Laman

Senin, 07 Mei 2018

Membuat Visa Eropa (Schengen)

Keliling Eropa adalah salah satu impian terbesarku. Terutama aku sangat ingin ke Belanda. Tepatnya, Amsterdam.

Aku sangat ingin ke kota ini karena ada kakak sepupuku yang sudah tinggal di sana selama 24 tahun. Selama itu pula sekali pun aku belum pernah berkunjung ke rumahnya. Sementara kakak sepupuku itu pulang setahun sekali ke Indonesia.

Tentunya aku sadar, ke Eropa butuh biaya besar. Dan aku harus berusaha sendiri jika ingin berkunjung ke rumah sepupuku itu.

Hingga aku tak menyangka tahun ini kesempatan itu datang. Bertepatan dengan aku mendapat rezeki dari royalti novelku. Membuatku semakin yakin ingin mewukudkan mimpiku menginjak tanah Eropa di tahun ini.

Teman yang pernah mengajakku traveling ke Vietnam, Kamboja dan Jepang, kali ini menantangku pergi lebih jauh. Ke Eropa.

Selain masalah dana, salah satu ganjalan yang membuat ke Eropa terasa butuh perjuangan besar adalah harus memiliki visa Eropa atau biasa disebut visa Schengen. Tiap kali melihat aturan cara membuatnya, rasanya membuatku jiper duluan.

Tapi temanku meyakinkan aku, akan membantuku mendapat visa Eropa ini. Maka aku pun mengikuti petunjuknya.

Temanku menyarankan masuk ke Eropa melalui Paris. Jadi visa diajukan ke kedutaan Perancis.

Pertama, daftar dulu ke web pembuatan visa Eropa lewat kedutaan Perancis. Pihak kedutaan Perancis telah memberikan wewenang kepada TLS Contact untuk pengurusan dan informasi pembuatan visa Eropa.


Daftarkan diri kamu ke web TLS Contact ini. Buat aplikasi pengajuan pembuatan visa Eropa.

Ikuti semua syarat dokumen yang harus dipenuhi. Cukup banyak dokumen yang harus disiapkan. Lengkapi semua jika ingin pengajuan visa disetujui.

Buatku, yang paling rumit adalah membuat surat rekomendasi dari tempat bekerja. Karena aku penulis novel, sempat bingung juga ke mana harus membuat surat rekomendasi ini. Temanku menyarankan aku minta surat rekomendasi dari salah satu penerbit yang menerbitkan novelku.

Aku pun minta izin ke salah satu penerbitku apakah bersedia memberi surat rekomendasi untukku mengajukan aplikasi pembuatan visa Eropa (nggak usah disebut penerbitnya apa ya. Biar jadi rahasiaku).

Alhamdulillah, penerbitku dengan senang hati membantu. Apalagi aku bilang tujuanku ke Eropa bukan hanya sekedar buat gaya-gayaan. Tapi aku sekaligus riset untuk setting novel-novelku nantinya.

Surat rekomendasi pun aku dapatkan. Juga slip pendapatan. Kemudian siapkan juga rekening koran dari Bank tempat kita menabung.

Setelah semua berkas lengkap, mulai mendaftar untuk mendapat jadwal kapan kita bisa datang menyerahkan aplikasi.

Aku mendapatkan jadwal pukul 8 pagi. Pe-er juga harus ke kantor TLS yang berada di Kuningan dari rumahku di daerah Cengkareng. Aku berangkat pagi sekali. Pukul setengah enam. Naik kereta sampai Stasiun Sudirman, lalu dilanjutkan dengan naik ojek online. Pukul setengah delapan aku sudah sampai di kantor TLS. Alamat tepatnya silakan digoogling saja ya.

Setelah menyerahkan semua dokumen, lalu difoto biometrik dan menunggu hasilnya selama seminggu.

Deg-deg-an banget menunggu kabar aplikasi visa-ku diterima atau tidak. Temanku meyakinkan, selama dokumen lengkap, insya Allah diterima. Tapi tetap saja nunggunya bikin cemas.

Karena aku sudah membeli tiket pp KL-Paris, Turki-KL.

Seminggu kemudian mendapat kabar dari TLS untuk mengambil hasilnya. Datang ke sana lagi dan menerima amplop berisi pasporku. Akh buka dan ... Visa Eropa sudah tertempel di paspor. Alhamdulillah, jadi jalan-jalan ke Eropa.


Setelah mendapat visa, barulah aku membeli tiket pp Jakarta-KL dan menukar uang euro.


Mulai packing. Disesuaikan pakaian yang dibawa dengan musim semi di Eropa yang masih agak dingin.


Siap deh berangkat ke  ... PARIS!  ^_^

2 komentar:

  1. Aku pengin jalan-jalan ke luar negeri tapi paspor aja belum punya mba.
    Masih sibuk sama kerjaan. Semoga bisa ke amsterdam juga seperti mba Arumi. Jatuh cinta sama bunga tulipnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Semoga nanti terwujud keinginannya. Nggak ada yang nggak mungkin :)

      Hapus