Laman

Tampilkan postingan dengan label Tips dan Info Menulis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tips dan Info Menulis. Tampilkan semua postingan

Jumat, 18 Agustus 2017

Kirim Naskah ke Falcon Publishing

Aku berbagi info ini untuk teman-teman yang sering bertanya bagaimana cara kirim naskah ke penerbit.

Falcon Publishing adalah salah satu penerbit yang menerima naskah novel.

Silakan mencoba ^_^





Rabu, 24 Februari 2016

Undangan Talkshow #AroundTheWorldWithLoveSeries



Buat teman-teman yang pengin tahu kisah dibalik terbitnya seri Around the world with love, yuuuk datang ke acara talk show-nya di Islamic Book Fair 29 Februari di panggung utama Istora Bung Karno,

Sekalian bertemu langsung dengan empat penulisnya. Mau nanya apa saja yang berhubungan dengan menulis bisa banget.

Akan ada hadiah cantik bagi sepuluh pembeli pertama novel seri ini. Jangan lupa bawa novelnya buat yang sudah beli ya. Sampai bertemu di sana. Ditunggu kehadirannya ^_^kiki emoticon


#LoveinAdelaide #LoveinEdinburgh#LoveinMarrakech #LoveinParis

Kirim Naskah ke Penerbit POP Ice Cube



Kali ini aku ingin berbagi informasi tentang cara kirim naskah ke penerbit POP dan Ice Cube. Ini penerbit dari grup Gramedia juga. Aku sendiri belum pernah kirim naskah ke sini. Tapi mungkin di antara teman-teman ada yang berminat kirim ke penerbit ini. Silakan.

Aku copas informasinya langsung dari instagram @pop_icecube

Belakangan ini banyak banget yang tanya soal kirim naskah ke Ice Cube dan POP. Biar jelas, kami akan merangkum syarat-syarat kirim naskah di post ini. Silakan di-like, capture, atau print juga boleh biar nggak lupa.
.
Soooo, here we go!

1. POP dan Ice Cube menerima naskah fiksi maupun non fiksi yang sasaran pembacanya remaja usia 13-17 tahun (Ice Cube) dan young adult 18-25 tahun (POP).

2. Naskah diketik di kertas ukuran A4, pakai font Times New Roman/Calibri (jangan pakai font aneh-aneh yang melingkar-lingkar, apalagi comic sans. Pokoknya jangan), ukuran 12, spasi 1.5. Panjang naskah 100-150 halaman.

3. Kirim naskah kamu dalam bentuk hardcopy ke:
Redaksi POP/Ice Cube
Gedung Kompas Gramedia Blok 1 Lt. 3
Jl. Palmerah Barat 29-37
Jakarta 10270

4. Sertakan pula data diri kamu (1 halaman cukup) dan sinopsis naskah (maksimal 2 halaman). Ingat, sinopsis yang kami maksud adalah rangkuman cerita dari awal sampai akhir. Jangan tertukar sama blurbs yaa.

5. Ada satu syarat penting lagi, nih: sertakan potongan pembatas buku terbitan Ice Cube/POP. Satu potongan pembatas buku untuk satu naskah yaa.

6. Kami akan menghubungi kamu via email (dan hanya lewat email) mengenai keputusan naskah diterima atau ditolak redaksi.
.
Semoga makin jelas yaa ketentuan kirim naskah ke kami :)


Ini ada juga mengenai tanya jawab tentang kirim naskah ke penerbit ini. Silakan disimak yaaa ^_^

FAQ:

Min, naskahnya boleh kirim via email aja nggak?
We prefer hardcopy. Kenapa? Karena bentuk hardcopy lebih nyaman untuk dibaca anggota redaksi. Dengan demikian, naskahmu bisa lebih cepat dibaca dan kamu lebih cepat dapat feedback dari kami.
.
Min, kalau aku kirim naskah fanfic boleh nggak?
Untuk saat ini kami tidak menerima naskah fan fiction. Selain itu, kami juga belum menerima naskah K-fiction.
.
Aku admin dari fanbase artis A. Aku mau dong bikin buku tentang artis A, kayak fanbook-nya 5SOS, Ariana Grande, EXO, dll. Gimana caranya, Min?
PENTING: Khusus buku-buku fanbook, biasanya kami yang propose ke fanbase untuk bikin buku. Tapi kalau kamu punya fanbase yang kuat, engagement sama followersnya oke, dan yakin banyak yang meminati buku tentang artis tersebut, silakan kirim email ke redaksipop@gmail.com.
.
Data dirinya 1 halaman aja, Min? Nggak cukuuup.
Cukup, kok! Data dirinya yang esensial aja. Yang penting itu: nama, alamat rumah, alamat email, nomor HP, sama karya-karya yang pernah diterbitkan (kalau ada). Nggak usah lengkap-lengkap amat, kayak golongan darah, berat badan, tinggi badan, makanan kesukaan, artis favorit, gitu-gitu nggak usah gaess.
.
Potongan pembatas bukunya perlu banget, Min?
Ya, dong! Sebenarnya maksud kami mengharuskan syarat ini adalah supaya kamu bisa mempelajari gaya tulisan yang dicari Ice Cube dan POP. Dari buku-buku itu, kamu bisa menilai sendiri apakah naskahmu cocok buat kami terbitkan. Sayang, kan, udah mahal-mahal ngeprint, ngejilid, ngirim ke Jakarta, tapi ternyata naskahmu nggak sesuai dengan gaya kami.
.
Tapi di kotaku jarang ada toko buku, Min, jadi aku belum punya buku POP/Ice Cube.
Nggak usah khawatir, nggak usah bingung, karena buku-buku kami tersedia di toko buku online, seperti @gramedia_com, pengenbuku, dan bukabuku. Di sana buku-buku kami diskon s/d 20%, loh!
.
Aku dapet respons dari redaksi berapa lama, Min?
Beberapa bulan lalu kami memberi feedback maksimal 7 hari kerja sejak naskah diterima redaksi. Tapi ternyata naskah yang masuk banyak banget, jadi ada beberapa naskah yang terlambat mendapat respons. Untuk itu kami sepakat untuk memberi kabar 7-30 hari kerja.
.
Kalau diantar langsung bisa kan min?
Boleh kok kalau mau langsung antar ke redaksi :)

Selasa, 02 Februari 2016

Tips Menulis dari Editor

Welcome Februari ... nggak berasa sudah bulan ke-2 tahun 2016. Ingat deadline naskah selanjutnya tinggal 27 hari lagi.

Tapi aku sempatkan berbagi tips penting banget dari editorku. Supaya aku selalu ingat dan mungkin bisa berguna juga untuk teman-teman yang hobi menulis. Ini dia :)

1. Buat yang biasa menulis cinta segitiga, coba dikembangkan konfliknya menjadi cinta segiempat atau sekalian trapesium.

2. Penggalian tokoh. Hindari selalu menggunakan penokohan dengan karakter yg sama.

3. Hindari terlalu memikirkan perintilan. Maaf kalau saya ulang ini, untuk mengingatkan ulang. Jika menempatkan sendok di awal cerita, pastikan sendok itu ADA KORELASINYA dengan keseluruhan kisah. Jika tidak, HAPUS saja.

4. Pun untuk perintilan detail lokasi atau baju atau fisik. Kebaya payet di dada, tas sulam sekian warna, tahi lalat di muka, jika TIDAK MENAMBAH nilai cerita. Karena kadang perintilan ini, jika editor tidak teliti, bisa jadi peluang kesalahan.

5. Memakai kata yg kurang populer tapi menambah keindahan bahasa, bisa menjadi daya pikat, lho!

6. Kembali ke zaman purba, yaitu membuat corat-coret dan pembabakan cerita. Tulis nama tokoh dan sifatnya yang paling menonjol sebagai panduan kita mengembangkan cerita. Misalnya : Tia, penulis. Senggol bacok dan nangis bombay kalau mendekati datang bulan. Penerapan yang pas: Oooo, aku tahu kenapa Tia marah besar tapi kemudian nangis melihat orang tua dekil yang menawarkan timbangan. Dia pasti lagi pms!
Kurang tepat: Tia ngakak sekencang2nya. Wah, kayaknya dia lagi pms.

7. Sad but true, hanya sedikit pembaca yang mau beli/baca buku sad ending. Karena buku menjual mimpi. Menjual hidup ideal. Tapiiii, boleh banget membuat cerita mellow jika memang yg akan dikuatkan adalah bahasa emosinya. Lihat nicholas sparks dan karya nangis2nya itu. Itu kekuatannya. Itu dagangannya. Kalau mau membuat pembaca nangis, pastikan they cry hard.

Ini novel baruku yang digawangi editor kerenku ini loh. Terbit 18 Februari 2016. Yuuk, koleksi ^_^


Minggu, 24 Januari 2016

Belajar EYD : Kata yang disambung

Halo teman-teman yang hobi menulis dan membaca. Sudah lama ya, aku nggak sharing tentang EYD.

Kali ini aku mau berbagi ilmu eyd yang aku dapatkan dari hasil revisi naskahku terbaru yang akan terbit pertengahan Februari 2016. Sumbernya dari editorku, editor Gramedia Pustaka Utama.

Ini tentang kata yang harus disambung dalam penulisannya.
Beberapa di antaranya :

~ Serba yang diikuti kata dasar, disambung.
   Contoh :
   *Toko serbaada --- sudah benar
   *Serbabersih --- sudah benar

~ Kata "maha" yang diikuti kata dasar KECUALI esa, juga ditulis sambung.
   Contoh : Mahaadil Mahaagung Mahatahu Mahabesar

~ non- juga terikat dengan kata dasar yg mengikutinya.
   Contoh : nonmuslim,

~ Begitu juga dengan super-, bila diikuti kata dasar, penulisannya disambung
   Contoh : supercerewet

Sekian sharing singkat dariku. Lain waktu kalau ada ilmu baru dari editorku akan aku bagi lagi ^_^

Rabu, 13 Januari 2016

Cara Kirim Naskah ke BIP Gramedia

Buat teman-teman yang ingin kirim naskah, BIP salah satu penerbit dari grup Gramedia membuka peluang buat kirim naskah.

Silahkan dikirim naskahnya. Tapi jangan tanya-tanya ke aku yaa... aku hanya berbagi informasi saja. Silakan tanya langsung ke kontak penerbit tersebut.

Coba saja difollow semua akun media sosialnya, pasti banyak informasi di sana. Selamat mencoba ^_^



Kamis, 24 Desember 2015

Cara Kirim Naskah ke Penerbit Quanta Elex Media Komputindo

Kali ini aku ingin berbagi informasi dari salah satu editor Quanta, lini dari Penerbit Elex Media Komputindo, yang sudah dirangkum dalam sebuah gambar.

Semoga bisa menjawab bagi teman-teman yang bertanya cara mengirim naskah ke penerbit Elex Media.

Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan langsung hubungi salah satu email yang tertera di gambar ini yaa ... Semoga berhasil ^_^





Novelku yang diterbitkan Penerbit Elex Media :

"Cinta Valenia" terbit Mei 2014


"Unforgotten Dream" terbit November 2014

Selasa, 22 Desember 2015

Cara Kirim Naskah ke Penerbit Gramedia Pustaka Utama

Buat teman-teman yang seriiiing banget bertanya, bagaimana cara mengirim naskah ke Gramedia Pustaka Utama, ini ada penjelasan langsung dari web Gramedia.

Aku posting di sini sebagai jawaban buat teman-teman yang bertanya. Aku copy paste dari sumber link berikut :

http://gramedia.tumblr.com/ketentuan-pengiriman-naskah-gramedia-pustaka-utama


KETENTUAN PENGIRIMAN NASKAH GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA

Kami menerima naskah dari penulis untuk diterbitkan, bila naskah tersebut memenuhi standar penerbitan.

KETENTUAN UMUM:

1. Tebal naskah 100 s.d. 200 halaman.
2. Untuk buku anak, lengkapi dengan contoh ilustrasi dan konsep cerita, terutama untuk buku berseri.
3. Ukuran font 12pt, dengan spasi 1,5.
4. Tema naskah bebas, tidak menyinggung SARA dan tidak vulgar.

PILIH SALAH SATU CARA PENGIRIMAN NASKAH DI BAWAH INI:
Printout:

1. Ukuran kertas A4 atau folio.
2. Naskah sudah dijilid.
3. Sertakan ringkasan cerita/sinopsis.
4. Sertakan data diri singkat (nama, alamat, nomor telepon, alamat e-mail).
5. Setelah naskah masuk akan dipertimbangkan oleh tim editor paling lambat 3 bulan. Naskah yang tidak lolos seleksi tidak akan dikembalikan dan akan dimusnahkan.
6. Untuk memudahkan proses seleksi/pengategorian, cantumkan jenis naskah di sudut kiri atas, seperti:
-Fiksi
-Nonfiksi
-Remaja
-Dewasa
-dll.

E-mail:
Kirimkan naskah dan data diri melalui e-mail ke fiksi@gramediapublishers.com atau nonfiksi@gramediapublishers.com dengan subject Naskah: JUDUL.

Gramedia Writing Project:
Buat akun di situs resmi Gramedia Writing Project, lalu unggah sebagian naskah dan sinopsis.
________________________________________
Kami tidak memungut bayaran apa pun dari penulis.

Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi Redaksi Gramedia Pustaka Utama 53650110 ext. 3511/3512 atau via e-mail: fiksi@gramediapublishers.com atau nonfiksi@gramediapublishers.com

__________________________________________________________________
*****************************************************************************


Demikian penjelasan dari Penerbit Gramedia Pustaka Utama

Bagi teman-teman yang pernah menanyakan ke aku via email atau komen di blog, tentang berapa lama biasanya kabar dari penerbit tentang naskah yang dikirim, jawabanku : TIDAK TENTU.

Penerbit GPU bisa saja menyebutkan paling lambat 3 bulan, tapi kenyataannya bisa lebih lama.

Naskahku yang berjudul ELEANOR pun butuh proses 2 tahun sampai akhirnya diterbitkan.

Jadi, mohon jika ingin bertanya tentang kabar naskah kamu, silakan hubungi saja redaksi Gramedia Pustaka Utama yaaa... jangan bertanya ke aku karena aku juga nggak tahu ^_^

Selama tahun 2014-2015, sudah ada 4 novelku yang terbit di Gramedia Pustaka Utama. Dan akan terbit yang terbaru terbit Februari 2016 dan Mei 2016.

"Hatiku Memilihmu" terbit Mei 2014


"Pertemuan Jingga" terbit Desember 2014


"Eleanor" terbit Februari 2015


"Merindu Cahaya de Amstel" terbit September 2015

Love in Adelaide terbit Februari 2016


Love in Sydney terbit Mei 2016


Lovellah, "Merindu Cahaya de Amstel" menjadi salah satu dari 10 buku terlaris bulan November 2015 di toko buku online scoop ^_^




Minggu, 11 Oktober 2015

Berapa lama proses seleksi naskah di penerbit?

Halo kawan-kawan semua ...

Saya tahu, blog saya ini bukan blog yang banyak pengunjungnya. Karena, yaaa, saya bukan penulis top se-Indonesia. Baru top serumah saya saja ^_^

Saya amati, postingan saya yang terpopuler adalah  "Tahajud Cinta Di Kota New York". Saya akui, novel ini memang paling banyak mendapat respon positif, menyusul kemudian "Hatiku Memilihmu", Lalu "Monte Carlo", "Eleanor" dan berharap "Merindu Cahaya de Amstel".

Namun anehnya, beberapa bulan ini, kepopuleran postingan "Tahajud Cinta di Kota New York" tergeser oleh postingan berjudul "Tips Kirim Naskah". Apalagi postingan ini mendapat banyaaaaaaaaak sekali pertanyaan pembaca. Sering kali pertanyaannya berulang, yang membuat saya harus menjawab dengan tegas supaya "MEMBACA SEBELUM BERTANYA".

Ini menunjukkan betapa banyak yang bercita-cita ingin memiliki novel karya sendiri yang terbit secara nasional dan terpajang di toko buku.

Sesungguhnya, kawan, sangat melelahkan menjawab berulang kali pertanyaan yang sama, padahal penjelasannya sudah ada. Sering kali pula pertanyaan disertai catatan, tolong dijawab segera ....

