Laman

Rabu, 09 September 2009

Mahluk Manis di Halte Bis


By : Arumi


“Suer deh, Rem. Seram banget! Awalnya hantu itu terlihat manis.”
Remy cuma mesam-mesem mendengar cerita Bubut (Nama aslinya Budi, tapi Bubut pasrah ketika teman-teman satu sekolah memaksa memanggilnya Bubut) tentang pertemuannya dengan mahluk halus di Jembatan Poncol yang letaknya tidak jauh dari sekolah mereka.
“Jadi, sayang kan, kalau gue lewatin begitu saja. Apalagi suasananya sunyi sepi nggak ada mahluk lain, hanya kami berdua.” kata Bubut lagi sambil matanya menerawang mengenang kembali kejadian malam itu.
“Terus, elo pasti ngajak cewek itu kenalan dan minta nomor handphonenya, kan?” tebak Remy.
“Iyalah, kan gue kira memang benar-benar cewek manis.”
“Terus…”
“He..he, ternyata elo tertarik juga ya, Rem. Tumben, biasanya lo paling nggak percaya cerita-cerita hantu.”
“Gue tertarik karena mahluk itu lo bilang cakep. Kalau hantunya ancur kayak elo, nggak gue pikirin deh.”
“Reseh lo, Rem. Nanti kalau elo lihat sendiri baru kelabakan. Pasti bakalan lari terbirit-birit juga. Cewek itu taringnya bisa numbuh jadi panjang banget. Kayak vampir! Seram banget! Kalau gue nggak cepat kabur, darah gue sudah habis dihisap kali!”
Remy bukannya merinding malah tertawa ngakak. Bubut jadi keki berat!
“But, elo memang benar-benar ngaco. Di Indonesia nggak ada vampir. Yang ada katanya sih, sundel bolong, kuntilanak, genderuwo. Hantu model paling baru ada juga suster ngesot. Itu juga nggak perlu ditakutin. Hantunya ngesot gitu, nggak mungkin bisa mengejar kita. Kita tinggal lari juga masih ngesot-ngesot doang.”


Dimuat di tabloid Teen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar