Dear friends ...
Seringkali aku ditanya, bagaimana cara mengobarkan motivasi menulis? Bagaimana cara produktif menulis? dan sebagainya dan sebagainya ...
Karena itu, di sini aku berbagi jawaban-jawabanku saat ditanya Mbak Arimbi Bimoseno, seorang penulis juga. Ini termuat di kompasiana, tapi aku sempurnakan lagi jawaban-jawabanku agar lebih detail.
Inilah hasil wawancaraku dengan Mbak Arimbi Bimoseno. Simak yuk ^_^
Novel Arumi ada yang untuk remaja SMA, ada anak kuliahan, ada juga dewasa muda yang baru lulusa kuliah dan mulai bekerja. 16 judul novel itu (dari yang pertama sampai yang terbaru) adalah :
Tahun 2012 :
- Saranghaeyo, Four Seasons of Love, Symphony of Love, Sweet Sonata, (novel cerita Korea dengan nama pena Karumi Iyagi, diterbitkan Zettu),
- Sakura Wish (novel cerita Jepang dengan nama pena Harumi Kawaii penerbit Zettu
Tahun 2013 :
- Cinta Bersemi di Putih Abu-abu, Tahajud Cinta Di Kota New York ( dengan nama asli Arumi E, penerbit Zettu.)
- Amsterdam Ik Hou Van Je, dengan nama asli Arumi E., penerbit Grasindo
- Longest Love Letter, dengan nama asli Arumi E., penerbit Grasindo
- Jojoba, dengan nama asli Arumi E., penerbit DeTeens imprint Diva Press.
Tahun 2014
- Hatiku Memilihmu dan Pertemuan Jingga, dengan nama asli Arumi E, penerbit Gramedia Pustaka Utama
- Monte Carlo, dengan nama asli Arumi E., penerbit Gagas Media.
- Cinta Valenia dan Unforgotten Dream, dengan nama asli Arumi E., penerbit Elex Media.
Tahun 2015
Terbit Februari, ELEANOR, penerbit Gramedia Pustaka Utama
Di tahun 2012, novel-novelnya yang terbit adalah cerita Korea dan Jepang yang saat itu sedang booming. Nama pena Karumi Iyagi untuk novel cerita Korea dan Harumi Kawaii untuk novel cerita Jepang. Memakai nama pena karena adanya permintaan penerbit. Namun sejak tahun 2013, Arumi hanya memakai nama asli Arumi E.
Di antara 16 novel itu, sejauh ini yang paling best seller adalah Tahajud Cinta Di Kota New York (416 halaman) karena terbit sejak April 2013 dan masih terpajang di toko buku hingga sekarang. Novel ini pun akan diadaptasi menjadi film oleh MD Pictures. Hatiku Memilihmu, Monte Carlo dan Cinta Valenia juga menyusul semakin meningkat angka penjualannya.
Sebelum sampai pada pembuatan novel, Arumi sempat melewati tahapan menulis cerpen yang dimuat di beberapa majalah nasional, kemudian menulis buku antologi keroyokan, lalu menerbitkan kumpulan cerpen solo : Heart Latte dan Zara Detektif Cilik. Ada juga satu buku komik Grup boyband asal Korea, Bigbang dan G Dragon.
BINCANG-BINCANG DENGAN ARUMI (hasil wawancara dengan Mbak Arimbi Bimoseno)
-
Siapa kamu, Arumi?
Aku tadinya arsitek. Terakhir berhenti bekerja jadi arsitek tahun 2010. Karena kantorku bermasalah dan kolaps, lalu aku malas cari kerja lagi, selain aku mulai jenuh jadi pegawai. Selama masa bekerja, aku sudah menulis cerpen dan sering dimuat di berbagai majalah remaja dan majalah anak. Kira-kira sudah ada 60 cerpenku yang dimuat. Akhir tahun 2011 aku dapat tantangan membuat novel cerita Korea. Itulah mulanya aku bikin novel. Novel pertamaku itu berjudul Saranghaeyo, terbit awal tahun 2012. Setelah itu beruntun aku menulis novel-novel lainnya. Ternyata makin lama aku keasyikan menulis novel. Akhirnya aku memutuskan fokus menjadi penulis novel. Aku mulai jarang menulis cerpen dan sudah berhenti melukis sepatu, pekerjaan dan hobi yang sempat aku lakukan setelah berhenti jadi pegawai. Sekarang ini order menulis selalu ada, jadi aku nggak kehabisan kerjaan menulis. Selalu saja ada yang harus kutulis. Biasanya aku sudah punya jadwal dalam setahun akan membuat berapa novel dan akan kuberikan ke penerbit mana.
Bagaimana cara kerja kamu?
Aku menetapkan jadwal seperti orang kerja kantoran. Jadi, mau tidak mau harus menghasilkan tulisan setiap hari.
Saat ini karena sudah terbit di beberapa penerbit, editor-editor yang menunggu aku kirim naskah. Karena itu aku harus menulis setiap hari. Editor ada yang kasih deadline, ada yang kasih kelonggaran. Ada yang deadline-nya sebulan, ada yang dua bulan.
Aku bikin jadwal seperti orang kerja umumnya. Mulai standby di depan laptop jam 9 pagi. Jam 12 sampai jam setengah 2 istirahat, lalu lanjut lagi sampai jam 5 sore. Malamnya tergantung mood, kalau lagi banyak ide aku lanjutkan, kalau nggak ya nggak usah. Terkadang kalau deadline tinggal 2-3 hari lagi dan cerita yang kutulis belum selesai, barulah aku begadang. Terus menulis dari pagi sampai pagi lagi.
Aku mendisiplinkan diri, jam yang wajib diisi dengan menulis mulai pukul 9 pagi sampai pukul 5 sore. Saat malam bukan keharusan, kecuali memang butuh begadang untuk mengejar target selesai atau saat kepala dipenuhi banyak ide yang tak bisa menunggu hingga esok pagi.
Bagaimana cara mencari inspirasi?
Inspirasi bisa didapatkan dari mana saja. Dari apa yang saya dengar, yang saya baca dan yang saya alami. Semua tentu butuh latihan. Karena saya sudah sering sekali menulis, satu kata pun bagi saya bisa jadi sumber inspirasi. Asah kepekaan, peduli sekeliling, memperhatikan hal-hal yang saya lihat dan saya temui. Selalu ada ide yang bisa diambil dari sana.
Menulis kemudian dikirim ke penerbit, atau menulis atas permintaan penerbit?
Sekarang ini aku sudah dikenal beberapa editor. Biasanya aku kirim outline ke mereka, kalau disetujui baru aku selesaikan. Ada juga tema tulisan yang diorder khusus oleh editor.
Adakah gangguan dalam menulis novel?
Biasanya kalau semua kelengkapan apa yang ingin aku tulis sudah lengkap, nggak ada gangguan. Selama ini aku selalu bisa memenuhi deadline. Kecuali kalau ada urusan keluarga yang bikin kerjaan agak tertunda, baru agak terlambat. Misalnya saat bapakku sakit.
Media sosial tidak mengganggu, karena aku disiplin mengatur waktu kapan menulis dan kapan bermedia sosial. Tidak ada masalah. Lagipula, media sosial aku manfaatkan untuk berkomunikasi dengan pembaca karya-karyaku atau mempromosikan karya-karyaku, bukan untuk curhat masalah pribadi ^_^
Bagaimana menciptakan tokoh dan karakter?
Aku membayangkan karakternya kemudian kutuliskan ciri-ciri fisiknya, sifat-sifatnya, hobinya, kebiasaan-kebiasaannya. Bagaimana hubungan si tokoh dengan keluarga, teman-teman dan lingkungannya. Itu yang nantinya jadi pegangan sepanjang cerita.
Bagaimana mengatur plot?
Plotnya mengalir begitu saja. Biasanya ide itu muncul dalam kepala lalu aku tulis dan aku atur sedemikian rupa.
Membuat outline tiap kali mau menulis novel?
Awalnya tidak, tapi sekarang ini aku biasakan membuat outline. Ternyata itu memudahkan proses menulis.
Bagaimana pendekatan Arumi ke penerbit?
Setelah Tahajud Cinta di Kota New York, alhamdulillah beberapa editor menghubungiku dan memintaku menulis naskah untuk mereka. Menurut pengalamanku, seorang penulis sebaiknya memiliki blog. Karena biasanya editor yang mencari penulis, mereka juga melihat-lihat blog penulis. Di blog bisa dibaca contoh tulisan dan kontak ke penulis. Sebagai penulis, selain membina hubungan baik dengan penerbit, juga hendaknya membina hubungan baik dengan sesama penulis. Order menulis terkadang aku dapatkan karena aku direkomendasikan teman. Tentunya teman tidak sembarangan merekomendasikan kita kepada seorang editor. Kinerja kita harus sudah jelas. Disiplin memenuhi deadline, produktif menulis dan hasilnya tidak mengecewakan. Setelah tugas diberikan, harus bisa membuktikan, mampu menyelesaikan tugas dengan baik. Karya yang sudah terbit pun tanpa sadar dipantau oleh penerbit-penerbit. Jika ada yang merasa cocok, editor penerbit itu akan menghubungi. Karena itu berkarya saja sebaik-baiknya, setelah banyak hasil karya yang bermunculan, penerbit dengan sendirinya akan menghubungi penulis.
Bagaimana menjaga hubungan baik dengan penerbit?
Rutin menjalin komunikasi. Selalu datang jika ada undangan acara dari penerbit. Sesekali menyapa editor-editorku. Terkadang main ke kantor penerbit untuk membicarakan ide-ide aku.
Bagaimana dengan royalti? Apakah menggembirakan?
Berdasarkan pengalaman, untuk penerbit yang sudah dikenal profesionalitasnya, royaltinya memang tidak mengecewakan. Selalu dibayar tepat waktu dan laporan royalti selalu dikirimkan. Tapi pernah juga pengalaman dengan penerbit yang lama membayar royalti dan harus ditagih berkali-kali. Akhirnya aku yang kemudian menyeleksi penerbit. Saat ini aku memilih hanya bekerja sama dengan penerbit yang bekerja secara profesional. Termasuk profesional dalam membayar royalti penulis.
Pernah mengalami writer block? Bagaimana mengatasinya?
Pernah. Biasanya aku mencari inspirasi dengan jalan-jalan, menonton film dan membaca.
Motivasi utama Arumi dalam menulis novel?
Ingin menulis lebih baik dan lebih baik terus. Karena dari satu naskah yang sudah terbit, biasanya ada pelajaran yang bisa aku petik yang nantinya bisa memperbaiki tulisan selanjutnya. Selain itu rasanya bahagia bukan main jika ada pembaca yang senang dengan tulisanku, bikin semangat menulis cerita yang lainnya lagi.
Novelis yang kamu suka?
Aku suka cara Tere Liye bertutur. Novelis luar, aku suka karya Agatha Christie.
Mimpi terbesar Arumi di dunia kepenulisan?
Pengin bukuku banyak yang baca, banyak yang merasa terhibur, syukur-syukur jika ada yang terinspirasi
Arumi punya blog? Mungkin ada yang ingin mengenal lebih dekat.
www.arumi-stories.blogspot.com . Sebenarnya gaya menulisku biasa-biasa aja sih, bukan tipe yang tulisannya bagus banget dan kaya diksi, hehehe…. Masih kalah jauh kelasnya dengan Tere Liye atau Dee Lestari. Tapi tiap gaya menulis sepertinya punya penggemar tersendiri. Setiap penulis punya gaya menulis sendiri. Jadi, tetaplah percaya diri dengan kemampuan sendiri. Dengan rasa percaya diri, maka kita akan mudah meneruskan langkah berikutnya.
*Catatan :
Hasil wawancara di sini sudah aku edit dan tambah.
Hasil wawancara asli ada di link ini : http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2014/10/19/inspirasi-menulis-arumi-e-saputra-3-tahun-menerbitkan-14-novel-681200.html
Dan setelah baca postingan ini, aku baru sadar kalo wordpressku udah lama banget ngga update ._.
BalasHapusJujur aku takjub sama produktivitasmu mbak, kayaknya baru kemarin mbak promo monte carlo, eh udah brojol lagi aja 'anakmu' yg baru, unforgotten dream, ajegile, wkwkwk
Matur suksma (terima kasih---> bhs bali) udah share link ini via fb mbak, insya Allah saya ngikutin kiat menulis mbak (terutama yg jadwal menulis itu).
Makasih Aprilia sudah berkenan baca. Yuk, semoga makin semangat ya. Memang berat awalnya. Aku pun sejujurnya saat awal menerbitkan buku harus rela memakai nama pena. Bayangkan rasanya novel pertama tapi aku nggak boleh mengakui ke seluruh dunia itu aku yang menulis. Aku harus bersembunyi di balik nama pena. Tapi dengan sabar kulalui semua proses. Jika kita sungguh-sungguh dan bekerja keras, insya Allah selalu ada jalan bagi kita untuk mendapat kesempatan yang lebih baik. Yang penting disiplin dan jangan pantang menyerah yaaa ^_^
Hapusproud of you kak
BalasHapusMakasih sudah mampir Nyi PeDe. Proud of you juga ... Semangat terus menulis yaaa ^_^
Hapusmenjadi penulis itu mimpi saya waktu masih "muda"... sekarang sudah "tua". tapu semoga bisa... makasih banyak ya mbak arumi.. doakan semoga suatu saat saya bisa ketemu mbak sambil nunjukin "ini lho novel pertamaku... " ^_^
BalasHapusKak mau nanya, menurut kakak kalo kita punya naskah novel yang pertama kalinya, lebih baik dikirim ke penerbit apa? Kak bagi tipsnya dong kk cari inspirasi menulis gmna supaya banyak halaman nya
BalasHapus