Laman

Rabu, 18 Desember 2013

Laugh at your job : Masakan daging palsu ...

Kali ini aku ingin berbagi pengalamanku saat bekerja di perusahaan ke 7.

Akhirnya ... aku kembali bekerja di sebuah konsultan desain arsitektur dan interior, Envirotect Consultant Design.

Kenangan tamasya ke Taman Safari bersama tim Envirotect...
Kangen teman-teman ^_^

Mendapat kesempatan bekerja di sebuah perusahaan konsultan desain arsitektur dan interior yang dimiliki orang asing ternyata cukup memberi banyak pengalaman penuh warna. Pemilik perusahaan itu adalah seorang warganegara Singapura. Tak biasa berbahasa Indonesia, hanya mampu berbahasa Inggris dan Mandarin. Mungkin sebuah keberuntungan jika kemudian aku bisa bekerja di perusahaan itu karena jelas-jelas aku tak paham bahasa Mandarin dan Bahasa Inggrisku pun pas-pasan.

Seminggu pertama aku bekerja, aku masih tenang-tenang saja. Meja di sebelah mejaku kosong. Kata temanku, itu adalah meja Pak Paul yang sedang mudik ke kampungnya. Aku membayangkan dia mudik ke salah satu pelosok kampung di Indonesia. Seminggu kemudian, barulah aku terkejut melihat rekan kerjaku yang akan duduk bersebelahan denganku itu. Sosoknya lumayan tinggi agak besar, berkulit putih, berwajah kebule-bulean. Ia tersenyum ketika melihatku. Sebelum duduk, ia bertanya.

Can you speak English?
Terbengong-bengonglah aku untuk sesaat. Lalu kujawab,“Little-little sih, i can.”
Ia mengangguk-angguk.
Good, good, because i can not speak Indonesian. I am from Philipine, just call me Paul.” katanya.

Ow, jelaslah sudah. Maka hari-hari selanjutnya aku harus membiasakan diri sering-sering mengobrol dalam bahasa Inggris patah-patah dengan si Paul. Apalagi ternyata dia hobi ngobrol. Mungkin karena di Jakarta ia tinggal hanya sendiri, tanpa keluarganya, maka aku dijadikannya sebagai tempat curhat apa saja. Cerita tentang dua anaknya yang sudah kuliah, tentang kota Manila yang dulu semacet Jakarta tapi sekarang tidak lagi semenjak ada MRT. Aku lebih sering mengangguk-angguk mengiyakan saja semua ceritanya walau kadang aku kurang paham maksudnya.

Ada satu lagi kisah lucu, ketika pada suatu hari aku memesan stiker nama dari temanku, si Paul tertarik ingin ikut memesan juga.



Ingat dulu banyak teman di Envirotect yang tertarik memesan stiker nama seperti ini ^_^


For my son, Kapin.” katanya.
Mulanya kupikir, nama orang Filipina lucu juga. Kapin. Hampir saja aku pesankan stiker bertuliskan nama “Kapin” , tapi untunglah ketika kuminta ia menulis kata pesanannya, ejaan nama anaknya yang benar adalah “Cavin”. Aku baru tahu kemudian, bahwa orang Filipina memang sering melafalkan huruf ‘f’ dan ‘v’ menjadi ‘p’.

Baru tiga bulan aku bekerja di sana ketika memasuki bulan Ramadan. Untuk menghormati anak buahnya yang mayoritas beragama Islam, Bosku mengadakan acara buka puasa bersama. Sebagai pegawai baru, tentu saja aku antusias menyambut acara buka bersama itu.

Meja rapat yang panjang diubah menjadi meja makan. Menjelang magrib, berbagai makanan mengundang selera tersaji di atas meja. Ada gulai ikan kakap, sate ayam, soto babat, mi goreng seafood, dendeng daging, ikan lele panggang bumbu manis tabur wijen.

Tajil juga tersedia, ada bakpao mungil, kue-kue tradisional, es buah. Sungguh semua mengundang selera. Semua pegawai yang berpuasa mau pun yang tak berpuasa telah berkumpul di sekeliling meja makan. Menjelang detik-detik azan magrib, bosku memberi sambutan, tentu saja dalam bahasa Inggris. Tapi Bosku itu rupanya keasyikan bicara sehingga azan magrib lewat beberapa menit, ia masih saja berbicara. Dan malangnya, tak ada yang berani menegur.