Ah, untunglah saya termasuk sabar. Paling kalau ada yang begitu, saya malah menjawabnya nanti-nanti saja. Karena itu, kali ini saya akan berbagi dengan teman-teman yang berniat menerbitkan naskahnya, bagaimana agar tulisan kamu menarik perhatian penerbit.

Pertama-tama, sebelum kamu memutuskan ingin menjadi penulis, pikir-pikir dulu, apakah kamu yakin kamu tahan banting, tidak mudah menyerah, sabar menghadapi caci maki pembaca dan kritikus serta sabar menunggu kabar dari penerbit? Jika jawabannya tidak, maka sebaiknya kamu pertimbangkan lagi cita-cita indah kamu ingin menjadi penulis.

Karena sekali lagi saya tegaskan, "MENJADI PENULIS ITU TIDAK GAMPANG!"

Di postingan sebelumnya saya sudah berbagi pengalaman berjuang di dunia kepenulisan. Saya memulainya sejak tahun 2005, ketika cerpen saya dimuat pertama kali di Aneka Yes! dengan honor 75.000 rupiah.

Memang tidak seberapa, tapi saya senang dan kemudian bersemangat menulis cerpen lainnya lalu mengirimkannya ke berbagai majalah. Alhamdulillah, cerpen-cerpen saya dapat diterima di beberapa majalah, seperti Kawanku, Hai, Story, Wonder Teen, Sekar, Girls, Bobo hingga Kompas Anak. Hingga total cerpen saya yang dimuat di media kurang lebih berjumlah 60 cerpen.

Barulah kemudian saya mulai meningkatkan cita-cita ingin menulis naskah novel dan bermimpi bisa diterbitkan. Tidak harus di penerbit ternama, yang penting terbit dulu dan terpajang di toko buku Gramedia.

Dulu, rasanya membuat novel itu sulit sekali bagi saya yang terbiasa menulis cerpen. Novel pertama yang saya buat saya beri judul "Semburat Jingga di Mega Mendung" (yang beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 2014 akhirnya terbit di Gramedia Pustaka Utama dengan judul "Pertemuan Jingga")

Naskah ini pernah saya ikutsertakan lomba menulis novel tapi gagal menang. Kemudian naskah novel itu mengendap lama tak tersentuh.

Saya mencoba membuat naskah novel lain, berupa cerita remaja. Lalu mengirimnya ke sebuah penerbit. Hingga kemudian naskah itu ditolak 3 penerbit. Berapa lama waktu saya menunggu kabar dari penerbit? Ada yang 3 bulan, ada yang 4 bulan, ada yang 6 bulan. Dan semua mengabarkan berita buruk, naskah saya ditolak.

Apakah saya berputus asa? Tentu tidak. Sejak tahun 2010, saya memutuskan berhenti menjadi pegawai di bidang arsitektur dan fokus membangun karir menulis saya.

Hingga kemudian saya bertemu teman yang menjadi agen naskah di sebuah penerbit. Teman saya ini menyampaikan kabar kesempatan mengirim naskah cerita Korea ke penerbit tersebut. Tapi syaratnya, saya harus memakai nama pena yang berbau Korea, tidak boleh memakai nama asli. Saya pikir saat itu, ini adalah kesempatan baik yang tak boleh saya lewatkan. Saya sangat ingin memiliki novel hasil karya sendirian yang terbit dan beredar secara nasional. Maka saya terima kesempatan itu hingga akhirnya saya berhasil menebitkan 4 novel cerita Korea dan 1 novel cerita Jepang, semuanya dengan nama pena.



Bayangkan, di tahun 2012, saya akhirnya berhasil menerbitkan 5 novel tapi semuanya memakai nama pena dan tidak boleh mencantumkan identitas pribadi yang sebenarnya. Saya jalani semua itu tanpa mengeluh, saya anggap sebagai sebuah proses untuk cita-cita saya yang lebih tinggi, novel saya terbit di penerbit ternama dengan nama asli saya terpampang di cover depannya.

Di bulan Desember tahun 2012 akhirnya saya mendapat kesempatan menerbitkan novel pertama dengan nama asli saya, Arumi. Novel itu berjudul "Cinta Bersemi di Putih Abu-abu".



Tak lama terbit lagi novel saya berduet dengan sahabat saya Selvy, berjudul " Cinta Yang Sempurna". Sampai kemudian akhirnya saya menerbitkan novel yang sangat saya sukai, "Tahajud Cinta di Kota New York" dengan nama Arumi E. di cover depannya. Ah, rasanya bahagia sekali. Apalagi ternyata novel ini banyak disukai pembaca.



Apakah perjuangan saya dan masa-masa penuh airmata berakhir setelah novel ini terbit? Oooh tentu tidak, kawan. Masih panjaaaaaaaaaaang kesengsaraan yang harus saya lalui di dunia kepenulisan. Penuh liku, proses jatuh bangun yang menguras emosi, menggerus mental tapi untunglah saya sudah bertekad, SAYA TIDAK MENYERAH!

Karena kesuksesan "Tahajud Cinta di Kota New York", kemudian saya dihubungi kepala editor Grasindo dan ditawarkan untuk mengirim naskah saya ke sana.  Tentu saya sangat bahagia dan menerima tawaran itu. Saya kirim naskah saya yang berjudul "Amsterdam Ik Hou Van Je." Bukan hanya editor Grasindo yang menghubungi saya, tapi juga editor Gagas Media yang kemudian menawarkan saya menulis naskah "Monte Carlo". Editor Bukune pun menghubungi saya. 

Begitulah kawan. Saat salah satu naskah yang kamu tulis bernasib baik, maka kamu akan mendapat perhatian dari penerbit. Peluang bagi kamu terbuka untuk mengirim naskah terbaikmu kepada mereka.

Namun seperti yang saya ceritakan sebelumnya, biasanya kesuksesan itu tidak bisa diraih dengan jalan mulus,  Selalu ada kerikil-kerikil tajam yang menyertainya.

Salah satu yang harus kamu persiapkan saat kamu memutuskan ingin menjadi penulis adalah kekuatan mental, tahan banting saat mendapat makian dan kritik pedas dari pembaca.

Itulah yang saya alami. Ada kesalahan yang tanpa sadar saya lakukan karena belum paham dunia kepenulisan. Saya belajar menulis secara otodidak, hanya dari buku-buku yang saya baca. Pernah dahulu sekali di tahun 2003 saya belajar menulis di FLP tapi hanya beberapa bulan. 

Kesalahan itu adalah salah mengolah data mengenai setting tempat di novel Amsterdam Ik Hou Van Je. Kemudian saya merasakan kekejaman media dunia maya yang bisa menjungkirbalikan nama baik seseorang hingga ke tempat paling dasar. Satu orang berkata buruk lalu menyebarkannya, maka yang lain percaya tanpa punya keinginan untuk bertanya dulu tentang kebenarannya. Sungguh masa-masa yang menguji kekuatan mental.

Karena itulah saya ingatkan kepada teman-teman yang ingin menulis cerita dengan setting kota yang belum pernah kamu kunjungi, saat kamu mencari data dan informasi tentang kota itu, olah data-data yang kamu dapatkan dengan kata-kata kamu sendiri. Jangan hanya menambah atau mengedit informasi dari artikel yang sudah ada tentang kota tersebut. Ingat, selalu gunakan kata-katamu sendiri. Pikirkan dan ciptakan kalimat-kalimatmu sendiri. Jangan sekali pun kamu berani mengambil kata-kata penulis lain. Sekali saja kamu lakukan, akibatnya akan sangat fatal. Kamu akan dicap sebagai plagiator dan itu adalah vonis paling hina buat seorang penulis. Karena penulis adalah pencipta rangkaian kata, seorang penulis dituntut untuk memikirkan dan membuat sendiri kalimat-kalimat yang ditulisnya. Ini salah satu tips dan peringatan dari saya ya teman-teman. Jangan dilupakan.

Apakah saya menyerah? Hampir. Tapi kemudian saya berpikir, saya tidak boleh berhenti menulis. Alhamdulillah editor-editor yang menangani naskah saya masih mendukung saya dan memberi semangat. Hingga akhirnya saya bisa menyelesaikan naskah Monte Carlo dan terbit di Gagas Media sebagai salah satu seri setiap tempat punya cerita.



