Laman

Kamis, 08 Oktober 2009

Kalung berliontin huruf N



By : Arumi Ekowati

Dimuat di KOMPAS ANAK 9 November 2008

Nana terlihat murung. Ia merasa kesepian. Belum lama Nana tinggal di rumah barunya mengikuti Ayah yang pindah tugas ke kota ini. Walau baru tiga hari Nana berpisah dengan teman-temannya, tetapi Nana sudah merasa rindu sekali.

“Nana, lihatlah di luar. Ayah membawakan hadiah untukmu.” Panggil Ibu sambil mengajaknya beranjak ke luar rumah. Dengan sedikit enggan, Nana mengikuti Ibu. Di teras depan, telah berdiri sebuah sepeda mini yang indah sekali berwarna merah muda, warna kesukaan Nana.

“Nana, ini sepeda barumu. Persis seperti yang kamu minta, kan?” kata ayah.
Ya, Nana memang ingin sepeda berwarna merah muda. Ah, rasa sedih Nana sedikit terobati.

“Ayah, boleh aku coba sepedanya di jalan sekitar rumah?” pinta Nana.
Ayah mengangguk,”Tapi jangan terlalu jauh, ya?” jawab Ayah.
Dengan riang Nana membawa sepeda barunya ke jalan di depan rumah. Ia segera mengayuh sepeda merah mudanya itu. Setelah cukup lama bolak-balik di jalanan depan rumahnya, Nana tergoda untuk mengayuh sepedanya lebih jauh lagi. Apalagi dilihatnya Ayah dan Ibu sudah masuk ke dalam rumah dan tidak memperhatikannya lagi.

Nana membelok ke kanan. Jalanan di komplek rumah barunya ini cukup lebar. Sepi sekali saat ini. Tak ada satu pun kendaraan yang lewat. Tanaman di kanan kiri jalan masih terlihat rimbun. Tiba-tiba Nana melihat ada benda berkilauan di kejauhan. Nana mengayuh sepedanya dengan cepat menghampiri benda berkilat itu.
“Sebuah kalung.” kata Nana sambil memungut benda itu. Nana melirik ke kanan dan ke kiri. Tak ada seorang pun. Segera Nana mengantungi benda itu dan bergegas mengayuh sepedanya pulang.
***

to be continue...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar