Telah terbit, buku terbaruku; "HEART LATTE". Sudah tersedia di semua toko buku Gramedia...
Yuk, dikoleksi, romantisssss deh kisah-kisahnya :)
Judul : HEART LATTE
Penulis : Arumi E
Penerbit : Salang Publisher
Tebal : 206 halaman
Terbit : Mei 2013
Sebelas tokoh menikmati secangkir cappucino yang dihias latte art oleh seorang barista, masing-masing menyampaikan kisahnya di café yang sama, Crown Café.
Karina yang memiliki janji bertemu mantan kekasihnya. Raiya dihadapkan pada pilihan tetap setia pada tunangannya, atau menerima cinta adik tunangannya. Bastian tanpa sengaja bertemu kembali dengan cinta masa remajanya. Sasya yang diam-diam jatuh hati pada bos tampannya. Raysaka yang merasa dikutuk hujan. Digita mengalami déjà vu setelah bertemu lelaki yang sama tiga kali berturut-turut. Ayunda yang memiliki indera keenam. Diandra yang tidak percaya mitos, tertantang membuktikan kebenaran sebuah mitos. Sandra yang resah dituduh menjadi penyebab ibunya jatuh sakit karena tak kunjung menikah.
Terkadang dua insan bertemu untuk saling berpisah, terkadang pula rasa iri bisa membuat seseorang terluka.
Café ini menjadi saksi semua kisah. Kopi racikan Galang sang barista, menemani kesebelas tokoh bercerita. Sampai kemudian di hari kedua belas, tak ada yang menyangka, bahkan sang barista sendiri, secangkir cappuccino dengan hiasan heart latte art yang dibuatnya tepat tengah malam itu adalah hasil karyanya yang terakhir.
oOo
kisah beragam karakter dengan masing-masing masalahnya dalam cinta. Bukan hanya cinta pasangan kekasih, tetapi ada kisah cinta seorang kakak pada adiknya dalam satu panti asuhan, cinta ayah kepada anaknya, cinta seorang bayi kepada ibunya. Semua kisah itu memiliki benang merah yang sama, diawali dengan kehadiran tokoh utamanya di Crown Cafe, bersantai sejenak sambil memesan secangkir cappuccino yang berhiaskan heart latte art. Satu kisah, mewakili satu karakter yang berkunjung ke Crown Café di hari yang berbeda-beda.
Heart Latte Art
Crown Café day #1
Karina memiliki janji bertemu dengan lelaki masa lalunya. Dalam hatinya membuncah harap, mengira lelaki masa lalunya itu mengajaknya bertemu untuk kembali menjalin hubungan mereka yang dulu sempat terputus. Karena sesungguhnya, delapan tahun belum mampu membuat Karina sanggup melupakan Bian. Namun ia kecewa saat melihat Bian datang ke Crown Café tidak sendiri.
“Berhentilah menilai orang lain. Kau juga pasti tak suka kan dinilai oleh orang lain?”
“Berapa kali kubilang, aku tidak menilai, aku hanya menganalisa,” jawabku waktu itu.
“Baiklah, coba kau analisa aku. Menurutmu aku bagaimana?” tanyamu menantangku.
“Hm, kamu tak banyak bicara, kamu lebih suka langsung bertindak. Itu yang membuatku suka kamu,” jawabku lalu tersenyum lebar.
“Okay, memang tidak tepat memintamu menganalisaku. Kamu sudah tahu aku bagaimana,” katamu lagi.
“Kamu kesepian…” lanjutku kala itu.
Wajahmu tampak tercengang.
“Kok bisa-bisanya kamu menuduh aku kesepian?” tanyamu heran.
“Terlihat dari caramu memandangku,” jawabku yakin.
Kemudian kau tertawa. Tawamu yang pertama yang kudengar seharian itu.
~oOo~
Cinta Yang Terpilih
Crown Café day #2
Raiya mengenal baik barista yang meracik kopi di café ini. Ia berteman saat sang barista bekerja di Jogja. Kemudian kisahnya mengalir diawali di sebuah jalan Malioboro. Tentang kegundahan hatinya, karena mencintai adik tunangannya sendiri. Ia disergap dilema. Mungkinkah ia membatalkan pertunangannya bersama Ardian kemudian memilih Rega, adik Adrian?
“Mengapa kau mau aku ajak ke sini, Rai?” tanya Rega aneh.
Aku menatapnya tak berkedip, gusar bercampur sedikit sebal mendengar pertanyaannya itu.
“Maksudmu? Kau yang mengajakku ke sini. Setelah aku mau, kau malah bertanya kenapa aku mau?” alisku sedikit terangkat.
“Kau pasti sadar, aku mengajakmu ke sini bukan sebagai calon kakak iparku,” sahut Rega, tanpa menoleh ke arahku.
Wajahku semakin gusar.
“Lalu, sebagai apa?”
“Aku tak mungkin mengajakmu ke tempat seromantis ini hanya berduaan jika aku menganggapmu sebagai calon kakak iparku. Kau tahu itu kan, Rai?”
~oOo~
Kau, Aku dan Gerimis
Crown Café day #3
Bastian bertemu seorang wanita yang ia yakini adalah gadis yang ia sukai saat remaja dulu. Yang meninggalkannya sebelum ia sempat menyatakan cinta. Namun wanita ini hadir dengan nama yang berbeda, Prulina. Tetapi Bastian yakin, Prulina adalah Hana, gadis yang dicintainya saat SMA dahulu. Hana, yang pergi begitu saja meninggalkannya tanpa penjelasan. Kali ini Bastian tak ingin kehilangan Hana lagi, walau Hana telah menjelma menjadi Prulina.
Aku tertawa kecil,“Itu karena salahmu sendiri,” sahutku.
“Salah kenapa?”
“Kau membuatku jatuh cinta sejak pertama aku melihatmu.”
Kau hanya tersenyum.
“Lalu, kenapa kau tega sekali pergi meninggalkan aku tanpa pesan? Padahal aku satu-satunya yang mau dekat denganmu…”
~ oOo ~
One Fine Day
Crown Café day #4
Sasya merasa Kevra bosnya ini bisa menjadi bos hanya karena ia adalah anak pemilik majalah tempatnya bekerja. Ia menganggap bosnya ini sebagai saingannya karena ia merasa diperlakukan tidak adil. Ia yang telah bertahun-tahun bekerja tidak juga dinaikkan jabatannya, sedangkan Kevra yang baru saja lulus dari luar negeri langsung diangkat menjadi manajer kreatif. Sasya terkejut ketika suatu pagi Kevra datang ke rumah kontrakannya untuk menjemput dan mentraktirnya sarapan. Apakah ini benar-benar terjadi atau hanya khayalan Sasya? Karena diam-diam sesungguhnya ia menyimpan rasa pada bosnya yang menyebalkan itu.
“Sepertinya sekarang aku bisa meramal lewat mimpi,” ucapku pada Kevra seusai menuntaskan nasi uduk bagianku dan meneguh teh manis hangat.
“Ohya? Memangnya kau mimpi apa? Dan meramal apa?” tanya Kevra sembari membersihkan bibirnya dengan sapu tangannya yang berwarna biru tua.
~oOo~
Karma Hujan
Crown Café day #5
Raysaka merasa aneh. Ia yakin telah dikutuk hujan. Ia menjadi sangat kecanduan pada hujan. Jika musim hujan, ia merasa gembira sekali karena bisa bermandikan air hujan kapan saja. Namun saat musim kemarau, ia merasa tersiksa. Tubuhnya lemas jika lama tak terkena hujan. Sampai kemudian ia bertemu seorang anak lelaki lusuh yang tiap kali anak itu muncul, pastilah hujan turun. Raysaka menyebut anak itu sebagai pembawa hujan.
“Ini pertanyaan mudah, Ta. Jawabannya juga mudah,” sahut Raysaka.
“Ini tidak mudah, Ray,” sanggahku.
“Kenapa tidak?”
“Karena…perasaanku padamu tidak hitam putih…” jawabku.
Raysaka tersenyum sinis.
“Jadi, perasaaanmu padaku abu-abu? Atau ada warna lain?”
~oOo~
Déjà vu
Crown Café day #6
Digita yang gundah karena di usianya yang sudah kepala tiga,ia masih saja belum menemukan lelaki yang tepat untuk dijadikan pasangan hidup. Kemudian secara tak sengaja ia bertemu dengan seorang lelaki sebanyak tiga kali. Digita pun sadar, sepertinya ini sebuah takdir. Bertemu dengan seseorang yang sama sebanyak tiga kali tidak bisa dibilang sebagai peristiwa kebetulan biasa.
“Silakan duduk Mbak! Gantian...”
Suara itu berasal dari seorang lelaki yang duduk di kursi paling pinggir di samping aku berdiri. Aku memandanginya agak lama, mendadak kurasakan waktu berhenti untuk sesaat. Momen ini, rasanya kuingat pernah kualami. Deretan kursi yang penuh, aku tak kebagian duduk, lalu seorang lelaki menawarkan kursinya untukku. Rasanya seperti de javu.
~oOo~
Violet
Crown Café day #7
Ayunda bukan wanita biasa, ia memiliki indera keenam. Ia sendiri tak tahu bagaimana ia bisa memiliki kemampuan ini. Namun kemampuannya ini malah membuatnya resah. Ia bisa mengetahui tanda-tanda seseorang akan meninggal.
“Jangan pergi, Mas!” cegahku.
Kupeluk dari belakang tubuh suamiku yang sedang sibuk membereskan barang-barang yang besok akan dibawanya keluar kota.
“Hei, kenapa tiba-tiba kau jadi manja begini? Jangan bilang ini permintaan calon bayi kita, ya?” sahut Raditya, ia membalikkan tubuhnya menghadapku, lalu dibelainya lembut kepalaku.
“Jika memang ini permintaannya?” tanyaku sambil mengerling.
~oOo~
Jasmine Project
Crown Café day #8
Diandra seorang fotografer yang bergaya cuek. Ia juga tak peduli saat semua teman sebayanya sudah menikah sementara dirinya sendiri belum juga ada tanda-tanda akan menuju ke sana. Sampai kemudian ia mulai merasa gundah, saat sadar ia tinggal sendiri sebagai single. Diam-diam ia berniat melaksanakan saran sahabatnya untuk mencuri melati pengantin. Ia namakan msisinya ini adalah Jasmine Project.
Mission is not accomplished! Huft! Segera aku berlalu dari panggung pelaminan pengantin.
“I know what you did, Diandra.”
Sebuah suara berbisik membuatku menoleh cepat. Segera mataku menangkap senyum usil pada seraut wajah menarik. Aih! Aku menggeleng-gelengkan kepalaku hampir tak percaya dengan penglihatanku sendiri. Aku pasti berkhayal. Tapi tidak, seraut wajah yang tidak asing lagi itu masih tetap ada di hadapanku.
~oOo~
Crown Café day #9
Sandra telah mengalami banyak kisah cinta yang gagal. Hingga kemudian ia memilih pasrah tak lagi berusaha mencari cinta. Namun ibunya sakit karena Sandra tak juga menikah. Kenyataan ini membuat Sandra gundah. Sampai kemudian ia bertemu Ferdi, yang tidak seperti kekasih-kekasih masa lalunya.
~oOo~
Pertemuan Terakhir
Crown Café day #10
Ranti janji bertemu dengan kekasihnya di tempat ini tepat pukul tujuh malam. Ini bukan pertemuan romantis, ia berniat ingin memutuskan hubungannya dengan Angga, kekasihnya selama enam tahun ini. Di sisi lain, Angga juga sedang bersiap-siap menuju Crown Café untuk bertemu Ranti. Bagi Angga, ini juga bukan pertemuan romantis. Ia berencana ingin memutuskan hubungannya dengan Ranti, kekasihnya selama enam tahun ini. Kedua pasangan kekasih ini berjanji saling bertemu di Crown Café justru untuk saling memutuskan hubungan satu sama lain.
“Jadi, kekasihmu akan datang terlambat?” tanya lelaki tadi yang ternyata masih belum beranjak dari hadapanku.
Aku tertegun sesaat menatapnya, namun kemudian aku mendapat ide brilian.
“Dia akan terlambat sekitar dua puluh menit. Silahkan duduk saja di sini. Lagipula kekasihku itu sebentar lagi tidak menjadi kekasihku lagi,” jawabku.
~oOo~
Cinta Untuk Putri
Crown Café day #11
Dea menunggu kekasihnya Devan yang berjanji akan menemuinya di sini. Seusai menjadi relawan korban banjir di beberapa bagian Kota Jakarta. Devan adalah seniornya dalam usahanya menjadi relawan. Devan dan Putri adalah dua tokoh dalam hidup Dea yang telah menjadi inspirasi terbesarnya hingga kemudian membuatnya memilih menjadi sukarelawan. Putri adalah sesama penghuni panti asuhan yang telah ia anggap sebagai adiknya sendiri. Walau pun awalnya, Dea sempat merasa cemburu pada Putri yang lebih banyak mendapat perhatian. Namun dalam suatu kejadian menegangkan, Dea rela mempertaruhkan keselamatannya sendiri untuk menolong Putri.
~oOo~
Last Love Latte Art
Crown Café day #12
Galang adalah barista di kafe ini. Dialah yang membuat semua latte art pesanan pengunjung Crown Café. Ia senang dengan pekerjaannya ini. Ia seringkali menganggap dirinya adalah pekerja seni yang senang berkreasi dengan latte. Di hari kedua belas itu, tak ada yang menyangka, bahkan dirinya sendiri, secangkir cappuccino dengan hiasan heart latte art yang dibuatnya tepat tengah malam itu adalah hasil karyanya yang terakhir.
Aku mulai merasa dingin. Aneh, aku membayangkan menyeruput cappuccino hangat racikanku sendiri yang berhias dua lambang cinta di atas permukaannya.
“Double love latte art…”
Itu menjadi ucapanku yang terakhir.
~oOo~
"Heart Latte" sampai Gramedia Sun Plaza Medan ...Yuk, dikoleksi ^_^ |
"Heart Latte" di Gramedia Matraman |
"Heart Latte" mejeng manis di Gramedia Puri Mal. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar