Laman

Rabu, 06 Juli 2011

KONTES PRINCESS WORLD


Reconstruksi Dongeng Princess
By : Arumi E

Robin melihat ke kanan dan ke kiri, tampak sangat kebingungan.
“Ah, aku tersesat, aku terlalu jauh melintasi hutan. Sepertinya ini bukan lagi wilayah Kerajaanku.” katanya pada diri sendiri.
Robin memutuskan untuk terus berjalan. Hingga lama kemudian, dari kejauhan ia melihat kastil berdinding batu granit.
“Hei, sepertinya itu sebuah Istana. Tapi mengapa Istana itu terlihat begitu muram?” kata Robin sambil terus berjalan menuju Istana.
“Berhenti!”

Tiba-tiba saja dua orang pria bertubuh tegap menghadang langkah Robin.
“Ada keperluan apa anda kemari?” tanya salah satu pria itu. Dari seragam yang mereka pakai, Robin menduga mereka adalah penjaga Istana.
“Maaf, Teman. Aku tersesat. Jika diperkenankan aku ingin beristirahat sejenak di sini.” jawab Robin.
“Dari mana asalmu?” tanya pria satunya.
“Aku ksatria pengembara dari Kerajaan seberang gunung.” jawab Robin.
Kedua penjaga itu memperhatikan seluruh tubuh Robin dari kepala hingga kaki. Lalu mereka saling berbisik.
“Benarkah kau seorang ksatria?”
“Ya, benar. Aku seorang pejuang dan pandai memanah.”
“Jika memang kau seorang ksatria, silakan masuk. Kami akan menguji keahlian memanahmu.”

Robin mengangguk setuju. Robin diantar menuju lapangan di alun-alun Istana. Dengan disaksikan Raja, Ratu dan Panglima Kerajaan itu, Robin menunjukkan keahliannya memanah. Dengan mudah Robin memanah sasaran tepat di tengah dari jarak cukup jauh. Anak panah selanjutnya melesat, tepat membelah anak panah yang telah tertancap sebelumnya di sasaran. Semua yang melihatnya berdecak kagum dan bertepuk tangan riuh.
“Sepertinya kau memang seorang ksatria. Tapi untuk mengetahui apakah kau seorang ksatria sejati, hanya ada satu cara. Siapakah namamu?” tanya Raja.
“Aku Robin Hood, Paduka.” jawab Robin.

“Oh, Robin Hood. Mari, kuantar menemui putriku.” ajak Raja.
Robin mengikuti langkah Raja yang juga diikuti Ratu dan Panglima Kerajaan. Mereka sampai di depan sebuah pintu dua daun yang tinggi, lebar dan tebal. Panglima Kerajaan membuka pintu itu. Raja diikuti yang lainnya memasuki kamar yang sangat luas. Langit-langitnya tinggi mencapai hingga lima meter. Di tengah-tengah ruangan terdapat sebuah tempat tidur besar. Di atasnya terbaring seorang putri cantik.
“Ini adalah Putriku, Aurora. Kami menyebutnya sleeping beauty. Telah setahun lamanya Putri Aurora tertidur karena dikutuk penyihir jahat musuh Kerajaan kami. Kutukan itu hanya dapat hilang jika ada seorang ksatria sejatu yang mencium jari jemari tangan Putri Aurora. Sudah begitu banyak pemuda yang mengaku ksatria, tapi tak juga ada yang bisa membuat Putri Aurora terbangun dari tidurnya.” kata Raja menjelaskan.
“Jika berkenan, bersediakah kamu mencium jemari Putri Aurora?” pinta Raja.
Robin Hood mengangguk. Tentu saja ia tak keberatan. Ia memandang kasihan melihat Putri cantik itu hanya tertidur tak bergerak. Robin meraih jemari tangan kanan Putri Aurora lalu menciumnya lembut agak lama. Tak ada reaksi apa-apa. Putri Aurora tetap tertidur dengan nafas teratur. Robin Hood menghela nafas panjang. Ia menyesal sekali karena tak bisa membangunkan Putri Aurora.

“A…ayah?” tiba-tiba saja terdengar suara lembut. Semua terperangah melihat Putri Aurora bangun dari tidurnya.
“Aurora sayang!” teriak Ratu langsung memeluk Aurora.
“Oh, Aurora putriku, kau akhirnya bangun juga…” kata Raja terharu.
“Apakah ini sudah musim semi?” tanya Putri Aurora.
“Ini musim semi kedua yang hampir saja kau lewati, sayang.”
“Oh, sudah berapa lamakah aku tidur? Apakah aku sudah terlambat untuk ikut kontes Princess World?”

“Kau tidur lama sekali putriku. Untunglah ada Robin Hood yang telah menolongmu. Kau belum terlambat untuk ikut kontes Princess World. Robin Hood, bersediakah kau mengantar putriku ke Istana Putih tempat acara kontes itu diselenggarakan?” tanya Raja pada Robin Hood.

“Tentu saja aku bersedia, Paduka Raja.” jawab Robin Hood yang memang langsung terkesima melihat kecantikan Putri Aurora.
Ditemani Robin Hood, Putri Aurora berangkat menuju Kerajaan putih, tempat Putri Snow white dan Ratu Serena, ibu tirinya tinggal. Setiap tahun, di awal musim semi, Ratu Serena mengadakan kontes Princess World. Ia mempunyai cermin ajaib yang bisa tahu siapa Putri tercantik di dunia.

Sesampai di Istana Putih, telah banyak Putri yang hadir. Ada Cinderella, yang ditemani Tinkerbell, Belle si beauty dari Kerajaan Beast, Putri Jasmin datang dengan karpet terbangnya bersama Aladin kekasihnya. Ariel si Little Mermaid juga ikut serta. Putri Mulan dari Cina juga tak ketinggalan.
Setelah semua Putri dari berbagai Kerajaan telah semuanya hadir, para Putri berdiri berjejer rapi di atas panggung mengenakan gaun mereka yang terbaik. Semuanya tampak cantik. Pasti sulit sekali memilih putri yang tercantik di antara mereka. Tapi cermin ajaib milik Ratu Serena selalu tahu jawabannya. Dan semua percaya dengan pilihan cermin ajaib itu.
“Terima kasih atas kehadiran semua Putri di Istanaku ini. Kalian semua terlihat sangat cantik. Tapi siapa putri tercantik akan dipilih oleh cermin ajaibku ini.” kata Ratu Serena.

Dua orang pelayannya membawa sebuah cermin besar setinggi dua meter dengan lebar delapan puluh senti. Cermin itu di letakkan di sisi panggung sebelah kanan. Satu persatu putri berkaca di cermin itu. Bergaya, berputar ke kiri dan ke kanan. Setelah semua putri bercermin, tibalah saat bagi cermin ajaib untuk memutuskan siapa putri yang tercantik di dunia.

“Mirror...the magic mirror, siapakah putri yang tercantik di dunia?” tanya Ratu Serena.
Cermin tak langsung menjawab. Baru beberapa menit kemudian terdengar suara sang cermin ajaib.
“Hm...putri tercantik di dunia tentu saja Snow White si Putri Salju, siapa lagi?” kata cermin ajaib.
Segera saja suasana menjadi riuh.
“Tapi aku tak melihat Putri Salju ikut dalam kontes ini.” protes Aladin.
Ratu melihat sekeliling ruangan. Benar, ia baru menyadari sejak tadi tak melihat Putri salju.
“Di mana Putri Salju?” tanya Ratu Serena.
“Maaf, Ratu, Putri Salju baru saja pergi bersama Putri Ayu utusan dari Indonesia pemenang kedua Indonesia mencari bakat.” jawab pelayan penjaga Putri salju.
“Apa? Mengapa ia tak minta ijin padaku? Ke mana dia pergi?” tanya Ratu Serena sedikit marah.

“Putri Salju hanya meninggalkan selembar surat, Ratu.” jawab sang pelayan penjaga sambil menyerahkan surat yang ditinggalkan Putri Salju di atas tempat tidurnya.

Ratu Serena ibuku yang terhormat.

Mohon maaf aku harus pergi segera mengejar pesawat menuju Amerika Serikat. Aku dan Putri Ayu dari Indonesia memutuskan pergi ke Amerika untuk mendaftar ikut serta dalam kontes menyanyi American Idol. Aku tak suka ikut kontes kecantikan, Ratu. Aku suka menyanyi. Dan banyak yang bilang suaraku merdu sekali. Putri Ayu juga bilang begitu. Karena itu aku dan Putri Ayu sepakat untuk memilih ikut serta dalam kompetisi American Idol. Maafkan aku, Ratu.

Your beloving Snow White.


Ratu Serena terkejut membaca surat itu.
“Snow Whiteeeee!!!! Tapi kan kamu bukan warga Amerika serikat, mana boleh ikut American Idol???!!” omel Ratu, lalu segera memerintahkan pengawalnya mengejar Putri Salju ke bandara.
~ End ~

Inilah kumpulan Princess hasil lukisanku di sepatu kanvas ^_^








Selasa, 28 Juni 2011

Dua Sisi Susi


Telah terbit! Buku antologiku selanjutnya. Kali ini bertema horor dan misteri. 21 pemenang kompetisi menulis cerita horor dan misteri yang diselenggarakan oleh penerbit Universal Nikko. Cerpenku berjudul ; TERATAI HITAM, terpilih menjadi salah satu pemenang.

Tersedia di toko-toko buku terkemuka di seluruh indonesia.

Rabu, 01 Juni 2011

SURAT UNTUK BAPAK

Dear Bapak,
Bapak, aku mohon maaf ya, mungkin jarang sekali aku mengucapkan terima kasih secara langsung pada Bapak, walau Bapak sudah memberi aku banyak. Tapi sungguh, rasa terima kasihku tak terkira pada Bapak. Mungkin aku tak mampu mengucapkan langsung, baiklah akan kuungkapkan rasa terima kasihku pada Bapak dalam suratku ini.
Terima kasih Pak, karena selalu mendukung aku. Aku tahu itu walau sering kali Bapak tidak terang-terangan menunjukkan dukungan Bapak untukku. Aku anak perempuan Bapak satu-satunya, di antara kedua adikku yang laki-laki. Walau aku anak pertama, tapi Bapak paling memperhatikan aku. Bapak rela mengantar aku ke mana saja atau menjemputku. Bapak selalu bilang, karena aku anak perempuan satu-satunya, maka Bapak harus menjagaku lebih. Ya, karena kedua adikku yang laki-laki gagah pastinya lebih mampu menjaga diri mereka sendiri.
Bapak telah mewarisikan bakat menggambar dan seni rupa kepadaku. Bapak juga yang dahulu pernah mengajari cara membuat patung dari tanah liat. Kita punya hobi yang sama, senang menggambar dan membuat relief atau patung. Aku ingat, kita pernah sama-sama mendesain kolam ikan di depan rumah kita, membuat gua-gua, bunga-bunga karang juga membuat air terjun mini. Aku senang membantu pekerjaan Bapak itu. Kolam ikan itu adalah hasil kerja sama kita berdua. Senangnya setelah kolam ikan itu jadi, hasilnya terlihat bagus sekali.

Senin, 16 Mei 2011

Telah terbit, Kumpulan Dongeng BOBO no.69, ada cerpenku looh... ^^


Di sini untuk pertama kalinya dongengku berjudul TONGKAT AJAIB PERI LILI ikut terangkum dalam Kumpulan Dongeng BOBO. Dengan ilustrasi yang apik dan full colour, membaca kumpulan dongeng ini pun menjadi lebih menarik.

Tersedia di toko buku Gramedia.