Lima belas menit sesudah azan magrib, barulah beliau selesai berpidato dan mepersilahkan kami makan. Langsung saja kami yang kelaparan menyerbu makanan yang tersedia. Tapi setelah aku mengunyah makanan itu, aku merasa ada yang aneh dengan rasa makanannya. Sate ayamnya terlalu manis, tepatnya, semua makanan terlalu manis.

“Rasa dagingnya aneh ya. Rasa ayamnya nggak seperti ayam biasanya,” bisikku pada seorang temanku yang telah lama bekerja di sana.
“Udah nyobain belum tuh soto babat?” tanya temanku itu.
Tentu saja semua makanan aku coba, soto babat, mi goreng seafood, gulai ikan kakap, dendeng daging, lele panggang.
“Ngomong-ngomong, semua daging ini halal kan ya? Kok rasanya nggak kayak daging yang biasa gue makan?” tanyaku pada temanku itu.
“Semua makanan ini dijamin halal, Rum!” jawab temanku.
“Yakin lo?”
“Ya iyalah! Secara semua ini daging palsu.”
“Daging palsu? Maksud lo? Ayamnya ayam tiren gitu? Babatnya bukan babat sapi?” tanyaku kebingungan.
“Ini semua sebenarnya bukan daging,” jawab temanku itu lagi.
“Hah? Masak sih? Waduh, kalo bukan daging apa dong? Dari karet atau dari plastik? Jangan nakut-nakutin nih, gue udah makan banyak!” seruku panik, karena semua makanan telah kucoba.

“Hehe, tenang aja Neng, nggak apa-apa. Semua daging ini daging buatan dari gluten, tepung terigu yang udah diolah sampai menyerupai daging gitu. Bos kita itu kan vegetarian, dia nggak makan daging, jadi kita juga harus ikutan deh nggak makan daging.”

Temanku menjelaskan.

“Oooh, gitu. Kirain gue daging palsu apaan,” jawabku lega sambil nyengir.
“Elo tau nggak, anjingnya aja vegetarian.” kata temanku lagi sambil asyik mengunyah sate ayam palsu.
“Hah?” sahutku takjub sambil geleng-geleng.

Aku ingat, bosku dan keluarganya memang vegetarian. Karena itu, inilah makanan yang mereka sajikan tiap kali mentarktir pegawainya saat buka puasa. Semua masakan vegetarian.

"Makanya gue sih sebenarnya nggak antusias kalau ada acara buka bersama di kantor. Dagingnya palsu semua. Biar gimana, tetap enakan yang asli," kata temanku lagi.

Aku hanya nyengir. Sebagai omnivora, aku menyetujui pendapat temanku. Tapi acara buka puasa bersama di kantorku itu cukup mengesankan. Setidaknya, aku jadi punya kesempatan mencicipi makanan vegetarian yang bentuknya benar-benar persis seperti daging asli.

Tapi ... benar kata temanku, aku tetap lebih suka sate ayam asli.

Maaf ya, ayam-ayam ... Hikssss


Senin, 02 Desember 2013

Laugh at Your Job : Mendadak Basah

Welcome Desember... bulan terakhir di tahun 2013..

Hm, kali ini aku mau cerita pengalaman lucu saat aku bekerja dulu... yuk baca ... ^_^




By : Arumi E.

Hidupku yang tadinya nyaman bekerja sebagai arsitek baru lulus di sebuah perusahaan konsultan desain kecil, terusik ketika Bos-ku mendadak punya rencana pensiun jadi arsitek dan ingin beralih profesi menjadi petani cabe. Ini sungguh-sungguh terjadi! Aku syok ketika mendengar niat Bos-ku itu.

Awalnya aku merasa nggak karuan. Baru kerja tiga bulan harus di PHK? Duh, cari kerja kan susah. Dengan rasa sedikit putus asa, kupandang wajah Bosku yang lumayan ganteng walau sudah setengah baya itu. Senyam-senyum berharap ada keajaiban yang akan membuat bos-ku itu nggak mem-PHK aku. Dan benar saja! Entah akibat senyum manisku yang berhasil menawan Bosku itu atau karena nasib baik sedang sudi mampir dalam kehidupanku yang waktu itu rasanya mendadak ruwet, aneh bin ajaib, Bos-ku itu menawarkan hal yang nggak aku sangka-sangka.

“Kamu mau kerja di pertanian cabe, di Mega Mendung?” tanya Bos-ku sambil memandangku dengan tatapan penuh keprihatinan dan kasihan.
“Hah? Gue kerja di pertanian cabe? Nggak salah nih? Bertahun-tahun gue belajar arsitektur kenapa malah dapet tawaran kerja jadi petani?” pikirku kaget sampai tersedak dalam hati.
“Kerja di pertanian cabe, Pak? Mm...kira-kira nanti tugas saya di sana apa, Pak? Nyangkul-nyangkul gitu nggak?” tanyaku antara ogah tapi mau. Bayanganku, kerja di pertanian berarti harus megang pacul dan ikut nyangkul.
“Kamu nggak perlu nyangkul lah Rum! Kamu kan bukan petani. Tugas kamu bikin peta. Nanti pohon-pohon cabe itu akan ditanam berdasarkan blok-bloknya. Blok A, B, C, D, E, dan seterusnya. Nah, tugas kamu menggambarkan blok-blok itu menjadi peta pertanian cabe dan mengatur petani-petani supaya membentuk lahan sesuai dengan peta yang kamu rencanakan.” Bos-ku menjelaskan panjang lebar sekaligus tinggi.

Singkat kata singkat cerita, setelah aku pikir bolak-balik, aku setuju dengan tawaran Bos-ku itu. Daripada di-PHK dan harus mulai cari kerja baru lagi, menjalani tes gambar autocad dan 3D max yang njlimet itu tapi belum tentu diterima. Lagipula berdasarkan penjelasan Bos-ku, tugasku nanti masih ada relevansinya dengan dunia arsitektur. Masih ada gambar-gambarnya walau yang kugambar nanti bukan rencana gedung melainkan rencana lahan pertanian cabe.

Di Mega Mendung, aku tinggal di Mess milik TNI-AL yang disewakan. Bangunan mess itu berlantai tiga. Terbuat dari struktur baja yang kokoh. Berdinding anyaman bambu artistik, berlantai papan, dan beratap asbes gelombang.

Kamarku dan Noni, sekretaris merangkap HRD, terletak di lantai tiga. Untuk menuju ke lantai tiga, tersedia tangga dari besi yang sangat curam dan hanya pas untuk satu orang. Untungnya, di lantai tiga itu juga tersedia kamar mandi sehingga kami nggak perlu naik-turun tangga curam itu jika hanya ingin ke kamar mandi. Karena hanya aku dan Noni perempuan yang tinggal di Mess itu, maka lantai tiga itu khusus untuk kami, laki-laki dilarang masuk. Semua pegawai laki-laki tinggal di lantai dua. Lantai paling bawah berfungsi sebagai tempat menyimpan barang-barang pertanian.

Di malam hari sepinya bukan main karena mess itu terletak di atas bukit yang jauh dari jalan raya Ciawi-Puncak juga jauh dari perkampungan penduduk. Hanya dikelilingi lahan kosong seluas sembilan hektar lebih yang nantinya direncanakan akan ditanami pohon cabe. Yang terdengar hanya suara jangkrik dan kadang auman serigala juga. *segitunya.*

Walau kerja di pertanian itu capek, tapi udara Mega Mendung yang adem dan sejuk membuatku dan Noni lumayan betah tinggal di sana. Apalagi lokasinya dekat puncak, kalau mau ke puncak tinggal naik angkot saja sebentar.

Pada suatu weekend, temanku Yuke berencana menginap di “mess”ku itu. Katanya dia ingin menikmati suasana di pertanian cabe. Aku oke saja. apalagi Yuke yang biasa tajir minta dijemput di swalayan Cipayung. Artinya, aku bakal ditraktir banyak cemilan, he...he...he...

“Lo ambil aja Rum apa yang elo suka. Gue traktir deh. Kasian gue liat elo makin item dan kurusan gara-gara kerja di pertanian.” kata Yuke setibanya aku dan Noni di swalayan itu.

Tanpa banyak tanya, segera saja dengan antusias, kumasukkan ke troli  makanan-makanan kesukaanku dan kebutuhan sehari-hari selama sebulan seperti sabun, odol, shampo, minyak goreng, mi instan, saos, kecap, kopi instan, kopi susu jahe instan, teh celup, (teh pelangsing sekalian mumpung ditraktir, hehehe, kalau beli sendiri ogah karena mahal) sampai troli itu penuh.

“Hah? banyak amat lo ngambil belanjaannya Rum?” tanya Yuke dengan mata terbelalak kaget melihatku mendorong troli yang penuh barang ke meja kasir.
“Elo tadi kan bilang gue boleh ambil apa aja yang gue suka, Yuk...” jawabku mengingatkan Yuke.
“Iya, tapi kira-kira lah, jatah lo dua ratus ribu aja nih.” kata Yuke.

Dengan setengah nggak rela, aku kurangi isi troli itu. But, anyway, aku tetap hepi karena mendapat stok cemilan, sabun, odol, shampo, deterjen, mi instan dan minyak goreng  buat sebulan.
Ketika melihat mess tempat kami tinggal itu, barulah Yuke syok.

“Lo tinggal di gubuk ini, Rum?” tanya Yuke yang biasa hidup enak di kota dengan fasilitas serba oke itu terheran-heran.
 “Enak aja dibilang gubuk. Rumah ini keren, Yuk. Gaya arsitektur jaman sekarang yang lagi tren, minimalis. Kalo lo mau tau gaya rumah minimalis kayak apa, ya kayak gini, Yuk. Percaya deh sama gue, secara gue kan arsitek! hehehehe...” jawabku membela diri dengan sedikit banyak membual.

Tinggal di tempat yang sepi dan gelap, membuat Yuke sedikit gelisah.  Yuke yang penakut mulai bertingkah. Kemana-mana minta diantar. Termasuk ke kamar mandi. Padahal kamar mandi nggak jauh dari kamar tidur.

“Rum, anterin gue pipis dong!” bisik Yuke sambil mengguncang-guncangkan tubuhku yang sedang asyik mimpi ketemu Keanu Reeves sampai terngorok-ngorok. Aku terpaksa bangun dan mengucek-ngucek mata. Menatap nanar ke arah jam weker yang terlihat samar karena gelap. Ampun, baru jam satu malam! Yuke nih, mengganggu saja!

“Perasaan gue tadi udah nganterin elo ke kamar mandi tiga kali. Masa sekarang pengen ke kamar mandi lagi sih, Yuk?” protesku.
“Abis dingin banget sih, gue jadi pengen pipis mulu.” jawab Yuke menunjukkan wajah mohon pengertian.
Dengan sangat terpaksa, aku antar Yuke ke kamar mandi yang cuma berjarak tiga meter dari kamar tidur.
“Puas-puasin pipisnya, jangan sampe ntar pengen pipis lagi.” kataku setengah menyindir.

Selesai Yuke pipis, aku dan Yuke meneruskan tidur. Noni masih asyik mimpi sambil ngorok. Rasanya selama beberapa saat aku tidur dengan damai disertai mimpi lanjutanku nge-date bareng Keanu Reeves.

Sedang asyik-asyiknya, tiba-tiba saja dalam mimpiku itu gelombang tsunami menerpaku dan membuatku basah kuyup. Aku berteriak-teriak minta tolong karena hampir tenggelam dalam gelombang.
Aku terbangun karena rasa basah itu hangat dan terdengar bunyi gemericik air.... Kasur palembang tempat kami tidur berhimpitan bertiga benar-benar basah. Pakaianku juga benar-benar basah. Ternyata basah ini nyata, bukan mimpi. Tapi darimana asal basah ini? Di sini nggak ada gelombang tsunami, hujan gerimis pun nggak.

Aku melihat Yuke yang tidur di tengah di antara aku dan Noni masih merem sambil mengisap jempol tangan kirinya. Bajunya paling basah. Aku baru sadar gemericik air itu berasal dari Yuke.

“Yuke! Bangun oi! Elo ngompol ya?” teriakku setengah kesal ketika sadar apa yang terjadi sambil menggoyang keras tubuh Yuke.

Yuke langsung melek. Dia bangkit dan duduk.

“He...he...sori Rum. Abis gue nggak tahan pengen pipis lagi. Pengen bangunin elo takut elo marah gue bangunin terus.” jawab Yuke sambil nyengir dengan ekspresi wajah tak bersalah.
“Udah gitu tega banget lagi lo ngompolnya banyak banget sampe ngebasahin gue begini. Kirain gue kebanjiran!” protesku keras.

Yuke terus nyengir sambil mengedip-kedipkan matanya.

“Abis pipis semalem, gue minum isotonik sebotol.” sahut Yuke cuek.
Aku kesal, nggak menyangka Yuke yang sudah sebesar itu masih nekat ngompol. Ngompolin aku pula!

“Iiiyyy!!” teriakku dan Noni yang juga terbangun mendadak kompak, geli banget membayangkan badanku terkontaminasi pipis Yuke. Aku dan Noni berebut dulu-duluan ke kamar mandi ingin selekasnya membasuh tubuh. Jika perlu mandi hadas besar sekalian. Nggak peduli air di waktu menjelang subuh itu sedingin air dalam kulkas.

“Yukeee!! Sumpah, gue nggak mau elo nginep di mess gue lagi! Nggak peduli andai elo nraktir gue belanjaan sampe sepuluh troli! Gue tetep ogah tidur di sebelah lo lagi!” janji gue yakin.

Pagi itu aku memaksa Yuke menggotong kasur palembang kami ke luar kamar dan menjemurnya di pagar selasar lantai tiga dekat tangga. Kusiram sekalian bekas ompol Yuke dan kusikat dengan rinso. Para petani yang mulai berdatangan terheran-heran melihat kami mencuci kasur.

“Kasurnya kenapa Mbak, kok dicuci segala?” tanya salah satu petani itu.
“Kasurnya kepipisan tikus nih! Bau pesing!” jawabku asal sambil melirik ke arah Yuke yang tampangnya mendadak manyun.


Minggu, 24 November 2013

Mau dapat novelku gratis? Ikutan yuk #KuisLongestLoveLetter

Halo teman-teman... apa kabar? Semoga selalu sehat.

Dalam kesempatan ini aku bekerjasama dengan penerbit GRASINDO ingin berbagi 3 novel terbaruku berjudul : LONGEST LOVE LETTER, Gratiss!!

Hanya dengan mengikuti #KuisLongestLoveLetter

Caranya? Mudah banget, simak ya ketentuannya di bawah ini :

1. Wajib follow @rumieko

2. Tweet ini : @rumieko , ikutan dong #KuisLongestLoveLetter Kisah cinta di Pulau Jeju
(sertakan twitpic cover novel ini)


3. Tweet kalimat romantis versimu, mention @rumieko sertakan hastag #KuisLongestLoveLetter

4. Boleh tweet sebanyak2nya setiap hari, dengan syarat tweet dulu ketentuan no.2 sebelum tweet kalimat romantismu #KuisLongestLoveLetter

5. Kuis ini berlangsung mulai tanggal 25 November 2013 sampai 1 Desember 2013. Selama periode ini, tweet kalimat romantismu sebanyak-banyaknya.

6. Akan dipilih 3 kalimat paling romantis menurutku untuk mendapatkan masing2 sebuah novel Longest Love Letter

7. Kuis ini berlaku bagi siapa saja, tapi pengiriman hadiah bagi pemenang hanya untuk alamat di Indonesia. Bagi yang tinggal di luar negeri, andaikan menang, aku akan mengirim hadiah ke alamat keluarga pemenang yang tinggal di Indonesia.

8. Pengumuman pemenang tanggal 3 Desember 2013

Okay, demikian ketentuan kuisnya. Bagi yang belum jelas, silakan tanya di kolom komentar yaa...

Ditunggu partisipasinya. Good luck! ^_^

Salam hangat,
Arumi E.

Tanggal 3 Desember, pemenang terpilih sudah kuumumkan di twitter.
Ini dia 3 pemenang yang akan mendapat masing-masing sebuah novel "Longest Love Letter"

@nadia_putri84 @famysa_ @shafa_shabila . Selamat ya :)

Jumat, 15 November 2013

Resensi Film : SWEET NOVEMBER

Trailer Sweet November

Di bulan November ini, sepertinya pas banget kalau membahas film romance dengan nuansa bulan November. Ceritanya romantiiis , sekaligus mengharukan ... mempertemukan lagi Keanu Reeves dengan Charlize Theron yang pernah main bareng di Devil's Advocate.

Sebelum nonton film ini, siapin tisu yaaa...

Ost Sweet November, "It's not Goodbye"

Judul : SWEET NOVEMBER
Pemain : Keanu Reeves dan Charlize Theron
Produksi tahun 2001


Nelson Moss (Keanu Reeves) adalah seorang advertising executive. Dia super sibuk berkarir hingga tak sempat mengurus hal pribadi. Punya kekasih, tapi dia tak terlalu peduli. Diajak bertemu orangtua kekasihnya pun ada saja alasannya buat menolak. Yang ada di pikirannya hanya soal pekerjaan.

Sampai suatu hari dia harus mengurus izin mengemudinya. Dia harus ikut tes, saat mengerjakan tes ada seorang gadis yang mengganggunya, membuat dia dikeluarkan. Gadis aneh itu bernama Sara Deever (Charlize Theron).



Sara malah menawarkan pada Nelson, akan mengajarinya cara menikmati hidup dan peduli pada orang lain. Menurut Sara, kesibukan Nelson bekerja dan akibat terlalu fokus pada karirnya, membuat Nelson menjadi pribadi yang dingin, yang tak peduli pada orang lain. Sara menawarkan Nelson tinggal bersamanya selama bulan November. Tentu saja awalnya Nelson menolak dan menyebut itu tawaran gila.



Saat Nelson dipecat dari pekerjaannya sekaligus dicampakkan oleh kekasihnya, barulah dia menerima tawaran Sara. Setelah mengenal Sara lebih lama, Nelson sadar, Sara gadis yang unik, tidak seperti gadis lain yang pernah dia kenal. Sara mudah bergaul dan selalu ceria. Menjalani hidup dengan santai. Perlahan, sikap dingin Nelson mencair. Ia mulai menikmati hal-hal kecil dalam hidup. Lebih banyak tertawa dan peduli pada orang lain.




Setelah berhari-hari tinggal bersama Sara, Nelson semakin dekat dan memahami Sara. Seringkali Sara membuatnya tertawa. Nelson mulai jatuh cinta pada Sara. Tapi anehnya, saat ia mulai menganggap serius hubungannya dengan Sara dan tak ingin menjadi hubungan sesaat selama bulan November saja, Sara malah menjauh.

Nelson tidak tahu Sara menyimpan sebuah rahasia menyakitkan. Sara mengidap penyakit kanker dan sekarang ini sedang sekarat. Karena itu dia ingin menikmati akhir hidupnya dengan kencan setiap bulan bersama lelaki yang berbeda-beda.


Nelson terus mencari Sara yang tiba-tiba menghilang, sampai akhirnya ia temukan. Ia bawakan bunga dan ia melamar Sara. Nelson ingin hidup bersama Sara untuk selamanya, bukan hanya selama bulan November seperti kesepakatan awal mereka.





Sebelum menjawab lamaran Nelson, Sara menceritakan pada sahabatnya tentang Nelson yang melamarnya. Sahabatnya bilang,"Kamu sudah biasa dilamar sama pacar-pacarmu di bulan-bulan sebelumnya kan?"

"Iya, tapi baru kali ini aku ingin menjawab 'yes'. Tapi aku tak ingin menyakiti hati Nelson, aku takut dia kecewa kalau tahu keadaanku yang sebenarnya," jawab Sara.

"Life is Miracle"
Ya ampun, lagu ini makin bikin nangiss... hikss

Akhirnya Nelson tahu tentang penyakit Sara, dia sedih tapi tak ingin menyerah. Nelson tetap ingin mendampingi Sara sampai akhir.


Tapi Sara memutuskan tetap ingin menolak lamaran Nelson. Dia tidak ingin Nelson melihat kepergiannya. Dia ingin Nelson mengenangnya seperti dia yang sekarang yang masih hidup.

Di akhir November, Sara berpamitan pada Nelson. Dia akan kembali ke rumah orangtuanya dan memohon Nelson tidak mengejarnya. Dia menyarankan agar Nelson melanjutkan hidupnya. Sara yakin, kehidupan Nelson akan lebih baik karena Nelson sekarang sudah menjadi pribadi yang lebih hangat dibanding awal mereka bertemu.

Sara telah mengajarkan Nelson bagaimana sungguh-sungguh mencintai seseorang.



Sara mengajak Nelson bertemu di taman tempat biasa mereka kunjungi. Di situ Sara mengucapkan selamat tinggal. Dia menutup mata Nelson dengan syalnya. Kemudian dia menghilang dari hadapan Nelson.



Saat Nelson membuka penutup matanya, Sara sudah tak ada lagi di hadapannya. Ia harus merelakan Sara. Ia berjanji tak akan pernah melupakan Sara. Sara akan tetap ia kenang sebagai gadis penuh semangat yang selalu memandang hidup ini dengan positif. Sara mengajarkan Nelson, tak perlu mengejar uang hingga mengorbankan kesempatan untuk berinteraksi dengan banyak orang dan mengajarkan Nelson bagaimana rasanya jatuh cinta.


Begini cara Sara mengucapkan selamat tinggal pada Nelson
Ini soundtrack Sweet November, "Only Time" dinyanyikan Enya, makin mengaduk-aduk perasaan ... Siapin hati yaaa...



Sediiih filmnya, tapi romantiiis, dan seperti biasa Keanu terlihat ganteng. Oya, peringatan ya, film ini untuk dewasa, yang masih remaja kalau mau nonton harus didampingi orangtua yaaa... ^_^