Laman

Senin, 14 Desember 2009

SUMUR AJAIB, satu lagi cerpenku yang dimuat di BOBO minggu ini, edisi 10 Desember


Sungguh tak menyangka...cerpenku bisa dimuat di BOBO empat minggu berturut2...semangat semakin meluap-luap untuk terus berkarya, menulis lagi cerita anak sebanyak2nya...AYO SEMANGAT!

SUMUR AJAIB

By : Arumi Ekowati

Ada sumur ajaib di rumah Kakek. Raya dan Sandi yang menceritakannya kepada Dafa. Raya dan Sandi adalah sepupu Dafa yang mengaku menyaksikan sendiri keajaiban sumur di rumah Kakek. Sumur itu sudah lama ada. Rumah kakek di sebuah kampung di daerah Sukabumi yang masih asri. Air sumurnya masih bagus dan jernih. Dan tak pernah kering walau di musim kemarau.

Liburan kali ini Dafa bertekad akan menginap selama seminggu di rumah kakek. Ia ingin menyaksikan sendiri kesaktian sumur kakeknya itu. Ayah terheran-heran ketika mendengar rencana Dafa itu. Biasanya, Dafa selalu saja menolak bila diajak berlama-lama berlibur di rumah kakek. Dafa tidak pernah menginap di rumah kakek lebih dari satu hari. Dafa lebih senang menghabiskan masa liburannya di rumah dengan bermain PS bersama teman-temannya.

“Kamu yakin tidak akan menangis kalau Ayah tinggal, Dafa?” tanya Ayah sebelum pergi setelah mengantar Dafa ke rumah kakek.
“Jemput saja Dafa minggu depan, Yah!” jawab Dafa mantap. Ayah melirik Kakek. Dan Kakek mengangguk-angguk. Sesudah itu, Ayah pun pergi meninggalkan Dafa.

to be continued

Kamis, 03 Desember 2009

Alhamdulillah...cerpenku dimuat lagi di BOBO edisi 19 November 2009


Alhamdulillah, cerpenku yang berjudul WARUNG NENEK SALMA dimuat di BOBO edisi 19 November...jadi semakin semangat untuk terus menghasilkan karya...Ayo maju!

WARUNG NENEK SALMA

By : Arumi Ekowati

Dede, Danang dan Caka adalah tiga murid Sekolah Dasar Kejora. Mereka duduk di kelas 4. Mereka bertiga dikenal sebagai anak yang paling kreatif dan sering punya ide-ide kegiatan yang menarik. Sebenarnya mereka bukan anak yang nakal. Tapi kadang-kadang, ide-ide mereka malah membuat kacau suasana. Ide kali ini, datangnya dari Danang.

“Aku perhatikan, Nek Salma setiap jam 1 siang, pasti tidur di warungnya. Pada saat itu, dia tidak akan tahu kalau kita mengambil kue selain mengambil tiga buah permen tapi hanya membayar tiga buah permen. Lumayan kan, dapat kue gratis.” kata Danang dengan mata berbinar, yakin bahwa idenya kali ini sangat cemerlang.
“Tapi, bukankah itu sama saja dengan mencuri?” tanya Caka ragu.
“Ah, apalah artinya sebungkus wafer. Lagipula Nek Salma terlalu mahal menghargai permen jualannya.”
“Aku tidak setuju, Nang. Kasihan Nek Salma.” protes Caka.



to be continued