Laman

Rabu, 24 Desember 2014

Review Film : Pendekar Tongkat Emas

Ini adalah film yang paling kunanti-nantikan sepanjang tahun ini, karena sudah gencar diberitakan sejak baru persiapan syuting. Yang bikin aku pengiiin banget nonton apalagi kalau bukan karena pemainnya Nicholas Saputra, aktor Indonesia favoritku. Selain itu, rasanya sudah lamaaaa sekali nggak melihat aksi Mas Nico di layar lebar.

Semula aku berharap bisa beruntung mendapat kesempatan nonton premiere filmnya, lumayan kan bisa ketemu Nico langsung. Tapi apa daya, nggak beruntung menonton premierenya, akhirnya nonton sendiri saja deh di studio XXI terdekat dari rumah, di Puri Mal Jakarta Barat.

Aku memilih menonton di hari senin tanggal 22 Desember di jam pertama pukul 12.15. Harapanku supaya nggak perlu antri lama, karena bertepatan dengan liburan anak sekolah, pasti mal bakal penuh deh.

Mungkin karena jam pertama, penonton nggak terlalu penuh, tapi lumayan deh, kudoakan film Pendekar Tongkat Emas ini sukses banyak penontonnya.

Wah, akhirnya dapat tiketnya ^_^
Posternya aja keren, apalagi filmnya ^_^

Film dibuka dengan hamparan pemandangan indah, tentunya dari yang kubaca aku tahu tempat syuting film ini di tanah Sumba, walau di dalam film diceritakan sebagai negeri antah berantah.

Dimulai dengan Cempaka guru silat wanita yang diperankan aktris senior Christine Hakim yang seperti biasa aktingnya cemerlang. Guru Cempaka memperkenalkan satu persatu murid-muridnya kepada penonton.

Awal cerita berjalan agak lambat, walau menyuguhkan adegan pertarungan dalam kompetisi yang diadakan tiap tahun. Cempaka melarang murid-muridnya untuk ikut dalam kompetisi itu, dia hanya mengirim muridnya yang paling senior, Biru dan Gerhana untuk mengucapkan selamat kepada perguruan silat yang menjadi pemenang.

Biru dan Gerhana adalah anak musuh Cempaka yang kemudian dijadikan murid untuk menebus kesalahannya. Kesabaran Biru dan Gerhana akhirnya habis juga saat Cempaka ternyata menyerahkan tongkat emas sakti untuk Dara, padahal Biru sudah yakin sekali, dialah yang akan meneruskan memegang tongkat emas itu. Tentu saja Biru dan Gerhana tidak diam saja menghadapi kenyataan Dara yang mewarisi tongkat emas itu. Biru dan Gerhana  berusaha merebut tongkat emas itu dari Dara.

Sejujurnya, aku nggak sabar menunggu kemunculan tokoh yang diperankan Nicholas Saputra, hehehe. Penasaran, seperti apa sih sosok Elang di film ini.

Setelah sabar menunggu, dan disuguhkan akting Reza Rahardian sebagai Biru yang brilian seperti biasanya, akhirnya muncul juga sosok Elang.

Karakter Elang mengingatkan aku pada karakter Rangga di film AADC, menurutku bukan karena Nico nggak bisa move on dari karakter perdananya dulu, tapi kenyataannya kali ini Nicholas Saputra memang diberikan peran yang nggak berbeda jauh dengan perannya dulu sebagai Rangga. Sosok lelaki misterius, nggak banyak omong, cool, menyimpan rahasia masa lalu, tapi sebenarnya berilmu tinggi. Karakter seperti ini memang paaaas banget diperankan Nico yang sepertinya memang cool beneran. I love it. Langsung jatuh cinta ^_^

Dalam film ini, misterius banget deh siapa sosok Elang sebenarnya, pelan-pelan penonton akhirnya tahu, siapa sesungguhnya Elang. Elang juga dihadapkan pada dilema antara menolong Dara atau melanggar sumpahnya.

Ada kemunculan sekilas tapi berarti Prisia Nasution sebagai Cempaka muda dalam adegan kilas balik dan Darius Sinathrya sebagai ... ah, nonton sendiri aja yaaa :D

Reza Rahardian menurutku sukses memerankan sosok Biru, seorang pendekar yang ambisius ingin menjadi pendekar silat terhebat di dunia persilatan. Rela melakukan apa saja, dengan cara licik dan kejam sekali pun demi memenuhi ambisinya. Kuakui, Reza aktor yang selalu sukses memerankan karakter apa saja. Jadi penjahat pun bisa terlihat menyebalkan, tanda dia berhasil lebur dalam karakter yang diperankannya.

Sementara Eva Celia sebagai Dara, mampu menunjukkan tokoh Dara yang memang belum terlalu mahir dalam ilmu bela diri, belia dan belum banyak pengalaman.

Yang juga menarik perhatian adalah tokoh Angin yang mengingatkan aku pada aktor silat cilik Hongkong yang sering menemani Bobo Ho, tapi aku lupa namanya ^_^

Adegan perkelahian cukup bagus, mengingat semua pemeran bukanlah ahli bela diri asli. Walau aku pernah nonton salah satu wawancara Nico katanya Nico hobi bela diri juga?

Memang belum bisa dibandingkan dengan film silat Hongkong, tapi untuk ukuran film Indonesia, aku memberi penghargaan setinggi-tingginya dengan keberanian Mira Lesmana dan Riri Reza untuk membuat film bergenre silat seperti ini. Sungguh bagai oase di antara film-film Indonesia yang nyaris seragam.

Kelebihan utama film ini, tentunya sinematografinya yang spektakuler, meng-ekspose keindahan tanah Sumba, sekaligus memperkenalkan tenunnya dalam wardrobe pemain-pemainnya. Ini adalah kelebihan Mira Lesmana dan Riri Reza lainnya, selalu memanfaatkan karya film mereka untuk juga mempromosikan potensi keindahan salah satu wilayah Indonesia, menyusul kesuksesan mengangkat nama Belitong dalam Film Laskar Pelangi.

Semoga dengan adanya film ini, wisata ke tanah Sumba menjadi semakin maju, banyak yang tertarik datang ke sana. Tur wisata ke tempat syuting film Pendekar Tongkat Emas bisa menjadi daya tarik wisatawan berkunjung ke tempat ini.

Cerita film ini diakhiri menggantung, sangat terbuka untuk dibuat sekuelnya. Mungkin suatu saat nanti Mira Lesmana dan Riri Reza berniat membuat lanjutan film ini. Tentunya aku akan senang sekali karena bisa melihat aksi Nicholas Saputra lagi ^_^.

Oya, karena promosiku tentang film ini ke adikku, esok harinya adikku juga menonton film ini bersama kekasihnya.

Tiket adikku dan kekasihnya ^_^



Yang belum nonton film ini, yuk buruan nonton. Rugi deh kalau nggak nonton di bioskop. Karena pemandangan alamnya yang spektakuler dan adegan silatnya lebih menarik jika ditonton di bioskop yang berlayar lebar.

Oya, ada satu yang menurutku kurang, aku mengira lagu soundtrack film ini "Fly My Eagle" yang dinyanyikan Anggun C. Sasmi akan diperdengarkan di akhir film mengiringi subtitle, tapi setelah kutunggu hingga subtitle habis, ternyata nggak ada vokal Anggun C. Sasmi menyanyikan ost film ini :(

Anyway, aku doakan film ini bertahan di bioskop hingga Januari, kalau masih ada aku pengin nonton lagi deh.

Salam buat Nicholas Saputra yaa, eh, Elang ... fly my eagle fly ... ^_^

Oya, aku pengin sedikit norak-norak bergembira ah. Akhirnya mentionku di-RT Nicholas Saputra. Waah, senangnya bukan main. Walau cuma di RT doang ^_^




Rabu, 17 Desember 2014

Catatan dari acara KPP 2014 Gagas Grup


Ada yang berbeda dalam acara kumpul pembaca dan penulis tahun 2014 ini. Bedanya? Tahun ini, novelku terbit pertama kali di Gagas Media, berjudul "Monte Carlo". 

Jika tahun sebelumnya aku tidak bisa ikut karena satu dan lain hal, tahun ini aku usahakan datang. Walau aku tidak ikut mengisi acara, tapi aku tertarik menjadi peserta untuk sesi Hypnotic writing.

Jadilah hari Sabtu 13 Desember kemarin aku datang ke Promenade Pejaten. Kuakui, acara KPP ini memang ide brilian sekali. Hebat deh semua kru Gagas Grup punya ide bikin acara seseru ini. Begitu banyak kegiatan yang sangat bermanfaat bagi pembaca dan siapa pun yang tertarik dengan dunia kepenulisan. Dilaksanakan seharian dari pagi hingga malam dengan masing-masing acara bisa dipilih peserta.

Mengenai hypnotic writing, aku tertarik karena aku pengin bisa menuliskan kata-kata yang bisa menghipnotis pembaca. Selain berharap sang master hipnoterapi bisa mensugestiku menjadi lebih kreatif, rajin, disiplin dan hal-hal positif lainnya.


Sesi Hypnotic writing ini dipandu oleh seorang master hypnotherapi Kang Asep Herna. Beliau menjelaskan, bahwa menurut penelitian, di dunia ini ada tiga kategori manusia. 

Pertama yang mudah disugesti ada sebanyak 10% dari populasi dunia. 

Kedua, manusia moderat yang terkadang mudah disugesti, kadang nggak gampang, kelompok ini ada 85%

Ketiga kelompok yang sulit disugesti, ada sebanyak 5% saja.

Kang Asep Herna kemudian mengajak untuk mengetes diri kami masuk kategori yang mana. Ada tiga tes sederhana, yang dari hasilnya bisa diketahui masing-masing dari kami masuk kelompok mana.

Tes pertama kami diminta meletakkan jari telunjuk tepat di depan wajah kami berjarak 20 cm. Kemudian Kang Asep mulai mengucapkan kata-kata sugestif yang berusaha membuat kami yakin jari telunjuk kami semakin mengeras seperti baja. Beberapa peserta benar-benar tidak bisa membengkokkan jari telunjuknya. tapi aku, bisa dengan mudah. Tes pertama itu jelas menunjukkan aku tidak berhasil dihipnotis.

Tes kedua, kami merentangkan tangan kanan ke depan, lalu diminta memandangi pergelangan tangan kami. Kang Asep mengucapkan lagi kata-kata sugestif yang dapat membuat kami yakin pergelangan tangan kanan kami itu menjadi keras dan tidak bisa dibengkokkan. Beberapa peserta benar-benar tidak bisa membengkokkan pergelangan tangannya, sementara aku tetap bisa. Wah, aku gagal lagi dihipnotis.

Tes ketiga, kami diminta menutup mata, lalu diiringi lagu rileks, Kang Asep menyampaikan lagi kata-kata sugestif membuat kami merasa kelopak mata berat sekali hingga tak bisa dibuka. Beberapa peserta benar-benar nggak bisa membuka matanya sebelum akhirnya dihilangkan hipnotisnya oleh Kang Asep. Tapi aku? wuaaah, mataku dengan gampangnya bisa dibuka. Untuk ketiga kalinya aku gagal dihipnotis.

Dari beberapa peserta yang mudah dihipnotis, hanya ada dua peserta yang bersedia disisipkan sugesti ke alam bawah sadar mereka oleh Kang Asep agar selalu merasa bahagia, berpikir positif dan merasa sehat.


Dua peserta yang mudah disugesti bersedia dihipnotis Kang Asep jadi lebih bahagia.
Enaknyaaa ^_^


Setelah selesai mengikuti acara hypnotic writing yang seru banget dan menambah wawasanku, aku kemudian ikut sebentar ke acara empowering dengan menulis. Bertemu Mbak Elly editor Bukune yang menangani novelku yang akan terbit awal tahun depan. Waah, senang banget saat Mbak Elly bilang covernya sudah jadi.

Tapi kemudian aku ke acara lain, yaitu acara yang dipandu oleh komikus top Bukune dan Pemred Bukune. Peserta dijelaskan tentang membuat karakter untuk dibuat komik. Kalau kami punya ide, kami boleh menyampaikan ide kami untuk dibuat komik ke Bukune. Asyik ya? Naskah cerita romantis juga boleh lho. Kapan-kapan aku mau kirim aah :)

Pemred Bukune dan komikus top Bukune menjelaskan cara bikin karakter
komik yang melekat di benak

Seusai acara ini, aku masih sempat ikut acara Mbak Elly sebagai editor novel horor yang memutarkan film-film horor Indonesia. Wuuuiiiiihm sereeemnyaaa. Lalu dilanjutkan dengan acara talkshow dari penulis-penulis novel horor bukune.

Acara rehat untuk shalat maghrib dan isya. lalu dilanjutkan lagi pukul setengah delapan ke acara yang paling ditunggu-tunggu. Author on stage. Penulis-penulis dari Gagas grup beraksi di panggung yang disediakan. Ada yang membaca puisi, bernyanyi, nyanyi sambil main gitar, membaca bab awal novel barunya, ada yang stand up comedy. Waah, seru banget deh.

Aku senang banget akhirnya bisa bertemu langsung dengan penulis-penulis Gagas dan Bukune yang sudah lebih dulu novel-novelnya terbit di sana. Ada Sefryana Khairil, Mbak Prisca Primasari, Orizuka, Christina Juswar, dan banyak lagi lainnya deh.

Penulis Bukune membaca puisi karyanya sendiri

Mbak Prisca nyanyi lagu Moon River sambil main gitar. Keren yaa ^_^

Sefryana Kahiril membacakan bab awal novel terbarunya

Setiap penulis mendapat topi ini, termasuk aku. Keren yaa. Alhamdulillah ^_^

Sebenarnya, keesokan harinya, Minggu 14 Desember 2014 masih ada banyak acara lain yang nggak kalah seru. Sayangnya aku nggak bisa datang lagi.

Tapi aku cukup senang bisa ikut satu hari berkumpul bersama penulis dan pembaca Gagas Grup. Semoga tahun depan bisa ikutan lagi dan semoga ada lagi novelku yang terbit di Gagas Media dan Bukune. Aamiin.

Semangat aaah ^_^

Kamis, 04 Desember 2014

Menghadiri Undangan Premiere Film Kukejar Cinta Ke Negeri Cina

Ini untuk yang ketiga kalinya aku diundang menghadiri pemutaran premiere film produksi Starvision. Kembali film ini diperankan Adipati Dolken. Hm, lihat dia lagi deh saat konferensi pers.




Di lobby Epicentrum XXI ada ini menyambut para undangan. Boleh foto-foto kalau mau. Berhubung seperti biasa aku datang sendirian, aku nggak ikut berfoto deh. Nggak enak mau minta fotoin orang lain, hehehe.



Konferensi pers dengan para pemeran filmnya. Ketemu Adipati Dolken lagi deh ^_^







Filmnya cukup menghibur. Walau pun endingnya diluar harapanku. Adipati Dolken memerankan tokoh dengan karakter mirip seperti yang diperankannya di film KUA. Cocok banget memang Adipati berperan jadi cowok yang anti rapih dan cuek dalam penampilan. Adipati berperan menjadi Imam, cowok anak kuliah yang skripsinya nggak selesai-selesai. Mendapat tekanan dari bapak kekasihnya. Sering diomelin kekasihnya. Membuatnya terpaksa sering berbohong. Termasuk berbohong saat dia bertemu dengan seorang gadis asal Cina bernama Chen Jia Li yang sedang berkunjung ke Semarang tempatnya tinggal selama masa kuliah.

Sampai akhirnya hubungannya dengan Widya kekasihnya berantakan. Si gadis Cina pun kembali ke negerinya, padahal Imam sudah terlanjur jatuh hati. Jadilah Imam nekat menyusul Jia Li ke Cina. Bermaksud ingin langsung melamar gadis pujaannya. Karena Jia Li seorang muslimah berhijab taat yang tidak mau berpacaran sebelum menikah.

Tak dinyana, sesampainya Imam di rumah sang gadis Cina, bertepatan dengan saat gadis itu lebih dulu dilamar seorang pemuda Cina soleh, bernama Ma Fu Hsien, yang jika dibandingkan Imam, lebih segala-galanya. Tak ada alasan bagi Jia Li untuk menolak lamaran Ma Fu Hsien walau sebenarnya dia juga menyukai Imam.

Kisah selanjutnya? Silakan tonton sendiri yaaa ^_^

Seperti biasa pula, setelah film usai dan para penonton undangan keluar dari teater, kami mendapat goody bag berisi kaos bertuliskan judul film ini, persis seperti yang dipakai Adipati itu. 

Lumayan, buat kenang-kenangan ;)



Semoga film  Kukejar Cinta Ke Negeri Cina ini sukses dan semoga film Starvision selanjutnya aku diundang lagi. Aamiin.

Senin, 01 Desember 2014

PERTEMUAN JINGGA, novel romance Islami terbaru Arumi E.

Welcome December!

Waaah, nggak terasa sudah sampai di bulan terakhir tahun 2014. Begitu banyak kejadian yang telah terlalui hampir setahun ini.

Alhamdulillah, awal bulan yang manis, akhir tahun yang indah. Mendapat kabar novel terbaruku akan terbit 25 Desember 2014.

Ini adalah novel keduaku yang terbit di Gramedia Pustaka Utama tahun ini. Bahagianya luar biasa. Naskah yang telah kutulis cukup lama ini, akhirnya bisa terbit juga. Sungguh hadiah akhir tahun yang indah dan menyenangkan.

Semoga teman-teman berkenan membeli novel terbaruku ini dan membacanya. Aamiin ^_^

Kisah ini menawarkan hikmah, kehidupan yang baik seperti mengingatkan untuk hanya percaya kepada Tuhan, menghindari hubungan berpacaran sebelum menikah, dengan fokus utama kisah seorang gadis yang berusaha menghadapi berbagai tantangan dalam tugasnya. Kisah yang lengkap memadukan unsur petualangan, misteri dan roman yang santun.

Semoga berkenan :)





‪‎PertemuanJingga

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Ukuran : 13.5 x 20 cm
Tebal : 256 halaman
Harga : Rp. 63.000,-
Cover : Softcover
ISBN : 978-602-03-1194-4

Buat teman-teman yang berminat PO, ada diskon 10% menjadi 56.000. Bonus tanda tangan penulis, ditempeli stiker autographed copy. Boleh pesan kata mutiara jika ingin untuk hadiah orang terkasih ^_^

Kirim saja email pemesanan ke rumieko@yahoo.com.

Yuk, sebelum kehabisan ^_^






Sinopsis :

Perempuan pencinta bangunan dan laki-laki pencinta tumbuhan
Bertemu kala matahari berubah jingga menawan
Di Bukit Merah ini, tersimpan misteri yang mengusik damai

Bukit Merah. Begitulah mereka menyebut area pertanian cabai di Megamendung ini. Anthea, arsitek junior yang bekerja di kantor konsultan desain, tiba-tiba harus menerima tugas sebagai pengawas lapangan pertanian, sebuah tugas yang bertolak belakang dengan keahliannya. Awalnya ia meremehkan tempat yang jauh dari keramaian kota dan memaksanya bekerja dengan orang-orang desa itu. Namun kala misteri dan masalah pelik datang silih berganti, Anthea tahu tugasnya tak bisa dianggap enteng.

Beruntung ia tak harus berjuang sendirian. Bastian, si pencinta tumbuhan, sosok menawan yang sering mengajaknya berdebat, selalu menemukan jalan untuk menjadi dewa penyelamatnya. Sanggupkah mereka mengatasi segala masalah yang mengusik kedamaian Bukit Merah?

Dan tatkala secercah cinta tumbuh di antara keduanya, mana yang harus dikalahkan—gengsi atau masa depan?

Pertemuan dua pencinta ...

Tak ada yang bisa menolak takdir.
Pun saat dua insan dipertemukan kembali
Sang pencinta tumbuhan dan sang pencinta bangunan.

oOo



Book Trailer "Pertemuan Jingga" versi 1


Book Trailer "Pertemuan Jingga" versi 2


Anthea Padmarini seorang gadis berusia 24 tahun yang baru saja memulai karirnya bekerja sebagai arsitek junior merangkap drafter di sebuah konsultan desain arsitektur yang mulai goyah. Harapan dan impiannya hampir pupus saat bosnya menyatakan akan mengalihkan usaha menjadi bertani cabai merah keriting. 

Anthea dilanda dilema antara tetap bertahan bekerja kepada bosnya, atau berhenti. Jika berhenti, artinya dia harus siap menjadi pengangguran. Jika lanjut, dia harus bersedia ditempatkan di sebuah bukit pertanian yang jauh dari keramaian kota. Terlebih lagi dia akan menjadi pengawas lapangan pertanian cabai, pekerjaan yang sangat jauh dari keahliannya.

Didorong semangat ingin mencoba apa pun demi menambah pengalaman, akhirnya Anthea menerima tawaran Pak Mahendra bosnya. Awalnya Anthea mengira kehidupan di pertanian cabai yang disebut Pak Mahendra sebagai bukit merah itu bakal sepi dan membosankan. Ternyata begitu banyak peristiwa yang menguji kesabaran, keberanian dan ketangguhannya.

Teror hantu putih di vila kosong yang berada tak jauh dari pertanian, jejak-jejak kaki harimau di mulsa lahan pertanian, badai tengah malam, penculikan rekan kerjanya, dan banyak lagi kejadian membuat Anthea sadar, bukit ini tak sedamai kelihatannya.

Selain itu, sosok Bastian Kawindra seringkali mengusik hatinya diam-diam. Sanggupkah Anthea bertahan di Bukit Merah itu?


Behind The Story :

Naskah novel ini sudah kutulis sejak tahun 2005. Saat itu aku terinspirasi pengalamanku sendiri bekerja di sebuah pertanian cabai. Banyak sekali kejadian penuh liku yang kualami selama bekerja di sana. Kisah mistis dan mitos-mitos yang dipercaya penduduk setempat, sempat membuat suasana menjadi menegangkan dan sedikit creepy.

Namun kisah novel ini bukanlah kisah nyata. Ini hanya fiksi yang lokasi terjadinya terinspirasi dari yang pernah kualami. Proses penanaman pohon cabai pun benar-benar sesuai dengan apa yang kulihat dan aku kerjakan dulu.

Semoga bisa menambah pengetahuan bagi yang membaca kisah ini. Siapa tahu ingin mencoba menanam pohon cabai juga? ^_^

Kisah ini penuh warna. Ada romansa, ada sedikit pengingat bagaimana kehidupan yang baik dan islami seperti misalnya menghindari berpacaran. Ada misteri, ada petualangan, ada kisah perburuan hantu, mengalahkan penculik dan menangkap macan tutul lepas. Semoga seru dibaca yaaa ^_^

Proses terbit naskah ini mengalami revisi cukup banyak. Ada dua bab yang harus dibuang karena menurut editorku tidak bermanfaat bagi cerita, tapi ada dua bab baru yang harus kubuat untuk membuat plot kisah ini semakin menarik.

Sungguh proses revisi yang menyenangkan.

Akhir kata, semoga novel terbaruku ini dapat memikat hati teman-teman untuk berkenan membacanya :)



Testimoni yang sudah baca ... :