Laman

Minggu, 15 Mei 2016

Backpacker stories part 2 : Menyusuri Cu Chi Tunnel, Vietnam

Hari ke-2 di Vietnam.

Kami memulainya dengan sarapan di hostel. Aku memilih menu roti khas Vietnam yang mirip roti Prancis, dengan telur dadar. Minumnya kopi Vietnam. Ya, aku mau nyobain. Kopi Vietnam yang top itu seperti apa rasanya.


Enaknya di hostel, suasananya bagai rumah kos-kosan. Kami makan bersama turis lain yang juga menginap di sini. Umumnya anak-anak muda dari berbagai negara. Saat sarapan itu, beruntung di hadapan kami sarapan juga cowok asal Belanda yang super ganteng. Dengan mata biru gelap. Dia tersenyum ramah dan menyapa kami. Lalu kami mengobrol. Oke, aku simpan dia sebagai salah satu karakter di novelku kelak ^_^.

Ah, backpackeran ternyata memang menyenangkan ... bagiku, ini bukan liburan, tapi perjalanan. Menambah wawasan dan membuka pikiran.

Usai sarapan, kami bergegas memulai tur kami hari itu, menuju Cu Chi Tunnel yang lumayan jauh dari kota. Sekitar 60 km, akan memakan waktu 1.5 jam perjalanan. Kami pergi bersama rombongan turis lain dalam sebuah large van. Aku tidak menghitung jumlah kami, tapi sepertinya ada belasan orang.

Sepanjang perjalanan, guide kami bercerita tentang Vietnam dan Kota Ho Chi Minh. Kebetulan guide yang bernama Nim itu duduk di sebelahku. Aku manfaatkan untuk bertanya lebih jauh tentang Vietnam. Siapa tau bisa jadi bahan tulisanku selanjutnya kan? ;)

Setengah perjalanan, van kami berhenti di sebuah pusat kerajinan yang pengrajinnya para penyandang disabilitas. Sekaligus jika ada yang mau ke kamar kecil dipersilakan di sini.






Ini nomor van yang membawa rombongan kami

Setelah perjalanan cukup lama dan sempat terkantuk-kantuk, sampai juga kami di Desa Cu Chi. Pernah nonton film perang Amerika lawan Vietkong? Vietkong itu pasukan gerilya Vietnam yang karena taktik menciptakan terowongan sepanjang kurang lebih 200 meter, plus banyak jebakan-jebakan, pasukan Amerika sulit mengalahkan mereka.

Aku tahu pasukan Vietkong dari film perang yang pernah kutonton.

Diberi penjelasan tentang Chuci Tunnel dan menonton film dokumentar tentang vietkong

Salah satu jebakan yang dibuat tentara vietkong

Jebakan rahasia Vietkong
Pintu masuk lainnya

Diorama seukuran manusia asli

Sisa tank tentara Amerika

Beragam jebakan yang ngeri-ngeri



Di antara daun-daun kering itu, ada pintu masuk menuju ruang bawah tanah
tempat pasukan Vietkong bersembunyi

Salah satu lubang masuk tunnel yang disamarkan. Hanya tentara Vietkong yang tahu,
pasukan Amerika tidak tahu

Ukurannya pas banget dengan tubuh langsing. 

Seperti ini cara masuknya, lengan diangkat ke atas

Tadaaa! Lubang masuk kembali tertutup, tidak terlihat

Pemandu memperlihatkan kepada kami salah satu pintu masuk menuju terowongan bawah tanah tentara Vietkong. Ukurannya kecil sekali. Hanya pas untuk satu orang bertubuh langsing. Ada teknik khusus cara masuknya. Buka pintu kayu lepasan, turun terlebih dulu, letakkan daun-daun kering di atas pintu seperti lingkungan sekitarnya. Lalu angkat pintu ke atas kepala, hingga kedua lengan lurus ke atas, lalu turun perlahan hingga semua tubuh masuk ke dalam terowongan. Pintu pun kembali menutup lubang dan tak akan terlihat oleh musuh.

Banyak turis yang mencoba masuk ke dalam, tapi aku tidak. Takut nggak muat :D






Masih banyak ragam pintu masuk ke terowongan bawah tanah. Di sini pun ada tempat pembuatan senjata pasukan Vietkong. Lengkap dengan robot berbentuk manusia yang benar-benar bisa bergerak seolah sedang bekerja membuat peluru. Waah, hebat!




Persedian peluru tentara Vietkong

Buat yang mau nyobain menembak bia di sini.
Tapi aku sayang uangnya kalau dibeliin peluru.
Mending buat beli es krim :)



Seperti inilah terowongan bawah tanah tempat persembunyian
dan gerilya tentara Vietkong



Setelah hampir dua jam berkeliling tempat ini, kami pun kembali ke Ho Chi Minh City.
Sampai di kota pukul 3 sore.


Di dalam pasar Ben Thanh



Kami mampir ke Ben Thanh Market. Lalu kembali makan siang di Jalan Nguyen An Ninh.



Kali ini kami mencoba restoran halal lain. Aku pun akhirnya mencoba makanan khas Vietnam, PHO. Melihat penampilannya pertama kali, aku mengira sejenis soto. Tapi ternyata rasanya beda. Sama-sama enak. Pho ini semacam kwetiaw tapi tipis dan langsing lalu diberi kuah. Ada dagingnya bisa ayam atau daging sapi.


Ini lah Pho

Setelah makan kami kembali ke Hostel. Beristirahat sejenak. Sesudah maghrib kami keluar lagi menyusuri jalanan Kota Ho Chi Minh mulai mencari oleh-oleh kopi Vietnam yang terkenal dan suvenir.


Sabtu, 14 Mei 2016

Backpacker stories part 1 : Jalan-jalan ke Ho Chi Minh, Vietnam

Aku memang nekat. sejak dulu memang punya mimpi jalan-jalan ke luar negeri. Tapi selama ini aku berpikir biaya traveling ke luar negeri itu mahal. Nggak bakal terjangkau.

Siapa menduga, temanku yang seorang backpacker menawarkan ikut dengannya traveling ke 3 negara sekaligus. Vietnam, Kamboja dan Malaysia. Semula aku menolak, terbayang pasti butuh biaya besar. Temanku meyakinkan bahwa perjalanan ini low budget. Di bawah 6 juta sudah bisa jalan-jalan ke 3 negara selama 7 malam 8 hari. Ah, mungkinkah?

Aku percaya saja dengan temanku yang sudah berpengalaman backpackeran itu. Kami berangkat dari Jakarta berlima. Naik pesawat Air Asia pukul 8 malam, sampai di Kuala Lumpur pukul 11 malam. Lalu kami bermalam di bandara KLIA, keesokannya pukul 6 pagi, perjalanan berlanjut langsung ke Ho Chi Minh City.

Backpackeran tapi bawanya koper :D
Cukup koper kecil yang muat di kabin

Siap-siap berangkat

Tersedia air minum langsung dari keran di ruang
boarding terminal 3

Menginjakkan kaki di KL lagi ...

Love in Sydney mejeng dulu di KLIA ^_^
Sekitar setengah sembilan pagi kami sudah sampai di Ho Chi Minh, Vietnam. Wah, negara ke-3 yang aku kunjungi. Masih wilayah Asia Tenggara.


Sampai juga di Ho Chi Minh



Dari bandara, kami memilih cara hemat lagi. Naik bus menuju hostel. Ya, kami sudah booking hostel. Bukan hotel yaa ... hostel ini satu kamar terdiri dari 6 tempat tidur. Berupa 3 tempat tidur bertingkat. Harga sewanya sangat terjangkau. Satu orang $6.5 sudah termasuk sarapan.


Sepanjang jalan menuju hostel, banyak terpasang bendera lambang palu arit. Ya, karena Vietnam memang negara komunis. Tapi ternyata, banyak lho wisatawan berhijab yang datang. Aku duga berasal dari Malaysia dari logat bicaranya. Berarti aku punya banyak teman sesama muslimah berhijab di sini, yang artinya semoga mudah dalam mencari makanan halal di kota ini.

Agak berliku menemukan hostel kami. Setelah turun di terminal bus, kami berputar-putar dan baru pukul 12 siang kami menemukannya! Setelah melepas lelah, pukul 4 sore kami mandi, lalu bersiap mulai berkeliling Ho Chi Minh. Dan ternyata, terminal bus tempat kami datang tadi nggak jauh dari hostel! cuma sekitar 600 meter. Wuaaah, ternyata tadi kami berputar-putar jauh sekali.


Hostelnya seperti rumah biasa, tapi nyaman banget dan bersih
Sewanya per orang pun murah masih ditambah sarapan



Setelah istirahat sebentar di hostel, lalu mandi, sekitar pukul 4 sore kami keluar hostel. Kami akan menjelahi kota dengan berjalan kaki. Pertama, ke Ben Thanh Market.



Kendaraan tradisional Vietnam yang sudah dilarang beroperasi, hanya sebagai pajangan


Lalu lintasnya padat juga, nyamain Jakarta
Kami menukar uang ke mata uang dong di toko emas yang banyak terdapat di daerah ini.



Sebelum jalan-jalan, kami mencari makan dulu. karena sejak sampai di kota ini kami belum sempat makan lho. Tak jauh dekat Ben Thanh Market kami menemukan satu jalan yang dipenuhi dengan restoran muslim di kanan kiri jalan. Bahkan ada toko yang menjual pakaian muslim. Dari bahasanya, kami menebak pemiliknya berasal dari Malaysia.









