Laman

Selasa, 25 Desember 2018

Arc de Triomphe, Louvre, Mountmatre

Aku hanya satu hari satu malam di Paris. Sebenarnya tim travelingku punya jadwal 2 hari menjelajahi Paris. Tapi karena aku ingin lebih lama di Amsterdam, aku ingin mampir ke rumah sepupuku yang tinggal di Amsterdam, aku pun harus memperpendek waktu kunjungan di Paris.

Setelah puas memotret dan berfoto di menara Eiffel dari segala sisi, kami melanjutkan perjalanan ke tempat wisata terkenal lainnya di Paris. Yaitu Arc de Triomphe.

Sebelum lanjut, aku mampir ke kios yang menjual souvenir. Ternyata penjualnya warga Perancis keturunan Aljazair. Dia seorang muslim. Melihat aku mengenakan hijab, dia langsung tahu aku muslim. Tak kusangka dia memberi aku bonus satu gantungan kunci boleh pilih apa saja. Harga satuannya lumayan lho. 3 euro.


Mumpung ada bus wisata khas Eropa berhenti, foto dulu lah buat koleksi. Di semua negara Eropa, setidaknya di 4 negara yang aku kunjungi, desain bus wisatanya sama seperti ini. 

Kami menuju Arc de Triomphe naik kereta bawah tanah. Sayang pintu gerbang megah itu bagian bawahnya sedang direnovasi.







Cuaca mendung ketika itu. Setelah kami duduk-duduk sebentar di taman tak jauh dari Arc de Triomphe ini, dan sudah puas berfoto-foto, kami pun melanjutkan perjalanan ke Museum Louvre.

Nggak sangka di sini sepenuh ini. 

Berhasil menyentuh ujung piramid


Di Museum Louvre ternyata penuuuh banget. Cuaca masih mendung dan hujan rintik-rintik, tapi kami tetap berfoto demi bisa eksis bersama piramida Louvre.

Kami hanya berkeliling di luar museum, nggak masuk ke dalamnya. Antrinya panjaaaaang banget. Setelah dari Louvre, kami pindah penginapan ke lokasi yang lebih dekat dengan Mountmatre.

Kami istirahat sebentar. Makan siang dulu, baru deh sore sebelum matahari terbenam kami menuju ke Mountmatre. Jalanan menuju basilika mendaki dan kami naik kereta yang berjalan miring atau disebut furniculaire.

Basilika tampak dari kamar hotelku. 

Bangunan di luar hotel seperti ini. 

Jalan mendaki menuju Basilika. 

Pemandangan dari atas. 
Di seberang basilika. 



Basilika. 


Setelah langit gelap, kami kembali ke hotel. Aku beristirahat karena jam 10 malam aku harus ke terminal bus dan berangkat ke Amsterdam. Sendirian. Tanpa teman-teman travelingku.

Perjalanan menuju terminal bus cukup berliku juga. Aku ditemani Kiky leader tim traveling. Kami naik kereta subway. Dan stasiun kereta di Paris itu kebanyakan cuma tangga biasa. Dan tinggi-tinggi banget. Jadi, lumayan juga lah naik turun tangga sambil bawa koper 20 kg. Pegelnyaaa, jangan ditanya.

Turun di stasiun, kami masih harus berjalan jauuh banget ke terminal bus. Sudah begitu, jalanan di sana bukan aspal mulus. Tapi susunan batu yang nggak rata. Alhasil aku nggak bisa menyeret koperku. Khawatir nanti rodanya rusak. Jadi, aku gotonglah koper berat itu jalan kaki sejauh 1 km lebih! Yup, beginilah backpacker, hehehe.

Lega banget ketika akhirnya sampai terminal dan masuk ke dalam mobil. Kiky langsung kembali ke hotel. Tak lama bus yang aku naiki berangkat pukul 11an malam. Aku nggak sabar ingin melihat Amsterdam.

Ah, Paris. Selamat tinggal. Semoga suatu hari nanti aku kembali ke sini dan bisa tinggal lebih lama. Aamiin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar