Laman

Senin, 19 Mei 2014

Saving Mr. Banks : Proses novel Mary Poppins diadaptasi menjadi film

Sumber foto : www.forum.indowebster.com


SAVING MR. BANKS

Hm ... aku menonton film ini tanpa membaca lebih dulu resensi filmnya. Aku belum tahu ini bercerita tentang apa. Aku tertarik menontonnya hanya karena aku tahu pemeran utamanya adalah Tom Hanks, aktor favoritku yang aktingnya tak perlu diragukan lagi. Selalu asyik untuk dilihat.

Setelah aku menontonnya pada awal film, dan tahu ini berkisah tentang seorang penulis, waaah, aku semakin antusias menontonnya. Sebagai seorang yang juga hobi menulis, aku selalu tertarik menonton kisah-kisah yang tokohnya penulis cerita fiksi.

Nama penulis di film ini adalah P.L. Travers. Hm, aku masih belum kenal penulis ini, belum tahu juga apa buku karyanya. Sampai kemudian diceritakan ia adalah penulis novel anak berkewarganegaraan Inggris dan Australia. Buku karyanya yang terkenal adalah "Mary Poppins". Ada delapan seri, berkisah tentang pengasuh anak yang disenangi anak-anak karena memiliki benda-benda ajaib. Ciri-ciri penampilannya membawa payung hitam besar dan sebuah tas besar. Dari dalam tasnya itulah barang-barang ajaibnya muncul. Mary Poppins datang dari langit dengan cara terbang bersama payung hitamnya itu.

Aku pernah mendengar nama Mary Poppins, tapi belum tahu pasti buku itu bercerita apa. Di film ini, aku baru tahu ternyata buku itu sukses di zamannya, sampai menarik minat Walt Disney untuk mengadaptasi ceritanya ke layar lebar. Butuh waktu 20 tahun lamanya bagi Walt Disney menunggu persetujuan Travers, sampai akhirnya Travers bersedia menerima tawaran Walt Disney membeli hak cerita Mary Poppins untuk diangkat menjadi film.

Beberapa buku Mary Poppins
Sumber foto : www.bookriot.com

Waah, aku jadi makin tertarik menontonnya. Karena aku pun sekarang mengalami hal yang sama. Salah satu novelku dipinang sebuah PH untuk diadaptasi menjadi film layar lebar. Alhamdulillah.

Ternyata ini adalah film yang menarik. Aku selalu suka film dengan kisah-kisah seperti ini. P.L Travers, diperankan oleh Emma Thompson, digambarkan sebagai karakter yang kaku, sukar bersosialisasi, keras dan idealis banget. Semula ia tak pernah setuju novelnya ini diangkat menjadi film. Namun karena kebutuhan keuangan yang mendesak, akhirnya ia menerima tawaran Walt Disney dengan berbagai syarat yang cukup memberatkan. Ia ingin filmnya persis seperti yang ia tulis di buku. Syarat yang diajukannya merepotkan semua orang, termasuk penulis skenario dan Walt Disney.

Aku salut dengan kesabaran Walt Disney yang diperankan Tom Hanks. Ia menuruti semua keinginan P.L. Travers. Ia memberi alasan, mengangkat Mary Poppins menjadi film adalah janjinya kepada anak-anaknya yang harus ia tepati.

Travers menetapkan aturan, ia tak mau ceritanya menjadi film kartun, harus film asli manusia. Ia juga tak mau filmnya menjadi film musikal. Padahal semua itu adalah ciri khas film Disney, biasanya selalu disertai musik yang menyenangkan.

Tapi Travers akhirnya setuju filmnya disertai lagu-lagu setelah ia mendengarkan lagu untuk film itu memang enak didengar. Kemudian Travers membuat Disney bingung saat ia mengajukan syarat tak mau di filmnya nanti ada warna merah. Dengan sabar Disney memberi pengertian. Karena setting film di London, tak mungkin tak ada warna merah. Karena ada bus double decker dan box telepon yang berwarna merah. Juga seragam tentara penjaga istana. Bahkan bendera Inggris pun ada warna merahnya.

Travers terus menguji kesabaran tim penulis skenario yang terdiri dari tiga orang, saat ia dengan teganya membuang skenario yang sudah diketik berlembar-lembar separuh cerita.

Hm, waahh. Travers ini memang keras kepala ya. Termasuk saat akhirnya ia tahu, ada adegan pemeran utama bernyanyi dan menari dengan pinguin.

"Bagaimana cara kalian mendapatkan pinguin yang bisa menari? Kan susah mengajarkan menari pada pinguin," tanya Travers pada tim penulis skenario.

"Itu mudah diatur. Kami menempatkan pinguin-pinguin kartun untuk menari dan menyanyi bersama Dick Van Dyke yang berperan sebagai Mr. Banks," jawab salah satu penulis skenario.

Travers terkejut mendengar itu. Ia kecewa dan marah karena Disney tidak menepati janjinya. Baginya tak ada toleransi, ia tak mau ada kartun di dalam filmnya. Ia pun membatalkan kesepakatannya untuk memberi hak ceritanya dijadikan film oleh Disney. Travers segera kembali ke London.

Disney tak mau menyerah begitu saja. Ia menyusul Travers. Dan sekali lagi mencoba memberi pengertian. Ia bercerita bagaimana hidupnya dulu sangat susah ketika kecil, tapi sekarang ia menjadi sukses bermula dari imajinasinya tentang seekeor tikus. Ia paham mengapa Travers tak mau menyerahkan karakter ciptaannya Mary Poppins begitu saja. Sama seperti Disney yang juga mencintai karakter rekaannya Mickey Mouse. Tapi karena ingin anak-anak di seluruh dunia gembira terhibur Mickey Mouse, ia bertekad akan selalu membuat film menarik dan menyenangkan yang happy ending. Karena kenyataan hdup sudah terlalu berat, lebih baik dikenang dengan cara yang menggembirakan.

Walt Disney bayangannya Mickey Mouse, P.L. Travers bayangannya Mary Poppins
Sumber foto : Amazon.com

Akhirnya Travers luluh, dan setuju Mary Poppins difilmkan. Diperankan oleh Dick Van Dyke dan Julie Andrews.

Film itu sukses. Meraih 5 oscar di tahun 1964 untuk  Best Actress, Best Film Editing, Original Music Score, Best Visual Effects, and Best Original Song for "Chim Chim Cher-ee" (sumber wikipedia)

Julie Andrews pemeran Mary Poppins, Walt Disney asli dan P.L Travers asli
Saat premiere film Mary Poppins tahun 1964
Sumber foto : www.smh.com.au



Oya, di beberapa bagian, ada adegan kilas balik saat P.L Travers masih kecil juga, ia dan keluarganya tinggal di Australia. Ayahnya diperankan oleh Collin Farrel.

Kilas balik P.L Travers saat masih anak-anak. Dia anak paling besar.
Sumber foto : http://screenrant.com/colin-farrell-interview-saving-mr-banks/


Ah, aku memang selalu suka dengan film-film Walt Disney. Selalu memberi energi positif tiap kali selesai menontonnya. Hidup memang harus dijalani dengan optimis dan bahagia. Jangan kalah dengan kepahitan hidup.

Semakin bersyukur aku mendapat kesempatan dan rezeki novelku "Tahajud Cinta di Kota New York" juga diangkat menjadi film. Semoga lancar prosesnya. Aamiin. Mohon doanya teman-teman ^_^


dan novelku yang terbaru ini juga semoga sukses ... "Hatiku Memilihmu". Yuk, yang berminat koleksi. Sudah tersedia di toko buku Gramedia ^_^


Tidak ada komentar:

Posting Komentar