Hm, tak terasa sudah di hari pertama tahun baru. Masih ada waktu beberapa hari menikmati Jogja sebelum melanjutkan liburan ke negeri jiran.
Siangnya di tahun baru, 1 Januari 2014, Mbak Nany mengajak kita semua jalan-jalan ke daerah Kaliurang. Kali ini rombongan semakin banyak.
Mbak Nany, aku, Erma dan suaminya, Bulik Tatik, Bulik Pri dan sepupuku lainnya, Risma.
Waah, 1 mobil avanza penuh. Tapi seruu!! Kami jalan-jalan menuju sebuah tempat peristirahatan sekaligus restoran bernama Kampung Labasan Tropical Resort, Jalan Kaliurang, Sleman, Jogjakarta.
Rumah-rumah peristirahatan di Kampung Labasan, Kaliurang |
Mejeng di teras rumah ala Kudus |
Tempatnya asri. Dikelilingi sawah yang masih hijau. Lahannya luas, penuh ditanami berbagai pepohonan yang diberi keterangan nama jenis, dan manfaatnya.
Tempat makannya berupa saung-saung yang mengelilingi kolam ikan lumayan besar. Tersedia juga penginapan berupa bungalow-bungalow dengan bentuk bangunan berbeda-beda. Ada rumah tipe Kudus, Melayu, Badui. Kata petugasnya, semalam sekitar 600 ribu biaya sewanya.
Di bagian paling belakang, masih ada lahan luas yang dibatasi sungai kecil dengan air bergemericik, ada jembatan kayu kecil yang kemudian jadi tempat kami bergaya untuk difoto. (Teteup)
Makanannya khas Indonesia. Katanya pemilik tempat ini orang Lampung, walau pun letaknya di Jogja. Karena itu ada menu sambal tempoyak. Tentu saja kami coba, ingin tahu, seperti apa sih rasanya tempoyak durian.
Ada juga menu berbagai singkong yang diolah dengan bumbu ala Eropa. Seperti Tela bumbu spaghetti, tela bumbu cream keju. Wow, jadi enak rasanya.
Tapi ada juga menu yang mengecewakan. Pesanan kami udang saus tiram ternyata meleset dari yang kami harapkan.
Anyway, untunglah tempat itu nyaman, kami cukup memaklumi kesalahan salah satu menu itu.
Beberapa menu di Kampung Labasan yang tradisional banget |
Berbagai menu minuman tradisional |
Seusai makan, kami kembali ke Jogja, sekaligus mengantarkan sepupuku Risma ke tempat kos barunya. Karena 4 bulan ke depan, dia akan tinggal di Jogja untuk PKL.
Setelah itu, kami kembali ke Janten. Beristirahat, menyiapkan diri esok hari, untuk mengunjungi tempat wisata lainnya.
2 Januari 2014
Tak terasa, sudah tanggal 2 Januari di tahun yang baru. Di hari itu, kami punya kegiatan berbeda-beda. Mbak Nani ke Jogja sejak pagi sendirian. Aku dan Erma istirahat saja. Kami makan siang di warung soto Bulik Pri. Aku memilih makanan khas Janten, namanya kupat tahu. Bumbunya segar. Enak deh rasanya.
Selesai makan kami kembali pulang, sore harinya, Erma mengajakku ke pantai tak jauh dari situ. Namanya Pantai Glagah. Masih terletak di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Kami berboncengan naik motor melalui Desa Glagah.
Ah, kampungku memang luar biasa. Desa Janten diapit dua keindahan alam sekaligus, Pantai Glagah dan Pegunungan Menoreh. Hanya butuh waktu beberapa menit dari desaku menuju pantai ini naik motor.
Pantai Glagah dengan ombaknya yang besar |
Calon dermaga yang disiapkan di Pantai Glagah |
Pemecah ombak berukuran besar terbuat dari beton, disusun satu persatu di sepanjang dermaga |
Jelang senja, pemecah ombak membentuk siluet yang artistik |
Danau air payau tak jauh dari pantai. Salah satu kebesaran alam, danau ini berair tawar. Biasa digunakan untuk latihan perahu dayung, berenang, bisa juga untuk berperahu bagi wisatawan |
Oya, Pantai Glagah juga kusebut-sebut loh dalam novelku JOJOBA, sebagai wujud rasa banggaku pada tempat wisata lokal di kampungku ini ^_^
Desa Janten, Kulon Progo kujadikan setting rumah tokoh Rhea, Plus Pantai Glagahnya ^_^ |
Yuk, kapan-kapan kalau teman-teman ke Kulon Progo Yogyakarta, mampir Pantai Glagah yaaa ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar