Dari Osaka Castle, kami meneruskan perjalanan dengan kereta menuju Universal Studio Japan.
Keren banget, ada kereta yang khusus menuju ke sana, dengan pemberhentian akhir langsung di Universal Studio.
|
Kereta menuju Universal Studio Osaka |
|
Jalan di sini berasa kayak di Hollywood |
|
Pintu masuk ke komplek Universal Studio.
Ramee banget. |
|
Novelku Road To Your Heart
mejeng depan ikon Universal Studio |
|
Ternyata berfoto dengan latar belakang
ikon Universal Studio nggak bisa nunggu sepi.
Selalu banyak orang di sekitarnya. |
|
Ada kebun pohon sakura juga, belum mekar juga.
Mungkin bulan Maret baru mekar. |
|
Cukup ngebayangin andaikan pohon-pohon itu dipenuhi bunga sakura. |
|
Interior sebuah toko. |
|
Serasa di Hollywood |
|
Begini penampilan stasiun Universal Studio. |
|
Kembali ke stasiun pusat Osaka. |
Setelah puas menikmati suasana Universal Studio, kami melanjutkan ke tempat berikutnya. Ke pusat persimpangan perbelanjaan terkenal di Osaka.
Teman-teman yang lain memang berniat belanja sepatu, baju, mantel, dll. Aku cuma mau mencari suvenir khas Jepang.
Ternyata persimpangan empat jalan dengan toko-toko di kanan kirinya ini penuuh banget pengunjung. Jika Jepang teekenal dengan kebersihan wilayahnya yang memang aku akui, tapi di wilayah ini mungkin karena saking penuh orang, terlihat jalanannya tidak sebersih wilayah lain. Ada beberapa potongan kertas di jalanannya.
Jadi, memang jumlah manusia terlalu banyak membuat sebuah tempat tidak bisa 100% bersih.
Di tempat ini terkenal ikon "Glico Man". Itu adalah produk Jepang terkenal dan di persimpangan ini ada ikon itu terpasang besar dengan lampu.
Katanya belum sah ke Osaka kalau belum berfoto dengan latar belakang ikon Glico Man ini.
|
Itu dia si Glico Man yang pakai baju putih itu. |
|
Penuuuuh... |
|
Terlihat kan penuhnya? |
|
Yeay! Akhirnya aku sah ada di Osaka, sudah berfoto dengan latar belakang Glico Man. |
Setelah puas keliling-keliling, beberapa teman belanja sampai beli koper lagi, aku pun puas dapat beberapa suvenir khas Jepang, kami balik ke hostel. Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Satu orang sudah nggak sanggup jalan akhirnya naik taksi. Sementara yang lainnya menikmati jalan kaki lumayan jauh menuju stasiun kereta.
Capeknya bukan main, karena sampai di Stasiun Osaka kami harus jalan kaki lagi ke hostel.
Sampai hostel setengah 12 malam. Masih ada yang setelah mandi nyeduh mi instan.
Aku memilih langsung tidur. Rencananya besok pagi-pagi jam 7 kami mau ke Kyoto lagi, cuma mau mampir ke bamboo forest.
Tapi ternyata saking capeknya, beberapa nggak sanggup bangun pagi. Badan pegal linu rasanya tulang pada remuk.
Akhirnya, sebagian memilih tinggal di hostel sampai check out. Sebagian lagi ada yang balik ke pusat perbelanjaan semalam karena masih penasaran ada barang yang belum sempat di beli.
Teman yang belanja mengabarkan akhirnya mereka menemukan Toko Three Coins. Banyak pernak pernik lucu khas Jepang. Aku pun akhirnya ikut nitip beliin.
|
Ini nama hostelnya. Recommended banget deh. Hostelnya nyaman. Pilih kamar privat tatami seperti yang kusewa. |
|
Ruang publik saat masih kosong. |
|
Itu tempat buat kopi, mesin minuman dan sebelahnya mesin cuci baju buat yang mau melaundri. Tinggal masukin uang koin 300 yen. |
|
Yang ini dapur lengkap dengan peralatan masak buat yang mau masak. |
|
Tersedia juga kursi ala di kafe. |
|
Itu dia toko kecil yang menjual snack dan nasi Jepang tinggal dihangatkan. |
|
Air kerannya bisa langsung diminum. |
|
Peta kota Osaka dan petunjuk tempat-tempat wisatanya. |
|
Ini dia pernak pernih di Three Coins. Cute banget, kan? |
|
Inilah suvenir yang berhasil aku kumpulkan. |
|
Kaos Jepang buat oleh-oleh bapak.
|
Sambil nunggu chek out jam 11 siang, aku dan temanku yang belum sempat nyobain pakai kimono, akhirnya pakai kimono yang disediakan hostel buat berfoto. Kenang-kenangan kami pernah ke sini.
Setelah itu, kami siap-siap check out. Saatnya kembali ke bandara. Sebelum balik Jakarta, kami mampir Kuala Lumpur dahulu.
Ceritanya di postingan selanjutnya ya.
Goodbye Japan. See you later.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar