocong


By : Arumi Ekowati

Dimuat di STORY Teenlit magazine, edisi Mei 2010

“Please ya Brem...kita nonton film horor saja. Mumpung aku ketemu teman-teman lamaku...” pinta Tania kepada Brema.
Malam ini benar-benar malam paling sial buat Brema. Rencana nonton film romantis berdua Tania pacar tersayangnya yang sudah dirancangnya jauh-jauh hari jadi berantakan. Gara-gara Tania bertemu geng sekolahnya waktu SMP yang memaksa Tania untuk ikut nonton sebuah film horor tentang Pocong.

“Tapi Tan, kita kan rencana mau nonton film Avatar. Kan sudah kita rencanain sejak lama. Lagipula, teman-teman kamu itu bakal merusak acara kencan kita nanti.” Brema mencoba menolak secara halus.
“Apa maksud kamu teman-temanku bakal merusak acara kencan kita? Oooh...kamu nggak suka ya, sama teman-temanku, Brem?” kata Tania sinis terlihat agak kesal sambil sedikit membelalakkan matanya yang memang sudah bulat.
“Ehm..maksudku...kita kan punya kesempatan jalan berdua belum tentu seminggu sekali, Tan. Saat ini kesempatan kita untuk menghabiskan waktu berdua saja. Kalau ada teman-teman kamu, nanti pasti kamu lebih sibuk ngobrol bersama mereka daripada sama aku.” Brema membela diri.

Tania menampakkan wajah cemberut.
“Sial! Emang dasar cantik, biar cemberut, tetap saja cantik!” rutuk Brema yang sering kesal pada dirinya sendiri karena selalu saja tak berdaya menghadapi Tania.
“Aku sudah lama nggak ketemu teman-teman SMP-ku ini. Nia, Sesya dan Donita sekolah di SMU lain. Kebetulan kami ketemu sekarang. Belum tentu besok-besok ketemu lagi. Ngertiin aku dong, Brem!” rajuk Tania lagi.

Brema hanya bisa terdiam menatap sayu wajah manis Tania.
“Ya sudah kalau kamu nggak mau ikut nonton. Kamu nonton Avatar sendiri saja sana! Aku mau nonton sama teman-temanku!” seru Tania akhirnya setelah beberapa saat Brema tetap terdiam tak tahu harus berkata apa.
Brema menelan ludah. Wah, repot kalau Tania sudah mulai ngambek.
“Eh, jangan ngambek dong, say! Bukannya aku nggak suka sama teman-teman kamu, tapi...” Brema berusaha menjelaskan.
“Nggak ada tapi-tapi...aku nggak keberatan kok nggak nonton sama kamu!” suara Tania masih saja ketus.

Brema terdiam sesaat. Terkadang ia ingin tak mau mengalah. Tapi setelah ia pikir-pikir lagi, tak apa-apa sekali-sekali mengalah demi pacar. Brema menghembuskan nafas berusaha melegakan rongga dadanya yang sesaat tadi terasa agak sesak.
“Iya deh, Tania sayang! Aku ikut nonton bareng kamu dan teman-teman kamu.” kata Brema akhirnya.
Mendadak wajah cemberut Tania berubah ceria. Tania tersenyum manis.
“Nah, gitu dong. Itu baru pacar teladan. Cepetan say, beli karcisnya buat lima orang!” kata Tania kali ini dengan suara lembut sambil tetap menampakkan senyum manisnya.
“Hah? Maksudnya, aku juga yang bayarin karcis mereka? Heh! Pacar teladan apaan?” rutuk Brema dalam hati.

Namun ia terpaksa melaksanakan permintaan Tania walau dengan wajah bersungut-sungut. Biarlah kali ini ia mengalah. Bukankah terkadang seseorang harus mengalah untuk menang? Walau pun Brema tak yakin apa yang akan ia menangkan. Sepertinya kali ini ia kalah telak!
Benar saja. Di dalam bioskop, Tania malah sibuk saling teriak dan berpelukan dengan sahabat-sahabat wanitanya itu. Brema merasa dilupakan. Jangan-jangan Tania memang lupa kalau ia juga ikut menonton film horor ini dan duduk di samping Tania. Brema merasa gelisah. Ia tak bisa menikmati film yang disuguhkan. Ia tak suka film horor Indonesia. Apalagi yang ada Pocongnya.

“Hiyy! Males banget liatnya!” keluh Brema dalam hati.
Brema memejamkan matanya. Berusaha untuk tak terlibat dengan keadaan sekelilingnya yang didominasi wanita-wanita menjerit ketakutan. Brema merasa aneh dengan tingkah penonton film ini. Sepertinya mereka memang sengaja ingin menikmati ditakut-takuti. Jangan-jangan mereka memiliki penyakit psikologis yang menganggap horor itu nikmat!
***



...Continued.

2 komentar:

  1. rumi.. kalo boleh kasih bintang. cerpen ini aku kasih bintang lima. best lah.

    BalasHapus
  2. Tengkyu Andi...udah bersedia baca...waaah, makasih dikasih bintang 5 kayak hotel hotel bintang 5 yaaa...^^, tengkyu, tengkyu...

    BalasHapus