Laman

Minggu, 24 Agustus 2014

My Best Friend Wedding

Halooo, selamat hari ini.

Hari ini aku harus menyelesaikan revisi novel karyaku terbaru. Besok sudah harus dikirim. Ah, semoga aku bisa menyelesaikannya tepat waktu walau lumayan banyak catatan yang diberikan editor.

Ini karena kemarin aku harus menemani sahabatku Selvy Erline menjalani detik-detik ia mengakhiri masa lajangnya. Dia memintaku datang sejak pagi supaya bisa ada di dekatnya saat acara ijab qabul.

Sejak malam sebelumnya, aku sudah begadang membungkus kado. Mungkin kado itu bukan barang mewah, namun semoga bisa diterima sahabatku. Pukul satu dini hari baru aku tertidur. Saat subuh aku terbangun segera solat subuh lalu mandi. Langsung bersiap-saip berangkat ke rumah Selvy yang lumayan jauh deh dari rumahku.

Aku memilih naik busway yang paling mudah. Berangkat pukul tujuh teng, sampai di rumah Selvy pukul 9 pagi. Acara ijab qabul pukul 10 pagi. Jadi, aku masih bisa ngobrol-ngobrol dengannya sebelum acara berlangsung.

Selvy, sahabat yang dulu sering sama-sama saling mencurahkan perasaan sebagai sama-sama lajang. Ternyata takdir menetapkan dia lebih dulu menemukan pasangan hidupnya. Selamat ya, sahabatku. akhirnya terwujud juga harapan dan impianmu, membina rumah tangga sakinah, mawaddah, warohmah.

My best friend wedding


Dulu, rasanya tak terbayang andai aku ditinggal sendirian sebagai satu-satunya lajang. Tapi saat akhirnya masa itu tiba, ternyata aku baik-baik saja. Yah, aku mulai terbiasa ke mana-mana sekarang sendiri. Sadar, kelak sahabatku nggak akan selalu bisa menemaniku ke tempat-tempat yang sering kami datangi untuk menambah pengalaman dan pengetahuan seperti dulu.

Kalau nggak salah, awal perkenalanku dengan Selvy tahun 2003, saat kami sama-sama mengikuti sebuah acara pelatihan jurnalistik yang diadakan RISKA (Remaja Islam Sunda Kelapa). Sejak saat itu kami semakin dekat, karena sama-sama tertarik belajar menulis. Lalu kami jalan-jalan ke acara pameran buku di Senayan. Dan saat kami menemukan stan FLP (Forum Lingkar Pena), kami mendaftar untuk belajar menulis di sana.

Setelah mendapat ilmu menulis yang lumayan, kami sama-sama memberanikan diri mulai menulis cerpen remaja dan mengirimkannya ke berbagai majalah. Senangnya saat akhirnya cerpen-cerpen kami berhasil terbit. Awalnya, kami hanya berani membuat cerpen. Hingga puluhan cerpen kami dimuat di majalah-majalah remaja. Sampai akhirnya datang kesempatan menerbitkan novel. Pertama kali novelku dan Selvy yang terbit adalah novel cerita Korea.

Hm, sahabatku ini bikin aku yang semula anti cerita Korea, akhirnya tergila-gila dengan aktor Korea Kang Ji Hwan, gara-gara dipinjamkan drama Korea, "Lie to Me". Ada untungnya juga, gara-gara aku ketularan suka nonton drama Korea, aku berhasil menulis lima novel cerita Korea.

Kemudian, aku dan Selvy menulis novel remaja berdua, ini adalah salah satu impian kami. Novel yang menceritakan tentang dua sahabat yang karakaternya kami ambil dari karakter masing-masing. yang satu super langsing, yang satu bongsor. Awalnya nama tokohnya Lala dan Jojo, tapi penerbit minta diganti, akhirnya menjadi Lalas dan Joana. Semula judul novelnya "Sweet Revenge" tapi saat terbit diganti jadi "Cinta yang Sempurna". Ah, senangnya, akhirnya aku dan Selvy berhasil bikin novel duet.

Dulu aku dan Selvy hobi banget mengikuti berbagai kegiatan yang menantang dan berharap kami akan bertemu jodoh di sana. Paling seru saat aku punya ide ikut kegiatan komunitas sepeda gunung. Selvy mau saja. jadilah kami berangkat pagi-pagi sekali, pukul tujuh pagi sudah berkumpul di hutan UI untuk mulai bersepeda gunung di jalan hutan yang amburadul, licin, curam. Meniti pinggir danau buatan, sampai harus menyeberang jembatan yang hanya terbuat dari batang pohon kelapa. Hadeeeuh, kita nekat banget ya dulu? Tapi itu jadi kenangan tak terlupakan dan pernah kumasukkan dalam novel.

