Laman

Jumat, 31 Oktober 2014

Proses Editing dan Proses Terbit Sebuah Novel



Hari terakhir di bulan Oktober. Apa evaluasi bulan ini untuk kinerjaku?
Nggak ada naskah yang berhasil kuselesaikan. Tapi aku berhasil menyelesaikan beberapa proses editing naskah yang akan terbit.

Proses editing mengapa menjadi sesuatu yang penting? Karena editing dalam suatu naskah dapat memperbaiki struktur naskah dan menjadikan naskah semakin enak dibaca.

Aku merasakan sendiri bedanya novelku yang dibimbing dan diberi pengarahan oleh editor dengan novelku yang tanpa melalui proses editing oleh editor. Sangat berbeda sekali hasilnya.

Seorang editor yang baik, tahu persis bagaimana memperkaya sebuah naskah. Apa yang perlu ditambah dan diedit penulis agar hasil tulisannya semakin cemerlang. Saran-saran bernas tersebut akan disampaikan oleh editor kemudian penulis akan mengubahnya sendiri sampai akhirnya editor setuju dengan hasil revisi penulis. Peran editor cukup besar membuat cerita makin asyik diikuti. Karena itu sebisa mungkin aku nggak lupa mengucapkan terima kasih kepada editor-editor luar biasa yang menangani naskah-naskahku.

Jadi, tugas editor bukan hanya memperbaiki kesalahan ketik dan kesalahan EYD dalam sebuah naskah. Tapi juga membimbing penulis, memberi saran plot yang lebih seru, karakter yang lebih mantap dan setting yang lebih meyakinkan.

Sebelum sebuah buku terbit, banyak proses yang harus dilalui sebuah naskah. Kalau aku sarikan, kira-kira beginilah tahap yang dilalui sebuah buku sebelum dicetak dan hadir di toko buku

1. Self editing

Setelah seorang penulis menyelesaikan tulisannya, yang pertama dilakukan adalah mengedit sendiri naskahnya. Membaca ulang lagi dengan teliti, memperbaiki yang dirasa masih ada yang kurang sesuai, menambahkan yang masih kurang, memperbaiki kesalahan ketik yang kerap terjadi.

2. Kirim ke penerbit

Setelah yakin naskah sudah mencapai bentuk yang terbaik, kirimkanlah naskah itu ke penerbit pilihan.

3. Sabar menunggu kabar ACC

Proses menunggu kabar dari penerbit beragam, bagi pemula mungkin agak lama. Untukku sendiri, karena sudah sering menerbitkan buku, biasanya editorku akan menjawab secepatnya. Namun jangan khawatir, bagi pemula juga jangan putus asa. Sabarlah menunggu kabar dari penerbit. Jika naskah kamu memang menarik, pasti kamu akan mendapat kabar secepatnya.

4. Proses Review

Setelah naskah dinyatakan diterima oleh penerbit, biasanya naskah akan direview. Lamanya proses ini pun berbeda-beda. Ada yang cepat, ada yang lama. Sabar saja yaaa. Setelah direview, editor akan menyampaikan hasil review kepada penulis. Akan ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan penulis yang nantinya menjadi panduan merevisi naskah.

5. Proses Revisi 

Penulis akan diminta merevisi naskahnya mengikuti catatan editor, biasanya hanya dikasih waktu sebentar. Semakin cepat kamu menyelesaikan revisi, semakin cepat juga naskahmu menuju ke tahap selanjutnya.

6. Proses Revisi (lagi)

Proses revisi ini bisa beragam tergantung editor dan keadaan naskahmu. Pengalamanku, ada naskah yang sekali revisi langsung oke, ada juga yang harus direvisi berkali-kali. Salah satu contohnya naskahku yang berjudul Eleanor yang akan terbit di Gramedia Pustaka Utama, editorku untuk naskah ini sangat detail meneliti naskahku. Darinya aku mendapat banyak ilmu. Bimbingannya membuka mataku cara menulis yang lebih baik lagi. Membuatku nggak merasa berat walau harus melalui 4 kali revisi. Begitu juga editorku di Gagas Media, aku harus melalui tahap revisi sebanyak dua kali. Semua proses revisi itu aku nikmati dan kusyukuri, karena itu adalah kesempatan buatku mendapat banyak ilmu dari editor. Aku merasa beruntung jika ada editor yang memberi masukan mempertajam plot, memperdalam karakter, atau memperkuat setting. Aku sangat berterima kasih pada editor-editorku yang baik hati yang berkenan memoles naskahku sehingga menjadi semakin enak dibaca.

7. Desain Layout

Setelah proses revisi selesai, editor akan membawa naskah kita ke tahap selanjutnya. Memindahkannya ke layout novel. Biasanya berupa pdf. Biasanya penulis akan diperlihatkan hasil pdf untuk sekali lagi mengecek kesempurnaan naskah.

8. Proses Proofreading
Ini adalah proses mengecek sekali lagi naskah yang sudah dirapikan dalam bentuk layout novel. Penulis diberi kesempatan untuk mengecek sekali lagi, apakah semua sudah oke atau masih ada yang perlu diperbaiki. Dalam proses ini akan dilihat lagi, apakah masih ada kesalahan ketik dan kesalahan EYD.

9. Desain Cover

Setelah penulis setuju dengan hasil pdf, kemudian penerbit akan mengajukan contoh cover. Penulis dimintai pendapat apakah sudah setuju dengan cover yang diajukan ataukah punya masukan ide yang bisa membuat cover semakin menarik.

10. Persetujuan Akhir

Setelah pdf dan calon cover disetujui penulis, maka sampailah pada tahap menunggu proses cetak. Menunggu proses ini bisa lama, bisa juga cepat, tergantung berbagai faktor. Contoh yang kualami, novelku Unforgotten Dream tak perlu menunggu lama, hanya setengah bulan setelah pdf dan cover oke, novel siap dicetak. Sedangkan naskahku Pertemuan Jingga, walau saat ini pdf dan cover sudah oke, tapi baru akan dicetak bulan Januari 2015.

11. Penandatangan Surat Perjanjian Penerbitan Bersama

Setelah naskah dan cover siap dicetak, penerbit akan mengirimkan surat perjanjian penerbitan atau surat kontrak yang harus ditandatangani penulis di atas materai. Berisi pasal-pasal perjanjian yang disepakati bersama. Setelah ditandatangani dan dikembalikan ke penerbit, maka naskah pun siap dicetak.

12. Proses Cetak dan Distribusi

Setelah sebuah buku dicetak, masih ada lagi yang harus ditunggu sebelum sebuah buku berhasil tampil di sebuah toko buku. Yaitu pendistribusian buku tersebut ke seluruh pelosok Indonesia.


Demikian kira-kira gambaran proses sebuah naskah akhirnya menjadi sebuah buku yang terpajang di toko buku. Seluruh proses ini bisa memakan waktu yang tentunya tidak singkat. Semua tergantung kebijakan penerbit yang bersangkutan. Karena itulah seorang penulis juga dituntut memiliki kesabaran ekstra.

Jadi, nggak gampang juga kan perjalanan sebuah naskah? Setelah kamu menulis cerita hasil karyamu, kamu masih harus bekerja keras hingga akhirnya naskahmu itu  menjadi sebuah buku dan mejeng manis di toko buku kesayanganmu ^_^


Contoh draf cover bagian dalam yang dikirim ke aku, minta persetujuanku sebelum dicetak

Contoh layout isi novel yang dikirim ke aku sebelum novel dicetak


Draft cover Unforgotten Dream,  sebelum dicetak penulis diberi kesempatan untuk melihat

Draft cover Hatiku Memilihmu, sebelum dicetak, penulis dikasih lihat






52 komentar:

  1. Aku akhirnya sadar kalau banyak proses yang 'miss' saat pertama kalinya aku nerbitin buku di salah satu penerbit. Ngga ada review, ngga revisi, desain layout penerbit sendiri yg nentuin (penulis ngga dikasih tau gimana2nya, langsung jadi aja), ngga ada proofreading, bahkan ngga surat perjanjian. Jadinya pas tuh novel jadi, bagian2 yang salah ketik ternyata sama persis dengan naskah aslinya. Doeeng!!
    Btw, revisi novel ngga beda jauh sama bimbingan skripsi ya mbak, hihihi. Semakin cepat revisi, semakin cepat acc, semakin cepatlah kamu ujian skripsi, hehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul Fitri. Apalagi penerbit Gramedia Pustaka Utama. cek naskah bisa berkali-kali. Cek layout pdf bisa berkali2. karena itu paling lama proses terbitnya. Itu pun terkadang masih aja nemu kesalahan ketik yang lolos, hehehe. Padahal sudah melalui proses revisi dan cek naskah berkali-kali. Tapi seenggaknya, memang aku merasakan sendiri jauuuh sekali kualitasnya dibanding novel-novelku sebelumnya yang nggak melalui proses editing. Persis seperti pengalaman Fitri dulu :)

      Hapus
    2. Kalo boleh tau, penerbit apa kak? @v3aprilia

      Hapus
  2. sangat bermanfaat kak, apalagi buat aku yg baru mau mulai iseng bikin novel hehe, makasih informasinya ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Betria sudah mampir dan meninggalkan jejak. Semangat ya menulisnya :)

      Hapus
  3. ka Arumi, biasanya kakak nulis novel tuh butuh wkt berapa lama? berbulan-bulan kah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Juwita Desi. Makasih sudah mampir memberi komentar. Waktu menulis sebuah novel bagiku berbeda-beda. Ada yang bisa selesai dalam 10 hari, ada yang sebulan, ada yang 2 bulan, ada yang 3 bulan, tapi ada juga naskah yang sudah aku tulis sejak tahun 2005 tapi baru aku terbitkan sekarang, yaitu novel "Pertemuan Jingga". Setipa novel punya kisah tersendiri dalam penulisannya :)

      Hapus
  4. wow keren, cepet banget bikinnya..

    BalasHapus
  5. Kak Arumi, sering writer block ngga? Kasih tau dong apa tips-tips ala kak Arumi kalo lagi buntu waktu nyelesai in naskah novel. Soalnya aku sering banget nih yang namanya writer block

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf baru balas. Aku juga suka writer block. Sekarang pun sedang writer block nih. Berdasarkan pengalaman nggak ada jalan lain mengatasinya dnegan memaksakan diri tetap menulis. Tulis saja apa saa ide yang terlintas. Nanti pelan-pelan bakal kelihatan bentuknya, bisa dirapihkan

      Hapus
  6. Kak Arumi, kalau kita ngirim naskah kepenerbit bakal ada pertemuan langsung gk? atau lwt email aja???

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biasanya akan dikasih kabar via email kalau naskah kita diterima atau ditolak. :)

      Hapus
  7. bermanfaat banget mbak, buat penulis pemula sepertiku. hehe.

    BalasHapus
  8. selamat malam mbak, perkenalkan saya penulis baru mbak, br aja naskahnya disetujui gpu tp msh buta bgt tahapan2 di gpu. saya jd pasif dan menunggu kabar saja. bisa sharing info dan wejangan ga mbak tahapan apa aja kalo di gpu? makasih banyak sebelumnya mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama saja kok tahapannya seperti yang sudah kusebutkan di atas. Tunggu saja, GPU memang sering agak lama karena antriannya panjang. Kalau kamu merasa terlalu lama menunggu, bisa menanyakan kabar naskah kamu ke penerbitnya :)

      Hapus
  9. Seharusnya memang punya tabungan di bank, untuk pembayaran royalti. aku kirim via jasa pengiriman, ada juga yang via email. Kalau ada kabar diterima dan perlu ngobrol misalkan ada revisi, barulah kita diminta datang untuk membahas naskah kita. tentu saja naskah kamu harus dimasukkan dalam amplop. kalau via tiki atau pos tercatat nggak perlu pakai perangko :)

    BalasHapus
  10. Halo Maysi, kamu mention aja twitterku @rumieko, nanti kufollback :)

    BalasHapus
  11. Agak ribet juga ya mbk..kita harus berkali kali edit dan bolak balik ngirim naskah..tp yg nama nya berhadil pasti ada proses nya..aku jd pengen menulis yg di tuntun editor kaya gtu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau editor penerbit Gagas dan Gramedia Pustaka Utama umumnya editornya seperti itu, membantu penulis melihat kekurangan naskahnya, dikasih masukan supaya naskah menjadi lebih baik 😊

      Hapus
  12. Silakan baca postinganku di tips kirim naskah. Sudah aku jelaskan di sana. Coba deh kamu lebih rajin dikit, baca postingan2ku yang lain, sebelum bertanya

    BalasHapus
  13. Hai kak Arumi, aku lagi cari tips dan kebetulan mampir di blog kakak. Tulisannya sangat membantu, aku penulis pemula dan berharap bisa seperti kak Arumi. Sukses terus kak, dan terima kasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Ayu. Makasih sudah mampir. Aamiin, makasih doanya. Semangat ya 😊

      Hapus
  14. Hello mba Arumi boleh minta email atau contact personnya? Mba saya mau bertanya seandainya kita aktif menulis di wadah seperti wattpad, dan kita ingin agar tulisan yang pernah kita buat di wattpad kebetulan ceritanya menarik banyak pembaca disana apakah bisa kita kirimkan ke penerbit? tolong jawabannya iya :) makasih banyak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo juga. Coba saja kirim ke penerbit. Nanti biar penerbitnya yang memutuskan diterima atau tidak. Setahu saya sekarang ini ada novel yang berasal dari wattpad. Tapi saya tidak tahu bagaimana proses naskah dari wattpad terbit. Saya tidak pernah menulis di wattapd. Tidak pernah membaca cerita yang ada di sana juga, tidak punya akunnya

      Hapus
  15. hai kak arumi, aku penulis baru nih kak postingan kk bermanfaat banget, oh yah kak bagi tips dong kk gimana cara supaya ngak boring atau ngak semngt kalau lagi nungguin naskah terbit
    thanks kak and salam kenal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tipsnya menulis naskah baru lagi terus dan terus. Latihan terus dan terus. Membaca buku sebanyak mungkin. Silakan dibaca pengalamanku di postingan yang berjudul http://arumi-stories.blogspot.co.id/2015/10/berapa-lama-proses-seleksi-naskah-di.html :)

      Hapus
  16. kak Arumi, aku ini baru mau nulis naskah novel. baru dikit sih, tapi pas aku baca-baca di blog kakak jadi ngerti. tapi, ada gak sih kak penulis novel yang masih smp? atau masih muda. takutnya aku nanti gak diterima kalo mau nerbitin novel. makasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banyak kok penulis cilik. Coba deh ke toko buku. Kamu lihat sekarang ini banyak novel yang ditulis anak sampai remaja. Ada yang dari usia delapan tahun sampai 16 tahun. Biasanya ada biografi penulisnya di cover belakang buku. Coba kamu lihat-lihat novel yang bertanda KKPK (kecil-kecil punya karya)

      Hapus
  17. Kak kalo kita kirim pakek via Pos..berarti di dalam amplopnya juga dikasih alamat email kita sendiri dong....terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah pasti kalau kita mengirim naskah, harus lengkap semua biodata kita. Alamat, nomor telepon, email dan semua akun media sosial seperti twitter, facebook kalau punya. Apa pun itu yang memungkinkan penerbit bisa menghubungi kita ketika ingin mengabarkan naskah kita diterima

      Hapus
  18. Salam kenal. blognya bagus mbak. saya juga suka nulis dan mau nanya nih. pertanyaannya mengganjal dan pernah ada yang bilang kalau, "benarkah yang berhasil di terbitkan di penerbit mayor hanya orang-orang yang sebelumnya sudah dikenal dg buku-buku terbitan penerbit kecil? benarkah yang bisa terbit di penerbit mayor adl penulis yang punya kenalan atau koneksi, sehingga prosesnya jadi lebih mudah karena bimbingannya juga lebih gampang?" mohon dibalas ya mbak? karena saya sangat khawatir dengan jawaban "iya" untuk pertanyaan2 itu.
    Salam... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga. Terima kasih. Setiap penulis punya perjalanan kesuksesannya masing-masing. Sebaiknya jangan digeneralisasi. Ada teman saya yang sejak awal punya ambisi ingin menerbitkan naskahnya di Gramedia Pustaka Utama. Dia tidak pernah kirim naskah ke penerbit lain. Dia tekun mengirim ke sana sampai mengalami 4 kali ditolak. AKhirnya yang ke lima kali naskahnya diterima. Padahal dia belum pernah menerbitkan naskah di mana pun. Dia tidak kenal siapa pun di Gramedia. Dia mengirim naskahnya berupa print out via pos. Tapi kegigihannya berbuah manis. Sekarang novelnya sudah 4 yang terbit di Gramedia Pustaka Utama. Sedangkan saya, punya kisah tersendiri. Saya memulai karir menulis saya dari menulis cerpen di tahun 2005. Pertama kali cerpen saya dimuat di tahun itu. Lalu saya tekun menulis cerpen mengirimnya ke berbagai majalah sampai 60 cerpen saya dimuat di media nasional. Barulah tahun 2012 saya menemukan kesempatan novel saya terbit di penerbit mayor walau belum sebesar Gramedia. Tapi saya tekun terus menulis hingga saya menerbitkan 9 novel di penerbit itu, barulah saya mendapat perhatian penerbit Grasindo. Editor Grasindo yang meminta saya mengirim naskah. Begitu juga Gagas, kemudian Gramedia Pustaka Utama. Tapi itu saya dapatkan hasil dari kerja keras saya selama bertahun-tahun. Mereka yang melihat dan menemukan saya karena melihat karya-karya saya sebelumnya. Bukan karena saya kenal dengan siapa pun di penerbit itu sebelumnya. Silakan baca pengalaman saya lebih lengkapnya di postingan saya yang berjudul http://arumi-stories.blogspot.co.id/2015/10/berapa-lama-proses-seleksi-naskah-di.html. Di situ saya jelaskan perjuangan saya yang penuh duri dalam dunia kepenulisan. Intinya, jadi PENULIS ITU NGGAK GAMPANG.

      Hapus
    2. Aku sudah baca semuanya mbak. syukurlah kalau itu cuma mitos. Iya benar, jalannya berbeda. Paling nggak ada semangat baru yang muncul dan makin membuatku excited. Doakan naskahku bisa diterima di Gramedia Pustaka Utama, meskipun pada awal-awalnya akan ditolak dulu ya Mbak? hehe...

      blognya Mbak Arumi sudah ku-save ke dalam blog2 recomended. Soalnya ilmunya jarang ada yang menjabarkan sedetail itu. semoga ilmunya bisa sangat manfaat buat orang2 yg baca, dan Mbak sendiri. Karena sekarang banyak orang yang pelit ilmu, dan berpendapat kalau pengalamannya hanya rahasia perusahaan yang nggak akan ia sebarkan, karena takut tersaingi.

      Salam :)

      Hapus
  19. Coba saa ke toko terdekat di kota kamu. Kan nggak harus di Jakarta. Kalau kamu tinggal di Jambi misalnya bisa datang ke Toko Gramedia Jambi. Tanya saja ke mereka. Kalau aku belum pernah menghubungi toko mana pun untuk kerja sama. Jadi saya nggak punya pengalaman soal itu

    BalasHapus
  20. mbak kalau buat novel ceritanya di luar negeri, apa butuh pengetahuan khusus tentang negara yang kita jadikan setting cerita ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tentu saja, perlu riset mendalam kalau kita belum pernah ke sana. Baca informasi mengenai negara tersebut, pelajari petanya, rute bis, kebiasaan orang sana, iklimnya, cuaca, makanan khas, budaya dan semuanya

      Hapus
  21. Selamat Pagi, untuk naskah yang sudah dikirim apakah sudah lengkap berbentuk buku siap jual seperti cover dll.
    terimakasih banyak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Naskah yang dikirim hanya berupa file diketik di word. Cover dan lain2 itu urusan penerbit kalau naskah kita dinyatakan diterima dan akan diterbitkan

      Hapus
  22. kak , nulisnya tuh gmn sih ? apa kita ngirim berupa word blog apa pdf dan lengkap daftar isi judul kek makalah gtu bingung masihan kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kirimnya berupa naskah yang diketik di word.

      Hapus
  23. Malam kak Arumi.. Kak aku mau tanya,kalo misalnya aku mau ngirim naskah ke penerbit itu lewat via apa kak?

    ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa cek postinganku di tips dan info menulis. Aku sudah sharing cara kirim naskah ke beberapa penerbit. Silakan baca semuanya ya Ainun :)

      Hapus
  24. kak, aku udah kirim naskah ke penerbit dan kata penerbitnya kalo udah lewat dr 4 bulan bisa dan belom ada konfirmasi dr penerbit atas kabar naskah, aku bisa tanya ke mereka. Ini udah lewat dr 4 bulan dan kata mereka naskahku masih dalam tahap evaluasi. Menurut kakak, baiknya gimana langkahku ke depannya? terima kasih -CT

    BalasHapus
  25. aduh mbaaa saya pengen nih belajat bikin novel.apalagi sampe terbit. tapi masih kikuk gimana bentuk naskah awalnya. apa lgsg cerita di bbrpapa bab atau ada pembuka2 yg laen kyk di novel dah jadi hihihi

    BalasHapus
  26. Kak Arumi, aku pengin nanya. Setelah naskah kita lolos saring, kita perlu contact editornya atau nggak? Atau kita cukup nunggu editor aja? Terima kasih, kak.

    BalasHapus
  27. kak arumi saya mau tanya, novel heart lattenya itu ukuran font berapa? sama marginsnya berapa?

    BalasHapus
  28. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  29. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  30. saya mengakui membuat buku yang siap terbit adalah hal yang tidak mudah, ada kerja keras dibalik itu semua, apalagi seorang pemula. seorang pemula perlu banyak belajar agar tidak bingung ketika menulis sebuah buku,mungkin temen-temen ini bisa jadi referensi untuk belajar KursusMenulisOnline atau kursus nulis online

    BalasHapus
  31. aaaa makasih banget kak,btw aku lagi bikin cerita,itu masih nge draft ceritanya,trus aku tuh kek ngerasa ceritaku itu ga menarik,menurutku kebanyakan kata "ucap" "kini" dll.aku juga g terlalu ngerti dunia kepenulisan gitu,aku juga baru masuk ke dunia kepenulisan sekitar 6 bulan yang lalu,ga jarang aku baca karya orang lain,trus aku suka insecure sendiri,ngerasa ceritaku jelek banget.Blog ini kan tentang proses penerbitan gitu,aku juga pengen ceritaku di terbitin,tapi ngerasa males banget kalo misal disuruh revisi,aku ga punya waktu buat itu.Sarannya dong kak,kata "ucap" sama "kini" itu bisa diganti sama apa?trus tips revisi yang bner dong.Aku juga udah baca beberapa kali cerita yang aku draft, menurutku ceritanya kaya flat banget,padahal ada konfliknya.

    BalasHapus
  32. Kak boleh tau ga proses kakak sendiri nulis gimana?? Aku paling penasaran sama cara risetnya karena rata2 novel buatan kakak settingnya di luar negri

    BalasHapus