Setelah sekian lama film Ada Apa Dengan Cinta tayang di bioskop Indonesia, terhitung sudah sebulan lebih. Jumlah penonton sudah mencapai 3,6 juta lebih. Sudah sejak lama pengin sekali menulis tentang kesan-kesan saya pada film ini. Tapi baru sekarang sempat saya tuliskan, sembari menunggu saya menontonnya 4 kali sesuai rencana saya.
Kabar AADC2 akan dibuat sudah ada sejak tahun 2014. Sejak itu saya sangat menunggu hadirnya film ini. Ada banyak faktor mengapa saya ingin sekali menonton film ini.
Pertama, karena pemeran utamanya Nicholas Saputra. Aktor Indonesia favorit saya sejak pertama kali kemunculannya di AADC1.
Semua film yang diperankan Nicholas Saputra pasti saya tonton di bioskop, kecuali beberapa film yang memang tidak ditayangkan di bioskop dan sampai sekarang sulit mendapat akses menontonnya.
Saya memang sudah suka Nico sejak melihatnya di AADC1. Wajahnya suka banget. Cakeep. Bentuk hidung yang bagus, mata yang tajam, bibir yang sering cemberut tapi gemesin. Resmilah sejak saat itu saya jatuh cinta pada sosok Nicholas Saputra.
Kedua, karena saya suka film AADC1. Menurut saya itu adalah film remaja Indonesia terbaik. Akting Dian sangat brilian. Walau kisahnya sederhana, tapi film ini memang menarik. Apalagi ditambah musik dari Melly Goeslow dan Anto Hoed yang luar biasa bernyawa, memorable banget sampai sekarang.
Ketiga, karena diproduksi Miles Production. Selama ini film-film Miles selalu bagus. Ditambah disutradarai Riri Riza.
Maka, saya pun dengan antusias menonton AADC2 sendirian! Yah, saya ingin menikmati film ini secara personal. Memang saya baru menontonnya di minggu kedua, karena berharap penonton sudah mulai longgar dan sengaja memilih waktu di jam pertama.
Jujur, saat pertama kali kamera memunculkan sosok Rangga, airmata saya mengembang di pelupuk mata. Yaa, betapa rindunya saya pada sosok Rangga. Melihatnya lagi serasa rindu bertahun-tahun yang akhirnya terurai. Saya nggak mengada-ada. Sungguhan lho ini. Terhitung airmata saya hampir mengalir di tiga bagian. Padahal ini bukan film sedih. Tapi saya ikut merasakan kesedihan Rangga saat dia minta maaf pada Cinta, dan Cinta yang berusaha keras menahan emosinya.
Adegan berikutnya yang mengharukan adalah saat Rangga akhirnya bertemu ibunya. (Ups! Semoga ini bukan spoiler)
Semua hal di film ini terasa sangat tepat. Pemilihan New York bagian Brooklyn yang pas dengan karakter Rangga. Banyak yang menyesalkan kenapa penampilan Rangga tidak seperti AADC versi iklan line. Saya justru merasa di film ini adalah gambaran Rangga yang sesuai dengan karakternya sejak SMA dulu.
Puisi yang dibacakan Nico dengan suara yang jauh lebih matang dibanding 14 tahun lalu pun bikin saya merinding. Jadi pengin meluk Rangga...eh? >.<
Setting Jogja yang lekat dengan seni dan kebudayaan kontemporer pun sangat terasa pas dengan karakter Rangga dan Cinta. Selain karena saya orang Jogja, sehingga setting film ini terasa sangat familier, seolah saya ikut melebur dalam film yang saya tonton ini.
Sinematografinya pun aduhai. Memanjakan mata dan memberi atmosfir magic nan romantis. Musik yang pas di tiap adegan membuat saya semakin terhanyut.
Saya suka banget lagu "Jangan Ajak-Ajak Dia" yang mengiringi adegan Rangga dan Cinta di Punthuk Setumbu. Musiknya asyik, walau liriknya kalau diperhatikan bagai ajakan selingkuh sesaat. Suara hati Rangga meminta Cinta melupakan dulu sebentar tunangannya, fokus sama dia aja. Ranggaaa ... diam-diam menghanyutkan yaa... kayaknya kalem, sebenarnya sedang membujuk dengan halus tanpa kentara bahkan Cinta pun nggak sadar. Tapi saya nggak menyalahkan Rangga. Selama janur kuning belum melengkung masih boleh kok memperjuangkan cinta ;) *eh ya, ini bukan spoiler kan? Udah pada tau, kan? Udah banyak yang nonton juga ... ;)
Hal lain yang menjadi daya tarik film ini, chemistry Rangga dan Cinta yang terasa kuat banget. Penonton dibuat percaya, mereka benar-benar Rangga dan Cinta yang saling memendam perasaan. Melupakan kenyataan pemerannya adalah Nicholas Saputra dan Dian Sastrowardoyo. Yang ada di layar keduanya adalah Rangga dan Cinta yang ditakdirkan bersama, sepasang belahan jiwa.