Yup, sudah banyak kegiatan yang kami lakukan berdua. Sampai akhirnya kami terpisah jauh. Selvy memutuskan bekerja di Batam selama dua tahun, sementara aku masih setia membangun karirku sebagai penulis di Jakarta. Hingga akhirnya Selvy pulang ke Jakarta, kukira aku bakal bisa sering hangout berdua lagi, ternyata Selvy pulang ke Jakarta untuk menikah ^_^

Sekarang, sudah saatnya aku mandiri. Rasanya aku memang sudah mulai terbiasa sendiri. Tetap bisa happy kok ke toko buku sendiri, belanja pakaian atau kerudung sendiri, nonton bioskop sendiri. Menjadi lajang terakhir bukan berarti kesepian. Apalagi pada dasarnya aku memang senang suasana tenang.

Semua kejadian yang sudah kulalui, telah menempaku menjadi pribadi yang sangaaaaat ikhlas. Karena hidup itu memang begitu, persis keripik kentang yang nggak rata itu, berliku-liku. Kadang bahagia dan sedih datang silih berganti. Tapi cobaan bukan untuk diratapi dan disesali, melainkan untuk dilalui dan dihadapi. Lalu saat badai sudah berakhir, yakinlah langit akan cerah, mungkin akan membiaskan lengkung pelangi.

Ada satu hal yang membuatku terharu dalam acara ijab qabul sahabatku kemarin, saat menyaksikan ayah Selvy mengucapkan kalimat : Saya nikahkan dan kawinkan anak saya ...

Langsung saja ingatanku melompat ke sosok bapakku. Bapak yang sekarang sedang dalam masa pemulihan. Satu pertanyaan menggelayut dalam hati. Saat nanti akhirnya aku menikah, apakah bapak sudah bisa bicara selancar itu?

Ya Allah, semoga Engkau berkenan menyembuhkan bapakku seperti sedia kala, dan kelak bisa menjadi waliku saat aku menikah. Entah kapan, hanya Allah yang tahu.

Anyway, intinya aku bahagia dan bersyukur atas semua yang sudah diberikan Allah untukku. Aku jalani saja hidupku ini apa adanya. Tanpa beban, menjalani saja rencana-rencanaku yang berhubungan dengan tulis menulis. Karena yang berhubungan dengan jodoh, itu di luar wewenangku sebagai manusia biasa ^_^.

Walau kini resmi sudah aku jadi jomblo sendirian, tapi aku tetap happy lah selama Nicholas Saputra dan Keanu Reeves masih jomblo juga. Berasa ditemenin gitu, hihihihi ^_^

Well, akhirnya, aku mengalami persis seperti yang dialami Keira, sahabat Dara saat ia membantu Dara menyiapkan pernikahan sahabatnya itu. Momen my best friend wedding yang tertuang dalam novel "Hatiku Memilihmu" bab "Sepucuk Surat Undangan".

Ini cuplikan adegan Keira dan Dara yang mirip deh dengan aku dan Selvy :

Dara tertawa geli, lalu menepuk pundak sahabatnya itu.

“Setiap orang ada waktunya sendiri-sendiri dalam menemukan jodohnya, Kei. Sepertinya kamu masih dibutuhkan untuk menyebarkan cara berpakaian Islami untuk lebih banyak muslimah di New York. Nanti, kau akan terkejut, saat tiba-tiba saja muncul cowok tampan dan baik hati yang melamarmu dan ternyata sudah lama memperhatikanmu diam-diam,” kata Dara berusaha menghibur Keira.

Keira hanya mengangkat bahu.

“Hei, gue nggak sedih kok. Nggak masalah buat gue kalau jodoh gue datangnya masih nanti-nanti,” kata Keira santai, kemudian tersenyum lebar.

Now, It’s all about you and Brad, Dara! Kita fokus pada itu saja,” lanjut Keira.

Dara segera memeluk erat Keira.

Thank you my best friend,” ucap Dara sembari mengelus lembut punggung Keira.

“Ups, elo nyebut gue best friend, bikin gue merasa mengalami momen My best friend wedding,” sahut Keira seraya melepaskan diri dari pelukan Dara.

Dara hanya tersenyum lebar. Keira selalu saja mampu membuat ketegangannya menghadapi persiapan pernikahannya ini lenyap dengan celotehannya. Keira yang tidak berubah, tetap ceplas-ceplos, tetap ber‘elo-gue’ dengan Dara, walau pun kini ia sudah rajin mengaji dan selalu salat tepat waktu. Keira yang kini menerima Dara apa adanya dan Dara pun menerima Keira apa adanya.

Dara berani memastikan, Keira Subandono adalah sahabat sejatinya yang tidak akan tergantikan oleh siapa pun.




Happy wedding, my best friend. wish you all the best yaaa ^_^

Yesterday is history, tomorrow is a mystery, but today is a gift, that’s why its called the present. – Pooh, Disney Words

Tidak ada komentar:

Posting Komentar