Nah, kamu, yang bercita-cita ingin menjadi penulis, jika kamu mengalami apa yang saya alami, apakah kamu akan menyerah dan membiarkan dirimu terpuruk, ataukah sanggup seperti saya, bangkit berdiri, tetap berjalan, bahkan semakin cepat untuk membuktikan kepada semua orang bahwa saya sungguh-sungguh bisa menulis dan Insya Allah tulisan saya memberi inspirasi bagi yang membacanya walau mungkin hanya inspirasi kecil.

Naskah saya malah diterima oleh Gramedia Pustaka Utama dan terbit berjudul "Hatiku Memilihmu". Alhamdulillah, novel ini pun mendapat sambutan positif pembaca.



Kemudian berturut-turut novel saya terbit di Gramedia Pustaka Utama, "Pertemuan Jingga", "Eleanor" dan yang terbaru "Merindu Cahaya de Amstel" Selain itu dua novel saya juga terbit di Elex Media, "Unforgotten Dream" dan "Cinta Valenia".








Sebelum saya menjawab judul postingan ini, saya ingin menyampaikan juga, bahwa di antara segala kesuksesan menerbitkan beberapa naskah novel di penerbit-penerbit ternama, bukan berarti jalan selanjutnya akan selalu mulus.

Persiapkan juga keadaan ini, jika kamu berniat menjadi penulis, kamu tidak boleh marah atau putus asa saat salah satu naskah kamu sudah siap terbit, sudah di layout, sudah dibuatkan cover, bahkan sudah mohon bantuan pembaca memilih cover, tapi akhirnya naskah itu batal diterbitkan. 

Kamu harus siap menerima keadaan ini, karena hal seperti ini mungkin saja terjadi. Jangan merengek, apalagi marah. Itu adalah resiko menulis. Contohnya saya, tidak kesal sedikit pun. Saya percaya, setiap naskah sudah punya takdirnya sendiri-sendiri. Jika satu naskah gagal terbit di sebuah penerbit, bukan berarti nasibnya berakhir. Naskah itu bisa dikirim ke penerbit lain. Bisa juga dirombak lagi menjadi genre lain lalu dikirim ke penerbit yang lebih baik. Niscaya nasibnya mungkin malah lebih baik dibanding jika terbit di penerbit sebelumnya.

Poin dari penjelasan panjang lebar di atas adalah untuk menjawab banyaknya pertanyaan yang ditujukan ke saya, baik melalui komen atau email mengenai lamanya waktu menunggu kabar dari penerbit.

Saya jawab di sini, tidak ada kepastian berapa lama kamu akan mendapat jawaban dari penerbit. Kamu sendiri yang memutuskan bagaimana nasib naskahmu. Karena itulah yang saya lakukan. Saya TIDAK PERNAH BERTANYA tentang kabar naskah saya. Saya yang membuat sendiri batas waktunya. Jika dalam setahun belum juga ada jawaban, maka naskah tersebut akan saya tarik. Saya kirim surat penarikan naskah. Tapi jika saya masih berharap naskah itu bisa diterbitkan di penerbit tersebut, maka saya akan sabar menunggu sampai kapan pun. 

Contohnya, Gramedia Pustaka Utama. Penerbit yang satu ini tidak bisa memastikan kapan kamu akan mendapat kabar nasib naskah kamu. tahukah kamu, berapa naskah yang masuk ke redaksi Gramedia Pustaka Utama? Ribuan. 

Jalan terbaik dan saran dari saya, teruslah menulis. Jangan hanya menulis satu naskah lalu berdiam diri cuma fokus menunggu kabar naskah itu. Buatlah banyak naskah. Teruslah menulis. Menunggulah sambil menulis. Hingga kamu tak sadar saat tiba-tiba saja editor penerbit itu menghubungimu dan menyatakan naskahmu diterima.

Jadi inilah kesimpulan dari seluruh pengalaman saya selama sepuluh tahun berkecimpung di dunia kepenulisan. Untuk menjadi seorang penulis, kamu harus punya mental baja, jangan cengeng dan berhati lemah. Tegar dan tangguh, pantang menyerah. Dan yang paling utama adalah sabaaaaaaaaaaaar. Jika belum apa-apa kamu sudah galau nggak sabar nunggu kabar nasib naskahmu, pikir-pikir lagi deh soal cita-citamu jadi penulis novel. Karena menunggu kabar nasib naskahmu itu cuma secuil dari tantangan yang harus kamu hadapi di dunia kepenulisan. Banyak tantangan lain yang lebih menyayat hati dan butuh mental baja untuk tetap mampu bertahan.

Ohya, ada satu saran lagi dari saya untuk penulis pemula yang masih berjuang mengirim naskah ke penerbit. Jangan jadi penulis cerewet. Kecerewetanmu bisa jadi boomerang lho. Tanpa sadar bisa bikin kamu di-blacklist editor. Cerewet di sini dalam arti terlalu banyak nanya nasib naskah kamu saking nggak sabarnya. Atau nanya kapan royalti dikirim, kapan bukti terbit dikirim, dll. Nanya sekali sih masih oke. Tapi kalau nanya berkali-kali tanpa kamu sadari kamu bisa bikin editor bete dan memasukkan kamu ke daftar blacklist mereka. Ini salah satu curhat editor lho. Karena itu yang juga penting bagi seorang penulis selain sabar, tangguh, bermental baja, mau terus belajar, adalah menjaga attitude kamu. Jangan jadi penulis yang nyebelin. 

Isi waktu menunggumu dengan banyak membaca, menambah wawasan dan terus melatih teknik menulismu.

Demikian sharing saya kali ini tentang lika liku dunia penulisan. Selamat berjuang. ^_^

NB : saat ini, postingan "Tahajud Cinta di Kota New York" kembali menjadi entri paling populer nomor satu di blog saya ini ;)





Selasa, 11 Agustus 2015

Hari ke-16 #30HariMenulisNovel

Sudah hari ke-16? Sudah sampai di mana perkembangan naskahku?
 Baru 39 halaman. Ya, masih jauh dari selesai. Ah, ternyata menulis sebuah naskah novel tidak mudah. Memecahkan writer's blog tidak semudah teori.

Walau target sudah ditetapkan, jika target itu bukan dari editor, ternyata berat juga. Ada banyak faktor yang membuat semangat menulis hilang entah ke mana.

Royalti. Laporan penjualan buku.

Entah kenapa, dahulu menulis terasa lebih mudah. Novelku bisa terbit saja rasanya senang bukan main. Tapi semakin ke sini, aku semakin sadar. Tantangan penulis bukan hanya bagaimana caranya naskahnya bisa diterima dan diterbitkan penerbit top.

Tapi laporan penjualan buku menjadi sesuatu yang cukup menyita pikiran.

Tentunya seorang penulis ingin karyanya dibaca banyak orang, dikenal luas dan mendapat sambutan baik. Tapi itu tidak mudah.

Karena itulah, kiriman foto dari pembaca yang telah membaca novelku, selalu menjadi penyemangat, bahwa ternyata masih ada yang menyukai tulisanku. karena itulah aku harus menulis kisah-kisah selanjutnya.

Ya, untuk hari ini aku cukup puas sudah menambah 3 halaman. Memang tidak banyak. Pelan-pelan menumbuhkan semangat dan terlibat dalam kisah yang kutulis kali ini ^_^




Kiriman foto dari Zahfira yang bikin semangat. Katanya gara-gara dia baca #HeartLatte jadi pengin tahu tulisanku yang lain. Maka belilah dia #Eleanor.

Asyiiik ^_^

Senin, 03 Agustus 2015

Hari ke-8 #30HariMenulisNovel

Waaaah sudah hari ke-8!

Ooh.... sampai di mana kemajuan penulisan naskah novelku terbaru?

Belum banyaak... memang benar-benar tidak mudah keluar dari jerat writer's block ... Aku malah penasaran membuat book trailer yang lebih baik di youtube.

Tapi hari ini ada kemajuan. Aku merangkai beberapa ide tulisan yang sempat kuketik di ponsel.
Ya, ini salah satu menangkap ide dengan cepat. Buru-buru mengetiknya di ponsel. Simpan, lalu kirim ke email kita sendiri.

Setelah cukup banyak, bisa kita rangkai dan disempurnakan ke naskah kita di word. Cara ini lumayan efektif mempercepat proses penulisan.




Sabtu, 01 Agustus 2015

Hari ke-6 #30HariMenulisNovel

Selamat hari pertama bulan Agustus!

Wah aku ketinggalan tidak posting sesuatu selama 3 hari. Padahal aku berencana akan posting tulisan apa saja untuk mendukung proses penulisan naskah novelku selama 30 hari.

Hm ... sudah sampai mana kemajuan tulisanku?

Masih mengumpulkan informasi soal setting... ^_^

Sambil membuat book trailer ELEANOR. Yeaaah, walau sudah terbit sejak Februari, tapi aku baru mood membuatnya sekarang.

Entah apakah bisa disebut book trailer. Aku membuatnya sangat sederhana. Sekumpulan slide foto yang aku unggah di youtube.

Kalau berkenan, boleh ditonton ... ^_^







Selasa, 28 Juli 2015

Hari ke-2 #30HariMenulisNovel

Hm ... apa yang sudah kutulis hari ini? Siang ini aku ke kantor pos lagi mengirimkan pesanan buku dari pembaca yang memesan buku sebagai hadiah ulang tahun. Senang sekali jika ada yang memesan buku sebagai hadiah ulang tahun.


Hari ini aku masih mengumpulkan hasil riset. Kali ini tentang daerah Gunung Kidul Jogjajarta. Tertarik dengan wisata Gua Pindul dan ingin memasukkan beberapa adegan dengan setting tempat wisata ini. 

Ooh... ada juga adegan mendaki Gunung Merapi. Yaah hari ini tidak banyak yang ditulis. Tapi aku usahakan menulis setiap hari.

Ayooo semangat ... 

Senin, 27 Juli 2015

Hari pertama #30HariMenulisNovel

Memang ini bukan tanggal 1. Tapi aku sengaja memulai proyek 30 hari menulis novel ini di hari ini, bersamaan dengan dimulainya sekolah setelah libur lebaran yang lumayan panjang. Mumpung sama-sama semangat bekerja dan berkarya lagi.

Apa yang sudah kulakukan di hari pertama memenuhi tantangan yang kubuat sendiri?

Melihat-lihat lagi apa yang sudah kutulis. Aku punya kebiasaan tidak biasa. Menulis melompat-lompat, tidak berurutan, tergantung dari ide yang tiba-tiba muncul di kepalaku.

Karena itu, aku sudah menulis di bab 1, 2, 3, 5 dan 6, tapi satu pun belum ada yang tuntas selesai masing-masing bab.

Biasanya aku membiarkan ide di kepalaku berkembang semaunya. Terkadang bab akhir lebih dulu selesai dibanding konflik.

Setelah nanti semua bab terisi, barulah aku sempurnakan.

Aku juga sudah mengumpulkan bahan riset mengenai setting.  Setting yang kupakai adalah Jogja. Walau aku cukup mengenal Jogja, tapi ada beberapa informasi yang perlu aku ketahui untuk memperkuat setting dan cerita.

Demikianlah, untuk hari pertama, aku masih menyimak apa saja yang sudah kutulis. Kutambah sedikit-sedikit bila ada yang perlu ditambahkan.

Perjalanan naskah ini masih jauh. Tapi aku bertekad akan menyelesaikan kisah ini 😊


Minggu, 30 November 2014

Penulis pun harus rajin mempromosikan karyanya

Sungguh menjadi penulis itu adalah proses perjuangan tanpa henti.

Bukan hal mudah memiliki karya yang terbit menjadi buku dan dipajang di toko buku. Setelah memaluli serangkaian proses melelahkan mulai dari menulis naskah, mengirim ke penerbit, menunggu kabar layak terbit, mengedit, antri cetak, setelah akhirnya sebuah buku terbit, tugas penulis belum selesai.

Seorang penulis masih dituntut tidak pasif, diharapkan ikut aktif mempromosikan karyanya yang sudah terbit.

Aku pernah menghadiri sebuah acara yang diselenggarakan Gagas Media, disampaikan tips cara mempromosikan buku dengan memaksimalkan media sosial.

Aku ini tergolong orang yang sering ketinggalan mengikuti perkembangan teknologi media sosial. Namun sekarang ini aku sadar, pelan-pelan aku harus belajar.

Kali ini aku akan berbagi, jenis media sosial apa saja yang bisa kita manfaatkan sebagai media promosi karya kita?

Ini lima teknologi media sosial yang saat ini aku gunakan sebagai media promosi sekaligus sebagai media berinteraksi dengan teman dan pembaca karya-karyaku :

1. Facebook

--> Pasti teman-teman umumnya punya facebook kan? Akun yang satu ini sangat potensial untuk dijadikan media promosi. Biasanya kugunakan facebook untuk mengenalkan karya terbaruku pada teman-teman. Ada teman satu hobi, sesama penulis, ada teman kuliah dulu, teman sekolah, rekan kerja dulu, para pembaca karyaku, dan banyak lagi yang bisa mendapat informasi tentang karya terbaru kita di facebook.

Silakan add facebook-ku ya https://www.facebook.com/arumi.ekowati


2. Twitter

--> Ini juga salah satu media sosial yang sangat efektif untuk dijadikan sebagai media mempromosikan karya terbarumu. Dengan mengetwit bukumu yang baru terbit, teman-teman yang mengenalmu akan me-RT informasi yang kamu berikan, sehingga berita terbitnya karyamu itu bisa menyebar dengan cepat. Twitter juga bisa digunakan sebagai media untuk berbagi foto dan video.
Boleh follow twitterku @rumieko ^_^


3. Blog

--> Membuat blog mengasyikkan. Buatlah yang sederhana saja seperti blog-ku ini. Aku mempelajarinya sendiri. Pelan-pelan aku mencoba merapikan sendiri blogku ini. Memang tidak setiap hari aku bisa menulis di blogku ini. Tapi kuusahakan tiap bulan ada yang aku posting di blogku ini. Di sini aku biasa menuliskan sinopsis dan behind the story karya-karyaku. Jadi siapa pun bisa membacanya di blogku ini.


4. Instagram

--> Ini baru saja aku mulai. Awalnya aku pernah membuatnya tapi tidak kuaktifkan. Baru tahun ini aku mulai memberdayakan akun instagramku. Ternyata juga merupakan media sosial potensial untuk dijadikan media promosi karya terbaru kita. Dengan hastag yang tepat, foto yang kita posting di instagram bisa dilihat banyak orang dan semakin banyak yang membaca informasi tentang buku karya kita yang baru terbit. Selain itu, di instagram kita bisa membuat video singkat lho, seru banget!

Follow instagramku yaa http://instagram.com/arumi_e/

5. Google+
--> Sudah punya google+ kan? Ini juga media efektif untuk mengenalkan hasil karya kamu lho, yang bisa nge-link dengan blog dan akun youtube. Asyik banget. Follow Google+ ku https://plus.google.com/u/0/Arumi E


6. Youtube

--> Nah yang satu ini baru saja aku tekuni beberapa hari ini. Awalnya dulu aku mengira mmebuat video di youtube sulit. Setelah aku mencoba sekali, ternyata menyenangkan sekali. Semakin lebar kesempatan untuk mempromosikan karyaku. Sejak kemarin aku sudah berhasil membuat video book trailer novel-novel karyaku. Ah, menyenangkan dan mudah sekali.

Ini beberapa video tentang novel-novelku yang kubuat di youtube. Yuk, nonton yaa. Boleh Subscribe jugaa di sini https://www.youtube.com/channel/Arumi E ^_^












Jumat, 31 Oktober 2014

Proses Editing dan Proses Terbit Sebuah Novel



Hari terakhir di bulan Oktober. Apa evaluasi bulan ini untuk kinerjaku?
Nggak ada naskah yang berhasil kuselesaikan. Tapi aku berhasil menyelesaikan beberapa proses editing naskah yang akan terbit.

Proses editing mengapa menjadi sesuatu yang penting? Karena editing dalam suatu naskah dapat memperbaiki struktur naskah dan menjadikan naskah semakin enak dibaca.

Aku merasakan sendiri bedanya novelku yang dibimbing dan diberi pengarahan oleh editor dengan novelku yang tanpa melalui proses editing oleh editor. Sangat berbeda sekali hasilnya.

Seorang editor yang baik, tahu persis bagaimana memperkaya sebuah naskah. Apa yang perlu ditambah dan diedit penulis agar hasil tulisannya semakin cemerlang. Saran-saran bernas tersebut akan disampaikan oleh editor kemudian penulis akan mengubahnya sendiri sampai akhirnya editor setuju dengan hasil revisi penulis. Peran editor cukup besar membuat cerita makin asyik diikuti. Karena itu sebisa mungkin aku nggak lupa mengucapkan terima kasih kepada editor-editor luar biasa yang menangani naskah-naskahku.

Jadi, tugas editor bukan hanya memperbaiki kesalahan ketik dan kesalahan EYD dalam sebuah naskah. Tapi juga membimbing penulis, memberi saran plot yang lebih seru, karakter yang lebih mantap dan setting yang lebih meyakinkan.

Sebelum sebuah buku terbit, banyak proses yang harus dilalui sebuah naskah. Kalau aku sarikan, kira-kira beginilah tahap yang dilalui sebuah buku sebelum dicetak dan hadir di toko buku

1. Self editing

Setelah seorang penulis menyelesaikan tulisannya, yang pertama dilakukan adalah mengedit sendiri naskahnya. Membaca ulang lagi dengan teliti, memperbaiki yang dirasa masih ada yang kurang sesuai, menambahkan yang masih kurang, memperbaiki kesalahan ketik yang kerap terjadi.

2. Kirim ke penerbit

Setelah yakin naskah sudah mencapai bentuk yang terbaik, kirimkanlah naskah itu ke penerbit pilihan.

3. Sabar menunggu kabar ACC

Proses menunggu kabar dari penerbit beragam, bagi pemula mungkin agak lama. Untukku sendiri, karena sudah sering menerbitkan buku, biasanya editorku akan menjawab secepatnya. Namun jangan khawatir, bagi pemula juga jangan putus asa. Sabarlah menunggu kabar dari penerbit. Jika naskah kamu memang menarik, pasti kamu akan mendapat kabar secepatnya.

4. Proses Review

Setelah naskah dinyatakan diterima oleh penerbit, biasanya naskah akan direview. Lamanya proses ini pun berbeda-beda. Ada yang cepat, ada yang lama. Sabar saja yaaa. Setelah direview, editor akan menyampaikan hasil review kepada penulis. Akan ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan penulis yang nantinya menjadi panduan merevisi naskah.

5. Proses Revisi 

Penulis akan diminta merevisi naskahnya mengikuti catatan editor, biasanya hanya dikasih waktu sebentar. Semakin cepat kamu menyelesaikan revisi, semakin cepat juga naskahmu menuju ke tahap selanjutnya.

6. Proses Revisi (lagi)

Proses revisi ini bisa beragam tergantung editor dan keadaan naskahmu. Pengalamanku, ada naskah yang sekali revisi langsung oke, ada juga yang harus direvisi berkali-kali. Salah satu contohnya naskahku yang berjudul Eleanor yang akan terbit di Gramedia Pustaka Utama, editorku untuk naskah ini sangat detail meneliti naskahku. Darinya aku mendapat banyak ilmu. Bimbingannya membuka mataku cara menulis yang lebih baik lagi. Membuatku nggak merasa berat walau harus melalui 4 kali revisi. Begitu juga editorku di Gagas Media, aku harus melalui tahap revisi sebanyak dua kali. Semua proses revisi itu aku nikmati dan kusyukuri, karena itu adalah kesempatan buatku mendapat banyak ilmu dari editor. Aku merasa beruntung jika ada editor yang memberi masukan mempertajam plot, memperdalam karakter, atau memperkuat setting. Aku sangat berterima kasih pada editor-editorku yang baik hati yang berkenan memoles naskahku sehingga menjadi semakin enak dibaca.

7. Desain Layout

Setelah proses revisi selesai, editor akan membawa naskah kita ke tahap selanjutnya. Memindahkannya ke layout novel. Biasanya berupa pdf. Biasanya penulis akan diperlihatkan hasil pdf untuk sekali lagi mengecek kesempurnaan naskah.

8. Proses Proofreading
Ini adalah proses mengecek sekali lagi naskah yang sudah dirapikan dalam bentuk layout novel. Penulis diberi kesempatan untuk mengecek sekali lagi, apakah semua sudah oke atau masih ada yang perlu diperbaiki. Dalam proses ini akan dilihat lagi, apakah masih ada kesalahan ketik dan kesalahan EYD.

9. Desain Cover

Setelah penulis setuju dengan hasil pdf, kemudian penerbit akan mengajukan contoh cover. Penulis dimintai pendapat apakah sudah setuju dengan cover yang diajukan ataukah punya masukan ide yang bisa membuat cover semakin menarik.

10. Persetujuan Akhir

Setelah pdf dan calon cover disetujui penulis, maka sampailah pada tahap menunggu proses cetak. Menunggu proses ini bisa lama, bisa juga cepat, tergantung berbagai faktor. Contoh yang kualami, novelku Unforgotten Dream tak perlu menunggu lama, hanya setengah bulan setelah pdf dan cover oke, novel siap dicetak. Sedangkan naskahku Pertemuan Jingga, walau saat ini pdf dan cover sudah oke, tapi baru akan dicetak bulan Januari 2015.

11. Penandatangan Surat Perjanjian Penerbitan Bersama

Setelah naskah dan cover siap dicetak, penerbit akan mengirimkan surat perjanjian penerbitan atau surat kontrak yang harus ditandatangani penulis di atas materai. Berisi pasal-pasal perjanjian yang disepakati bersama. Setelah ditandatangani dan dikembalikan ke penerbit, maka naskah pun siap dicetak.

12. Proses Cetak dan Distribusi

Setelah sebuah buku dicetak, masih ada lagi yang harus ditunggu sebelum sebuah buku berhasil tampil di sebuah toko buku. Yaitu pendistribusian buku tersebut ke seluruh pelosok Indonesia.


Demikian kira-kira gambaran proses sebuah naskah akhirnya menjadi sebuah buku yang terpajang di toko buku. Seluruh proses ini bisa memakan waktu yang tentunya tidak singkat. Semua tergantung kebijakan penerbit yang bersangkutan. Karena itulah seorang penulis juga dituntut memiliki kesabaran ekstra.

Jadi, nggak gampang juga kan perjalanan sebuah naskah? Setelah kamu menulis cerita hasil karyamu, kamu masih harus bekerja keras hingga akhirnya naskahmu itu  menjadi sebuah buku dan mejeng manis di toko buku kesayanganmu ^_^


Contoh draf cover bagian dalam yang dikirim ke aku, minta persetujuanku sebelum dicetak

Contoh layout isi novel yang dikirim ke aku sebelum novel dicetak


Draft cover Unforgotten Dream,  sebelum dicetak penulis diberi kesempatan untuk melihat

Draft cover Hatiku Memilihmu, sebelum dicetak, penulis dikasih lihat






Senin, 27 Oktober 2014

Tips Kirim Naskah



Buku solo karyaku yang telah terbit sejak tahun 2012

Hari ini katanya hari blogger nasional lho. Karena itu aku berusaha menulis sesuatu hari ini di blog-ku ini.

Kali ini aku ingin menjawab beberapa pertanyaan yang juga sering diajukan kepadaku. Sering banget deh ada yang bertanya melalui twitter atau email, bagaimanakah cara menerbitkan novel?

Ada beberapa tips mencari informasi cara mengirim naskah ke penerbit yang akan kubagikan berdasarkan pengalamanku sendiri.

1. Rajinlah berkunjung ke toko buku

Dulu, aku memulainya dengan rajin ke toko buku. Memperhatikan ada berapa banyak penerbit yang bukunya terpajang di toko buku. Ada beberapa penerbit yang di setiap halaman akhir novel mencantumkan cara mengirim naskah ke mereka. Aku beli novel itu. Pertama, karena ceritanya menarik. Kedua, karena aku ingin mempelajari cara penulisan novel itu. Ketiga karena aku ingin menyimpan informasi di halaman terakhirnya tentang cara mengirim naskah ke penerbit itu.

Karena itu sejujurnya aku heran kalau ada yang bertanya, "Bagaimana sih cara kirim naskah supaya diterbitkan? Aku nggak tau penerbit-penerbit apa aja ..."

Untuk pertanyaan seperti ini, jawabanku, coba deh ke toko buku. Seorang yang suka menulis, biasanya suka membaca juga. Dan kalau kamu punya cita-cita pengin naskahmu terbit menjadi novel dan terpajang di toko buku seharusnya kamu hobi ke toko buku. Berkunjung ke toko buku bukan berarti harus membeli buku. Bisa juga datang untuk memantau tema cerita apa yang sedang tren, tema seperti apa yang best seller. Perhatikan, ada berapa penerbit yang bukunya dipajang di toko buku. Begitu banyak informasi yang bisa kamu dapatkan kalau kamu mau usaha sedikit berkunjung ke toko buku.

Di toko buku, kamu juga bisa mencatat alamat-alamat berbagai penerbit. Pasti dicantumkan di bagian belakang sampul buku. Dengan ke toko buku, kamu juga bisa mengamati penerbit mana yang menerbitkan novel, mana yang menerbitkan non fiksi, dan sebagainya.

2. Kunjungi web penerbit

Jika ada yang beralasan,"Tapi rumah saya jauh dari toko buku." Semoga di sekitar rumahmu ada warnet ya. Melalui internet, kamu bisa mencari informasi apa saja. Kalau kamu ingin tahu daftar penerbit di Indonesia ada apa saja, kamu bisa searching. Kamu bisa melihat buku-buku apa saja yang sudah terbit di toko buku online. Dan yang terpenting, kamu bisa mencari informasi mengenai berbagai penerbit buku melalui web-nya. Zaman sekarang, umumnya semua penerbit memiliki web resmi. Dan di web masing-masing, beberapa penerbit mencantumkan cara mengirim naskah.

Contohnya web Gagas Media. Ada petunjuk kirim naskah. Kamu tinggal klik saja, langsung deh muncul cara mengirim naskah ke sana. Ini cara kirim naskah ke Gagas Media : http://gagasmedia.net/kirim-naskah

Novelku yang terbit di Gagas Media
Sinopsis "Monte Carlo" bisa dibaca di link ini :
Setiaptempatpunyacerita-monte-carlo-arumi.e

Untuk yang pengin kirim naskah ke Bukune, silakan baca di sini : http://www.bukune.com/kirim-naskah-ke-bukune

Buat yang berminat kirim naskah ke Elex Media, baca deh webnya ini : http://www.elexmedia.co.id/kontakkami

Sinopsis "Cinta Valenia" bisa dibaca di link ini :
Novel teenlit-arumi-e-cinta-valenia

Novelku yang diterbitkan Elex Media
Sinopsis "Unforgotten Dream" bisa dibaca di link ini :
Novel-young adult-arumi-e-unforgotten-dream.html
Buat yang punya naskah buku bertema religi atau naskah novel islami, silakan kirim ke slaah satu email yang tertera di sini. Kalau mau bertanya langsung ke email tersebut yaaa... jangan ke saya ^_^

ini juga penerbit Elex Media Komputindo untuk lini Islami ^_^



3. Mengikuti lomba menulis novel yang diadakan penerbit.

Dulu, aku mencoba menembus penerbit dengan mengikuti lomba-lomba antologi yang diadakan beberapa penerbit. Ini berguna untuk mengasah kualitas menulis kita. Aku juga nggak selalu berhasil lolos. Naskahku pernah lolos antologi Anak Kos Gokil yang kemudian diterbitkan oleh Gradien.



Tak lama setelah novelku terbit di Grasindo, aku juga ikut serta lomba yang diadakan Grasindo. Hadiahnya, naskah pemenang lomba diterbitkan. Ini juga bisa jadi jalan bagi kamu untuk menerbitkan karyamu. Beranikan diri mengikuti lomba yang diadakan penerbit. Cari tahu info lomba menulis di internet. Pasti ketemu.

Novelku yang menjadi salah satu pemenang
Publisher Searching Author (PSA) Grasindo
Sinopsis "Longest Love Letter" bisa dibaca di link ini :
Novel Korea-arumi.e-Longest Love Letter


4. Follow twitter penerbit dan like fanpage-nya. 

Dari twitter penerbit, selalu ada info-info menarik yang bisa menjadi jalan untuk kamu bisa menembus penerbit itu.

Contohnya, aku pernah ikut lelang menulis novel yang diadakan penerbit DeTeens imprint diva press. Waktu itu dilelang menulis novel dengan judul JOJOBA. Aku kirimkan CV. Setelah itu aku lolos seleksi untuk mengirim outline. Alhamdulillah outline-ku terpilih. Maka, order menulis novel berjudul JOJOBA itu pun diberikan untukku. Dengan deadline 2 bulan.

Novelku yang terbit di DeTeens imprint Diva Press
Sinopsis JOJOBA bisa dibaca di link ini :
Novel-arumi-e-jojoba-im-single

Coba deh kamu searching nama penerbit di google, pasti akan muncul web, fanpage atau twitternya. Informasi cara kirim naskah juga ada yang dicantumkan di bio twitter penerbit.

Salah satunya follow saja penerbit https://twitter.com/grasindo_id
Di bio-nya disebutkan alamat email untuk mengirim naskah.

Novelku yang terbit di Grasindo

5. Datang ke pameran buku

Beberapa penerbit rutin mengikuti pameran buku dan mengadakan konsultasi menulis di pameran buku. Kamu bisa datang membawa naskahmu dan konsultasi langsung dengan editor penerbit.

Nah, kan? Ada banyak cara bagi kamu untuk bisa tahu bagaimana cara mengirim naskah ke penerbit tanpa harus bertanya ke seorang penulis. Silakan membiasakan diri untuk aktif mencari sendiri informasi yang kamu butuhkan.

Oya, ada lagi 3 pertanyaan yang sering banget ditanyakan padaku. Dalam kesempatan ini aku akan menjawabnya

1. Apa sih tips dan trik supaya bisa nembus penerbit MAYOR yang keren-keren itu?

Jawabanku, mudah saja, kamu tulis naskah yang menarik, kirim ke penerbit yang kamu incar, sabar menunggu kabar. Kalau naskah kamu dianggap menarik dan layak oleh penerbit yang bersangkutan, pasti diterima dan diterbitkan. Itulah yang aku lakukan, menulis sebaik mungkin semampuku. Dan buatku nggak ada jalan lain untuk menguji apakah naskahku sudah cukup menarik kecuali langsung mengirimkannya ke penerbit idamanku. Kalau diterima, berarti naskahku itu dianggap layak terbit. Karena nggak ada penerbit MAYOR yang mau menerbitkan naskah yang nggak menarik dan nggak layak terbit kan?

Pengalamanku selama ini, jawaban penerbit berupa penilaian poin-poin dari naskah kita. Jika ditolak, akan dijelaskan apa saja kekurangan naskah kita dan jika diterima akan diberitahu apa kekuatan naskah kita. Biasanya diterima pun bukan berarti mulus tanpa revisi. Editor pasti akan memberi masukan bagian-bagian dari naskah kita yang harus direvisi agar naskah kita itu menjadi semakin bagus.

2. Apa kriteria menarik buat penerbit?

Kalau kamu ingin tahu seperti apa naskah yang dianggap menarik oleh penerbit incaranmu, gampang banget. Kamu tinggal membaca novel-novel yang diterbitkan penerbit incaranmu itu. Dari novel-novel terbitan mereka, kamu bisa mempelajari seperti apa naskah yang mereka sukai. Jika kamu ingin menjadi penulis dengan karya baik, banyak-banyaklah membaca. Karena itulah yang kulakukan, aku membaca novel-novel terbitan penerbit incaranku untuk mempelajari naskah seperti apa yang diinginkan penerbit yang bersangkutan.

3. Apakah menerbitkan buku itu bayar?

Kujawab dengan tegas, menerbitkan buku di penerbit besar dan profesional itu GRATIS, tidak dipungut biaya sedikit pun. Kamu malah dibayar. Untuk penerbit kesayanganku seperti Gagas Media, Bukune, Elex Media, Gramedia Pustaka Utama, aku malah mendapat uang muka begitu bukuku terbit. Langsung ditransfer. Asyik kan? Kecuali kalau kamu menerbitkan buku di penerbit indie, barulah kamu harus bayar, karena kamu sendiri yang harus membiayai proses cetaknya dan kelak kamu harus usaha menjualnya sendiri juga.

Untuk pertanyaan mengenai cover dll siapa yang membuat, silakan baca link ini :
Proses editing dan terbit sebuah novel

Untuk pertanyaan bagaimana konsisten menulis, silakan baca link ini :
1. Inspirasi-menulis-yakin dengan kemampuan diri
2. Berani-ambil-resiko

Untuk pertanyaan yang masih takut juga menulis, ini ada sharing pengalaman perjuanganku menulis, telah melalui berbagai hal, sampai akhirnya bisa seperti sekarang, silakan baca di sini :
Menulis Itu Nggak Gampang

Untuk pertanyaan bagaimana cara menulis novel, silakan baca di link ini :
Tips Menulis Novel

Untuk pertanyaan berapa lama waktu menunggu kabar dari penerbit tentang naskah yang dikirim silakan baca sharing saya ini : Berapa lama proses seleksi naskah di penerbit?

Untuk mengetahui informasi nasib buku di toko buku yang penuh perjuangan dan tips promosi efektif, silakan klik diMini gathering Elex Media-nasib buku di toko buku

Buat yang mau mengetahui tips-tips lainnya tentang menulis, silakan baca semua postingan saya di kategori : Tips dan Info Menulis.

Mohon sebelum bertanya, baca dulu semua link yang saya berikan, supaya kamu nggak lagi menanyakan hal-hal yang sudah saya jelaskan atau sudah saya posting di blog saya. Kalau masih ada pertanyaan yang sama, mohon maaf, saya tidak akan menjawabnya, karena saya tidak punya banyak waktu luang untuk menjawab pertanyaan yang itu-itu saja. Saya ingin mengajak teman-teman yang memang berniat menjadi penulis sungguhan, untuk membiasakan rajin membaca, jangan hanya mau jawaban praktis. 

Syarat menjadi penulis adalah kamu harus tangguh dan mau banyak membaca. Deal yaaa ^_^


Kemudian setelah mengirim naskah, berapa lama menunggu kabar?
Bagaimana kalau tidak diterima?

Saat kita sudah memutuskan bercita-cita ingin punya buku hasil karya kita yang terpajang di toko buku, kita harus siap dengan segala risikonya. Sabar menunggu kabar, sabar saat ditolak.

Intinya, jika kamu punya niat besar menerbitkan buku hasil karyamu, aktiflah mencari informasi lewat internet. Manfaatkan kecanggihan teknologi masa kini. Buka wawasanmu. Kalau kamu jeli, selalu ada informasi kesempatan menerbitkan buku yang tak boleh kamu sia-siakan.

Pada awalnya dulu, aku juga pernah merasakan ditolak. Tiga kali di tiga penerbit berbeda. Tapi aku nggak putus asa. Terus mencoba dan mencoba. Tapi memang aku tidak mengirim lagi naskah ke penerbit sebelumnya yang menolakku. Aku mencari cara lain untuk bisa menerbitkan karyaku. Berbagai jalan aku coba dan aku berani menanggung risikonya. Risiko yang kumaksud di sini adalah, saat ternyata kerjasama dengan sebuah penerbit tidak semulus yang kuharapkan. Tak apa, awal kita memulai tentunya belum mulus, tapi itu akan menjadi pengalaman berharga bagi kita untuk berhati-hati dan memilih-milih penerbit mana yang menawarkan kerjasama paling sesuai dengan apa yang kita harapkan.

Tidak mudah tentu saja, kesulitan di awal perjuangan memberi banyak pelajaran padaku. Dari kerjasama dengan beberapa penerbit, akhirnya aku pun bisa tahu, kerjasama mana yang bagiku paling nyaman, itulah yang aku lanjutkan.

Terkadang memang, menunggu kabar yang cukup lama menguji kekuatan mental dan kesabaran kita, tapi sabar saja, teruslah berusaha melewati berbagai jalan.

Kelak jika sekali saja kamu berhasil menembus sebuah penerbit, berikutnya naskahmu akan diminta. Semakin banyak karyamu yang terbit, maka penerbit yang mencarimu dan meminta naskahmu. Jadi, jangan dikira menerbitkan buku itu mudah. Janganlah kamu ingin serba instan. Minta email penerbit dengan mudahnya. Cobalah untuk mandiri, berusaha mencari sendiri informasi yang kamu butuhkan.

Kalau kamu mengaku ingin jadi penulis, tentunya harus suka membaca. Kalau suka membaca, tentunya suka berkunjung ke toko buku. Kamu catat saja semua penerbit yang ada di toko buku. Catat alamat redaksinya, atau akun medsosnya. Kirimlah naskah unggulanmu ke alamat redaksi yang menarik minatmu. Lalu tunggulah. Proses menunggu pun butuh kesabaran. Biasanya jawaban baru diberikan dalam 3- 6 bulan.

Nah, ternyata nggak gampang kan menerbitkan buku di penerbit MAYOR yang profesional? Tapi segala kerja keras pantang menyerah itu akan menjadi tak ada artinya saat kamu merasakan kegembiraan akhirnya kamu bisa memiliki buku hasil karyamu yang diterbitkan penerbit idamanmu.

Selamat berusaha yaa. Good luck ^_^

~ oOo ~

Berikut ini aku sampaikan informasi cara mengrim naskah ke Penerbit Gramedia Pustaka Utama dari sumber link berikut :

http://gramedia.tumblr.com/ketentuan-pengiriman-naskah-gramedia-pustaka-utama


KETENTUAN PENGIRIMAN NASKAH GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA

Kami menerima naskah dari penulis untuk diterbitkan, bila naskah tersebut memenuhi standar penerbitan.

KETENTUAN UMUM:

1. Tebal naskah 100 s.d. 200 halaman.
2. Untuk buku anak, lengkapi dengan contoh ilustrasi dan konsep cerita, terutama untuk buku berseri.
3. Ukuran font 12pt, dengan spasi 1,5.
4. Tema naskah bebas, tidak menyinggung SARA dan tidak vulgar.

PILIH SALAH SATU CARA PENGIRIMAN NASKAH DI BAWAH INI:
Printout:

1. Ukuran kertas A4 atau folio.
2. Naskah sudah dijilid.
3. Sertakan ringkasan cerita/sinopsis.
4. Sertakan data diri singkat (nama, alamat, nomor telepon, alamat e-mail).
5. Setelah naskah masuk akan dipertimbangkan oleh tim editor paling lambat 3 bulan. Naskah yang tidak lolos seleksi tidak akan dikembalikan dan akan dimusnahkan.
6. Untuk memudahkan proses seleksi/pengategorian, cantumkan jenis naskah di sudut kiri atas, seperti:
-Fiksi
-Nonfiksi
-Remaja
-Dewasa
-dll.

E-mail:
Kirimkan naskah dan data diri melalui e-mail ke fiksi@gramediapublishers.com atau nonfiksi@gramediapublishers.com dengan subject Naskah: JUDUL.

Gramedia Writing Project:
Buat akun di situs resmi Gramedia Writing Project, lalu unggah sebagian naskah dan sinopsis.
________________________________________
Kami tidak memungut bayaran apa pun dari penulis.

Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi Redaksi Gramedia Pustaka Utama 53650110 ext. 3511/3512 atau via e-mail: fiksi@gramediapublishers.com atau nonfiksi@gramediapublishers.com


Sinopsis "Pertemuan Jingga" Pertemuan-jingga-novel-romance 


Sinopsis "Hatiku Memilihmu" silakan baca di link ini : Novel-islami-terbaru-arumi.e-Hatiku-Memilihmu



Novelku ke-3 yang terbit di Gramedia Pustaka Utama, 19 Februari 2015. Berjudul "ELEANOR".
Seri amore GPU. Sinopsis ELEANOR ada di link ini : Novel-romance-terbaru-arumi-e-eleanor




Novel terbaru Arumi E. "Merindu Cahaya de Amstel" terbit September 2015





Yuk, jika berkenan koleksi novel-novelku ^_^