Alhasil, menonton cuma sekali bagi saya tidak cukup. Saya pun menonton lagi bersama teman-teman. Dua kali pun belum cukup, saya menonton untuk yang ketiga kalinya bersama teman lain. Barulah menjelang akhir Mei, saya memutuskan menonton lagi untuk yang keempat kali sendirian. Kembali saya ingin menikmati kisah Rangga dan Cinta secara personal. Membiarkan diri saya terhanyut ikut terbawa perasaan Rangga dan Cinta. Dan endingnya sungguh-sungguh membuat saya bahagia. Jarang-jarang ada film yang setelah selesai membuat saya tersenyum lega dan bahagia.
Lalu saat film berakhir, saya sangat berharap, Miles Production berniat membuat versi extended-nya. Dijamin akan kembali menciptakan baper massal. Atau dibuat versi AADC The Wedding seperti film Tangled yang juga ada versi Tangled The Wedding. Membayangkan versi ini ada adegan persiapan Rangga dan Cinta menuju janji suci pernikahan. Cinta dipingit, ada acara midodareni bareng genk Cinta. Rangga yang nyuri-nyuri kesempatan ketemu Cinta ... aaah, imajinasi yang indah banget yaa.
Akhir kata, saya ikut bangga, film AADC2 bisa mencapai jumlah penonton sebanyak ini. Berharap bisa tembus 4 juta penonton. Aamiin.
Ayo dong, rugi deh kalau nggak nonton film ini. Saya pun masih mau nonton lagi kalau saja saya tidak diharuskan mulai konsentrasi menulis naskah saya selanjutnya yang DL-nya sebelum lebaran.
Menonton #AADC2 sekali lagi untuk yang ke-4 kali, sebelum konsentrasi menulis naskah mulai 1 Juni. Nggak bosan nontonnya. Ceritanya sederhana tapi dikemas apik. Musik yang pas di setiap adegan, senimatografi ciamik. Puisi yang mencabik perasaan. Chemistry pemain yang luar biasa. Penonton dibikin percaya, Rangga dan Cinta benar-benar pasangan yang pas. Aku bisa merasakan apa yang dirasakan Cinta. Ah..ah. Tidak ada akting yang berlebihan, semua tampak real.
Memecahkan rekor saya sendiri, film yang saya tonton di bioskop lebih dari dua kali.
Thank you Mbak @mirles, Mas @rizariri, Mas @nicholassaputra, Mbak @therealdisastr. Sudah bikin saya bahagia dengan menonton film ini ^_^
Ini pesan dari Mbak Mira Lesmana ...ahahah |
Hmm hmmm hmmm sebuah pilem yg bikin saya merasa kembali mudaaa hahaha....iya, saya juga bahagia sebab AADC dan AADC2
BalasHapusIyaaa...beneran lho. Saya bahagia banget nonton film ini. Sesaat lupa masalah hidup...ahahah
HapusPantesan bisa nembus angka segitu penontonnya. Kita aja nontonnya sampai berkali2... btw, untuk pertama kalinya dlm hidup saya, baru di film ini saya nekat nonton sendirian, bahkan sampai dua kali! Baru di kali ketiga, saya sukses mengajak suami saya nonton!
BalasHapusIya Mbak Ade, bahkan ada yang nonton 20x. Fenomenal banget bikin beberapa orang ketagihan nonton. Aku pun baru kali ini nonton 1 film sampai 4x. Dulu film yang kutonton paling banyak 2x di bioskop cuma Titanic, Speed dan Home Alone 1
HapusMbak Arumiiiiii.... Koq kita bisa samaan di banyak hal yak..hahaha
BalasHapusMulai dari "pengen nulis kesan tapi belum sempet2 juga (dan saya nggak tau deh jadi nulis apa enggak. ehehehe) sampai yang lainnyaaa....
Di bagian nonton sendiri juga sama... kekekee
Very well said and well noted mbak!!!!
Sulit menemukan kata2 untuk mendeskrisipsikan rasanya. hehehehheee..... Pokoknya it's very very very best!!!
Yang membuat film ini semakin bagus dan membuat orang (macam kita2 ini) mau nonton dan nonton lagi adalah karena menyentuh ke hati bangettttt... dari semua sudut. :-p
Iyaaa, pokoknya nggak bosen-bosen deh nontonnya. Nagih banget. Ada yang bilang bosenin cuma jalan-jalan ngobrol-ngobrol, konflik kurang. Aku justru suka. Males kalau terlalu melodramatis. Minim konflik justru jadi super duper romantis ;)
HapusIya mbak... Temenku juga bilang gitu... Aku bilang "Ya gimana ya... Gw juga nggak bilang kalau film ini dahsyat gimana2 sih. Cuma ngena di hati gw. Kalau ada yang ngajakin nonton bareng ampe 10 kali pun gw mau lagi..." hahahhaa. Susah diungkapkan dengan kata-kata sih ya... Hati kita kecantol begitu saja... hehehehehe #bahasaapaini :-p
HapusYup, aku suka film yang daleeem dan real. Nggak usah kebanyakan drama berlebihan. Contohnya kayak film Before Sunrise, cuma tentang dua orang keliling Paris sambil ngobrol sampai pagi. Tapi jadi film romantis sepanjang masa dan aku betah nontonnya. Selera orang memang beda-beda sih yaaa ;)
HapusDemi nonton ini aku bela-belain ke ibukota dan wajib hukumnya nonton film ini demi mengenang zaman SMA x))
BalasHapusNggak sia-sia ya Mbak Luckty, bela-belain ke ibukota bisa nonton film yang bikin bahagia endingnya ;)
Hapus