Minggu, 10 Januari 2010
SATPAM SEKOLAH
Wouw! Senangnya...dimuat lagi untuk yang kedua kali cerpenku di KOMPAS ANAK Minggu ini, 10 Januari 2010...semakin menumbuhkan semangat untuk terus berkarya...Ayo semangat! Di mana ada kemauan, di situ ada jalan!
By : Arumi Ekowati
“Pak Rahmat satpam sekolah kita sudah diganti!” seru Reza memberi pengumuman kepada teman-teman sekelasnya di kelas IV B.
“Kenapa? Padahal Pak Rahmat baik. Kalau aku telat sedikit, masih dibolehkan masuk sebelum pintu gerbang sekolah dikunci.” kata Intan sedikit kecewa.
“Aku dengar karena Pak Rahmat sudah harus pensiun.” Reza menjelaskan.
“Wah, nggak bisa menyelinap diam-diam keluar pintu gerbang lagi deh. Pak Rahmat paling gampang dikecoh. Matanya sudah kurang awas.” sahut Kiki yang memang agak bandel dan sering mengelabui Pak Rahmat.
“Kamu memang tega sekali sering mengerjai Pak Rahmat, Ki. Kasihan Pak Rahmat. Semoga pengganti Pak Rahmat galak. Supaya nggak bisa lagi kamu bohongi!” kata Tiara sedikit kesal kepada Kiki.
“Ah, aku nggak takut sama Satpam sekolah. Dia kan kita yang bayar. Jadi, dia nggak boleh dong marahi kita!” sahut Kiki.
“Kita yang bayar? Maksud kamu?” tanya Tiara tak mengerti.
“Tiap bulan kan kita bayar uang keamanan sekolah.” jawab Kiki.
“Masa sih? Bukannya sekolah yang menggaji Satpam sekolah?” Tiara tak percaya celotehan Kiki. Kiki hanya menjulurkan lidahnya meledek Tiara. Tiara pun mendelik sebal.
“Pengganti Pak Rahmat siapa?” tanya Intan.
“Namanya Pak Beni!” jawab Reza.
Deg! Danu terkejut. Jangan-jangan...
Pulang sekolah, Kiki, Intan, Reza dan Tiara mampir ke Pos Satpam sekolah. Mereka bermaksud berkenalan dengan satpam sekolah yang baru, Pak Beni.
“Ayo, Danu! Kamu ikut, kan?” ajak Reza pada Danu.
“Maaf, aku nggak ikut. Aku harus cepat-cepat pulang nih!” Danu menggeleng lalu segera berjalan cepat-cepat menjauh dari pintu gerbang sekolah.
***
To be continued
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar