Laman

Senin, 27 Juni 2016

Bedah Buku #LoveinAdelaide dan #LoveinSydney di Madiun

Ini undangan yang mengejutkan dan tak disangka-sangka. Tawaran mengadakan bedah dua novel terbaruku di Kota Madiun.



Tawaran yang sangat menarik, apalagi yang mengundangku mengakomodir semua kebutuhanku untuk ke sana dan selama di sana.

Dengan antusias aku pun tak sabar menunggu Jumat 24 Juni 2016. Sore itu pukul 3 aku berangkat dari Gambir menuju Madiun sendirian. Pertama kali ke Madiun. Di saat bulan Ramadan pula.

Stasiun Gambir
 Sampai di Madiun tepat pukul 01;13 dini hari 25 Juni 2016. Aku langsung dijemput Ally, salah satu panitia, diantar menuju hotel Mataram Madiun. Aku langsung berusaha tidur. Karena tak lama harus bangun sahur. Pukul 03:00 pegawai hotel sudah mengetuk pintu mengantarkan makanan sahur. Nasi goreng, telur ceplok dan segelas teh manis.



Uai shalat subuh aku punya kesempatan untuk melanjutkan istirahat sampai pukul 1 siang. Lalu langsung check out sekalian ke tempat acara. Jl. Slamet Riyadi, di Garden Kitchen.


Aku menceritakan pengalamanku menulis dari awal hingga akhirnya sekarang sudah banyak novelku yang terbit.




Di akhir perbincangan, teman-teman yang datang diberi kesempatan bertanya. Dua pertanyaan paling menarik mendapat hadiah buku bertandatangan.

Kemudian aku berikan 3 pertanyaan. Untuk yang bisa menjawab masing-masing mendapat sebuah buku juga.




Senang sekali ada satu pembaca Tahajud Cinta di Kota New York yang datang jauh-jauh dari kota kabupaten. Kebetulan pertanyaan dari pembaca bernama Nadia ini aku pilih untuk mendapat sebuah buku. Dan kebetulan juga buku yang aku berikan adalah "Hatiku Memilihmu" yang memmang sudah dia incar. Sungguh kalau rezeki nggak ke mana yaaa ^_^


Nadia, datang jauh-jauh untuk bisa ketemu denganku. Senang banget :)


Diantar ke Stasiun, dibelikan pleh-oleh. Foto dulu sebelum berpisah :)

Pukul 04;45 aku sudah sampai di Stasiun Gambir lagi. Kunjungan yang benar-benar singkat ke Madiun



Rekaman bedah buku 2 novelku






Jumat, 24 Juni 2016

Nicholas Saputra dan Pelestarian Gajah Sumatra



Minggu, 19 Juni. Akhirnya, saatnya aku bertemu Nicholas Saputra. Benar-benar nggak sangka. Ada kesempatan untuk bertatap muka langsung dengan aktor Indonesia idolaku ini.

Kusebut ini berkah Ramadan.

Photo by European Union in Indonesia
Itu aku ikut terfoto ^_^

Deg deg an menunggu saatnya tiba bertemu muka dengan Nicholas Saputra yang terkenal misterius. Akhirnya menjelang acara dimulai, aku pun melihat Nico. Hm, aslinya ternyata lebih ganteng daripada di foto. Cool nya tetap sama seperti imej yang selama ini terlihat di beberapa video tentangnya.
Buru-buru deh milih tempat duduk bagian depan, supaya bisa jelas melihat Nico.

Talkshow yang dimaksudkan untuk mengenalkan pada kalangan luas pentingnya mendukung pelestarian gajah Sumatra, seluruhnya full dalam bahasa Inggris. Nico sangat fasih berbahasa Inggris, walau ada satu momen lucu saat Nico kesulitan menemukan bahasa Inggris dari menghalau akhirnya dia menyebut "ngusir". Alasannya, nggak ketemu-ketemu karena sudah mulai haus. Momen itu cukup mencairkan suasana. membuat audiens yang sebagian besar perempuan dan tampaknya fans berat Nico pun tertawa merasa terhibur.

Awalnya berharap bisa minta tandatangan Nico, plus pengin banget memberikan satu novelku yang terinspirasi dia. Tapi melihat pengunjung yang banyak banget, sepertinya agak berat untuk terwujud nih ...





Photo by European Union

Acara ini intinya adalah ingin mengenalkan pada masyarakat tentang nasib gajah Sumatra. Nico sudah tertarik melindungi gajah sejak 10 tahun lalu.

Saat ini populasi gajah semakin menyusut. Penyebabnya karena adanya virus yang kerap menyerang anak gajah yang baru berusia hitungan bulan. Sampai saat ini virus itu belum ditemukan obatnya. Jika ada anak gajah yang terkena virus itu, mahout (sebutan untuk pawang gajah) hanya bisa pasrah. Mereka akan merasa sangat kehilangan karena sudah merawat si anak gajah sejak kecil bahkan ada yang sejak baru lahir.




Uni Eropa untuk Indonesia sangat mendukung gerakan pelestarian gajah Sumatra. Untuk itu mereka mengadopsi anak gajah yang kini berusia 9 bulan diberi nama EROPA.

Nico bilang Eropa ini cute banget, karena badannya lebih kecil dari gajah Sumatra umumnya. Nico berpesan, untuk menunjukkan rasa peduli lingkungan, nggak harus semua orang jadi aktivis. Tunjukkan kepedulianmu pada lingkungan dengan jangan membuang sampah sembarangan, memilih naik bus atau kendaraan umum massal lainnya, hemat air dan energi untuk mengurangi pemanasan global. 

Mari bersama mengabarkan pada dunia, gajah salah satu binatang yang butuh perhatian, selain hewan-hewan Indonesia lainnya seperti orangutan, badak, harimau.



Agak menyesal nggak bawa kamera khusus. Gambar dari HP terlihat kurang tajam


Ini dia video kampanye perlindungan gajah Sumatra yang dibintangi dan diproduseri sekaligus oleh Nicholas Saputra

Menonton ini cukup sedih mengetahui nasib gajah Sumatra. Yuk, peduli pada kelestarian habitat mereka



Kenang-kenangan di IFI

Berfoto bersama maskot JaGAjah


Ada Mas Nico di belakang kami

Photo by Nunik Utami. Ganteng kaaaan

Ini rekaman acara kemarin buatanku. Amatir saja. Lumayan buat kenang-kenangan bisa nonton berulang-ulang penjelasan Mas Nico ^_^




Senin, 20 Juni 2016

Buka Puasa Bareng Nicholas Saputra #jaGAjah

Seperti yang pernah aku ceritakan sebelumnya, aktor Indonesia favoritku adalah Nicholas Saputra. Apalagi setelah menonton AADC2, kesukaanku padanya makin menjadi. Karenanya saat mendapat info ada kompetisi berhadiah buka puasa bareng Nicholas Saputra, aku pun nggak menyia-nyiakannya.

Siapa kira, ternyata aku terpilih sebagai salah satu pemenang. Senangnya bukan main. Setelah sekian lama hanya bisa mengagumi Nico dari menonton film-film dan melihat foto-fotonya, akhirnya aku berkesempatan melihat langsung sosok Nico.

Nggak sangka namaku bersanding dengan nama Nicholas Saputra
 Aku menang melalui jalur kuis di fan page Uni Eropa Indonesia. Padahal aku sudah mengirim banyak meme tentang Gajah. Walau sudah menang, karena aku masih punya ide beberapa meme lagi, maka aku pun tetap mengirimkan meme. Ini di antaranya :












Nico, kepala konservasi Gajah Sumatra, dan duta besar Uni Eropa

Agak menyesal nggak bawa kamera khusus. Gambar dari HP terlihat kurang tajam



Sabtu, 18 Juni 2016

On Air #AroundTheWorldWithLoveSeries batch 2 di 94.7 UFM

Bulan ini memang bulan yang padat promosi novel baru kami, yang tergabung dalam seri Around The World With Love.

Kamis, 16 Juni, aku dan Mbak Irene Dyah berkesempatan ngobrolin tentang novel-novel kami di 94.7 UFM Jakarta.


Mas Tony Thamrin yang menjadi host kali ini membawakan acara dengan asyik. Seru jadinya. Semoga ada di antara teman-teman yang mendengarkan yaa 

Mas Tony ini benar-benar membaca buku-buku kami, sehingga tahu dengan pasti seperti apa ceritanya.







Aku menjelaskan cerita Love in Adelaide dan
Love in Sydney

Selain menceritakan latar belakang terbitnya label seri around the world with love, menceritakan juga apa tema yang aku usung di novelku Love in Adelaide dan Love in Sydney. Begitu juga dengan Mbak Irene Dyah berceita serunya kisah dalam dua novelnya Love in Marrakech dan Love in Blue City.

Setelah itu ada bagian kami membacakan peran di novel. Mas Tony berperan sebagai Zach, aku sebagai Aleska. Begitu juga giliran Mbak Dyah bermain karakter, Mas Tony menjadi Haikal, Mbak Irene menjadi Nada. Ini asyik banget, pendengar jadi punya gambaran seperti apa kira-kira dialog-dialog yang ada di novel ini.

Aku jadi sering ketawa

Mbak Irene Dyah ngomongin Love in Marrakech
dan Love in Bue City