Di Vietnam, tapi milih menunya mie Thailand ^_^







Selesai makan, kami melanjutkan perjalanan, mencari balai kota dan patung presiden yang menjadi salah dua dari ikon wisata di Ho Chi Minh.

Berhenti dulu di depan Ben Thanh Market. Cukup indah berhias lampu-lampu di malam hari.


Mejeng dulu di seberang Ben Thanh Market
Baru sadar, saat itu malam minggu. Pantas saja lalu lintas sangat padat. Di sini, menyeberang jalan itu butuh keberanian. Lampu lalu lintas sepertinya tidak terlalu berlaku. Selama di sini, kami malah tidak melihat polisi lalu lintas. Jadi, tak mungkin menunggu jalanan kosong untuk menyeberang. Kami harus nekat, memberi tanda akan menyeberang dengan tangan, lalu kami berjalan beriringan perlahan.




Kami terus berjalan mencari alun-alun kota. Patokannya gedung tertinggi yang terlihat puncaknya. Hingga akhinya kami sampai di ujung jalan tepat pukul sepuluh malam. Ternyata itu adalah sungai. Kami beristirahat sebentar meluruskan kaki, menikmati angin semilir sambil memandangi sungai yang gelap.


Jalan kaki entah berapa kilometer. Jauuuh, hingga sampai di sungai ini. Istirahat sebentar,
 sebelum lanjut jalan kaki lagi ke alun-alun kota.

Setelah istirahat beberapa menit, kami melanjutkan perjalanan. Rencananya ingin pulang lewat jalan lain, ternyata jalan itu menuju alun-alun kota yang sejak tadi kami cari.

Nggak sangka, lewat jam sepuluh malam, alun-alun kota masih dipenuhi warga. Di sinilah kami melihat bagian modern dari Ho Chi Minh City.

Di alun-alun luas itu yang hanya diperbolehkan untuk pejalan kaki, ada beberapa kerumunan yang ternyata adalah anak-anak muda Vietnam yang mempertunjukkan kebolehannya battle dance. Gaya mereka sudah sangat modern. Rambut dicat pirang, pakaian ala hip hop.

Jam sepuluh lewat masih ramai begini jalanan Ho Chi Minh City

Patung Presiden


Balai kota

Alun-alun kota yang ramai banget

Video perjalananku ke 3 negara ini ^_^

Jumat, 06 Mei 2016

Novel roman Islami terbaru : LOVE IN SYDNEY

Selamat bulan Mei ... hari ini tanggal 6 ... hari di mana usiaku bertambah.

Setelah akhir bulan lalu dan awal bulan ini melalui perjalanan menakjubkan ke Malaysia, Vietnam dan Kamboja, kini bersiap berkarya lagi. Nanti bakal aku share deh pengalamanku traveling ala backpacker yang seruuuuu banget!

Untuk saat ini, aku ingin menyampaikan kabar gembira. Segera terbit novelku terbaru "LOVE IN SYDNEY". Ini merupakan lanjutan dari #Lovein Adelaide. Buat yang penasaran pengin tahu kisah Zach Mayers selanjutnya, yuuuuk diserbu yaaa ^_^




Seri ke-2 Around the World with Love.

LOVE IN SYDNEY

Zach Mayers memutuskan memulai hidup baru di Sydney, meninggalkan keluarganya di Adelaide, membangun karier baru sambil menyembuhkan rasa kecewa.

Maura Tafana melarikan diri ke Sydney, meninggalkan nama besar dan hidup mapannya di Indonesia, bersembunyi di balik topi lebar dan kacamata hitam.

Keduanya bertemu dalam suatu perjalanan sehabis hujan. Meninggalkan kesan mendalam yang mengantarkan pada pertemuan-pertemuan selanjutnya.

Maura yang aneh tampak ketakutan tiap kali bertemu orang dari Indonesia, membuat Zach curiga ada sesuatu yang dirahasiakan gadis itu. Keanehan ini juga yang membuat Zach terkena masalah. Lalu muncul gadis lain berwajah mirip Maura, Maghali Tifana, yang terlihat lebih masuk akal. Dua gadis kembar dengan penampilan dan sifat berbeda ini menjerat Zach dalam dilema cinta segitiga.

Pertanyaan besar pun menuntut jawab: mana yang patut Zach perjuangkan; Maura atau Maghali? Sanggupkah yang tak terpilih merelakan keadaan?

*Ukuran: 13,5 x 20 cm
*Tebal: 240 halaman
*No. Produk: 616202026
*ISBN: 978-602-03-2857-7
*Harga: Rp58.000,00

Book trailer Love in Sydney

Buat yang mau pesan langsung ke aku silakan email saja ke rumieko@yahoo.com yaaa. Ada diskon 15% dan bonus pin cantik untuk 30 pembeli pertama :)